• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui pencarian data-data dan sumbersumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui pencarian data-data dan sumbersumber"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 1. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif., yaitu menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui pencarian data-data dan sumber-sumber informasi yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti, menganalisis data-data yang didapat serta menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi pada objek penelitian berdasarkan data yang ada.

Menurut (Siagian, 2011: 52) penelitian dilakukan dengan tujuan menggambarkan dan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan adapula produk interaksi yang berlangsung. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2003 : 11), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Tujuan dari penelitian deskriptif ialah membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data-data, sifat-sifat serta hubungan antara objek yang diteliti.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena peneliti ingin mengetahui kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron). Hal yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian ditempat ini adalah karena adanya persaingan memperoleh lahan kerja antara buruh harian lepas (aron) didesa ini yang berasal dari luar daerah dengan buruh harian lepas (aron) lokal. Persaingan ini dilihat dari

(2)

banyaknya pemilik lahan atau mandor yang menggunakan tenaga buruh harian lepas (aron) luar desa daripada buruh harian lepas (aron) yang telah lebih dulu ada didesa tersebut. Oleh karena itu peneliti menganggap ini adalah suatu masalah sosial yang harus diteliti.

3. Informan penelitian

Informan adalah orang yang berperan memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung. Informan penelitian ini terdiri dari :

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah orang-orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, yaitu mandor atau pengguna jasa buruh harian lepas (aron) berjumlah 2 (dua) orang.

2. Informan Utama

Informan utama adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses yang diteliti, yakni para buruh harian lepas (aron) di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Informan yang dibutuhkan dalam wawancara berjumlah 4 (empat) orang dengan pembagian dua orang dari desa lokal dan dua orang dari luar daerah (migrasi) yang meninggalkan keluarganya sementara demi menjadi buruh.

(3)

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, serta tulisan yang berhubungan terhadap maalah yang diteliti.

2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam studi lapangan yaitu :

1. Observasi, yaitu mengamati secara langsung objek dan fenomena yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara mengamati, mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara bertemu langsung antara peneliti dengan responden untuk mengajukan tanya jawab kepada responden serta mengikuti kegiatan sehari-hari responden untuk memperoleh data-data yang relevan. Dalam hal ini peneliti akan menanyakan sederetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dan mendalam. Cara pelaksanaannya pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang yang ditanyakan.

(4)

5. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data tahap berikutnya adalah melakukan analisis. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secar sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2003: 169).

Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan penulis adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpuln dari hasil penelitian.

(5)

BAB IV

DESKRIFSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

4.1 Letak Desa Jaranguda

Secara geografis kabupaten karo terletak di antara 2o50-3o19’ LU dan 97o55o -98o

BATAS

38’ LS. Desa Jaranguda merupakan sebuah desa dari sembilan desa yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Desa Jaranguda didirikan oleh Mergan Surbakti yang terdiri dari 30 RW dan 10 RT dengan batas wilayah desa Jaranguda sebagai berikut:

TABEL: 1 Perbatas Wilayah

DESA KECAMATAN

Sebelah utara Hutan Negara Berastagi

Sebelah barat Desa Merdeka Merdeka

Sebelah selatan Desa Gongsol Merdeka

Sebelah Timur Desa Lau Gumba Berastagi

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Secara garis besar letak geografis desa Jaranguda masih terbilang desa yang ramai. Hal ini bisa dilihat dari jarak tempuh dari desa jaranguda ke kota Brastagi yang merupakan pusat wisata dan kegiatan ekonomi masyarakat karo hanya memakan waktu kurang lebih 20 menit dengan jarak tempuh 5 Km. Desa Jaranguda juga didukung oleh akses jalan yang memadai sehingga berimplikasi pada ketersediaan alat angkutan umum yang diperoleh setiap saat. Selain itu menurut potensi umum desa Jaranguda memiliki luas wilayah dari segi penggunaan adalah sebagai berikut:

(6)

TABEL: 2

Luas Wilayah Menurut Penggunaan

Luas Pemukiman 37,00 Ha

Luas Persawahan 4,00 Ha

Luas Pekarangan 6,00 Ha

Luas Taman 400,00 Ha

Luas Perkantoran 15,00 Ha

Luas Prasarana umum lainnya 27,00 Ha

Total Luas 489,00 Ha

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.1.1 Penduduk Menurut Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Desa Jaranguda juga memiliki tenaga kerja yang dibagi sesuai usia dan jenis kelamin. Berikut adalah klasifikasi masyarakat desa Jaranguda menurut tenaga kerja:

TABEL: 3

Penduduk Menurut Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Laki-laki Perempuan

Penduduk Masih Sekolah 7-18 tahun 114 Orang 148 Orang

Penduduk usia 0-6 tahun 94 Orang 102 Orang

Penduduk usia 18-56 tahun 589 Orang 662 Orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja 564 Orang 628 Orang Penduduk usia 18-56 tahun yang belum tau tidak

bekerja

25 Orang 34 Orang

Penduduk usia 56 tahun keatas 171 Orang 109 Orang

Jumlah 1.557 Orang 1.683 Orang

Total Jumlah 3.240 Orang

(7)

4.1.2 Penduduk Menurut Usia

Hasil dari pengolahan data pada sensus penduduk, keseluruhan warga desa Jaranguda berjumlah 7.322 jiwa, yang terbagi ke dalam 1802 Kepala Keluarga (KK). Jumlah penduduk kumulatif tersebut dapat dirinci menurut golongan usia dan jenis kelamin sebagai berikut :

TABEL: 4 Penduduk Menurut Usia

NO Golongan Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-12 bulan 160 201 361 2 13 bulan-4 tahun 320 372 692 3 5-6 tahun 190 152 342 4 7-12 tahun 220 328 548 5 13-15 tahun 275 350 625 6 16-18 tahun 472 213 685 7 19-25 tahun 652 354 1006 8 26-35 tahun 221 290 510 9 36-45 tahun 153 193 346 10 46-50 tahun 203 197 400 11 51-60 tahun 350 183 533 12 61-75 tahun 220 430 650 13 76 tahun+ 215 405 620 14 Jumlah 3654 3668 7322

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.1.3 Penduduk Menurut Agama

Sebagian besar, penduduk asli disa Jaranguda beragama kristen, baik itu kristen protestan atau katholik. Agama islam menduduki peringkat kedua setelah agama kristen, lalu disusul agma budha. Penduduk desa Jaranguda merupakan penduduk yang homogen dalam hal hukum adat, akan tetapi lain halnya dalam kepercayaan. Mereka lebih bersikap heterogen, hal itu dapat dilihat dari beragam agama yang dianut oleh masing-masing penduduk. Dari totalitas penduduk menurut agama yang dianut dapat diklasifikasi sebagai berikut :

(8)

TABEL: 5

Penduduk Menurut Agana

Agama Laki-laki Perempuan

Budha 3 Orang 4 Orang

Islam 437 Orang 450 Orang

Katholik 113 Orang 158 Orang

Kristen 391 Orang 408 Orang

Jumlah 944 Orang 1.020 Orang

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.1.4 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam mengembangkan potensi diri serta meningkatkan kualitas manusia, baik secara spritual,kepribadian maupun keterampilan, agar menjadi manusia yang lebih baik.

