• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Industri

2.3.1 Definisi Industri

Industri adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang meningkatkan nilai tambah dari bahan atau barang dengan mengarahkan inovasi teknologi dan keterampilan fisik maupun sumberdaya yang ada (Hartanto, 1987). Wingyosubroto dalam Nur Aini (2009) mendefinisikan industri merupakan setiap tempat dimana manusia, mesin dan fasilitas produksi, material, energi, modal, informasi dan sumberdaya alam dikelola secara bersama-sama dalam suatu produk yang efektif, efesien dan aman.

Berdasarkan penjelasan definisi industri yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa industri merupakan suatu proses kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah

27

Pembentukan Pertumbuhan Berkembang Evolusi

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah secara efektif, efesien dan aman.

2.3.2 Sentra Industri

Sentra industri merupakan kumpulan dari kegiatan industri yang memiliki kesamaan karakteristik. Kesamaan karakteristik dapat berupa kesamaan dalam jenis industri (Michael Porter, 1985). Terdapat beberapa tahap perkembangan sentra industri, mulai dari terbentuk, tumbuh, berkembang, dan evolusi. Daur ini diadopsi dari perkembangan sentra menurut Marshall.

Gambar 2.1 Tahap Perkembangan Sentra Industri Sumber: Kajian Perkuatan Sentra UKM

Ciri-ciri masing-masing tahap perkembangan adalah:

 Pada tahap pembentukan baru memiliki 1 atau 2 unit usaha dan tenaga kerja didatangkan dari daerah lain.

 Pada tahap pertumbuhan mulai bermunculan usaha baru yang memiliki kesamaan dengan usaha sebelumnya dan tenaga kerja lokal mulai terlibat.

 Pada tahap perkembangan dicirikan dengan adanya modifikasi produk sebelumnya, tenaga kerja menetap, banyak tenaga kerja lokal terlibat penuh, munculnya unit usaha pemasok bahan baku pembuatan produk, munculnya pengepul, dan Pemerintah Daerah membentuk institusi pendukung.

 Pada tahap evolusi, pengusaha “besar” dalam sentra industri mulai mencari produk baru yang lebih baik di luar produk saat ini. Dalam hal ini pemerintah berperan aktif dalam peningkatan.

 Sentra industri ini sedang berevolusi (turun) jika jumlah unit usaha termasuk ke dalam kategori sentra menurun, Pengusaha memilih berusaha di bidang lain, Pasokan bahan baku berkurang, Pemerintah daerah tidak menganggap sentra strategis, dan daya saing produk sentra berkurang.

Berdasarkan pengertian dan tahapan perkembangan sentra diatas dapat disimpulkan bahwa sentra industri merupakan kumpulan atau pemusatan beberapa industri dengan jenis yang sama yang akan membentuk suatu sentra. Dimana diawali dengan pembentukan awal dari unit industri lalu adanya pertumbuhan dengan adanya pesaing industri lalu berkembang dengan semakin banyaknya tenaga kerja lokal yang terlibat serta banyaknya pihak yang terlibat juga. Dari tahap perkembangan kemudian menjadi evolusi, pihak yang terlibat semakin efektif dan pengusaha telah berinovasi mencari produk baru.

Pengembangan sentra industri merupakan bagian penting dalam upaya lebih lanjut menjadi klaster industri. Proses perkembangan sentra industri menjadi klaster industri secara alami dapat terjadi, akan tetapi butuh waktu yang cukup lama karena ketersediaan infrastruktur dan sumberdaya yang kurang memadai. Pemerintah dalam hal ini memeliki peran penting untuk menstimulasi pengembangan sentra industri dengan program-program perencanaan yang spesifik dan infrastruktur pendukung yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan potensi klaster industri yang ada, karena infrastruktur tidak mungkin dikembangkan sendiri secara mandiri oleh masyarakat.

