• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama : Goina br Simbolon

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 Tahun

Agama : Islam

Suku : Batak

Status : Menikah

Pekerjaan : Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga : 4 orang Jumlah Anak : 2 orang Pendidikan Formal Terakhir : SMA

Peneliti melakukan wawancara dengan Goina br Simbolon selaku buruh harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia pernah pindah rumah.

“ Pernah dek, ini ibu baru pindah lagi ke desa ini ”.

Pertanyaan berikutnya adalah sejak kapan ibu tinggal ditempat yang anda tempati sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia baru 1 (satu) bulan berada di desa ini.

Pertanyaan berikutnya adalah dimanakah Ibu tinggal sebelumnya. Goina br Simbolon menyatakan bahwa ia sebelumnya tinggal di Lubuk Pakam.

“ Kalau ibu sebelumnya berasal dari Lubuk Pakamnya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya yang peneliti berikan adalah apakah Ibu membawa serta keluarga ke desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak membawa serta keluarganya ke desa ini.

“ Gak dek, suami dan satu anak ibu masih di pakam kerja, anak yang satu

lagi kan sudah nikah, jadi dia tinggal sama istrinya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sebelumnya sudah berapa kali ibu pindah rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia sudah 2 kali pindah rumah untuk sementara waktu.

“ Ibu pindah sudah 2 (dua) kali dek, itupun karna adanya masalah yang

harus ditutupi makanya harus pindah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pekerjaan Ibu sebelumnya. Goina br Simbolon menuturkan bahawa sebelumnya ia bekerja sebagai kepala buruh di sebuah pabrik di Lubuk Pakam.

“ Sebelumnya ibu kerja jadi buruh pabrik dek di Lubuk Pakam, disana Ibu udah jadi kepala bagian, tapi karena sudah merasa jenuh dan bosan karena aktivitas itu dan ibu juga udah merasa capek ia keluarlah ibu ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah suami Ibu bekerja. Goina br Simbolon menuturkan bahwa suaminya bekerja sebagai penarik becak di Lubuk Pakam.

“ Bapak ia kerjalah dek buat bantu nutupi pinjaman anak ibu di bank,

Pertanyaan berikutnya adalah sudah berapa lama Ibu bekerja sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia bekerja sebagai buruh harian lepas sudah 1 (satu) bulan.

“ Ya sejak pindahlah dek, disini kalau untuk makan mah gampang banget

dek asal rajin pasti dapat duit ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah alasan Ibu bekerja sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) untuk menutupi utang yang dipinjam sang anak.

“ Terpaksanya ibu dek, harus ada yang kami tutupi, pas ibu berhenti kerja

gak taunya anak ibu minjam uang dari Bank, karena ada sedikit masalah dia jadi gak bisa bayar dan borohnya pake surat tanah ibu yang di Pakam dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah yang mengajak Ibu untuk bekerja sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahwa yang mengajak ia bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) adalah saudaranya.

“ Yang ngajak kerja ngaron ini ya saudara dek tempat ibu tinggali sekarang ”

.

Pertanyaan selanjutnya adalah bekerja dibidang manakah ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia bekerja untuk memanen dan masih belajar.

“ Karena masih baru-baru belajar dek, jadi masih memanen aja ibu ini

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan Ibu di Desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia belum mengurus KTP untuk desa Jaranguda.

“ Gaklah dek, kan ibu bukan mau menetap lama, kadang ibu

pulang-pulang juganya atau bapak dan anak ibu datang kesini ”.

Pertanyaan selanjutnya yang diberikan peneliti untuk data kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo adalah apakah yang Ibu lakukan jika memiliki waktu luang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia akan istirahat dirumah.

“ kalau gak ada jadwal aron ibu biasanya tidurlah dek di rumah istirahat ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada kegiatan rutin (perkumpulan) yang Ibu ikuti di Desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak mengikuti perkumpulan di desa Jaranguda.

“ gaklah dek, belum ada ya kalau di pakam ibu baru ikuti, kalau disini

gak dek. Istirahat ajalah dirumah ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan tetangga diluar teman satu pekerjaan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia hanya senyum dan jarang untuk berbincang-bincang terlalu lama dengan tetangga.

“ ya karna ibu sebenarnya malas dek kalau untuk cerita-cerita dek, kebiasaan ya kalau gak ada kerja tidur aja dirumah buat istirahat ”.

Pertanyaan berikutnya adalah tindakan menyimpang apa yang sering terjadi di lingkungan Ibu. Goina menuturkan bahwa dia belum melihat hal-hal yang mengganggu di desa Jaranguda.

“ Mungkin karna masih baru dek jadi belum ada, sejauh ini aman dan

baik-baik aja dek ”.