Kesadaran masyarakat desa Jaranguda saat ini merupakan transformasi dari paradigma masyarakat dulu yang lebih mendiskriminasi perempuan dalam hal pendidikan. Hal ini karena anak perempuan dipandang lebih baik cepat menikah daripada sekolah tinggi, karena setinggi apapun pendidikan anak perempuan, mereka akan tetap kembali ke dapur, mengurus anak dan merawat rumah. Beda halnya dengan anak laki-laki yang lebih leluasa dalam hal pendidikan. Paradigma tersebut kini mulai berubah, orangtua anak perempuan mulai menginginkan anaknya untuk sekolah setinggi-tingginya sesuai biaya yang dapat mereka tanggung. Untuk melihat klasifikasi pendidikan di desa Jaranguda dapat di tabelkan sebagai berikut :

TABEL: 6

Penduduk Menurut Pendidikan

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

Tamat D-3/Sederajat 23 Orang 35 Orang

Tamat S-1/Sederajat 14 Orang 32 Orang

Tamat S-2/Sederajat 2 Orang 0 Orang

Tamat SD/ Sederajat 95 Orang 83 Orang

(9)

Tamat SMP/ Sederajat 452 Orang 516 Orang

Tamat SMA/ Sederajat 687 Orang 610 Orang

Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 81 Orang 74 Orang Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat 68 Orang 71 Orang Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 42 Orang 47 Orang Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 137 Orang 148 Orang Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 15 Orang 11 Orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Playgroup 37 Orang 49 Orang Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 114 Orang 148 Orang

Total Jumlah 3.592

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.1.5 Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Data penduduk yang menurut pencaharian dibagi atas beberapa sektor, yakni sebagai berikut :

Tabel 7

Penduduk Mata Pencaharian 1. Sektor Pertanian

Pekerjaan Jumlah

Buruh Tani 262 Orang

Pemilik Usaha Tani 27 Orang

Petani 552 Orang

Total 1041 orang

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

2. Sektor Perkebunan

Pekerjaan Jumlah

Buruh Perkebunan 2 Orang

Total 2 Orang

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

3. Sektor Peternakan

Pekerjaan Jumlah

(10)

Pemilik Usaha Peternakan 1 Orang

Total 5 orang

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4. Sektor Industri Menengah dan Besar

Pekerjaan Jumlah

Karyawan Perusaahan Pemerintah 2 Orang Karyawan Perusahaan Swasta 57 Orang

Pemilik Perusahaan 2 Orang

Total 61 orang

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

5. Sektor Jasa

Pekerjaan Jumlah

Dosen Swasta 24 Orang

Dukun/Paranormal/Supranatural 1 Orang

Guru Swasta 3 Orang

Jasa Penyewaan Peralatan Pesta 1 Orang

Pembantu Rumah Tangga 2 Orang

Pensiunan PNS 1 Orang

Pensiunan TNI/POLRI 7 Orang

Tidak mempunyai matapencaharian tetap 27 Orang

TNI 1 Orang

Total 47 orang

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Jika dilihat dari klasifikasi mata pencaharian diatas sebanyak 1041 orang bekerja dibidang pertanian dan hanya 2 orang yang bekerja dibidang perkebunan.. Hal ini disebabkan oleh lingkungan mereka yang harus memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada.

4.2 Sarana dan Prasarana 4.2.1 Sarana Transportasi

TABEL: 8 Sarana Transportasi

Jenis Transportasi Jumlah

Penduduk yang memiliki sepeda motor 108

(11)

Penduduk yang memiliki bus 2

Total 158

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Menurut data tersebut dapat dilihat bahwa di desa Jaranguda penduduk sudah memiliki banyak alat transportasi, hal ini didukung dengan baiknya kondisi jalan serta pekerjaan penduduk d apat dilakukan dengan mudah dan efesien.

4.2.2 Sarana Kesehatan

\ TABEL: 9 Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan Jumlah

Balai Kesehatan Ibu dan Anak 2

Posyandu 1

Rumah Bersalin 2

Total 5

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa desa Jaranguda sudah menggunakan tenaga ahli kesehatan seperti dokter, bidan, mantri serta perawat yang telah memiliki pengalaman. Hal ini dapat dilihat dengan mudahnya menemukan tempat untuk berobat di desa Jaranguda.

4.2.3 Sarana Peribadatan

Desa Jaranguda memiliki beberapa tempat beribadah bagi masyarakat untuk menunaikan ibadah mereka sesuai dengan kepercayaan yang dianut masing-masing masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan mudahnya menemukan tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan mereka. Berikut adalah tabel mengenai tempat beribadah masyarakat desa Jaranguda:

TABEL: 10 Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan Jumlah

(12)

Langgar/Surau/Mushola 1

Masjid 2

Total 5

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.2.4 Sarana Pendidikan

Untuk menunjang proses belajar mengajar disediakan sarana pendidikan yang dapat ditemukan dalam profil Desa Jaranguda adalah adanya satu (1) unit sekolah yang bernama SMK Negeri 1 Merdeka yang terdiri atas beberapa sarana sebagai berikut :

1. Ruang kelas 2. Laboratorium 3. Perpustakaan 4. Sanitasi Siswa

4.2.5 Sarana Hiburan dan Wisata

TABEL: 11

Sarana Hiburan dan Wisata

Jenis Hiburan/Wisata Jumlah

Hotel Melati 8

Jumlah Tempat Wisata 9

Total 17

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Desa Jaranguda adalah salah satu objek wisata yang sering dikunjungi turis menyebabkan desa tersebut memiliki banyak tempat penginapan yang terdiri dari 8 (delapan) buah hotel bagi para pengunjung yang tertarik untuk mengunjungi 9 (sembilan) buah objek wisata yang terletak dekat dengan desa Jaranguda.

(13)

4.2.6 Sarana Komunikasi

Setiap daerah memiliki beragam cara untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat lain baik informasi dari dalam negeri maupun luar negeri. Pentingnya informasi dapat membantu setiap individu maupun masyarakat dalam membantu dan mempermudah setiap kegiatan masyarakat. Hal ini tak luput juga di Desa jaranguda yang membutuhkan informasi serta memeberi informasi, maka sarana yang dapat digunakan di desa Jaranguda adalah sebagai berikut:

1. Telepon

Telepon adalah salah satu alat yang sangat penting di jaman teknologi yang berkembang dengan sangat pesat. Desa Jaranguda telah menggunakan sebanyak 27 orang pelanggan telekominikasi serta 6 unit warung internet sebagai saran membantu bersosialisasi Berikut adalah tabel sarana komunikasi berupa telepon di desa Jaranguda:

TABEL: 12 Alat Komunikasi Jumlah Pelanggan Telkom 27 Orang

Warung Internet 6 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

2. Televisi

Sarana untuk melihat atau mempromosikan suatu barang serta jasa berupa iklan tentu mejadi mudah ketika dipasarkan melalui radio dan televisi. Dari data yang diperoleh masyarakat Jaranguda telah menggunakan televisi yakni berjumlah 828

(14)

unit sebagai sarana hiburan serta informasi. Berikut adalah tabel mengenai jumlah alat komunikasi berupa tempat penyampaian berita serta hiburan di desa Jaranguda:

TABEL: 13 Berita dan Hiburan

Jumlah Parabola 416 unit

Jumlah TV 412 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.3 Struktur Desa

Untuk mempermudah proses pembangunan desa tentu harus memiliki sistem pemerintahan yang telah tersusun secara struktural. Hal ini berlaku juga terhadap desa Jaranguda yang telah memiliki pimpinan serta perangkat-perangkat desa untuk melayani masyarakat agar menjadi desa yang lebih berkembang. Dari data yang diperoleh desa Jaranguda memiliki kepala desa bernama Bapak Elisa Sinuraya, S.H dan Sekretaris desa Hedinta Tarigan serta beberapa perangkat lainnya yang dibagi sesuai dengan banyak dusun yang ada di dalam desa serta adanya pembagian perangkat desa yang dibagi sesuai dengan fungsi mereka masing-masing. Berikut adalah gambar struktur desa Jaranguda :

