Bab 2 Perkembangan Inflasi
2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok
Sejalan dengan terjadinya gangguan pasokan dan distribusi khususnya pada komoditas pangan, berdasarkan kelompok komoditas inflasi IHK triwulan IV-2010 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan. Dalam pada itu, inflasi yang cukup tinggi juga terjadi pada kelompok transpor dan kelompok makanan jadi.
Secara kuartalan, tekanan inflasi pada triwulan ini mereda dibanding triwulan
III-2010. Laju inflasi yang lebih rendah tercatat hampir pada semua kelompok barang (kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan). Pada triwulan IV-2010, lima kelompok komoditas memberikan andil inflasi, sedangkan dua kelompok komoditas lainnya memberikan andil deflasi. Kelompok komoditas bahan makanan pada triwulan IV-2010 mengalami kenaikan harga tertinggi (4,67%, qtq), terutama pada sub kelompok bumbu-bumbuan. Kelompok komoditas lain yang mengalami kenaikan tertinggi pada triwulan ini antara lain kelompok sandang dan kelompok makanan jadi masing-masing sebesar 2,47% dan 1,37%. Sementara itu, dua kelompok komoditas yang memberikan andil deflasi adalah kelompok Pendidikan dan kelompok Transpor (Tabel 2.1.).
Sementara itu, inflasi pada triwulan IV-2010 (qtq) masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2009. Secara qtq, laju inflasi kelompok bahan makanan mengalami kenaikan yang sangat signifikan dibandingkan dengan inflasi pada triwulan yang sama tahun 2009 yang tercatat mengalami deflasi (-0,77%). Dengan demikian, secara tahunan (year-on-year), tekanan inflasi pada triwulan IV-2010 meningkat cukup tinggi dibandingkan triwulan III-2010.
-2 0 2 4 6 8 10 12 14
I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010
Nasional (yoy) Jateng (yoy) Nasional (qtq) Jateng (qtq)
TABEL 2.1.
INFLASI JAWA TENGAH KUARTALAN
BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (%; QTQ)
NO KELOMPOK IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10
UMUM / TOTAL 0.39 0.91 1.33 2.87 1.62
1 BAHAN MAKANAN -0.77 1.16 4.83 5.68 4.67
2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.18 2.06 0.22 2.46 1.37 3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.99 0.54 0.39 1.62 0.50
4 SANDANG 1.53 0.25 1.40 0.96 2.47
5 KESEHATAN 0.65 0.22 0.21 0.40 0.64
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.01 0.14 0.11 2.09 -0.05 7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -0.31 0.47 0.06 2.93 -0.38 Sumber : BPS, diolah
Secara tahunan, seluruh kelompok komoditas mengalami inflasi pada triwulan IV-2010. Tekanan harga tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan (17,30%), jauh meningkat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara tekanan inflasi pada kelompok barang lainnya secara umum tidak berbeda dengan tekanan inflasi pada triwulan III-2010 dan lebih rendah dibanding triwulan IV-2009. Pada triwulan laporan, kelompok barang dan jasa yang mengalami kenaikan IHK terendah adalah kelompok kesehatan sebesar 1,48%. (Tabel 2.2.)
TABEL 2.2.
INFLASI JAWA TENGAH TAHUNAN
BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (%; YOY)
NO KELOMPOK IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10
UMUM / TOTAL 3.32 3.40 4,57 5.59 6.88
1 BAHAN MAKANAN 3.75 3.16 9,37 11.20 17.30
2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 7.53 7.81 6,08 6.04 6.23 3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.49 2.18 2,28 3.58 3.09
4 SANDANG 5.70 2.54 4,53 4.20 5.17
5 KESEHATAN 3.40 1.70 1,24 1.49 1.48
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 2.45 2.48 2,55 2.37 2.30 7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -3.40 1.69 1,37 3.16 3.08
Sumber : BPS, diolah
Pada triwulan IV-2010, kelompok bahan makanan mengalami peningkatan angka inflasi yang cukup besar. Kenaikan IHK pada kelompok ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga di subkelompok bumbu-bumbuan yang mencapai 39,16% (qtq). Kenaikan harga yang cukup tinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 6,86% (qtq), subkelompok lemak dan minyak sebesar 6,42% (qtq), serta subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 5,45% (qtq). Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi dalam kelompok ini antara lain beras, cabe, daging ayam ras, dan minyak goreng.
