• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3. Indikator wujud budaya Religius

Menurut Asman Sahlan didalam bukunya yaitu “mewujudkan Budaya Religius disekolah”32 Wujud pelaksanaan budaya religius disekolah meliputi:

a. Budaya senyum, sapa dan salam

Budaya senyum, sapa dan salam dalam persektif budaya menunjukkan bahwa komunitas masyarakat memiliki kedamaian, santun, saling tenggangrasa. Dalam islam sangat dianjurkan memberikan sapaan kepada orang lain dengan mengucapkan salam. Secara sosiologis sapaan dan salam dapat meningkatkan interaksi antar sesama.

32 Dr.H. Asmaun Sahlan, M.Ag. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Malang: UIN Maliki Press, 2010)

b. Budaya saling hormat dan toleran

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bhineka dengan ragam agama, suku dan bahasa sangat mendambakan persatuan dan kesatuan bangsa, sebab itu melalui Pancasila sebagai falsafah bangsa menjadikan tema persatuan sebagai salah satu sila dari Pancasila, untuk mewujudkan hasil tersebut maka kuncinya adalah toleran dan rasa hormat sesama anak bangsa. Sejalan dengan hormat dan toleran, dalam islam terdapat konsep ukhwat dan tawadlu’. Konsep ukhuwah (persaudaraan) memiliki landasan normative yang kuat. Konsep tawadlu’ secara bahasa adalah dapat menempatkan diri, artinya seseorang harus dapat bersikap dan berperilaku sebaik-baiknya (rendah hati, hormat, sopan, dan tidak sombong).

c. Budaya sholat dhuha

Melakukan ibadah dengan mengambil wudhu dilanjutkan dengan sholat dhuha memiliki implikasi pada spiritualitas dan mentalitas bagi seorang yang akan dan sedang belajar. Dalam islam seseorang yang akan menuntut ilmu dianjurkan untuk melakukan pensucian diri baik secara fisik maupun rohani. Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha atau pagi hari ketika matahari terbit dan menampakkan sinarnya hingga terasa panas menjelang waktu

26

dzuhur. Sholat dhuha merupakan amalan istimewa yang dilakukan oleh manusia yang mengharap ridho Allah SWT.33

d. Budaya sholat dhuhur dan jum’at berjamaah

Pada saat isra’ mi’raj Rasulullah SAW mendapatkan perintah untuk sholat. Sholat adalah rangkaian dari rukun-rukun dan dzikir-dzikir tertentu dengan syarat-syarat dan waktu pelaksanaan tertentu pula. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah sholat fardhu, yaitu sholat lima waktu dalam sehari. Secara istilah, sholat merupakan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam, disertai niat, dengan rukun dan persyaratan tertentu.34

Shalat berjamaah biasa ditegakkan jika terdapat dua orang, yakni seorang menjadi imam, dan seorang menjadi makmum. Setiap kali jumlah orang yang mengikuti jamaah bertambah maka semakin bertambah pula cinta Allah SWT kepadanya. Sholat wajib lima waktu dianjurkan berjamaah, selain pahalanya yang berlipat, dalam sholat tampak sekali nilai-nilai kebersamaan. Setelah sholat berjamaah usai, jamaah membiasakan untuk bersalaman dengan jamaah yang lain, ini membuktikan bahwa mereka mempunyai kedudukan yang sama dan berhak untuk menyapa lingkungannya.

33 Iqro’ al-Firdaus, Dhuha Itu Ajaib! (Jogjakarta: Diva Press, 2014), hlm. 28.

34 Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Ringkasan Fiqih Lengkap Jilid I-II (Jakarta: Darul Falah, 2005), hlm. 79.

