• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

III.4 Informan Penelitian

Pada penelitian yang bersifat kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal dengan adanya populasi dan sampel ( Bagong Suyanto, 2005:171). Informan dalam penelitian ini adalah orang yang benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan ini harus banyak pengalaman tentang penelitian, serta dapat memberikan pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat. Dengan demikian penelitian ini memutuskan penggunaan teknik purposive sampling dimana secara berkesinambungan data dan informasi dikumpulkan melalui key informan hingga data dan informasi yang didapatkan mencapai titik kejenuhan. Dengan demikian proses pengumpulan data telah selesai dilakukan. Adapun yang menjadi key informan ialah Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan dan yang menjadi informan tambahan ialah Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Medan dan Pengawas Parkir yang sah.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Teknik Pengumpulan Data Primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau lokasi penelitian. Untuk mendapatkan data primer tersebut, peneliti menggunakan cara:

1. Wawancara Mendalam (Deep Interview)

Memperoleh data/informasi untuk penelitian dengan cara tatap muka. Peneliti mengadakan tanya jawab dengan para informan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah pembahasan skripsi ini dalam hal melakukan wawancara digunakan pedoman pertanyaan yang disusun berdasarkan kepentingan masalah yang diteliti.

2. Pengamatan (Observation)

Penelitian dengan pengamatan langsung objek penelitian dengan melihat, dan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan mengenai topik penelitian (Bungin, 2007:116). Peneliti mengamati tentang bagaimana proses pemungutan retribusi parkir di Lapangan dengan mengidentifikasi Evaluasi Pemungutan Retribusi Parkir dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan

b. Data Sekunder:

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan.Data-data yang dikumpulkan merupakan data yang mempunyai kesesuaian dan kaitan dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan.Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara :

Penelitian kepustakaan merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan menggunakan dan mempelajari literatur buku-buku kepustakaan yang ada untuk mencari konsepsi-konsepsi dan teori-teori yang berhubungan erat dengan permasalahan. Studi kepustakaan bersumber pada laporan-laporan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. 2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skirpsi, buku, surat kabar, majalah.

III.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh untuk kemudian dapat memberikan suatu jawaban atau kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) sebagaimana dikutip Moleong (2006) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam membahas tentang analisis data dalam penelitian kualitatif, Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Tentu saja proses reduksi data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru melaksanakan analisis namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain meringankan kerja peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan kategorisasi data yang telah ada. Jika hal tersebut telah dilakukan data akan secara mudah dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang telah dibuat oleh peneliti. Reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mencari data selanjutnya.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian dibuat dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan atau dalam bentuk tabel.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah usaha penarikan arti data yang telah ditampilkan, sesuai sejauh mana pemahaman peneliti daninterpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema-tema yang sama, pengelompokan dan pencarian kasus negatif (kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang).

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 Gambaran Umum Kota Medan

IV.1.1 Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak di garis 3°35’LU - 3,583°LU dan 98°40’ BT – 98,667° BT dengan Luas wilayah 265,10 Km² (26.510 Hektare) yang merupakan 3,6 % dari total keseluruhan luas wilayah daerah Sumatera Utara (www.pemkomedan.go.id/ diakses pada tanggal 24 Juni 2015 Pukul 21:43 WIB).

Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli serdang di bagian barat dan timur. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis inilah yang menyebabkan kota Medan relatif dekat dengan kota-kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, kota Medan juga memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun internasional (ekspor-impor). Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun, dan suhu udara di kota Medan berada pada suhu maksimum 32,4oC dan minimum 24oC.

Kota Medan memiliki 21 Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Perjuangan,

Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Belawan, dan Kecamatan Medan Kompas serta terdiri dari 151 Kelurahan.

IV.1.2 Keadaan Demografis

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Komposisi penduduk Kota Medan yang dapat dilihat dari keanekaragaman kesukuan yaitu terdiri dari Suku Batak, Jawa, Tionghoa, Aceh, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Karo, Sunda, Tamil. Total populasi penduduk Kota Medan adalah 2.122.804 jiwa, yaitu populasi laki-laki sebanyak 1.047.875 jiwa dan perempuan sebanyak 1.074.929 jiwa (BPS, 2012). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 7.987 jiwa/ km².

Tabel IV.1

Data Jumlah Penduduk Kota Medan berdasarkan Kecamatan

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Medan Tuntungan 39.887 42.155 82.042 2. Medan Johor 62.005 63.908 125.913 3. Medan Amplas 57.615 58.612 116.227 4. Medan Denai 71.374 70.627 142.001 5. Medan Area 47.802 48.873 96.675 6. Medan Kota 35.236 37.449 72.685 7. Medan Maimun 19.422 20.243 39.665 8. Medan Polonia 26.321 27.231 53.552 9. Medan Baru 17.574 22.003 39.557 10. Medan Selayang 49.266 51.189 100.455 11. Medan Sunggal 55.425 57.542 112.967

12. Medan Helvetia 71.211 74.308 145.519 13. Medan Petisah 29.371 32.484 61.855 14. Medan Barat 34.748 36.164 70.912 15. Medan Timur 52.629 56.163 108.792 16. Medan Perjuangan 45.167 48.359 93.526 17. Medan Tembung 65.417 68.424 133.841 18. Medan Deli 86.482 84.449 170.931 19. Medan Labuhan 57.333 55.309 112.642 20. Medan Marelan 74.673 72.645 147.318 21. Medan Belawan 48.917 46.792 95.709 Kota Medan 1.047.875 1.074.929 2.122.804

Sumber : Kota Medan dalam angka 2013, BPS Kota Medan

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa dan BatakToba. Adapun etnis asli kota Medan adalah Melayu dan Karo. Di Medan banyakpula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesiayang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja danvihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan ZainulArifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukimanorang keturunan India.Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkankelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas danpersebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yangoptimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengandaya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk

yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosialyang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupunsebaliknya.

Program kependudukan di kota Medan seperti halnya di daerah Indonesialainnya yaitu pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak,perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang sertapengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan. Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural, menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

IV.1.3 Pemerintahan

Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Secara garis besar struktur organisasi Pemerintah Kota Medan, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar IV.1 Bagan Organisasi Pemerintahan Kota Medan

Sumber : Website Pemerintah Kota Medan (www.pemkomedan.go.id) diakses pada 24 Juni 2015

Administrasi pemerintahan Kota Medan pada saat ini terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2001 lingkungan. Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima sifat, yaitu:

1. Pemberian pelayanan,

2. Fungsi pengaturan (penetapan Perda), 3. Fungsi pembangunan,

4.Fungsi perwakilan (dengan berinteraksi dengan Pemerintah Provinsi/Pusat), 5. Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah,Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan dua bidang urusan yaitu :

1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh dinas – dinas daerah (Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum), dan

a. Kewenangan mengatur yang diselengarakan bersama-sama dengan DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagi Badan LegislatifKota.

b. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakupdalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yangdiselenggarakan oleh Walikota/Wakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggiBadan Eksekutif Kota.

Berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, Walikota Medan (pimpinan Eksekutif tertinggi) membawahi seluruh Instansi pelaksana Eksekutif Kota.

IV.2 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Medan

IV.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun tugas pokok Dinas Perhubungan Kota Medan adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Selain tugas di atas, Dinas Perhubungan Kota Medan juga memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan;

2.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya (termasuk parkir di dalamnya). Hal ini dikarenakan, untuk

pengalihan pengelolaan retribusi parkir baru-baru saja dialihkan tanggal 1 Januari 2011 kepada Dinas Perhubungan Kota Medan.

IV.2.2. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun visi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah untuk meningkatkan sistem gerakan/aktivitas perhubungan yang handal dan berkemampuan tinggi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi,

politik, sosial budaya serta mampu berperan sebagai penunjang, penggerak dan pendorong pembangunan Kota Medan.

Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah:

1. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pelayanan sebagai pilar pembentuk citra dalam pengelolaan perhubungan di Kota Medan.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (pemerintah, masyarakat, dan swasta) sebagai pilar pelaku utama pembentuk kesuksesan penyelenggaran perhubungan di Kota Medan.

3. Peningkatan kualitas sistem gerakan/aktivitas perhubungan sebagai pilar pembentuk daya tarik, daya kesan, daya saing, daya pikir dan daya layanan yang handal yang menjadikan Kota Medan aman, tertib, dan lancar (pelayanan parkir di dalamnya).

IV.2.3. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Untuk memperlancar dan mengatur pelaksanaan tugasnya, kantor Dinas Perhubungan Kota Medan juga membuat struktur organisasi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan yang baik dan garis komando yang jelas antara pimpinan dengan

bawahan. Dengan adanya struktur organisasi ini maka pembagian tugas dan fungsi masing-masing bagian menjadi lebih jelas sehingga memudahkan pengawasan pekerjaan karena memberikan penjelasan tentang batasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian.

Dinas Perhubungan Kota Medan saat ini dijalankan oleh unsur Pejabat Struktural dan Staf ditambah Pegawai Honorer (Pegawai Harian Lepas) guna mendukung tugas pokok dan fungsi sesuai dengan yang telah diamanatkan oleh Peraturan Walikota Medan.

Struktur organisasi yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan adalah bentuk organisasi garis di mana bentuk tersebut menggunakan sistem koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung. Pihak bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

Adapun susunan organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan berdasarkan Keputusan Walikota Medan, terdiri dari:

1. Dinas

2. Sekretariat, membawahi:

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program.

3. Bidang Teknik Aparatur Angkutan Darat, membawahi:

a. Seksi Teknis Perbengkelan Karoseri;

c. Seksi Pengembangan Teknik Terminal;

4. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat, membawahi:

a. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

b. Seksi Angkutan Darat;

c. Seksi Pengendalian dan Ketertiban.

5. Bidang Hubungan Laut dan Udara, membawahi:

a. Seksi Kepelabuhan dan Kebandarudaraan;

b. Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut;

c. Seksi Penunjang Keselamatan Pelayaran;

6. Bidang Perparkiran, membawahi:

a. Seksi Parkir Khusus;

b. Seksi Parkir Harian Wilayah I;

c. Seksi Parkir Harian Wilayah II.

Gambar IV.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Sumber : Website Dinas Perhubungan Kota Medan ( www.dishub.pemkomedan.go.id) diakses pada tanggal 6 Oktober 2015

IV.2.4 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi pembantuan dan menyelenggarakan pelaksanaan fungsi perhubungan di bidang perumusan kebijakan teknis, pelayanan dan perijinan bidang perhubungan, pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan.

Uraian tugas dan kegiatan Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan yaitu:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan,

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan,

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan,

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan tugas-tugas administrasi umum, keuangan dan penyusunan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kesekretariatan di lingkungan SKPD. Tujuan jabatan sekretaris adalah menyediakan pelayanan administrasi perkantoran

pengelolaan keuangan dan penyusunan program dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

Uraian tugas dan kegiatan sekretaris yaitu:

a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan,

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program SKPD,

c. penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan SKPD,

d. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan dengan merumuskan rencana pengembangan sumber daya aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta meneruskannya kepada atasan untuk mendapat pertimbangan dan persetujuan.

Adapun tugas dan fungsi dari Sub Bagian yang berada di bawah Sekretariat antara lain:

1) Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Kepala Sub Bagian Umum DISHUB Kota Medan melaksanakan dan menyelenggarakan sebagian tugas Sekretariat yaitu di bidang administrasi kepegawaian dalam rangka mendukung tugas-tugas SKPD. Tujuan jabatan dari Kepala Sub Bagian Umum ini adalah untuk menyediakan pelayanan administrasi umum, kebutuhan prasarana dan sarana kantor,

administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan serta kerumahtanggaan SKPD.

2) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Kepala Sub Bagian Keuangan DISHUB Kota Medan menyelenggarakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas-tugas SKPD. Tujuan jabatannya adalah menyediakan pelayanan administrasi keuangan SKPD.

3) Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program DISHUB Kota Medan melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan SKPD. Tujuan jabatannya adalah untuk melaksanakan tugas penyusunan rencana program kegiatan Dinas, evaluasi dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan program kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.

3. Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat dipimipin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas lingkup teknik perbengkelan karoseri, pengembangan teknik pengujian bermotor dan pengembangan teknik terminal. Tujuan jabatannya adalah menyediakan proses pemberian surat ijin gangguan bukan industri dan pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

Adapun uraian tugas dan kegiatan Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat yaitu:

a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat,

b. penyusunan petunjuk teknis perbengkelan karoseri, pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan teknik terminal,

c. pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup bengkel umum kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi,

d. pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan terminal,

e. pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas,

f. pelaksaaan pembinaan dan pengawasan lingkup bidang sarana dan prasarana angkutan darat,

g. penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang sarana dan prasarana angkutan darat,

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun Seksi yang berada di bawah Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat, antara lain:

1) Seksi Teknik Perbengkelan dan Karoseri

Seksi Perbengkelan dan Karoseri dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat. Seksi Teknik Perbengkelan dan Karoseri menyelenggarakan pelayanan proses pemberian surat ijin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri dan kegiatan lain yang mendukung penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat. Tujuan jabatannya adalah melaksanakan pelayanan proses pemberian surat ijin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri.

2) Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat.

3) Seksi Pengembangan Teknik Terminal Dinas Perhubungan Kota Medan

Seksi Penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat. Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat lingkup Pengembangan Teknik Terminal. Tujuan jabatannya adalah melaksanakan pelayanan Seksi Pengembangan Teknik Terminal.

4. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat Dinas Perhubungan Kota Medan

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat menyelenggarakan tugas-tugas angkutan darat, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bidang lalu lintas dan angkutan darat di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Medan.

Tujuan jabatan dari bidang ini adalah untuk menyediakan pelayanan dan administrasi serta penyediaan data dan informasi dan bahan penyusunan rencana dan pelaksana kegiatan dan program dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan. Uraian tugas dan kegiatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat yaitu:

a. penyusunan Rencana Kerja Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban,

b. pelaksanaan proses dan pelayanan perijinan angkutan darat, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban,

c. pelaksanaan evaluasi penyusunan rencana kerja, pelayanan serta pengawasan dan pengendalian di bidang angkutan darat, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban;

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Adapun Seksi yang berada di bawah Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat antara lain:

1) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat. Tujuan jabatan dari Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah untuk merencanakan dan menyusun program kerja di Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan.

2) Seksi Angkutan Darat Dinas Perhubungan Kota Medan

Seksi Angkutan Darat dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat. Seksi Angkutan Darat mengacu pada arti dari angkutan yaitu perpindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

Dokumen terkait