(15)

GAMBAR: 1 Struktur Desa

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Kepala Desa : Elisa Sinuraya, S.H

Sekretaris Desa : Hedinta Tarigan

Kepala Dusun (KADUS): KADUS I : Lamhot Naibaho KADUS II : Budiaji ,SH KADUS III : Apul Barus KADUS IV: Ferdinan Bangun Kepala Seksi (KASI)

1. KASI Pemerintahan : Fransisko Tarigan,SH 2. KASI Kesejahteraan : Arianto Sembiring 3. KASI Pelayanan : Arjuna F Surbakti

Kepala Urusan terdiri atas (KAUR):

1. KAUR Tata Usaha / Umum : Basita Surbakti 2. KAUR Keuangan : Daniel F Gurusinga 3. KAUR Perencanaan : Iwanto Simbolon

(16)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dilapangan dengan teknik pengumpulan informasi secara wawancara mendalam dengan informan kunci dan informan utama. Peneliti berhasil mengumpulkan data informan mengenai kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo melalui informan sebanyak 6 (enam) orang dengan komposisi 2 (dua) informan kunci yaitu pemilik lahan atau pengguna jasa buruh harian lepas (aron) dan 4 (empat) informan utama yaitu buruh harian lepas (aron). Melalui wawancara dengan semua informan diperoleh data mengenai kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) dengan indikatornya adalah interaksi sosial, pendapatan, sandang dan pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan dan tabungan terhadap kebutuhan sehari-hari. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :

1. Melalukan observasi dilingkungan desa Jaranguda Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, tempat para buruh harian lepas (aron) bekerja.

2. Melakukan wawancara mendalam dengan pemilik lahan atau pengguna jasa buruh harian lepas (aron) dan buruh harian lepas (aron) dalam proses penelitian informan dan mengetahui latar belakang informan utama, kemudian dilanjutkan dengan wawancara informan kunci agar melengkapi data-data yang dibutuhkan.

Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah terkumpul, penulis mencoba membagi dalam beberapa bagian terkait permasalahan yang ingin

(17)

diuraikan dengan memasukkan petikan wawancara dari informan serta narasi penulis tentang data-data.

5.1 Informan Kunci 5.1.1 Informan Kunci

Nama : Netti Mariana br Sitanggang Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 25 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Toba

Status : Menikah

Pekerjaan : Petani

Jumlah dalam Keluarga : 3 orang Jumlah Anak : 1 orang Pendidikan Formal Terakhir : Sarjana (S1)

Peneliti melakukan wawancara dengan Netti Mariana br Sitanggang selaku pemilik lahan sekaligus pengguna jasa buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang peneliti tanyakan kepada Netti Mariana br Sitanggang adalah selama menjadi pemilik lahan, sudah berapa lamakah anda menggunakan jasa aron. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan kepada peneliti bahwa sudah 2 (dua) tahun sejak mereka memiliki lahan dari warisan orangtua suaminya, ia telah mempekerjakan buruh harian lepas (aron).

“ ya sejak aku menikah dek 2 (dua) tahun yang lalu, suamiku dapat warisan tanah ini. Ia kami kembangkanlah dengan bertani. Tapi gak mungkin bisa tenaga kami aja yang mengerjakan tanah ini, ia kami butuhlah tenaga aron-aron ini dek ”.

(18)

Peneliti kemudian bertanya kepada Netti Mariana br Sitanggang, berapa banyak aron yang dibutuhkan dalam menggerjakan lahan anda. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan untuk ukuran lahan yang ia miliki, ia mempekerjakan buruh harian lepas (aron) sebanyak 6 (enam) orang.

“ Kalau untuk ukuran tanah kami ini kan dek, kami biasanya mempekerjakan aron-aron ini sebanyak 6 (enam) aron ajanya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya yang peneliti ajukan adalah bagaimana cara anda memperoleh aron. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan bahwa untuk mendapatkan buruh harian lepas (aron), ia sering didatangi oleh para aron yang ingin bekerja.

“ Disini banyak kali aron dek, jadi mereka lebih sering datangi kita yang

punya tanah dek buat kerja. Mereka yang nanya-nanya kita, trus kita tinggal tentuin aja gajinya”.

Pertanyaan berikutnya yang diajukan peneliti adalah adakah ciri-ciri khusus yang sudah anda tetapkan dalam menggunakan jasaaron. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan bahwa untuk mempekerjakan aron dia akan melihat keterampilan dan ketepatan waktu buruh harian lepas saat bekerja.

“Kita kan kerja bukan untuk rugi dek, jadi kalau aron mau kerja kita harus

liat dulu dianya bisa nanam aja atau bisa nyiangi aja atau bisa semuanya, trus kalau kerja jangan malas-malasan dek ”.

Peneliti melanjutkan bertanya kepada informan apakah masalah yang sering alami ketika menggunakan jasa aron. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan bahwa dalam memepekerjakan aron diladang masalah yang paling sering muncul adalah lambatnya buruh harian lepas (aron) saat bekerja membuat mereka sering

(19)

ketinggalan mobil untuk jualan ke pasar serta masalah gaji yang mereka rasa kurang memenuhi kebutuhan hidup.

“ kadang aron-aron ini dek kalau gak dijaga mereka lambat kali, ada yang

menggosiplah atau apalah, sementara kitakan ngejar mobil buat jualan kepajak. Belum lagi gaji mereka yang mereka anggap kurang, sementara pendatant-pendatang nias itu digaji 40.000 (empat puluh ribu rupiah) pun mau dek yang penting kerja ”.

Pertanyaan penutup peneliti adalah apakah anda mempekerjakan aron yang berbeda dalam tiap musimnya. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan bahwa untuk mempekerjakan aron dia lebih sering mengganti-ganti buruh harian lepas sesuai dengan musim dan keterampilan yang buruh harian lepas (aron) miliki.

“Kakak kalau musim wortel nyari aron yang memang sudah terampil dan paham semua tentang tanaman ini, kayak gitu juga kalau musim nanam daun prei, daun sop, cabe gitulah dek ”.

5.1.2 Informan Kunci

Nama : Herawati br Sinuhaji

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 35 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Karo

Status : Menikah

Pekerjaan : Petani

Jumlah dalam Keluarga : 6 orang Jumlah Anak : 4 orang Pendidikan Formal Terakhir : SMA

(20)

Peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci kedua yakni Herawati br Sinuhaji selaku pemilik lahan sekaligus pengguna jasa buruh hRIn lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Peneliti melakukan wawancara dengan pertanyaan yang sama dengan informan kunci pertama, pertanyaan yang diajukan peneliti adalah selama menjadi pemilik lahan, sudah berapa lamakah anda menggunakan jasa aron. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahwa sudah menggunakan jasa buruh harian lepas (aron) selama 12 (dua belas) tahun.

“ Bibi pake jasa aron sejak mulai berladang 12 (dua belas) tahun dek, sejak menikah dan tinggal di desa ini ”.

Pertanyaan berikutnya yang peneliti ajukan adalah berapa banyak aron yang dibutuhkan dalam menggerjakan lahan anda. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahwa banyaknya buruh harian lepas (aron) yang ia pekerjakan adalah berjumlah 8 (delapan) orang.

“ Karena tenaga kita gak mungkin cukup buat ngerjain ladang sendirian

kami gunakan 8 (delapan) aron dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara anda memperoleh aron. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahwa untuk memperoleh buruh harian lepas (aron) ia didatangi langsung oleh mereka yang ingin bekerja.