Pertanyaan selanjutnya mengenai pendapatan buruh harian lepas (aron), peneliti mengajukan pertanyaan apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama Ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa buruh harian lepas (aron) adalah satu-satunya sumber mata pencahariannya sekarang.

“ Kalau sekarang ia dek, disini jadi aron itu gampang kali asalah ada

kemauan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika Ibu bekerja. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia bekerja dengan sistem borongan.

“ Kalau sitemnya dek ia borongan gitu, jadi kita diupah dengan gaji yang

uda disetujuin saudara ibukan, nah kami kerjakanlah mulai dari nanam sampai panen dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu dalam seminggu. Goina br Simbolon menuturkan untuk gaji bisa memperoleh Rp. 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

“ Kalau untuk gaji dek ia kalau kerja gak full seminggu paling-paling 5

(lima) kali dalam seminggu. Ya dapat-dapat Rp.350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dek, kan kali Rp. 70.000 (Tujuh puluh ribu) perhari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa rata-rata jam kerja Ibu dalam sehari. Goina br Simbolon menuturkan bahwa jam kerja selama ia jadi buruh harian lepas (aron) dalam seminggu adalah 10 samapai 12 jam.

“ Kalau jam kerja kan dek mulai jam 8 (delapan) sampai jam 5 (lima), ya kalau lembur sampai jam 7 dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk upah ia merasa upahnya sudah sesuai.

“ Upahnya ia ibu rasa sesuailah dek apalagi kalau dilihat-lihat aron-aron

ada juga yang di gaji dibawah 50.000 (lima puluh ribu rupiah) dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah jumlah upah yang Ibu terima telah mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Goina br Simbolon menuturkan bahwa gaji tersebut tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari informan utama tersebut.

“ Kalau untuk makan sih dek cukup, tapi kalau untuk sehari-hari gak dek,

apalagi kalau kita punya utang gini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah Selain untuk kebutuhan makan sehari-hari, digunakan untuk apakah pendapatan Ibu. Goina br Simbolon mnuturkan bahwa ia menggunakan upahnya untuk membantu menutupi utang sang anak.

“ untuk sekarang fokus buat bayar utang anaklah dek, banyak lagi soalnya ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan seputar kondisi sandang dan pangan para informan utama adalah dengan memberikan pertanyaan berapa kalikah dalam satu hari Ibu makan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia makan 3(tiga) kali sehari.

“Karena tinggal ditempat saudara dek ia tiga kalilah sehari, kan gak mungkin kita gak makan ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan keseharian ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk makan sehari-hari menunya selalu ada sayur dan ikan, untuk daging mereka makan sekali dalam 2 (dua) minggu.

“ kalau disini ya ngikuti menu yang punya rumahlah dek, ikan-ikan teri atau telur, ya kalau untuk daging kita biasanya sekali dalam 2 (dua) minggu ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun ibu sekeluarga membeli pakaian. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia sangat jarang membeli pakaian.

“ Kalau uda tua gini dek gak perlunya baju-baju baru, apalagi anak udah

besar-besar, setahun sekalipun belum tentu dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia membeli pakaian di pasar tempat ia biasa belanja kebutuhan sehari-hari.

“ Beli baju ya paling deket-deket rumah dek, kalau kita biasa beli ikan

atau sayur gitu, ya disitulah kita beli dek ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan untuk data kondisi kesehatan para informan utama adalah dengan memberikan pertanyaan apakah didalam keluarga ibu ada yang sering sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia dan keluarga hanya sering sakit demam dan flu.

“ kalau sakit-sakit parah gak pernah dek, paling sakit kecil-kecil kayak flu,demam atau sakit gigi gitu ”.

Pertanyaan berikutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa lebih memilih beli obat di warung-warung terdekat.

“ Karna sakit-sakit gitu ia paling beli obat warung aja dek, lebih murah

juga ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya cukup untuk membiayai pengobatan ibu jika sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki tabungan khusus untuk kesehatan.

“ Kalau khusus buat gitu gak adalah dek, buat makan, bayar utang aja uda syukur kali kalau bisa ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ibu tercatat sebagai anggota badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.

“ gak ada dek, kita kan berdoa aja mudah-mudahan jangan sakit yang

aneh-aneh, kita uda banyak masalah ya kalau bisa jangan nambah dek ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan selanjutnya untuk data seputar kondisi pendidikan para buruh harian lepas (aron) adalah dengan bertanya apakah anak Ibu ada yang masih bersekolah. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia sudah tidak memiliki anak yang bersekolah, karena anak-anaknya sudah menikah dan bekerja.

“ gak dek, merekakan Cuma dua udah pada nikah dan kerja, inikan tinggal yang bontot yang belum menikah tapi udaha kerja ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan Ibu menyekolahkan anak. Goina br Simbolon menuturkan bahwa sekolah untuk anak sangat penting agar kehidupan sang anak bisa lebih baik dari orangtuanya.

