• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

H. Ekstraksi

I. Inflamasi

MKSTRAK DAUN COCOR BMBMK (Kalanchoe pinnata (Lam.))

DMNGAN APLIKASI DMSAIN FAKTORIAL

Skripsi yang diajukan oleh: Yosua Cahya Purnawidya

NIM: 118114136

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

iii

HALAMAN PENGESAHAN

OPTIMASI GELLING AGENT CARBOPOL DAN HUMMKTAN

PROPILMNGLIKOL DALAM SMDIAAN GML ANTI-INFLAMASI

MKSTRAK DAUN COCOR BMBMK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DMNGAN

APLIKASI DMSAIN FAKTORIAL Oleh:

Yosua Cahya Purnawidya NIM: 118114136

Dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: 14 Juli 2015

Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt.)

Panitia Penguji Tanda Tangan

1. Septimawanto Dwi P., M.Si., S.Farm., Apt. ………...

2. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. ………...

iv

HALAMAN PMRSMMBAHAN

And whatsover ye do, in word or in deed, do all in the

name of the Lord Jesus, giving thanks to God the Father

through him. Colossians 3: 17

When everything seems like

It’s falling apart

That’s when God is

Putting things together

Just the way He wants it

Terimakasih untuk semua semangat dan kebersamaannya.

Dengan penuh kasih. Yosua

v

LMMBAR PMRNYATAAN KMASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 19 Mei 2015 Penulis,

vi

LMMBAR PMRNYATAAN PMRSMTUJUAN PUBLIKASI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yosua Cahya Purnawidya

Nomer Mahasiswa : 118114136

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

OPTIMASI GELLING AGENT CARBOPOL DAN HUMMKTAN

PROPILMNGLIKOL DALAM SMDIAAN GML ANTI-INFLAMASI

MKSTRAK DAUN COCOR BMBMK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DMNGAN

APLIKASI DMSAIN FAKTORIAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Mei 2015 Yang menyatakan,

vii PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Gelling Agent Carbopol Dan Humektan Propilen Glikol Dalam Sediaan Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) Dengan Aplikasi Desain Faktorial” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi.

Selama proses masa perkuliahan studi S1 hingga terlaksananya tugas akhir ini tidak lepas dari peran, dukungan, bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua penulis, adik, dan keluarga besar penulis tercinta atas doa dan dukungan.

2. Ibu Aris Widayati, Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas segala dukungan, arahan, semangat dan masukan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis. 5. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.

6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu serta pengalaman selama perkuliahan penulis.

7. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Sigit, Pak Wagiran, Pak Heru, Pak Parlan, Pak Kunto, serta laboran-laboran lain atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama penelitian.

viii

9. Rekan-rekan skripsi penulis selama penelitian, Galih, Dian dan Regi atas kebersamaannya selama penelitian.

10.Teman-teman kontrakan kuning Mas Yudha, Gigih dan Galih untuk keceriaan dan kebersamaannya.

11.Nadia, Hensu, Eva, Yolana, Me Li, Dara, Macin, Rio, Ervan, Putu, Ipang, Shinta, untuk pertemanan yang spesial, kasih, semangat, perhatian, keceriaan, saran, dan dukungan kepada penulis.

12.Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu untuk setiap dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam laporan akhir skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak. Semoga laporan akhir skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pihak, terutama dalam bidang kefarmasian.

Yogyakarta, 19 Mei 2015

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv INTISARI ... xvi ABSTRACT ... xvii BAB I PENGANTAR ... 1 A. Latar Belakang ... 1 1. Perumusan masalah ... 4 2. Keaslian penelitian ... 4 3. Manfaat penelitian ... 5 B. Tujuan ... 6 1. Tujuan umum ... 6 2. Tujuan khusus ... 6

x

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 7

A. Gel ... 7

B. Gelling agent ... 8

C. Carbopol ... 9

D. Humektan ... 11

E. Propilenglikol ... 11

F. Cocor bebek (Khalanchoe pinata (Lam.)) ... 12

G. Flavonoid ... 14 H. Ekstraksi ... 16 I. Inflamasi ... 17 J. Desain Faktorial ... 18 K. Landasan Teori ... 20 L. Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis dan rancangan penelitian ... 22

B. Variabel ... 22

1. Variabel bebas ... 22

2. Variabel tergantung ... 22

3. Variabel pengacau terkendali ... 22

4. Variabel pengacau tak terkendali ... 23

C. Definisi operasional ... 23

D. Bahan penelitian ... 25

E. Alat penelitian ... 26

F. Tata cara penelitian ... 26

1. Determinasi tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata L.) ... 26

2. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek... 27

3. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek ... 27

4. Penetapan kadar flavonoid pada ekstrak cocor bebek ... 28

xi

6. Formula gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ... 29

7. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel ... 31

8. Uji aktivitas anti-inflamasi ... 32

G. Optimasi dan analisis data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Determinasi tumbuhan ... 37

B. Pengumpulan bahan dan pembuatan simplisia ... 37

C. Pembuatan ekstrak etanol daun cocor bebek ... 39

D. Pengujian kuantitatif ekstrak etanol daun cocor bebek ... 41

E. Orientasi level kedua faktor penelitian ... 43

F. Pembuatan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ... 45

G. Sifat fisik dan stabilitas gel ... 48

1. Uji organoleptis ... 48

2. Uji pH ... 49

3. Uji viskositas ... 50

4. Uji daya sebar ... 51

H. Efek penambahan carbopol, propilenglikol dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ... 53

1. Viskositas ... 53

2. Daya sebar ... 55

3. Stabilitas gel ... 57

I. Optimasi formula ... 59

1. Contour plot viskositas ... 59

2. Contour plot daya sebar ... 60

3. Contour plot superimposed ... 61

J. Validasi superimposed contour plot gel ... 62

K. Uji daya hambat inflamasi gel... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

xii

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 72

xiii DAFTAR TABML

Tabel I. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level ... 19

Tabel II. Formula gel ekstrak daun cocor bebek... 30

Tabel III. Formula gel ekstrak daun cocor bebek modifikasi ... 30

Tabel IV. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah carbopol ... 42

Tabel V. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi jumlah propilenglikol ... 44

Tabel VI. Uji organoleptis gel anti-inflamasi ... 49

Tabel VII. Uji pH gel anti-inflamasi ... 50

Tabel VIII.Viskositas ( ̅ ± SD) gel anti-inflamasi ... 51

Tabel IX. Daya sebar ( ̅ ± SD ) gel anti-inflamasi... 52

Tabel X. Uji Shapiro-Wilk daya sebar tiap formula dan uji Levene’s ... 54

Tabel XI. Nilai efek carbopol dan propilenglikol serta interaksinya dalam menentukan respon viskositas ... 54

Tabel XII. Uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji variansi Levene’s data daya sebar ... 56

Tabel XIII.Nilai efek corbopol dan propilenglikol serta interaksinya dalam menentukan respon daya sebar ... 56

Tabel XIV. Pergeseran viskositas ( ̅ ± SD ) gel ... 57

Tabel XV. Nilai efek corbopol dan propilenglikol serta interaksinya dalam menentukan respon pergeseran viskositas ... 58

Tabel XVI. Validasi area komposisi optimum gel ... 63

Tabel XVII.Hubungan AUC tebal edema kaki tikus antar perlakuan ... 65

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur molekul Carbopol ... 9

Gambar 2. Struktur molekul propilen glikol ... 11

Gambar 3. Profil kurva variasi jumlah carbopol terhadap viskositas ... 42

Gambar 4. Profil kurva variasi jumlah carbopol terhadap daya sebar ... 43

Gambar 5. Profil kurva variasi jumlah propilenglikol terhadap viskositas... 44

Gambar 6. Profil kurva variasi jumlah propilenglikol terhadap daya sebar ... 44

Gambar 7. Kurva pergeseran viskositas dari waktu kewaktu ... 58

Gambar 8. Contour plot viskositas ... 59

Gambar 9. Contour plot daya sebar ... 60

Gambar 10. Contour plot superimposed ... 61

Gambar 11. Validasi pada area komposisi optimum ... 62

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi dan hasil determinasi ... 72

Lampiran 2. Surat etical clearance ... 73

Lampiran 3. Data viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas... 74

Lampiran 4. Perhitungan daya anti-inflamasi ... 76

Lampiran 5. Perhitungan data menggunakan R software ... 78

Lampiran 7. Perhitungan efek... 85

Lampiran 8. Hasil validasi contour plot superimposed ... 86

Lampiran 9. Perhitungan statistika daya hambat inflamasi ... 87

xvi INTISARI

Cocor bebek memiliki kandungan fitokimia aktif yaitu flavonoid. Flavonoid memiliki efek farmakologis sebagai anti-inflamasi. Ekstrak cocor bebek diformulasikan kedalam bentuk sediaan gel. Sediaan gel memiliki kelebihan memberikan efek dingin, mudah diaplikasikan, dan dapat membawa zat aktif dengan baik. Sifat fisik sediaan gel ekstrak cocor bebek dipengaruhi oleh komposisi gelling agent dan humektan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari komposisi carbopol, propilenglikol dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas dari sediaan gel, serta menentukan area komposisi optimum dari formulasi gel ekstrak cocor bebek.

Jenis penelitian yang digunakan merupakan rancangan eksperimental murni dengan pendekatan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Carbopol menggunakan level 1,2-1,6 g dan propilenglikol menggunaan level 15-30 g. Sifat fisik ditentukan dengan melihat parameter viskositas dan daya sebar. Stabilitas fisik ditentukan dengan melihat pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan software R 3.1.2 untuk mengetahui signifikansi efek dari setiap faktor dan interaksinya dalam memberikan pengaruh. Uji kemampuan anti-inflamasi gel dilakukan menggunakan hewan uji tikus yang diinduksi suspensi karagenan-NaCl 1%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa carbopol memberikan efek dominan terhadap viskositas dan daya sebar. Area komposisi optimum ditemukan dengan sifat fisik dan stabilitas gel yang dikehendaki. Gel ekstrak daun cocor bebek memiliki efek anti-inflamasi dengan prosen penghambatan 50,34%.

xvii ABSTRACT

Cocor bebek contains active phytochemicals are flavonoids. Flavonoids have pharmacological effects as an anti-inflammatory. Cocor bebek leaf extract are formulated into dosage forms gel. Gel preparations have advantages provide cooling effect, easy to apply, and can bring the active substance with well. The physical properties of gel formulation is influenced by the composition of the gelling agent and humectant. The purpose of this research was to determine the effect of carbopol, propilenglicol and their interactions to determine on the physical properties and physical stability of gel, the optimum composition area of anti-inflammatory gel formulation, and to determine anti-inflammatory activity of cocor bebek leaf extract.

Type of this research was purely experimental design using factorial design with two factors and two levels. Carbopol were 1,2-1,6 g and propilenglicol were 15-30 g. The physical properties and stability of gel were tested by observe the viscosity, spreadability and viscosity shift after 1 month of storage. The data was analyzed statistically by using open source software R version 3.1.2 with confidence level is 95% to determine the significance of each factor and their interactions in give the effect. The activity of anti-inflammatory tested by using rat Sprague dawley strain induced suspension of carrageenan-NaCl 1%.

The results showed that Carbopol had a significant effect on viscosity and spreadability. The optimum area were found on the superimposed contour plots that showed desired viscosity and spreadabillity. The gel cocor bebek leaf extract had anti-inflammatory effects 50,34%.

Keywords: cocor bebek leaf extract, gel, carbopol, propilen glycol, factorial design

1 BAB I PMNGANTAR

A. Latar Belakang

Keadaan sehat bagi semua orang merupakan prioritas utama. Sehat merupakan keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan untuk produktif secara sosial ekonomi (Kee dan Hayes 1996). Jika kesehatan terganggu, orang cenderung merasa tidak nyaman dan produktifitas akan menurun. Banyak hal yang dapat dikategorikan sebagai gangguan kesehatan diantaranya adalah inflamasi atau peradangan. Inflamasi dapat terjadi pada banyak organ, baik dalam maupun luar, salah satunya adalah kulit.

Inflamasi pada kulit sering kali terjadi pada kebanyakan orang dan merupakan reaksi pertahanan tubuh untuk melawan infeksi atau proses penyembuhan cedera. Terjadi reaksi vaskular yang menyebabkan cairan, elemen darah, sel darah putih, dan mediator kimia menumpuk pada tempat yang cedera pada proses inflamasi. Inflamasi memiliki ciri-ciri khas yaitu kemerahan, panas, pembengkakan (edema), nyeri, dan hilangnya fungsi (Nugroho, 2011). Inflamasi merupakan respon alami manusia terhadap cidera namun dampak dari inflamasi menimbulkan ketidaknyamanan pada penderitanya.

Pengobatan inflamasi yang selama ini dipakai adalah dengan menggunakan zat kimia sintetis, namun penggunaan dalam waktu lama menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, berupa penipisan jaringan kulit, erosi kulit, dan pembuluh darah kulit menipis. Kini banyak dikembangkan

terapi pengobatan inflamasi berbahan aktif dari tanaman. Senyawa aktif dari tanaman dapat digunakan sebagai terapi inflamasi dan memiliki keunggulan karena tidak menimbulkan efek samping dalam penggunaan jangka waktu lama. Salah satu tanaman yang dipercaya secara empiris dapat mengobati gejala inflamasi adalah tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) (Matthew, Jain, James, Matthew, dan Bhowmik, 2013).

Tanaman cocor bebek mengandung banyak senyawa diantaranya alkaloid, triterpen, glikosida, flavonoid, kardienolida, bufadienolida dan lipid. Flavonoid merupakan komponen senyawa dalam cocor bebek yang memiliki efek anti-inflamasi (Pattewar, 2012). Aktivitas flavonoid sebagai anti-anti-inflamasi adalah menghambat pelepasan asam arakidonat yang merupakan starting material dalam respon inflamasi (Lafuente, Guillamon, Villares, Rostagno, dan Martinez, 2009).

Cara tradisional penggunaan daun tanaman cocor bebek sebagai terapi penyembuhan inflamasi pada kulit adalah dengan diparut atau ditumbuk daunnya lalu di tempelkan ke daerah yang bengkak atau ruam. Penggunaan secara tradisional ini kurang efektif dan tidak nyaman bagi pasien, maka cocor bebek perlu diformulasi menjadi sediaan farmasi (Pattewar, 2012). Ekstrak daun cocor bebek sebagai obat anti-inflamasi diformulasi menjadi sediaan gel. Gel dipilih dengan mempertimbangkan kelarutan ekstrak, nyaman digunakan, mudah dicuci, dan memberikan sensasi dingin pada kulit (Allen, 2002).

Gel adalah sistem semi solid di mana pergerakan medium pendispersinya dibatasi suatu jalinan struktur tiga dimensi dari partikel atau makromolekul terdispersi. Komponen penyusun gel yang paling utama adalah gelling agent dan

humektan. Gelling agent berfungsi sebagai basis yang membentuk struktur tiga dimensi yang menjerap dan membatasi pergerakan medium pendispersi yang mengandung zat aktif obat. Humektan berfungsi untuk mempertahankan kandungan air dalam sediaan sekaligus mempertahankan kelembaban kulit (Marriott dan Wilson, 2010). Pada penelitian kali ini digunakan Carbopol sebagai gelling agent dan propilenglikol sebagai humektan. Carbopol secara umum digunakan di dalam formulasi sediaan cair atau semisolid yang berfungsi untuk meningkatkan viskositas sediaan. Propilen glikol menjaga kadar air sediaan dan meningkatkan absorbsi zat aktif ke kulit pasien (Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006).

Metode optimasi memungkinkan untuk mengidentifikasi baik efek masing-masing faktor maupun efek interaksi antar faktor (Bolton dan Bon, 2004). Gelling agent dan humektan dipilih sebagai faktor yang dioptimasi karena paling menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik dari sediaan. Kondisi optimum ditentukan dengan cara desain faktorial dengan dua faktor dan dua level (Voigt, 1994). Penelitian ini menggunakan dua faktor yaitu Carbopol dan propilen glikol, dengan masing-masing level rendah dan tinggi. Level ditentukan dari orientasi faktor terhadap formula acuan yang telah dimodifikasi. Formula sediaan gel cocor bebek perlu dioptimasi guna mendapatkan area komposisi optimum yang memenuhi parameter sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah :

a. Faktor apakah yang lebih dominan antara Carbopol, propilen glikol atau interaksi keduanya yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek?

b. Apakah area komposisi optimum gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol yang menghasilkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) baik diperoleh? c. Apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan efek

farmakologis sebagai anti-inflamasi pada hewan uji tikus yang diinduksi karagenan-NaCl 1%?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang terkait antara lain:

a. “Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) pada kelinci (Oryctolagus cuniculus)” yang dilakukan oleh Hasyim, Pare, Junaid dan Kurniati (2012). Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak daun cocor bebek yang paling efektif untuk menyembuhkan luka bakar pada kelinci. Penelitian ini menggunakan dua macam humektan yaitu gliserol dan propilen glikol.

Perbedaan dengan penelitian kali ini tidak mencari konsentrasi ekstrak namum mencari formula optimum dari gelling agent dan humektan, serta hanya menggunakan satu macam humektan yaitu propilen glikol. Peneliti menggunakan penelitian ini sebagai acuan formula gel ekstrak cocor bebek. b. “Analgesic and Anti-Inflammatory Activity of Kalanchoe pinnata (Lam.)

Pers” oleh Matthew, Jain, James, Matthew, dan Bhowmik (2013) mengenai uji aktivitas anti-inflamasi tanaman cocor bebek pada hewan uji tikus yang diinduksi karagenan-NaCl 1%. Penelitian yang dilakukan oleh Matthew tidak melakukan formulasi, sedangkan penelitian kali ini dilakukan formulasi dan penentuan formula optimum.

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian mengenai optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi dari ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia farmasi mengenai optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol pada sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)).

b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sedian gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan

stabilitas dan sifat fisik yang baik serta memiliki efek farmakologis dalam pengobatan inflamasi.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata(Lam.)) yang memenuhi persyaratan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan).

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui faktor yang lebih dominan antara Carbopol, propilen glikol atau interaksi keduanya yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek.

b. Mendapatkan area komposisi optimum gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol yang menghasilkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan) baik. c. Mengatahui apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan

efek farmakologis sebagai anti-inflamasi pada hewan uji tikus yang diinduksi karagenan-NaCl 1%.

7 BAB II

PMNMLAAHAN PUSTAKA

A. Gel

Gel merupakan sediaan semipadat yang terbentuk dari sistem suspensi yang dibuat dari partikel anorganik atau molekul organik terpenetrasi dalam cairan (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

Gel mengandung larutan bahan aktif tunggal atau campuran dengan pembawa yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik. Basis dari gel merupakan senyawa hidrofilik sehingga memiliki konsistensi lembut. Efek penguapan kandungan air yang terdapat pada basis gel memberikan sensasi dingin saat diaplikasikan pada kulit. Sediaan gel hidrofilik memiliki sifat daya sebar yang baik pada permukaan kulit. Pelepasan obat dari sediaan ini dinilai baik, zat aktif dilepaskan dalam waktu yang singkat dan nyaris semua zat aktif dilepaskan dari pembawanya. Setelah kering hidrogel akan membentuk suatu lapisan film tipis elastis dengan daya lekat baik, tidak menyumbat pori kulit, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit, dan mudah dicuci dengan air (Voigt, 1994).

Kandungan utama dalam sediaan gel adalah air (85-95%) dan gelling agent. Sediaan gel biasanya menggunakan komponen polimer organik seperti golongan asam poliakrilat (Carbopol), natrium metilselulosa atau selulosa organik lainnya. Penambahan bahan pengawet harus dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada sediaan karena kandungan air yang sangat banyak merupakan tempat yang baik untuk bakteri berkembang. Penggunaan gel dalam jangka yang lama akan menyebabkan permukaan kulit menjadi kering, untuk

menjaga kelembaban kulit pada formula gel sering ditambahkan humektan (Barel, Paye, dan Malbach, 2001).

Konsistensi gel dipengaruhi oleh gelling agent yang membentuk matriks tiga dimensi. Gaya intermolekuler dari polimer akan mengikat molekul solven pada matriks sehingga pergerakan solven menurun dan terjadi peningkatan viskositas. Rantai polimer organik dapat memanjang pada pelarut yang cocok. Perpanjangan rantai polimer akan menghasilkan ikatan hidrogen antara air dan gugus hidroksil dari gelling agent pada pelarut air. Ikatan molekul dalam matriks inilah yang membentuk struktur pada sediaan gel (Zats dan Kushla, 1996).

B. Gelling agent

Faktor penting yang ada dalam sistem gel adalah gelling agent. Tugas utama dari gelling agent untuk menjaga konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk gel. Gelling agent membentuk jaringan struktur gel. Peningkatan

Dokumen terkait