“ Aron-aron itu lebih sering mendatangi kita kerumah atau nelpon kita dek nanya kerjaan, ya kalau udah gitu kita ngomongin gaji, ya kalau mereka uda setuju dengan gaji yang kita bilang ia kita pekerjakan mereka dek ”.

(21)

Pertanyaan selanjutnya adalah adakah ciri-ciri khusus yang sudah anda tetapkan dalam menggunakan jasaaron. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahawa dalam mempekerjakan buruh harian lepas (aron) dia akan menempatkan sesuai keterampilan mereka miliki.

“ Ya kalau kita rasa dia cocok dalam tanaman wortel besok-besok kita pekerjakan aja lagi dia tapi khusus ditanaman itu dek, selanjutnya kalau dia dri awal uda megang bawang prei ia dia juga kita tempatkan di khusus tanaman itu dek ”.

Pertanyaan berikutnya yang peneliti ajukan adalah apakah masalah yang sering alami ketika menggunakan jasa aron. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahawa masalah yang sering timbul adalah persoalan gaji yang mereka rasa kurang pantas untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

“ Gaji itu masalah yang gak hilang-hilang dek, aron-aron ini terus minta

tambah alasan mereka ya karena harga semua makanan pokok udah mahal. Padahal kita kan buat harga gaji itu sama kayak pasaran aron-aron disini, lagian kalau kerjanya kita rasa rajin ia kita tambah kok ”.

Pertanyaan penutup yang diajukan oleh peneliti adalah apakah anda mempekerjakan aron yang berbeda dalam tiap musimnya. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahwa ia mempekerjakan aron sesuai dengan musimnya.

“ Bibi kalau nyari aron sistem borongan dek, jadi kalau musimnya lagi sayur ini ia bibi pekerjakan aron yang bibi rasa terampil dek, biar tepat waktu juga jualannya ”.

(22)

5.3 Informan Utama 5.3.1 Informan Utama

Nama : Goina br Simbolon

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 Tahun

Agama : Islam

Suku : Batak

Status : Menikah

Pekerjaan : Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga : 4 orang Jumlah Anak : 2 orang Pendidikan Formal Terakhir : SMA

Peneliti melakukan wawancara dengan Goina br Simbolon selaku buruh harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia pernah pindah rumah.

“ Pernah dek, ini ibu baru pindah lagi ke desa ini ”.

Pertanyaan berikutnya adalah sejak kapan ibu tinggal ditempat yang anda tempati sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia baru 1 (satu) bulan berada di desa ini.

(23)

Pertanyaan berikutnya adalah dimanakah Ibu tinggal sebelumnya. Goina br Simbolon menyatakan bahwa ia sebelumnya tinggal di Lubuk Pakam.

“ Kalau ibu sebelumnya berasal dari Lubuk Pakamnya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya yang peneliti berikan adalah apakah Ibu membawa serta keluarga ke desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak membawa serta keluarganya ke desa ini.

“ Gak dek, suami dan satu anak ibu masih di pakam kerja, anak yang satu

lagi kan sudah nikah, jadi dia tinggal sama istrinya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sebelumnya sudah berapa kali ibu pindah rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia sudah 2 kali pindah rumah untuk sementara waktu.

“ Ibu pindah sudah 2 (dua) kali dek, itupun karna adanya masalah yang

harus ditutupi makanya harus pindah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pekerjaan Ibu sebelumnya. Goina br Simbolon menuturkan bahawa sebelumnya ia bekerja sebagai kepala buruh di sebuah pabrik di Lubuk Pakam.

“ Sebelumnya ibu kerja jadi buruh pabrik dek di Lubuk Pakam, disana Ibu udah jadi kepala bagian, tapi karena sudah merasa jenuh dan bosan karena aktivitas itu dan ibu juga udah merasa capek ia keluarlah ibu ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah suami Ibu bekerja. Goina br Simbolon menuturkan bahwa suaminya bekerja sebagai penarik becak di Lubuk Pakam.

“ Bapak ia kerjalah dek buat bantu nutupi pinjaman anak ibu di bank,

(24)

Pertanyaan berikutnya adalah sudah berapa lama Ibu bekerja sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia bekerja sebagai buruh harian lepas sudah 1 (satu) bulan.

“ Ya sejak pindahlah dek, disini kalau untuk makan mah gampang banget

dek asal rajin pasti dapat duit ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah alasan Ibu bekerja sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) untuk menutupi utang yang dipinjam sang anak.

“ Terpaksanya ibu dek, harus ada yang kami tutupi, pas ibu berhenti kerja

gak taunya anak ibu minjam uang dari Bank, karena ada sedikit masalah dia jadi gak bisa bayar dan borohnya pake surat tanah ibu yang di Pakam dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah yang mengajak Ibu untuk bekerja sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahwa yang mengajak ia bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) adalah saudaranya.

“ Yang ngajak kerja ngaron ini ya saudara dek tempat ibu tinggali sekarang ”

.

Pertanyaan selanjutnya adalah bekerja dibidang manakah ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia bekerja untuk memanen dan masih belajar.

“ Karena masih baru-baru belajar dek, jadi masih memanen aja ibu ini

(25)

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan Ibu di Desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia belum mengurus KTP untuk desa Jaranguda.

“ Gaklah dek, kan ibu bukan mau menetap lama, kadang ibu

pulang-pulang juganya atau bapak dan anak ibu datang kesini ”.

Pertanyaan selanjutnya yang diberikan peneliti untuk data kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo adalah apakah yang Ibu lakukan jika memiliki waktu luang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia akan istirahat dirumah.

“ kalau gak ada jadwal aron ibu biasanya tidurlah dek di rumah istirahat ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada kegiatan rutin (perkumpulan) yang Ibu ikuti di Desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak mengikuti perkumpulan di desa Jaranguda.

“ gaklah dek, belum ada ya kalau di pakam ibu baru ikuti, kalau disini

gak dek. Istirahat ajalah dirumah ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan tetangga diluar teman satu pekerjaan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia hanya senyum dan jarang untuk berbincang-bincang terlalu lama dengan tetangga.

“ ya karna ibu sebenarnya malas dek kalau untuk cerita-cerita dek, kebiasaan ya kalau gak ada kerja tidur aja dirumah buat istirahat ”.

Pertanyaan berikutnya adalah tindakan menyimpang apa yang sering terjadi di lingkungan Ibu. Goina menuturkan bahwa dia belum melihat hal-hal yang mengganggu di desa Jaranguda.

(26)

“ Mungkin karna masih baru dek jadi belum ada, sejauh ini aman dan

baik-baik aja dek ”.

Pertanyaan selanjutnya mengenai pendapatan buruh harian lepas (aron), peneliti mengajukan pertanyaan apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama Ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa buruh harian lepas (aron) adalah satu-satunya sumber mata pencahariannya sekarang.

“ Kalau sekarang ia dek, disini jadi aron itu gampang kali asalah ada

kemauan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika Ibu bekerja. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia bekerja dengan sistem borongan.

“ Kalau sitemnya dek ia borongan gitu, jadi kita diupah dengan gaji yang

uda disetujuin saudara ibukan, nah kami kerjakanlah mulai dari nanam sampai panen dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu dalam seminggu. Goina br Simbolon menuturkan untuk gaji bisa memperoleh Rp. 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

“ Kalau untuk gaji dek ia kalau kerja gak full seminggu paling-paling 5

(lima) kali dalam seminggu. Ya dapat-dapat Rp.350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dek, kan kali Rp. 70.000 (Tujuh puluh ribu) perhari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa rata-rata jam kerja Ibu dalam sehari. Goina br Simbolon menuturkan bahwa jam kerja selama ia jadi buruh harian lepas (aron) dalam seminggu adalah 10 samapai 12 jam.