Secara tahunan, kenaikan harga di subkelompok bumbu-bumbuan yang mencapai 70,61% (yoy). Sementara subkelompok sayur-sayuran sebesar 24,35% (yoy), subkelompok lemak dan minyak sebesar 21,90% (yoy) serta subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 21,59% (yoy).
Meningkatnya tekanan harga bahan makanan dalam triwulan IV-2010 terutama disebabkan oleh penurunan produksi beberapa komoditas akibat curah hujan yang lebih tinggi, khususnya komoditas holtikultura. Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan oleh KBI Semarang diketahui bahwa curah hujan yang lebih tinggi tersebut berdampak pada penurunan kapasitas utilisasi di sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan. Produksi cabai Jawa Tengah pada November 2010 cenderung mengalami penurunan 6,01% (yoy), terdiri dari penurunan produksi cabai merah besar -3,96% (yoy) dan cabai rawit -13,16% (yoy). Selain cabe, salah satu komoditas yang mengalami penurunan produktivitas cukup besar adalah bawang merah di wilayah Brebes yang turun dari rata-rata 10-12,5 juta ton/ha menjadi 7-9 ton/ha. Penurunan produktivitas bawang merah tersebut, tidak hanya berpengaruh terhadap pasokan di Jawa Tengah, namun juga diperkirakan dapat berpengaruh terhadap pasokan secara nasional mengingat Kabupaten Brebes merupakan sentra produsen bawang merah terbesar di Indonesia, yang menyuplai sekitar 75% kebutuhan bawang merah di provinsi Jawa Tengah dan 23% kebutuhan nasional(lihat Boks).
Selain itu, kenaikan indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanan tersebut juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas pangan dunia. Indeks harga komoditas dunia secara umum maupun indeks komoditas makanan di dunia menunjukkan peningkatan sejak semester II-2010 (Grafik 2.2.). Dampak dari kenaikan harga komoditas internasional antara lain terlihat pada kenaikan harga minyak goreng akibat kenaikan harga CPO.
Sumber: IMF Sumber: IMF
Grafik 2.2.
Perkembangan Indeks Harga Komoditas Dunia
Terganggunya pasokan dan distribusi bahan pangan dikonfirmasi dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang yang dilakukan setiap minggu. Secara umum, harga beberapa komoditas penting, khususnya yang termasuk dalam komoditas volatile
foods, seperti beras, daging sapi, dan bumbu-bumbuan pada triwulan IV-2010 cenderung
mengalami kenaikan harga. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kondisi pasokan yang mengalami gangguan, baik dari sisi produktivitas maupun jalur distribusi, akibat anomali cuaca (Grafik 2.3.).
50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2008 2009 2010
Index Harga Komoditas
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 2008 2009 2010 In d e ks K om o di ta s M ak an an D un ia In d ek s H ar ga P ad i, G a nd u m d an K e de la i
Indeks Komoditas Makanan
IndeksKomoditas Makanan Gandum Padi Kedelai
Sumber: SPH KBI Semarang
Grafik 2.3.
Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Bahan Makanan Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang
Pada kelompok Makanan Jadi, kenaikan IHK bersumber dari kenaikan harga pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 3,40% (qtq), subkelompok makanan jadi sebesar 0,73% (qtq), serta subkelompok minuman tidak
7,500 7,700 7,900 8,100 8,300 8,500 8,700 8,900 9,100 9,300 9,500
I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIVV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIVV I II III IVI II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II III IVV Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010 Beras 65,000 66,000 67,000 68,000 69,000 70,000 71,000 72,000
I IIIII IVI II IIIIV I II IIIIVV I II IIIIV I IIIII IVI II III IVV I II III IVI II IIIIV I IIIII IVV I II IIIIVI II III IVI II IIIIVV Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010 Daging Sapi -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000
I II IIIIV I II IIIIV I II III IVV I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIVV I II IIIIV I II IIIIV I II III IVV Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010
Daging dan Telur Ayam Ras
Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras
-5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000
I IIIII IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I IIIII IVV I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010 Bumbu-bumbuan Cabe Merah Cabe Rawit Bawang Merah Bawang Putih -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000
I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II III IV V I II III IV I II IIIIV I II III IV V Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010
Sayur-sayuran
Wortel Kentang Kacang Panjang Kangkung
16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000
I II III IVI II III IV I II IIIIV V I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010 Ikan-Ikanan
Bandeng Gembung Mas Tongkol
8,000 8,500 9,000 9,500 10,000 10,500 11,000 11,500 12,000
I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IVI II IIIIVV I II III IVI II IIIIV I II IIIIVV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2010 Minyak Goreng
berakohol mengalami kenaikan IHK sebesar 1,61% (qtq). Kenaikan harga kelompok ini dipicu oleh tingginya kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan sate. Sementara itu, harga gula pasir domestik pada triwulan IV-2010 cenderung stabil karena masih dalam musim giling, meskipun harga gula pasir dunia menunjukkan peningkatan
(Grafik 2.4.).
Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, secara triwulanan inflasi pada kelompok makanan jadi di triwulan IV-2010 sedikit meningkat. Sehingga secara tahunan, tekanan inflasi pada kelompok ini meningkat menjadi 6,23% dari 6,04% pada triwulan sebelumnya. Kenaikan harga tahunan terutama bersumber dari kenaikan harga pada subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 9,46% (yoy), subkelompok Makanan Jadi sebesar 5,96% (yoy), serta subkelompok Minuman Tidak Berakohol yang mengalami kenaikan IHK sebesar 4,15% (yoy).
Sumber: IMF dan SPH KBI Semarang
Grafik 2.4.
Perkembangan Harga Gula Pasir di Dunia dan Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang
Pada kelompok Sandang, kenaikan IHK yang cukup tinggi terutama disebabkan oleh kenaikan IHK pada subkelompok barang pribadi dan sandang lain yang mencapai 8,26% (qtq). Kenaikan pada subkelompok ini lebih dipicu oleh naiknya harga emas perhiasan dan tarif potong rambut wanita. Kenaikan harga emas didorong oleh kenaikan harga emas internasional, dimana pergerakan harga emas di level internasional dari triwulan IV-2008 hingga akhir triwulan IV-2010 masih menunjukkan tren peningkatan
(Grafik 2.5.). Sehingga secara tahunan, inflasi subkelompok barang pribadi mencapai
14,05% (yoy).
Selain itu, harga kapas dunia yang menunjukkan tren kenaikan sejak triwulan III-2010 yang dikarenakan penurunan produksi beberapa negara penghasil seperti Australia dan China juga diperkirakan berpengaruh terhadap harga produk tekstil dan turunannya di Jawa Tengah (Grafik 2.5.).
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan kelompok sandang meningkat menjadi 5,17% pada triwulan IV-2010 dari 4,20% pada triwulan sebelumnya.
0 5 10 15 20 25 30 35 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 2008 2009 2010 Domestik (Rp/kg)
Perkembangan Harga Gula Dunia dan Domestik
Domestik (Semarang) Dunia
Sumber: IMF
Grafik 2.5.
Perkembangan Indeks Harga Kapas Dunia dan Harga Emas
Sementara itu, kelompok Pendidikan dan kelompok Transport pada triwulan ini memberikan andil deflasi secara kuartalan, walaupun secara tahunan masih mengalami inflasi. Deflasi kelompok pendidikan disebabkan oleh penurunan IHK pada subkelompok rekreasi yang mencapai -0,48% (qtq). Salah satu komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi pada subkelompok ini adalah penurunan harga televisi berwarna. Sedangkan deflasi pada kelompok Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan di triwulan IV-2010 disebabkan oleh penurunan IHK subkelompok Transport yang mencapai -0,59% (qtq). Sementara itu, pada kelompok Transport terjadi kenaikan tarif angkutan udara dan kereta api terkait kenaikan harga minyak dunia (Grafik 2.6.).
Sumber: IMF Sumber: IMF
Grafik 2.6.
Perkembangan Indeks Harga Energi Dunia dan Harga Minyak Dunia