2.3.3 Klasifikasi Industri

Pola Pengembangan Industri Nasional (PPIN) yang dibuat oleh Departemen dan Perindustrian RI, hasil dari proses perindustrian tidak hanya berupa barang akan tetapi juga bisa berupa jasa. Oleh karena itu industri dalam hal ini di klasifikasikan ke dalam beberapa jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja menurut Badan Pusat Statistik menjadi beberapa jenis antara lain:

29

1. Industri dan Dagang Mikro, merupakan industri dengan skala rumah tangga yang memiliki jumlah tenaga kerja 1-4 orang. 2. Industri dan Dagang Kecil, merupakan industri kecil dengan

jumlah tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.

3. Industri dan Dagang menengah, merupakan industri kecil yang mempunyai skala sedang dengan jumlah tenaga kerja sebesar 20-99 orang.

4. Industri dan Dagang Besar, merupakan industri kecil skala besar dengan jumlah tenaga kerja sebesar lebih dari 100 orang.

Industri pengolahan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). Menurut klasifikasi sektor berdasarkan KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia), industri pengolahan dibagi menjadi sembilan subsector yaitu anatara lain:

1. Industri makanan, minuman, pakan ternak dan tembakau 2. Industri tekstil, barang dari kulit dan hasil hutan lainnya 3. Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 4. Industri kertas dan barang cetakan

5. Industri pupuk, barang kimia, dan barang dari karet 6. Industri semen dan barang galian bukan logam 7. Industri logam dasar besi dan baja

8. Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya 9. Industri barang lainnya

Berdasarkan klasifikasi industri yang telah dijelaskan diatas, pengembangan industri alas kaki yang akan dikembangkan dalam wilayah penelitian termasuk dalam industri jenis menengah hingga mikro, karena sesuai dengan tujuan dari pengembangan ekonomi lokal yaitu mengembangkan masyarakat lokal yang mandiri serta menumbuhkan pendayagunaan lembaga-lembaga dan institusi lokal pada skala mikro.

2.3.4 Industri Kecil Menengah

Pengembangan industri kecil merupakan suatu upaya untuk memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan dan memeratakan pendapatan serta mendorong laju pertumbuhan perekonomian daerah (Lincolin Arsyad, 1999). Pengembangan industri kecil merupakan salah satu pola pengembangan industri. Jusuf Irianto (1996) mengemukakan bahwa pada bidang produksi industri kecil umumnya kurang efisien dalam penggunaan bahan baku, proses dan biaya produksi, mutu, kapasitas teknologi, dan keterampilan. Alfred Marshal (1980) menyatakan bahwa usaha kecil dapat menjadi kompetitif melalui konsep external economic, yaitu penghematan yang timbul dari kenaikan skala produksi yang tergantung pada pembangunan industri umum.

Industri kecil di Indonesia memiliki berbagai jenis usaha. Keberadaan industri kecil di Indonesia telah memiliki peran yang penting di dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi dan peningkatan ekspor non migas (Anoraga, 2002: 249). Selain itu industri kecil telah terbukti tahan terhadap gejolak pasang surut perekonomian global. Namun demikian, dalam proses usahanya industri kecil di Indonesia banyak menghadapi berbagai masalah seperti dalam proses produksi dimana dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi seperti SDA, SDM, modal, teknologi dan masalah pemasaran. Pembinaan usaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil sebagai pengusaha menengah. Disadari pula bahwa, pengembangan usaha kecil menghadapi berbagai kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Seperti kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar, kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan,

31

kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia, keterbatasan kerjasama antar pengusaha kecil, iklim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang saling mematikan, pembinaan yang dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil (Kuncoro, 2007: 368).

Tabel 2.4 Indikator dalam Industri Kecil

Sumber Aspek Indikator

Jusuf Irianto (1996) Efisiensi

- Bahan baku - Produksi - Mutu - Teknologi

Kuncoro (2007) Faktor produksi

- Sumber daya alam - Sumber daya manusia - Modal - Teknologi - Pemasaran Sumber: Penulis, 2016

2.4 Peranan Industri Kecil dalam Pengembangan Ekonomi

Dokumen terkait