Target produksi karet sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar 3.438 ribu ton karet kering. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu:
a. Direktorat Jenderal Perkebunan
Dalam peningkatan produksi karet, Ditjen Perkebunan berkontribusi melalui kegiatan Pengembangan areal produktif tanaman karet seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 20. Pemantauan Kegiatan Pendukung Capaian Indikator Produksi Karet di Ditjen Perkebunan
Pengembangan areal produktif tanaman karet ini dilaksanakan dengan adanya peremajaan dan perluasan tanaman karet. Secara fisik, kegiatan ini telah terlaksana dengan progress 60%.
b. Badan Litbang Pertanian
Badan Litbang Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi karet melalui kegiatan seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 21. Pemantauan Kegiatan Pendukung Capaian Indikator Produksi Karet di Badan Litbang Pertanian
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Program Ditjen Perkebunan
1 Peremajaan karet (Hektar) 3.694 15% 35% 34.329.236.000 3.355.529.000 8.805.182.000 2
Perluasan tanaman karet di
lahan kering (Hektar) 700 15% 61% 7.825.500.000 368.280.000 4.404.250.500
No Kegiatan
Target Realisasi Pagu (Rp) Realisasi
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Program Ditjen Perkebunan
1 a. Teknologi Budidaya
tanaman karet ( teknologi) 1 0 - 240.000.000 48.456.000 125.618.300
Program Penelitian dan Pengembangan Pertanian No Kegiatan
Fisik Anggaran (Rp)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung peningkatan produksi karet dengan kegiatan pendukungnya antara lain Teknologi Budidaya Tanaman Karet sebanyak 1 teknologi dan benih sumber karet sebanyak 50.000 entress.
4. Indikator Produksi Kopi
Target produksi kopi sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar 738 ribu ton kopi berasan. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu:
a. Direktorat Jenderal Perkebunan
Dalam peningkatan produksi kopi, Ditjen Perkebunan berkontribusi melalui kegiatan Pengembangan areal produktif tanaman kopi seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 22. Pemantauan Kegiatan Pendukung Capaian Indikator Produksi Kopi di Ditjen Perkebunan
Pengembangan areal produktif tanaman kopi ini dilaksanakan melalui intensifikasi kopi arabika dan intensifikasi kopi robusta yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasinya di atas 70% dan masih produktif namun produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensifKegiatan ini meliputi intensifikasi tanaman kopi dengan komponen pemberian bantuan pupuk organik, pengendalian OPT, gunting pangkas, pemberian sarana prasarana, serta pemberdayaan pekebun.
Secara fisik, progress kegiatan ini telah terealisasi antara 10-20%.
TW I TW II TWIII TWIV TW I TWII TWIII TWIV
Program Ditjen Perkebunan
1 Pengembangan areal
produktif tanaman kopi 100 7% 12% 8.200.000.000 168.750.000 2 Intensifikasi kopi robusta 2.990 7% 12% 19.204.300.000
3 Intensifikasi kopi arabika 8.950 7% 21% 47.807.900.000
c. Badan Litbang Pertanian
Badan Litbang Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi kopimelalui kegiatan seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 23. Pemantauan Kegiatan Pendukung Capaian Indikator Produksi Kopi di Badan Litbang Pertanian
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung peningkatan produksi kopi dengan kegiatan pendukungnya antara lain perakitan varietas unggul kopi robusta sebanyak 1 varietas; perakitan teknologi budidaya kopi sebanyak 1 teknologi; menghasilkan benih sumber kopi sebanyak 50.000 entrees.
5. Indikator Produksi Kakao
Target produksi kakao sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar 831 ribu ton biji kering. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu:
a. Direktorat Jenderal Perkebunan
Dalam peningkatan produksi kakao, Ditjen Perkebunan berkontribusi melalui kegiatan Pengembangan areal produktif tanaman kakao seperti dalam tabel berikut ini: TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Program Ditjen Perkebunan
1. Perakitan Varietas unggulkopi robusta (varietas) 1 234.000.000 39.873.600 167.258.500
2
Penelitian teknologi
budidaya kopi (teknologi) 1 305.000.000 61.579.500 161.153.500
3 Benih sumber tanamankopi (entress) 50.000 - - 69.000.000 6.380.000 24.833.500 Program Penelitian dan Pengembangan Pertanian
No Kegiatan
Fisik Anggaran (Rp)
Tabel 24. Pemantauan Kegiatan Pendukung Capaian Indikator Produksi Kakao di Ditjen Perkebunan
Pengembangan areal produktif kakao ini dilakukan melalui intensifikasi kakao, peremajaan, perluasan kakao, integrasi tanaman kakao dengan ternak, dan penguatan substasiun.
