• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Teoritis

2.2.4 Inflasi

a) Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Dalam pengertian lain, inflasi merupakan persentase kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada barang atau jasa yang harganya naik dan ada barang atau jasa yang harganya turun. Namun ada juga barang atau jasa yang harganya tetap (Natsir, 2014: 253). Sementara itu, Ambarini (2015: 201) menyatakan Inflasi (Inflation) merupakan kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Ada tiga faktor yang membentuk pengertian inflasi, faktor tersebut meliputi kenaikan harga, berlaku secara umum, dan terjadi (berlangsung) secara terus-menerus.

43

Faktor kenaikan harga, maksud dari kenaikan harga adalah bahwa harga saat ini lebih mahal dari harga sebelumnya. Faktor berlaku secara umum, bisa dikatakan bahwa kenaikan harga tertentu yang diikuti oleh kenaikan harga-harga lainnya (harga-harga-harga-harga lain terpengaruh dengan kenaikan harga-harga tertentu), misalkan jika harga BBM naik, maka kenaikan harga tersebut akan diikuti oleh naiknya harga lainnya. Faktor terjadi secara terus-menerus, artinya bahwa kenaikan harga tersebut terjadi atau berlangsung secara terus-menerus (tidak terjadi sesaat).

Dari penjelasan faktor-faktor yang membentuk definisi atau pengertian inflasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan definisi inflasi adalah suatu kondisi kenaikan harga yang berlaku secara umum dan terjadi (berlangsung) secara terus-menerus.

b) Jenis-jenis Inflasi

Menurut Ambarini (2015: 2012), inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Dibawah ini adalah jenis-jenis inflasi dengan tingkat keparahannya.

1. Inflasi ringan, inflasi dengan tingkat keparahan dibawah 10% dalam satu tahun

2. Inflasi sedang, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 10-30% dalam satu tahun

3. Inflasi berat, inflasi dengan tingkat keparahan diatas 30%-100% dalam satu tahun.

4. Hiper inflasi, inflasi dengan tingkat keparahan diatas 100% dalam satu tahun, inflasi ini yang sangat parah.

Menurut tingkat laju inflasi: 1. Mild inflation < 10% per tahun

2. Moderate inflation 10% - < 30% per tahun 3. Hight inflation 30-100% per tahun

4. Sky rocketing / hyper inflation >100% per tahun Menurut sifat-sifat inflasi:

1. Greeping inflation: inflasi merayap, laju inflasi yang rendah / ringan (<10% per tahun)

2. Galloping inflation: inflasi moderat, tinggi, jangka pendek, ekseleratif, double digit, triple digit

3. Hyper inflation: inflasi terjadi secara cepat sekali Menurut asal-usul inflasi:

1. Domestic inflation: inflasi berasal dari dalam negeri (defisit APBN dibelajai dengan cetak uang, gagal panen / paceklik, bencana alam).

2. Imported inflation: inflasi berasal dari luar negeri (inflasi terjadi karena harga produk di luar negeri naik).

3. Import cost push inflation: inflasi terjadi karena harga produk impor naik, karena harga faktor produksi naik.

45

1. Underlying domestic / core / inertial inflation: inflasi terjadi karena harga barang yang ditentukan naik oleh pemerintah, missal BBM, sembako. 2. Policy induced inflation: inflasi terjadi karena kebijakan moneter dan fiscal

yang ekspansif (JUB, defisit APBN).

c) Teori-teori Inflasi

Menurut Ambarini (2015: 203), teori-teori inflasi terbagi menjadi 3 kelompok teori yaitu sebagai berikut:

1. Teori kuantitas (Irving Fisher)

Menurut teori kuantitas, apabila penawaran uang bertambah maka tingkat harga umum juga akan naik. Hubungan langsung antara harga dan kuantitas uang seperti yang digambarkan oleh teori kuantitas uang sederhana dapat digunakan untuk menerangkan situasi inflasi

2. Teori Keynes

Menurut Keynes, inflasi terajdi karena ada sebagian masyarakat yang ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian lebih besar dari yang seharusnya disediakan oleh masyarakat tersebut.

3. Teori Strukturalitas

Teori ini memberikan perhatian besar terhadap struktur perekonomian di negara berkembang. Inflasi di negara berkembang terutama disebabkan oleh faktor-fakator struktur ekonominya. Menurut

teori ini, kondisi struktur ekonomi negara berkembang yang dpat menimbulkan inflasi adalah: ketidakelastisan penerimaan ekspor kedidakelastisan penawaran atau produksi makanan di dalam negeri.

d) Penyebab Inflasi

Penyebab inflasi secara umum dibedakan menjadi dua yaitu: faktor permintaan (Demand-pull inflation) dan faktor penawaran cast-pust inflation). Berdasarkan permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatknya permintaan terhadap peroduksi menyebabkan harga barang meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal denga istilah deman pull inflation.

Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan naik (Ambarini, 2015: 203).

e) Inflasi dalam Perspektif Islam

Menurut Huda (2008), dalam Islam tidak dikenal dengan Inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar (emas) dan dirham (perak), yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam. Dalam hal ini yang dimaksud dengan tidak mengenal inflasi adalah dalam hal lnflasi terhadap

47

barang. Adhiwarman A. Karim mengatakan bahwa, syekh An-Nabhani (2001: 147) memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah menggukanan emas dan perak. Ketika Islam melarang praktek penimbunan harga, Islam hanya mengkhusukan larangan tersebut untuk emas dan perak, padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.

Penurunan nilai dinar (emas) atau dirham (perak) memang masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar (emas) itu mengalami penurunan. Diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya terjadi satu kali yaitu sebelum perang Hunai. Walaupun demikian, menurut Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu inflasi akibat berkurangknya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia. Inflasi jenis pertama ini yang terjadi di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat kesalahan manusia ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu korupsi dan administrasi yang burukm pajak yang memberatkan, serta jumlah uang yang berlebihan. Kenaikan harga-harga yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah uangnya, bila dalam bentuk dinar (emas) jarang sekali terjadi kenaikan. Al-Maqrizi mengatakan supaya jumlah uang dibatasi hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk transaksi

pecahan kecil saja (Huda: 2008). Dan pada dasarnya manusia sangat mencintai materi. Hal ini temaktub dalam QS Al-Imran ayat 14 sebagai berikut:

ِسِشَحٌْاَو َُِؼَِٔلأاو ََُِِٕٓجٌْاو ِءبَغٌِّٕا َِِٓ ِداَىَهَّشٌا ّتح ِطبٌٍَّٕ ََِّٓص

ۗ

ِحىََُحٌْا ُغَزَِ َهٌَِر

بَُُِّٔذٌا

ۗ

ِةبَئَلما ُِٓغُح َُٖذِِٕػ ُللهَو

Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan

kepada apa-apayang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (QS. Ali Imran: 14).

Ayat di atas menerangkan bahwa manusia pada dasarnya sangat mencintai harta mereka sehingga sering terjadi penimbunan-penimbunan harga kekayaan mereka sehingga membuat harga-harga barang naik (inflasi) apalagi di masa Rasulullah SAW kebanyakan dari kaum mereka mayoritas adalah seorang saudagar.

Selain ayat diatas terdapat hadits yang menerangkan tentang inflasi yaitu sebagai berikut:

َيبَمَف .بٌََٕ ِشِّؼَغَف ُشِؼِّغٌا بٌَبَغ ِللها َيىُعاَس بََ : َطبٌَّٕا َيبَل :َيبَل ٍهٍَِِ ِِٓث ًِغََٔأ َِٓػ

َو ٍََُِِٗػ ِللها ًٍََص ِللها َيىُعَس

َْْأ ىُجِسَأَٔ ٍِِّٔإَو ُقِصاَّشٌا ُطِعبَجٌْا ُطِثبَمٌْا ُشِّؼَغُلما َىُ٘ َللها َِّْإ : ٍَََُّع

49

Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata: Orang-orang berkata,

“Wahai Rasulullah, harga telah naik, maka tetapkanlah harga untuk kami.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya Allah yang menetapkan harga, yang mempersempit dan yang memperluas, dan aku berharap bertemu dengan Allah sedangkan salah sorang dari kalian tidak menuntutku karena kezhaliman dalam darah atau harta”. (HR. Abu Dawuh)

Dari hadits tersebut Ulama fiqih menyatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Tersebut karena memang komoditas yang ada terbatas. Sesuai dengan hukum ekonomi apabila persediaan terbatas, maka wajar barang tersebut naik, oleh sebab itu, dalam keadaan demikian Rasulullah SAW tidak mau campur tangan membatasi harga komoditas tersebut.

Dokumen terkait