Setiap laki-laki yang sudah baligh, berakal sehat, merdeka, tidak sedang dalam perjalanan, dan tidak ada halangan, wajib mendirikan sholat Jum’at. Sholat jumat wajib dilaksanakan di masjid. Padahari yang penuh berkah ini, ketika tiba waktu sholat jumat, umat islam berbondong-bondong menuju masjid. Mereka meninggalkan segala kegiatan dan aktifitasnya guna mendengarkan nasihat dan pesan-pesan yang disampaikan khatib yang menyeru kepada kemaslahatan hidup dan kehidupan didunia maupun diakherat.35

Dilaksanakannya sholat jumat disekolah guna mendidik siswa agar terbiasa melakukannya, sehingga tidak gampang meninggalkan kewajiban ini. Dengan pelaksanaan ini siswa akan mendapat tambahan ilmu dan pencerahan jiwa dari pesan-pesan yang disampaikan khatib.

e. Budaya taddarus Al-Quran

Al-Quran di definisikan sebagai kalam Allah SWT. Yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara malaikat jibril, yang merupakan mukjizat yang diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis dimushaf dan membacanya adalah ibadah.36

35 Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 138.

36 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Quran (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 16.

28

Al-Quran merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia yang dapat membimbing dan menuntun manusia kearah jalan yang lurus, jalan keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa pada dasarnya Al-Quran itu mudah untuk dipelajari, dianalisis dipahami yang kemudian direalisasikan dalam bentuk perbuatan hanya bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh dan bertaqwa.

Untuk mewujudkan generasi yang memahami dan mengamalkan Al-Quran tersebut perlu mempersiapkan sedini mungkin dan membiasakan membaca Al-Quran agar mendapat petunjuk-Nya, disamping itu peran guru yang paling diutamakan dalam mewujudkan generasi yang mencintai Al-Quran. Taddarus Al-Quran atau kegiatan membaca Al-Quran merupakan bentuk peribadatan yang diyakini dapat mendekatkan dirikepada Allah SWT, dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan yang berimplikasi pada sikap dan perilaku positif, dapat mengontrol diri, dapat tenang, lisan terjaga, dan istiqomah dalam beribadah. Taddarus Al-Quran disamping sebagai wujud peribadatan, meningkatkan keimanan dan kecintaan pada Al-Quran juga dapat menumbuhkan sikap positif diatas, sebab itu melalui taddarus Al-Quran siswa-siswi

dapat tumbuh dengan sikap-sikap luhur sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi

f. Budaya istighasah dan doa bersama.

Dengan ini budaya religius adalah sekumpulan nilai-nilai agama yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, peserta didik dan masyarakat sekolah. Rencana penciptaan suasana religius itu mencakup beberapa hal seperti:

a. Berdoa bersama sebelum pembelajaran, kegiatan ini dilakukan setiap awal dan akhir pembelajaran. Dengan doa bersama tersebut diharapkan para siswa senantiasa ingat kepada Allah SWT dan dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat serta ketengan hati dan jiwa.

b. Khatm al-Quran, kegiatan ini diadakan setiap bulan sekali agar siswa lancar dalam membaca al-Quran.

c. Shalat jumat, dilakukan bergilir setiap kelas.

d. Istighasah, merupakan kegiatan doa bersama dengan membaca kalimah-kalimah tayyibah dan memohon petujuk pertolongan kepada Allah.37

g. Qiro’ah

Pembacaan itu ada yang dilakukan oleh orang perorangan atau kelompok, baik secara tadarusan, ikhtiyari atau karena

30

adanya event, atau malah dijadikan perlombaan dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) baik ditingkat regional atau bahkan internasional.

h. Infaq (Shodaqoh)

Dalam Fiqih Islam Wa Adillatuhu menyatakan bahwa infaq adalah mengeluarkan harta (berinfaq) untuk segala hal yang menjadi kebutuhan keluarga atau masyarakat berupa berbagai kemaslahatan dan kepentingan yang dibutuhkan.38 Pemberian infaq dilakukan secara volunteer (suka rela) yang didasarkan atas kemauan dan keputusan manusia, baik dalam hal jenis, jumlah, dan waktu pelaksanaanya.39

Dokumen terkait