• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Inflasi

1. Pengertian dan Jenis-jenis Inflasi

Inflasi adalah naiknya harga barang dan jasa secara umum dan terjadi secara terus menerus. Dengan demikian, syarat terjadinya inflasi ada tiga yaitu kenaikan harga, bersifat umum, dan berlangsung secara terus-menerus. Laju inflasi dapat diukur dengan rumus sebagai berikut. 83

( ) ( ) ( )

Berdasarkan kepada sumber dan penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut: 84 a. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.Pengeluaran yang berlebih ini akan menimbulkan inflasi.

82

Kristiani Naibaho, Sri Mangesti Rahayu, “Pengaruh GDP, Inflasi …, h. 89.

83

Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro …, h. 186-187.

84

b. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berubah menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang.

c. Inflasi Diimpor

Inflasi diimpor bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.

Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya, inflasi dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut.85

a. Inflasi Ringan

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation) adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10% per tahun, inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan.

85

Nurlaili, Analisis Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode 2011-2013, (Lampung: LP2M IAIN Raden Intan Lampung, 2014), h. 64

b. Inflasi Sedang

Inflasi ini memiliki ciri yang lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun. Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.

c. Inflasi Berat

Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100% per tahun, kenaikan harga sulit dikendalikan.

d. Inflasi liar (hyperinflation)

Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi 100% per tahun. Inflasi ini terjadi apabila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot dimana keadaan ini disebut inflasi yang tidak terkendali (hyperinflation).

2. Dampak Inflasi

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:

a. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit penghitungan.

b. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat;

c. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan barang-barang mewah;

d. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan seperti tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.

Selain itu, inflasi juga mengakibatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan akuntansi, seperti: 86

a. Apakah penilaian terhadap aset tetap dan aset lancar dilakukan dengan metode biaya historis atau metode biaya aktual

b. Pemeliharaan modal riil dengan melakukan isolasi keuntungan inflasioner

c. Inflasi menyebabkan dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi (index) untuk mendapatkan kebutuhan perbandingan waktu dan tempat 3. Inflasi dalam Ekonomi Islam

Inflasi tidak dikenal dalam Islam, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yan stabil dan dibenarkan oleh Islam. Namun, dinar dan dirham disini adalah dalam artian yang sebenarnya yaitu yang dalam bentuk emas maupun perak bukan dinar dan dirham yang sekedar nama. Syekh An-Nabhani memberikan alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah emas. Ketika Islam melarang praktik penimbunan harta, Islam hanya mengkhususkan larangan tersebut untuk emas dan perak, padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.87

86

Adiwarman A.Karim, Ekonomi Makro …, h. 139

87

a. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah, ketika Islam mewajibkan diat, maka yang dijadikan sebagai ukurannya adalah dalam bentuk emas.

b. Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.

c. Ketiak Allah SWT. mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan nisab emas dan perak.

d. Hukum-hukum tentang penukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitupun dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan perak.

Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar atau mengalami penurunan. Diantaranya, akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar.

Menurut Al-Maqrizi inflasi terbagi dua, yaitu :88 a. Inflasi Akibat Berkurangnya Persedian Barang

Inflasi inilah yang terjadi pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan atau karena peperangan.

b. Inflasi Akibat Kesalahan Manusia

88

Inflasi ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang memberatkan, serta jumlah uang yang berlebihan. Kenaikan harga-harga yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah uangnya, bila dalam bentuk dinar jarang terjadi.

4. Hubungan Inflasi dengan Pembiayaan Bermasalah

Pertumbuhan jumlah uang yang melebihi pertumbuhan sektor riil menyebabkan terjadinya inflasi karena mengakibatkan daya beli uang selalu menurun. Risiko daya beli yang dihadapi berupa nilai riil dari uang yang dipinjamkan menjadi lebih kecil daripada yang diharapkan. Sehingga dengan adanya hal tersebut, bank syariah bersikap hati-hati dalam memberikan pembiayaan.

Inflasi akan mempengaruhi kegiatan ekonomi baik secara mikro maupun makro termasuk kegiatan pembiayaan. Saat terjadi inflasi, daya beli masyarakat akan menurun karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Saat konsumsi akan barang dan jasa menurun, artinya permintaan akan barang dan jasa juga menurun. Dengan asumsi tingkat penawaran konstan, maka pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat penghasilan produsen sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kapasitas nasabah dalam hal ini produsen dalam melakukan pengembalian pinjamannya. Pembayaran angsuran yang semakin tidak tepat akan menimbulkan kualitas pembiayaan semakin buruk bahkan terjadi pembiayaan bermasalah.89

89

Dokumen terkait