(27)

“ Kalau jam kerja kan dek mulai jam 8 (delapan) sampai jam 5 (lima), ya kalau lembur sampai jam 7 dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk upah ia merasa upahnya sudah sesuai.

“ Upahnya ia ibu rasa sesuailah dek apalagi kalau dilihat-lihat aron-aron

ada juga yang di gaji dibawah 50.000 (lima puluh ribu rupiah) dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah jumlah upah yang Ibu terima telah mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Goina br Simbolon menuturkan bahwa gaji tersebut tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari informan utama tersebut.

“ Kalau untuk makan sih dek cukup, tapi kalau untuk sehari-hari gak dek,

apalagi kalau kita punya utang gini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah Selain untuk kebutuhan makan sehari-hari, digunakan untuk apakah pendapatan Ibu. Goina br Simbolon mnuturkan bahwa ia menggunakan upahnya untuk membantu menutupi utang sang anak.

“ untuk sekarang fokus buat bayar utang anaklah dek, banyak lagi soalnya ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan seputar kondisi sandang dan pangan para informan utama adalah dengan memberikan pertanyaan berapa kalikah dalam satu hari Ibu makan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia makan 3(tiga) kali sehari.

“Karena tinggal ditempat saudara dek ia tiga kalilah sehari, kan gak mungkin kita gak makan ”.

(28)

Pertanyaan berikutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan keseharian ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk makan sehari-hari menunya selalu ada sayur dan ikan, untuk daging mereka makan sekali dalam 2 (dua) minggu.

“ kalau disini ya ngikuti menu yang punya rumahlah dek, ikan-ikan teri atau telur, ya kalau untuk daging kita biasanya sekali dalam 2 (dua) minggu ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun ibu sekeluarga membeli pakaian. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia sangat jarang membeli pakaian.

“ Kalau uda tua gini dek gak perlunya baju-baju baru, apalagi anak udah

besar-besar, setahun sekalipun belum tentu dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia membeli pakaian di pasar tempat ia biasa belanja kebutuhan sehari-hari.

“ Beli baju ya paling deket-deket rumah dek, kalau kita biasa beli ikan

atau sayur gitu, ya disitulah kita beli dek ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan untuk data kondisi kesehatan para informan utama adalah dengan memberikan pertanyaan apakah didalam keluarga ibu ada yang sering sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia dan keluarga hanya sering sakit demam dan flu.

“ kalau sakit-sakit parah gak pernah dek, paling sakit kecil-kecil kayak flu,demam atau sakit gigi gitu ”.

(29)

Pertanyaan berikutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa lebih memilih beli obat di warung-warung terdekat.

“ Karna sakit-sakit gitu ia paling beli obat warung aja dek, lebih murah

juga ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya cukup untuk membiayai pengobatan ibu jika sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki tabungan khusus untuk kesehatan.

“ Kalau khusus buat gitu gak adalah dek, buat makan, bayar utang aja uda syukur kali kalau bisa ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ibu tercatat sebagai anggota badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.

“ gak ada dek, kita kan berdoa aja mudah-mudahan jangan sakit yang

aneh-aneh, kita uda banyak masalah ya kalau bisa jangan nambah dek ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan selanjutnya untuk data seputar kondisi pendidikan para buruh harian lepas (aron) adalah dengan bertanya apakah anak Ibu ada yang masih bersekolah. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia sudah tidak memiliki anak yang bersekolah, karena anak-anaknya sudah menikah dan bekerja.

“ gak dek, merekakan Cuma dua udah pada nikah dan kerja, inikan tinggal yang bontot yang belum menikah tapi udaha kerja ”.

(30)

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan Ibu menyekolahkan anak. Goina br Simbolon menuturkan bahwa sekolah untuk anak sangat penting agar kehidupan sang anak bisa lebih baik dari orangtuanya.

“ ya kita para orangtua berharap anak itu pintar-pintar dek, sekolah yang bagus, biar bisa lebih baik dan bantu orangtua juga ”.

Pertanyaan selanjutnya seputar kondisi perumahan para informan utama, peneliti mengajukan pertanyaan pertama yakni bagaimana status rumah tempat anda tinggali sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa rumah yang ia tempati di Pakam adalah milik sendiri, namun rumah yang ia tempati di desa Jaranguda adalah milik saudara.

“ Kalau rumah dipakam udah milik sendiri dek, tapi kalau disini ia tinggal bareng saudara dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana bentuk rumah Ibu tempati sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa rumah tersebut sudah permanen.

“ Rumah itu uda permanen dek, cukup-cukup buat ditempatilah gak sempit yang penting nyaman ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Ibu memenuhi kebutuhan sumber air bersih di rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa mereka menggunakan air Perusahaan Air Minum (PAM ).

(31)

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Ibu memeperoleh penerangan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk listrik mereka sudah mudah menggunakannya karena listrik sudah masuk kedaerah mereka.

“ Listrik udah masuk di desa kami dek, hanya masalahnya paling karena kemahalan kita kalau bayar ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi tabungan para informan peneliti mengajukan pertanyaan apakah ibu menyisahkan uang dari hasil anda mengaron untuk ditabung. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki tabungan.

“ Boro-boro tabungan dek, utang lunas aja udah syukur, gak mikir yang lain-lain dululah dek ”.

5.3.2 Informan Utama

Nama : Yuniar br Sihotang

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 36 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak

Status : Menikah

Pekerjaan : Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga : 5 orang Jumlah Anak : 3 orang Pendidikan Formal Terakhir : SMA

Peneliti melakukan wawancara dengan Yuniar br Sihotang selaku buruh harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan

(32)

utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia pernah pindah rumah.

“ Pernah, baru-baru ini juga pindah rumah kok tapi masih di dekat-dekat desa ini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan ibu tinggal ditempat yang anda tempati sekarang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa rumah yang ia tempati sekarang sudah jalan 2 (dua) tahun.

“ kalau rumah yang sekarang udah jalan dua tahunlah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimanakah ibu tinggal sebelumnya. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sebelumnya ia tinggal di seberang desa.

“ kemaren itu tinggal diseberang desa kok dek,desa Gongsol ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ibu membawa serta keluarga ke desa ini. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia pindah beserta keluarga.

“Ia tentulah dek kan mau menetap, gak mungkin jauh-jauhan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sebelumnya sudah berapa kali ibu pindah rumah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia dan suami baru sekali pindah.

“ Kalau sejak menikah sih dek baru ini kami pindah dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pekerjaan Ibu sebelumnya. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia sudah 8 (delapan) tahun menjadi buruh harian lepas (aron).

“ udah lama kali dek kerja kakak jadi aron, 8 (delapan) tahun pun

(33)

Pertanyaan berikutnya adalah apakah suami ibu bekerja. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa suaminya bekerja di kantor kepala desa Jaranguda sebagai salah satu perangkat desa.

“ Kalau abangmu dek puji Tuhan kemaren diterima kerja jadi salah satu perangkat desa ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah alasan ibu bekerja sebagai buruh aron. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia menjadi buruh harian lepas (aron) karena pekerjaan itu lebih mudah didapat dan sangat banyak lahan yang menerima.

“ Kalau di desa ini dek jadi aron itu gampang kali, cari duitnya juga gak susah karena lahan banyak, yang penting rajin dan bener-bener bertanggung jawab ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bekerja dibidang manakah ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia bekerja di semua bidang dari menanam sampai memanen.

“ Karena udah lama dek semua kakak ambil yang penting borongan

dia cara kerjanya ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan ibu di Desa. Yuniar br Sihotang menuturkan bahawa ia telah memiliki KTP.

“Kalau KTP udah adalah dek, apalagi kakak juga udah lama tinggal

didaerah-daerah sini dek ”.

Pertanyaan selanjutnya untuk data tentang kondisi sosial ekonomi informan utama, peneliti mengajukan pertanyaan berupa apakah yang Ibu lakukan jika memiliki waktu luang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mengikuti kegiatan yang ada didesa.

(34)

“ kalau gak kerja ia ikut arisan, pesta atau jalan-jalan sama keluarga dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada kegiatan rutin (perkumpulan) yang Ibu ikut i di Desa Jaranguda. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia selalu mengikuti kegiatan perkumpulan didesa Jaranguda.

“ kalau kegiatan seperti arisan, STM dan perkumpulan gerja rutinlah dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan tetangga diluar teman satu pekerjaan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa interaksi dengan tetangga sangat baik.

“ kalau sama tetangga ia sering kumpul cerita-ceritalah dek, terakap

dirumah kan. Kalau kumpul bisa bahas kerja juga kan ”.

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan oleh peneliti menyangkut data kondisi pendapatan buruh harian lepas (aron), peneliti mengajukan pertanyaan apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama Ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia tidak hanya bekerja sebagai buruh harian lepas (aron).

“ Gak dek, ada masih ladang kita yang kita sewa lahannya kita tanamlah,

itulah kerjaan selain aron dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika Ibu bekerja. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sistem ia bekerja sebagai aron sebagai aron borongan.

“ Sistem kerja kakak dek ya sistem borongan, karena kalau harian rugi kita karena gajinya juga gak tetap ”.

(35)

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu dalam seminggu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa upah bekerja sebagai aron dapat ia peroleh Rp. 280.000 (dua ratus delapan puluh ribu).

“ kalau khusus aron biasanya kurang lebih Rp. 280.000 (dua ratus delapan puluh ribu) dek itu belum termasuk jam lembur ”.

Pertanyan berikutnya adalah berapa harikah rata-rata Ibu bekerja dalam seminggu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jam ia bekerja jadi buruh harian lepas 3 sampai 5 hari dengan jam kerja sesuai dengan yang telah ditentukan oleh buruh harian lepas (aron) pada umumnya yaitu dari pukul 08.00 wib sampai pukul 17.00 wib.

“ Kalau soal hari karena ini bukan pekerjaan utama kakak hanya kerja 3 sampai 5 hari, soal jamnya ia sama kayak aron umumnya dari jam 8 (delapan) pagi sampai 5 (lima) sore ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jika bekerja dengan sistem borongan upah yang telah ditetapkan telah sesuai dengan jam kerja, namun jika sistem tetap tidak sesuai.

“ Kalau upahnya untukl sistem borongan udah bisalah itu dek, tapi kalau kita kerja jadi aron tetap ya rugilah, udah gak bisa keladang yang lain harus fokus keladang itu, gaji pun dibawah 60.000 (enam pulu ribu rupiah) ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah selain untuk kebutuhan makan sehari-hari, digunakan untuk apakah pendapatan Ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa selain memenuhi kebutuhan sehari-hari ia juga menabung disalah satu koperasi atau CU terdekat di desa Jaranguda.

(36)

“ Ya biasanya kakak kalau uda gak selesai bayar kebutuhan sehari-hari. Kakak nabung dek di CU dekat-dekat sini,yah lumayanlah kalau kita nabungkan bisa minjam juga kalau dalam kebutuhan mendesak dek ”.

Peneliti selanjunya mengajukan pertanyaan tentang kondisi sandang dan pangan para informan utama. Peneliti mengajukan pertanyaan berapa kalikah dalam satu hari Ibu makan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka makan sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari.

“ Puji Tuhan masih bisa makan 3(tiga) kali dalam sehari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan keseharian ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka lebih sering mengkonsumsi ikan teri, untuk daging mereka konsumsi tiap seminggu sekali.

“ kalau makan kami sering lauknya ikan teri dek, sayur yah biasalah kayak bayam, kangkung, wortel, kalau daging ya seminggu sekalilah dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah darimanakah Ibu memperoleh bahan makanan untuk keluarga. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa pada umumnya dia sering belanja di pasar yang letaknya tepat di kota berastagi.

“ Kalu beli bahan makanan biasanya dari pajak yang dekat di kota

Berastagi dek, ya kalau kecil-kecil beli diwarung deket rumah, tapi kadang pake bahan-bahan hasil ladang juga sih dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun ibu sekeluarga membeli pakaian. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka belanja baju sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun.

(37)

“ Beli baju paling 2 (dua) kali dalam setahun dek, pas acara natal atau

mau pesta gitu-gitu aja ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa untuk membeli baju ia pergi ketoko baju.

“ Kakak lebih sering belanja ditoko baju dek, udah langganan juga

soalnya ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi kesehatan, peneliti mengajukan pertanyaan apakah didalam keluarga ibu ada yang sering sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jarang ada yang sakit.

“ Kalau sakit sih yang ringan-ringan aja dek, paling parah paling cacar aja

”.

Pertanyaan selanjutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sering beli obat warung atau kepuskesmas terdekat.

“ Kalau sakit-sakit ringannya dek ya beli obat warung aja tapi kalau uda

agak fatal kita bawa ke puskesmas desa ”.

Pertanyaan berikutnya adalah Apakah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya cukup untuk membiayai pengobatan bapak/ibu jika sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa pendapatan untuk pengobatan dalam keluarga telah mencukupi.

“ Adalah dek buat jaga-jaga juga perlu, jadi kita sisih-sisihkan gitu dari hasil aron atau ladang ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah ibu tercatat sebagai anggota badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia

(38)

telh tercatat sebagai anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. “ ada dek, kakk ikut BPJS tapikan belum digunakan masih buat jaga-jaga

aja ”.

Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan tentang kondisi pendidikan. Pertanyaan yang diajukan peneliti adalah apakah anak Ibu ada yang masih bersekolah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia masih memiliki anak untuk disekolahkan.

“ Anak kakak kan ada 3 (tiga) dek, tapi ya adalah 2 (dua) yang harus disekolahkan sekarang ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa status sekolah yang ditempuh anak ibu sekarang. Yuniar br Sihotang menuturkan anak-anak yang ia sekolahkan masih tahap Sekolah Dasar (SD) .

“ Yang sekolah ada 2 (dua) dek, satu baru masuk SD satu lagi udah kelas 4 (empat) SD ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah anak ibu mendapatkan bantuan pendidikan dari sekolah untuk membantu pendidikannya. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa anaknya yang kelas 4 (empat) SD pernah mendapat bantuan dari sekolah.

“ Pernah dek, yang abangan uda 2 (dua) kali dapat bantuan dari sekolahnya ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan Ibu menyekolahkan anak. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa tujuan mereka adalah agar anak memiliki pendidikan yang tinggi dan pekerjaan serta kehidupan yang baik.

(39)

“ Kitakan punya anak dek, sudah jadi kewajiban buat sekolahin anak tinggi-tinggi biar dia bisa punya pekerjaan yang lebih baik, biar hidupnya kedepan juga baik ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi perumahan dengan mengajukan pertanyaan bagaimana status rumah tempat ibu tinggali sekarang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa rumahnya sudah milik sendiri.

“ untuk sekarang dek udah rumah sendiri dek, udah nyaman dan pemanenlah dek”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Ibu memenuhi kebutuhan sumber air bersih di rumah . Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa air bersih mudah didapat karena ada pegunungan.

“ Inikan daerah pegunungan jadi air bersih masih mudah didapat dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Ibu memeperoleh penerangan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka menggunakan energi listrik.

“ disinikan udah masuk listrik dek jadi kita udah pake bola-bola lampu biasaitu dek ”.

5.3.3 Informan Utama

Nama : Rosmina br Sinurat

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 59 Tahun

Agama : Kristen Katolik

Suku : Jawa

(40)

Pekerjaan : Buruh Aron Jumlah dalam Keluarga : 6 orang Jumlah Anak : 4 orang Pendidikan Formal Terakhir : SD

Peneliti melakukan wawancara dengan Rosmina br Sinurat selaku buruh harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia pernah pindah rumah

.“ Aku dulu tinggal di Krasaan dekat perbaungan sana ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan anda tinggal ditempat yang Ibu tempati sekarang. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia sudah tinggal di desa Jaranguda sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

“ Udah lama aku tinggal disini, sekitar waktu aku Sekolah Dasar (SD)

dulu ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah istri anda bekerja. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia sudah tidak tinggal bersama suami.

“ suamiku udah kuusir dulu karena suka ngancam mau bunuh aku kalau akau lama-lama pulang dari ngaron. Jadi takut aku kuusirlah dia ”.

Pertanyaan berikutnya adalah sudah berapa lama ibu bekerja sebagai buruh aron. Rosmina br Sinurat menuturkan ia menjadi aro sejak duduk di Sekolah Dasar (SD).

“ Udah lama kali aku jadi aron sejak kecillah, sejak SD uda ngaron aku diladang orang, tapi gini-gini aja terus ”.

(41)

Pertanyaan berikutnya adalah apakah alasan Ibu bekerja sebagai buruh aron. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia bekerja jadi buruh harian lepas (aron) untuk menyambung hidup.

“ ya kita kan gk punya keterampilan selain ini, aku cuma bisa ngaron ya uda ini-ini ajalah kerjaku buat memenuhi kebutuhanku ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bekerja dibidang manakah Ibu. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia bekerja disegala bidang aron mulai dari menanam sampai memanen.

“ kalau aku semua ku kerjakan karena uda lama juga, jadi uda kebiasaan semua ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama ibu. Rosmina br Sinurat menuturkan menjadi buruh harian lepas (aron) merupakan pekerjaan utam, selain itu ia juga menerima jasa urut.

“ ya jadi aron itu kerja utama, tapi kalau uda capek kadang nerima urut aja dirumah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan Ibu di Desa ini. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia telah memiliki KTP setempat.

“ kalau KTP udah ada apalagi udah lama tinggal didesa ini ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi sosial ekonomi para informan utama, dengan mengajukan pertanyaan apakah yang Ibu lakukan jika memiliki waktu luang. Rosmina br Sinurat menuturkan selain istirahat dia mengikuti perkumpulan gereja atau pesta serta arisan-arisan.

(42)

“ Yang palingan selain ngusut aku ikut perkumpulan yang diadakan gereja katolik, kalau gak ya ikut pesta atau perkumpulan marga ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan tetangga diluar teman satu pekerjaan. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia sering duduk-duduk santai dengan para tetangga atau teman semarga.

“ Aku kan sendiri ya sering duduk-duduk santai ama tetangga daripada di rumah sendirian kan bosan juga”.

Pertanyaan berikutnya adalah tentang pendapatan, pertanyaan yang diajukan peneliti adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika Ibu bekerja. Rosmina br Sinurat menuturkan ia bekerja sistem tetap.

“ Aku kerja di ladang-ladang orang yang sudah ditentukan dengan waktu yang disepakati, jadi gak perlu cari-cari lokasi lagi ”.

Pertanyaan berikutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu dalam seminggu. Rosmina br Sinurat menuturkan jumlah upah per minggunya adalah kurang lebih Rp.300.000 (Tiga ratus ribu rupiah).

“ kalau untuk upah ini kadang gak cukup biaya sehari hari karena per minggu dapat itu kurang lebih Rp.300.000 (Tiga ratus ribu rupiah) sementara kebutuhan banyak yang harus ditutupi ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa harikah rata-rata Ibu bekerja dalam seminggu. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia bekerja 3 (tiga) atau 4 (empat) kali seminggu.

(43)

“ Karena aku uda tua dan sendiri ya aku kerja 3 (tiga) atau 4 (empat) kali

seminggu sesuai tenagaku sanggup aja, kalau untuk jam dari jam 8 (delapan) pagi sampai jam 5( lima) sore, karena kalau gelap udah gak nampakku lagi ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Rosmina br Sinurat menuturkan tidak sesuai apalagi kebutuhan juga meningkat.

“ kalau masa sekarang tentu gak sesuai, kan kalau dulu bahan-bahan pokok

masih murah,lah sekarang semua serba mahalkan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah jumlah upah yang Ibu terima telah mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Rosmina br Sinurat menuturkan belum pasti, karena kadang kurang.

“ gak cukup, apalagi semua serba mahal, uang sewa, uang listrik, uang

makanan semua mahal, jadinya gini-gini ajalah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang kondisi sandang dan pangan, pertanyaan yang diajukan peneliti adalah berapa kalikah dalam satu hari Ibu makan. Rosmina br Sinurat menuturkan ia makan 2 (dua) kali sehari.

“ kalau makan aku 2 (dua) kali sehari ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan keseharian ibu. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa laukny adalah ikan asin dan telur.

“ Buat makan biasa aku ikan asin dan telur, kalau daging jarang paling pas

pesta aja aku makan daging, apalagi aku sendiri ya kalau mau masak atau gak, ya gak ada yang marah ”.

(44)

Pertanyaan selanjutnya adalah darimanakah Ibu memperoleh bahan makanan untuk keluarga. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia belanja di warung dekat rumah.

“ya beli di kedei-kedei dekat rumah ajalahlah kalau aku mau masak ”.

Pertanyaan berikutnya adalah berapakali dalam setahun Ibu sekeluarga membeli pakaian. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia jarang membeli baju.

“ udah lama gak beli baju, apalagi anak uda pada menikah semua, pakaian

lama-lama itu aja dipakein ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru. Rosmina br Sinurat menuturkan kalau beli baju ia memili ke pasar terdekat.

“ biasanya dulu kalau mau beli baju ya di pajak-pajak dekat kota itu

ajalah ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi kesehatan para informan utama, dengan pertanyaan yang diajukan peneliti adalah apakah didalam keluarga ibu ada yang sering sakit. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia jarang sakit, apalagi untuk yang parah.

“ sakit parah gak pernah paling aku Cuma demam-demam biasa ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh sakit. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia hanya berobat warung.

(45)

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya cukup untuk membiayai pengobatan ibu jika sakit. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia punya tabungan untuk biaya pengobatan.

“ ada, walau dikit-dikit akukan ikut BPJS, jadi buat jaga-jaga kalau terjadi

hal yang gk diinginkan uda ada persiapan, ya walaupun sampai sekrang belum pernah digunakan ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi pendidikan anak, peneliti mengajukan pertanyaan apakah anak Ibu ada yang masih bersekolah. Rosmina br Sinurat menuturkan ia tidak memiliki anak yang sedang bersekolah saat ini.