“ ya kita para orangtua berharap anak itu pintar-pintar dek, sekolah yang bagus, biar bisa lebih baik dan bantu orangtua juga ”.

Pertanyaan selanjutnya seputar kondisi perumahan para informan utama, peneliti mengajukan pertanyaan pertama yakni bagaimana status rumah tempat anda tinggali sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa rumah yang ia tempati di Pakam adalah milik sendiri, namun rumah yang ia tempati di desa Jaranguda adalah milik saudara.

“ Kalau rumah dipakam udah milik sendiri dek, tapi kalau disini ia tinggal bareng saudara dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana bentuk rumah Ibu tempati sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa rumah tersebut sudah permanen.

“ Rumah itu uda permanen dek, cukup-cukup buat ditempatilah gak sempit yang penting nyaman ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Ibu memenuhi kebutuhan sumber air bersih di rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa mereka menggunakan air Perusahaan Air Minum (PAM ).

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Ibu memeperoleh penerangan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk listrik mereka sudah mudah menggunakannya karena listrik sudah masuk kedaerah mereka.

“ Listrik udah masuk di desa kami dek, hanya masalahnya paling karena kemahalan kita kalau bayar ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi tabungan para informan peneliti mengajukan pertanyaan apakah ibu menyisahkan uang dari hasil anda mengaron untuk ditabung. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki tabungan.

“ Boro-boro tabungan dek, utang lunas aja udah syukur, gak mikir yang lain-lain dululah dek ”.

5.3.2 Informan Utama

Nama : Yuniar br Sihotang

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 36 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak

Status : Menikah

Pekerjaan : Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga : 5 orang Jumlah Anak : 3 orang Pendidikan Formal Terakhir : SMA

Peneliti melakukan wawancara dengan Yuniar br Sihotang selaku buruh harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan

utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia pernah pindah rumah.

“ Pernah, baru-baru ini juga pindah rumah kok tapi masih di dekat-dekat desa ini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan ibu tinggal ditempat yang anda tempati sekarang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa rumah yang ia tempati sekarang sudah jalan 2 (dua) tahun.

“ kalau rumah yang sekarang udah jalan dua tahunlah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimanakah ibu tinggal sebelumnya. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sebelumnya ia tinggal di seberang desa.

“ kemaren itu tinggal diseberang desa kok dek,desa Gongsol ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ibu membawa serta keluarga ke desa ini. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia pindah beserta keluarga.

“Ia tentulah dek kan mau menetap, gak mungkin jauh-jauhan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sebelumnya sudah berapa kali ibu pindah rumah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia dan suami baru sekali pindah.

“ Kalau sejak menikah sih dek baru ini kami pindah dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pekerjaan Ibu sebelumnya. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia sudah 8 (delapan) tahun menjadi buruh harian lepas (aron).

“ udah lama kali dek kerja kakak jadi aron, 8 (delapan) tahun pun

Pertanyaan berikutnya adalah apakah suami ibu bekerja. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa suaminya bekerja di kantor kepala desa Jaranguda sebagai salah satu perangkat desa.

“ Kalau abangmu dek puji Tuhan kemaren diterima kerja jadi salah satu perangkat desa ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah alasan ibu bekerja sebagai buruh aron. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia menjadi buruh harian lepas (aron) karena pekerjaan itu lebih mudah didapat dan sangat banyak lahan yang menerima.

“ Kalau di desa ini dek jadi aron itu gampang kali, cari duitnya juga gak susah karena lahan banyak, yang penting rajin dan bener-bener bertanggung jawab ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bekerja dibidang manakah ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia bekerja di semua bidang dari menanam sampai memanen.

“ Karena udah lama dek semua kakak ambil yang penting borongan

dia cara kerjanya ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan ibu di Desa. Yuniar br Sihotang menuturkan bahawa ia telah memiliki KTP.

“Kalau KTP udah adalah dek, apalagi kakak juga udah lama tinggal

didaerah-daerah sini dek ”.

Pertanyaan selanjutnya untuk data tentang kondisi sosial ekonomi informan utama, peneliti mengajukan pertanyaan berupa apakah yang Ibu lakukan jika memiliki waktu luang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mengikuti kegiatan yang ada didesa.

“ kalau gak kerja ia ikut arisan, pesta atau jalan-jalan sama keluarga dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada kegiatan rutin (perkumpulan) yang Ibu ikut i di Desa Jaranguda. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia selalu mengikuti kegiatan perkumpulan didesa Jaranguda.

“ kalau kegiatan seperti arisan, STM dan perkumpulan gerja rutinlah dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan tetangga diluar teman satu pekerjaan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa interaksi dengan tetangga sangat baik.