Secara fisik, progress dari kegiatan ini sebanyak 25%.
b. Badan Litbang Pertanian
Badan Litbang Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi kakao melalui kegiatan seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 25. Pemantauan Kegiatan Pendukung Capaian Indikator Produksi Kakao di Badan Litbang Pertanian
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Program Ditjen Perkebunan
1 Pengembangan areal
produktif tanaman kakao 83.720 7% 25% 454.089.525.000 2.439.714.625
No Kegiatan
Target Realisasi Pagu (Rp) Realisasi
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Program Ditjen Perkebunan
1.
Perakitan Varietas Unggul kakao produksi tinggi (Varietas)
1 0 0 180.000.000 30.672.000 80.419.250
2
Produk olahan komoditas strategis perkebunan (baseline) (formula)
1 0 0 325.000.000 7.442.500 199.869.550
3 Benih sumber kakao
(baseline) (batang) 250.000 0 250.000 162.211.000 2.692.703 53.250.300 Program Penelitian dan Pengembangan Pertanian
No Kegiatan
Fisik Anggaran (Rp)
antara lain perakitan varietas unggul kakao produksi tinggi sebanyak 1 varietas; teknologi produk olahan komoditas strategis perkebunan sebanyak 1 formula; menghasilkan benih sumber kakao sebanyak 250.000 batang.
2.4. Sasaran Strategis 4: Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi
Sasaran stategis Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi memiliki indikator yaitu produksi kelapa sawit dengan target 30.845 ribu ton CPO dengan uraian kegiatan pendukung sebagai berikut:
1. Indikator Produksi Kelapa Sawit
Target produksi kelapa sawit sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar 30.845 ribu ton CPO. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu:
a. Direktorat Jenderal Perkebunan
Dalam peningkatan produksi kelapa sawit, pada tahun 2016 ini Ditjen Perkebunan berkontribusi melalui kegiatan perluasan areal kelapa sawit. Daerah sasaran perluasan kelapa sawit adalah wilayah khusus, yaitu wilayah perbatasan negara, pasca konflik, pasca bencana, wilayah miskin/tertinggal, yang secara agroklimat memenuhi persyaratan untuk pengembangan kelapa sawit, diluar kawasan hutan dan lahan gambut, seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 26. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kelapa Sawit
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2015 TentangPenghimpunan Dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, beberapa kegiatan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit di Indonesia seperti: pengembangan sumber daya manusia Perkebunan Kelapa Sawit, penelitian dan TW I TW II TWIII TWIV TW I TWII TWIII TWIV Program Ditjen Perkebunan
1
Perluasan areal tanaman kelapa sawit di wilayah perbatasan (Prov.Kalbar)
500 Ha 7% 23%
No Kegiatan
pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit; promosi Perkebunan Kelapa Sawit;peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit; dan sarana dan prasarana Perkebunan Kelapa Sawit difasilitasi oleh Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang dihimpun oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Pelaksanaan kegiatan perluasan areal tanaman kelapa sawit di Kementerian Pertanian meliputi: penerapan paket teknologi anjuran oleh petani dan paket bantuan berupa benih unggul siap tanam, pupuk, sarana produksi lainnya dan bantuan persiapan lahan dan tanam.
Secara fisik, progress kegiatan ini sebanyak 23%.
2.5. Sasaran Strategis 5: Peningkatan pendapatan keluarga petani
Sasaran stategis Peningkatan pendapatan keluarga petani memiliki indikator yaitu PDB Pertanian Sempit/Tenaga kerja pertanian dengan target 8,6 juta rupiah per orang/tahun/kapita. Capaian peningkatan pendapatan petani diukur melalui perbandingan antara Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian sempit dengan jumlah tenaga kerja sektor pertaniandengan uraian kegiatan pendukung sebagai berikut: