• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Inflamasi Pada PPOK

2.5.1 Inflamasi Lokal dan Sistemik.

Belakangan ini banyak bukti terhadap inflamasi sistemik pada PPOK peningkatan kadar sitokin pro inflamasi dan

protein fase akut tampak pada PPOK yang stabil, dimana

sebelumnya memang sudah diketahui luas bahwa kedua faktor

inflamasi itu terkait dengan eksaserbasi pada PPOK. Inflamasi ini

kemudian akan mempengaruhi banyak sistem sehingga

menelurkan pendapat bahwa PPOK sebagai penyakit multi

komponen.19

Hambatan aliran udara pada saluran nafas, terkait

dengan perubahan-perubahan seluler dan struktural pada PPOK

ketika proses inflamasi tersebut meluas keparenkim dan arteri

pulmonalis. Asap rokok diamati memang memancing reaksi

inflamasi yang ditandai dengan infiltrasi limfosit T, neutropil dan

makrofag pada dinding saluran nafas. Disamping itu terjadi juga

limfosit T sitotoksik (CD8+) akan menginfiltrasi saluran nafas sentral

dan perifer. Neutrofil yang juga meningkat pada kelenjar bronkus

pasien dengan PPOK memberikan peranan yang penting juga

terhadap hipersekresi mukus, dimana hal ini kemudian memacu

ekspresi gen IL-4 yang mengekspresikan sejumlah besar sel-sel

inflamasi pada subepitel bronkus dan kelenjar submukosa

penghasil sekret.19

TNF α yang merupakan sitokin proinflamasi yang potensial akan berkoordinasi dan menyebabkan peningkatan sitokin-sitokin

lainnya seperti IL-1 dan IL-6 yang kemudian akan menginduksi

angiogenesis. Peningkatan sitokin-sitoin diatas selain berada

didalam saluran nafas, juga beredar di sirkulasi sistemik.

Peningkatan sitokin-sitokin proinflamasi pada saluran nafas sebagai

petanda inflamasi lokal, juga akan memberikan gambaran pada

peningkatan sel-sel inflamasi secara sistemik, termasuk didalamnya

neutrofil dan limfosit pada gambaran darah tepi.5

Asal inflamasi sistemik pada PPOK sebenarnya tidaklah

terlalu jelas dimengerti, tetapi terdapat beberapa jalur yang

diperhitungkan dapat menjelaskan proses tersebut. Mekanisme

pertama yang telah diketahui luas adalah salah satu faktor risiko

Gambar 2. Mekanisme Inflamasi Pada PPOK.4

Selain menyebabkan inflamasi pada saluran nafas, asap rokok sendiri

secara independen menyebabkan efek ekstra pulmoner seperti kejadian

kardiovaskular dan inflamasi sistemik melalui stres oksidatif sistemik dan

disfungsi endotel vaskular perifer dan menariknya kejadian ini juga akan dialami

oleh perokok pasif meski hanya terpapar beberapa tahun. Mekanisme kedua

yang bertolak belakang dari mekanisme pertama menyatakan bahwa respon

inflamasi lokal ber diri sendiri, begitu juga inflamasi sistemik. Hal ini dibuktikan

dari penelitian akan kadar TNFαR dan IL8 pada sputum yang ternyata meskipun tinggi pada sputum, ternyata tidak menunjukkan adanya inflamasi

sistemik yang berat. Begitu juga pada orang sehat yang dipaparkan akan

produk bakterial yang pro inflamasi, lipopolisakarida memang menunjukkan

saluran nafas dan penurunan FEV1, hanya saja terjadi perbedaan dimana

memang inflamasi sistemik tampak pada subjek yang mengalami demam,

tetapi tidak pada subjek yang hanya mengalami gangguan saluran nafas tanpa

demam. Mekanisme ketiga yang diduga adalah hipoksia, dan ini merupakan

masalah berulang pada PPOK, dimana hipoksia yang terjadi akibat

penyempitan saluran nafas, akan mengaktivasi sistem TNF dan makrofag yang

menyebabkan peningkatan sitokin proinflamasi pada sirkulasi perifer.21

Gambar 3. Lingkaran terjadinya proses kerusakan pada PPOK.26

2.5.2 TNF Alpha pada PPOK.

TNF Alpha atau sinonim lainnya Lymphotoxin B, Cachectin adalah

sitokin inflamasi pleotropik . Teori tentang respon anti tumoral dari sistim imun

secara in vivo sudah di ketahui sejak 100 tahun yang lalu oleh seorang medis

William B. Coley. Pada tahun 1968 Dr. Gale A Granger dari University of

California melaporkan adanya faktor sitotoksik yang dihasilkan oleh lymphocyte

faktor sitotoksik lainnya yang diproduksi oleh makrofag dan diberi nama Tumor

Necrosis Factor (TNF).8,10

Tumor Necrosis Factor (TNF)-α adalah sitokin pleotropik yang memiliki efek yang bermacam-macam, seperti growth promotion, growth

inhibition, angiogenesis, cytotoxicity, inflammation, dan imunomodulation yang

berimplikasi terhadap beberapa kondisi inflamasi. Sitokin ini tidak hanya

diproduksi oleh aktivasi makrofag tetapi juga oleh sistim imun yang lainnya

meliputi : lymphocytes, natural killer cells, mast cells dan jaringan stromal

meliputi : endotelhelial cells, fibroblasts, microglial cells. TNF di sintesis oleh

monomeric Type-2 transmembrane protein (tmTNF) berada didalam membran

homotrimer dan membelah menjadi matrix metalloprotease TNF-α converting enzyme (TACE) dan untuk soluble circulating trimer (solTNF). Dimana

keduanya tmTNF dan solTNF merupakan bentuk biologi yang aktif.

Keseimbangan antara tmTNF dan solTNF menberikan signal yang dapat

mempengaruhi tipe dari sel, aktivasi dari sel, dan menstimulus produksi dari

TNF, aktifitas TACE, dan ekspresi dari endogenous TACE inhibitors merupakan

petunjuk efek dari penyimpangan TNF mediated pada kelangsungan hidup

sel.13

Alveolar macrophages memainkan peranan yang penting sebagai

imunitas bawaan dan didapat., yang berperan sebagai pertahanan patogen

terhadap paru-paru, pembersih dari partikel-partikel inhalasi dan respon

inflamasi. Alveolar macrophages memiliki tempat yang unik di dalam tubuh,

karena mereka berlokasi diantara penghubung yaitu udara dan jaringan paru-

inhalasi yang berasal dari udara. Normalnya alveolar macrophages berjumlah

kurang lebih 95% dari leukosit airspace , serta 1 sampai 4% limphosit dan

hanya 1% neutophil, ini adalah alasannya bahwa alveolar macrophages

berhubungan dengan sel phagositosis dari sistem imun bawaan pada paru-

paru. Sel ini memegang peranan sebagai poros dari proses inflamasi pada

PPOK. Alveolar macrophages mengalami kenaikan (5-10 kali) pada saluran

nafas, parenkim paru, Broncho Alveolar Lavage (BAL) dan sputum pada

penderita PPOK yang merokok dan peningkatan jumlah makrophag ini juga

berhubungan dengan tingkat keparahan dari PPOK.

Paparan asap rokok memang merupakan penyebab tersering dari

PPOK, di mana sebagai akibat dari asap rokok ini akan mengaktivasi makrofag

untuk melepaskan beberapa mediator inflamasi, salah satunya adalah TNFα.

TNFα di percaya memerankan peranan yang sangat penting terhadap patofisiologi dari PPOK. TNFα di perlihatkan pada binatang percobaan yang dapat menginduksi perubahan patologi pada PPOK, termasuk infiltrasi sel

inflamasi pada paru-paru, fibrosis paru dan emphisema. Secara In vivo

peninggian kadar TNFα juga dapat di jumpai pada darah perifer, biopsi bronkhial, induksi sputum dan BAL dari pasien-pasien PPOK stabil yang

dibandingkan dengan kontrol.9,13

Dokumen terkait