“ kalau sama tetangga ia sering kumpul cerita-ceritalah dek, terakap

dirumah kan. Kalau kumpul bisa bahas kerja juga kan ”.

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan oleh peneliti menyangkut data kondisi pendapatan buruh harian lepas (aron), peneliti mengajukan pertanyaan apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama Ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia tidak hanya bekerja sebagai buruh harian lepas (aron).

“ Gak dek, ada masih ladang kita yang kita sewa lahannya kita tanamlah,

itulah kerjaan selain aron dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika Ibu bekerja. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sistem ia bekerja sebagai aron sebagai aron borongan.

“ Sistem kerja kakak dek ya sistem borongan, karena kalau harian rugi kita karena gajinya juga gak tetap ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu dalam seminggu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa upah bekerja sebagai aron dapat ia peroleh Rp. 280.000 (dua ratus delapan puluh ribu).

“ kalau khusus aron biasanya kurang lebih Rp. 280.000 (dua ratus delapan puluh ribu) dek itu belum termasuk jam lembur ”.

Pertanyan berikutnya adalah berapa harikah rata-rata Ibu bekerja dalam seminggu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jam ia bekerja jadi buruh harian lepas 3 sampai 5 hari dengan jam kerja sesuai dengan yang telah ditentukan oleh buruh harian lepas (aron) pada umumnya yaitu dari pukul 08.00 wib sampai pukul 17.00 wib.

“ Kalau soal hari karena ini bukan pekerjaan utama kakak hanya kerja 3 sampai 5 hari, soal jamnya ia sama kayak aron umumnya dari jam 8 (delapan) pagi sampai 5 (lima) sore ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jika bekerja dengan sistem borongan upah yang telah ditetapkan telah sesuai dengan jam kerja, namun jika sistem tetap tidak sesuai.

“ Kalau upahnya untukl sistem borongan udah bisalah itu dek, tapi kalau kita kerja jadi aron tetap ya rugilah, udah gak bisa keladang yang lain harus fokus keladang itu, gaji pun dibawah 60.000 (enam pulu ribu rupiah) ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah selain untuk kebutuhan makan sehari-hari, digunakan untuk apakah pendapatan Ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa selain memenuhi kebutuhan sehari-hari ia juga menabung disalah satu koperasi atau CU terdekat di desa Jaranguda.

“ Ya biasanya kakak kalau uda gak selesai bayar kebutuhan sehari-hari. Kakak nabung dek di CU dekat-dekat sini,yah lumayanlah kalau kita nabungkan bisa minjam juga kalau dalam kebutuhan mendesak dek ”.

Peneliti selanjunya mengajukan pertanyaan tentang kondisi sandang dan pangan para informan utama. Peneliti mengajukan pertanyaan berapa kalikah dalam satu hari Ibu makan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka makan sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari.

“ Puji Tuhan masih bisa makan 3(tiga) kali dalam sehari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan keseharian ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka lebih sering mengkonsumsi ikan teri, untuk daging mereka konsumsi tiap seminggu sekali.

“ kalau makan kami sering lauknya ikan teri dek, sayur yah biasalah kayak bayam, kangkung, wortel, kalau daging ya seminggu sekalilah dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah darimanakah Ibu memperoleh bahan makanan untuk keluarga. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa pada umumnya dia sering belanja di pasar yang letaknya tepat di kota berastagi.

“ Kalu beli bahan makanan biasanya dari pajak yang dekat di kota

Berastagi dek, ya kalau kecil-kecil beli diwarung deket rumah, tapi kadang pake bahan-bahan hasil ladang juga sih dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun ibu sekeluarga membeli pakaian. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka belanja baju sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun.

“ Beli baju paling 2 (dua) kali dalam setahun dek, pas acara natal atau

mau pesta gitu-gitu aja ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa untuk membeli baju ia pergi ketoko baju.

“ Kakak lebih sering belanja ditoko baju dek, udah langganan juga

soalnya ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi kesehatan, peneliti mengajukan pertanyaan apakah didalam keluarga ibu ada yang sering sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jarang ada yang sakit.

“ Kalau sakit sih yang ringan-ringan aja dek, paling parah paling cacar aja

”.

Pertanyaan selanjutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sering beli obat warung atau kepuskesmas terdekat.

“ Kalau sakit-sakit ringannya dek ya beli obat warung aja tapi kalau uda

agak fatal kita bawa ke puskesmas desa ”.

Pertanyaan berikutnya adalah Apakah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya cukup untuk membiayai pengobatan bapak/ibu jika sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa pendapatan untuk pengobatan dalam keluarga telah mencukupi.

“ Adalah dek buat jaga-jaga juga perlu, jadi kita sisih-sisihkan gitu dari hasil aron atau ladang ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah ibu tercatat sebagai anggota badan

Dokumen terkait