“ udah pada nikah semua gak adalah lagi yang sekolah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan Ibu menyekolahkan anak. Rosmina br Sinurat menuturkan pendidikan anak sangat penting untuk masa depan.

“ sekolah itu sangat penting apalagi dijaman yang sekarang harus diikuti

kalau gak kita bisa ketinggalan jauh, keterampilan kita juga jadi sedikit, susahlah cari kerja ”.

Pertanyaan tentang kondisi rumah, diajukan peneliti dengan menanyakan bagaimana status rumah tempat Ibu tinggali sekarang. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia sekarang menyewa rumah untuk tempat tinggal dengan bayaran Rp. 400.000 (empat ratus ribu rupiah) per bulan.

“ Kalau sekarang aku tinggal dirumah sewa yang aku bayar perbulannya

(46)

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Ibu memenuhi kebutuhan sumber air bersih di rumah. Rosmina br Sinurat menuturkan air bersih mudah ditemuka n.

“ kalau air rumah yang aku tinggali sekarang airnya bersih jadi gak perlu beli buat air minum atau masak ”.

Pertanyaaan selajutnya adalah bagaimana cara Ibu memeperoleh penerangan. Rosmina br Sinurat menuturkan bahwa ia menggunakan tenaga listrik.

“ Listrik sudah ada di rumah itu namun bayarannya perbulan kadang sangat mahal ”.

5.3.4 Informan Utama

Nama : Rudi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Status : Menikah

Pekerjaan : Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga : 4 orang Jumlah Anak : 2 orang Pendidikan Formal Terakhir : SMA

Peneliti melakukan wawancara dengan Rudi selaku buruh harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan utama adalah apakah Bapak pernah pindah rumah. Rudi menuturkan ia pernah pindah rumah.

(47)

Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan Bapak tinggal ditempat yang tempati sekarang. Rudi menuturkan sejak 2003 yang lalu.

“ Pindahnya sejak tahun 2003, kami berasal dari daerah stabat kian, jadi

karena ada masalah saya beserta keluarga pindah ke desa ini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah istri Bapak bekerja. Rudi menuturkan istrinya juga bekerja sebagai buruh harian lepas (aron).

“ Istri ya kerja juga jadi aron buat tambah-tambahan memenuhi

kebutuhan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sudah berapa lama Bapak bekerja sebagai buruh aron. Rudi menuturkan bahwa ia sudah jadi buruh harian lepas (aron) sudah 14 (empat belas ) tahun lamanya.

“ kalau jadi aron sudah lama dek, sejak disini 14 (empat belas) tahun udah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah alasan Bapak bekerja sebagai buruh aron. Rudi menuturkan bahwa ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan ketermpilan yang ia miliki.

“ ia keterampilan saya cuma di bidang ini dek, jadi daripada gak makan ya

kerja jadi aron aja, toh banyak juga yang butuh jasa kita ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bekerja dibidang manakah Bapak. Rudi menuturkan ia bekerja dibidang penggemburan tanah menggunakan alat bantu mesin (jetor).

(48)

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan Bapak di Desa ini. Rudi menuturkan ia telah memiliki KTP setempat.

“ udah ada dek KTP, kan uda lama juga diurus ”.

Pertanyaan berikutnta tentang kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron). Peneliti mengajukan pertanyaan pertama menyangkut cara mereka berinteraksi. Pertanyaanya adalah apakah yang Bapak lakukan jika memiliki waktu luang. Rudi menuturkan ia kadang mengikuti kegiatan keagamaan.

“ ya kadang ikut wirid acara pengajian gitu dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah Bapak selalu melakukan interaksi dengan tetangga diluar teman satu pekerjaan. Rudi menuturkan bahwa ia kumpul hanya dengan warga satu profesi disekitar tempat ia tinggal.

“ ia dek, kita kumpul tapi paling sama teman-teman yang sama-sama

aronlah dek ”.

Pertanyaan selanjunya tentang pendapatan, peneliti mengajukan pertanyaan apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama Bapak. Rudi menuturkan bahwa menjadi buruh harian lepas adalah pekerjaan utamanya.

“ ia dek, ini pekerjaan sehari-hari saya”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika Bapak bekerja. Rudi menuturkan bahwa ia bekerja secara borongan.

(49)

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Bapak dalam seminggu. Rudi menuturkan ia dapat memperoleh kurang lebih Rp. 400.000 (empat ratus ribu rupiah) per minggu.

“ Kerja kan gak penuh seminggu dek jadi jam kerja kita kan jam 8 (delapan

)sampai jam 5(lima) sore, ya semnggu paling dapat kurang lebih Rp. 400.000 (empat ratus ribu rupiah) per minggu ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah jumlah upah yang Bapak terima telah mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Rudi menuturkan bahwa upahnya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“ kalau untuk kebutuhan pokok ia cukuplah dek, tapi buat yang lain kadang harus ditabung-tabung dulu ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang kondisi sandang dan pangan, dengan pertanyaan yang diajukan peneliti adalah berapa kalikah dalam satu hari Bapak makan . Rudi menuturkan 3 (tiga) kali sehari.

“ untuk sekarang kami biasa makan 3 (tiga) kali sehari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan keseharian bapak. Rudi menuturkan bahwa mereka makan menggunakan lauk pauk lengkap dengan sayur.

“ kalau makan ia biasa aja dek yang penting ada ikan ada sayurlah, gak harus daging juga,jarang makan daging soalnya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah darimanakah Bapak memperoleh bahan makanan untuk keluarga. Rudi menuturkan bahwa mereka sering belanja di pasar Berastagi.

(50)

“ lebih sering belanja di pasar dek selain murah ia biar belanjanya

langsung stok perminggu atau perhari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun bapak sekeluarga membeli pakaian. Rudi menuturkan bahwa mereka belanja baju 2 (dua ) kali setahun saat lebaran dan ulang tahun.

“ beli baju itu kalau ada rejeki 2 (dua) kali setahun dek buat di pake pas

lebaran dan kalau rejeki pas ulang tahun juga, itu biasa kita beli kalau jalan-jalan kepasar berastagi atau jalan-jalan-jalan-jalan ke satu daerah ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi kesehatan, pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah apakah didalam keluarga bapak ada yang sering sakit. Rudi menuturkan bahwa mereka hanya sering sakit ringan.

“kalau sakit flu atau demam paling sering dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah kemanakah biasanya bapak berobat jika jatuh sakit. Rudi menuturkan bahwa untuk berobat mereka lebih sering ke puskesmas desa.

“kalau berobat paling kepuskesmas dek”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya cukup untuk membiayai pengobatan bapak jika sakit. Rudi menuturkan karena hanya sakit ringan pendapatan mereka cukup untuk berobat.

“ karena sakitnya ringan cukuplah dek dari gaji-gaji aron ini ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah bapak tercatat sebagai anggota badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Rudi menuturkan bahwa mereka tidak memiliki atau mengikut i jaminan sosial kesehatan.

(51)

Pertanyaan berikutnya tentang kondisi pendidikan, peneliti mengajukan pertanyaan apakah anak Bapak ada yang masih bersekolah. Rudi menuturkan bahwa ia memiliki satu anak yang bersekolah.

“ untuk sekarang masih satu yang sekolah dk, sekarang dia kelas 5 (lima)

SD ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah anak Bapak yang masih sekolah ikut membantu pendapatan keluarga. Rudi menuturkan tidak, karena mereka masih menggap bahwa mereka masih mampu.

“ gak lah dek, paling bantu doalah, kasihan juga masih kecil-kecil, toh kita masih sanggup dek buat makan dan nyekolahin mereka, mereka sekolah yng bener aja nanti kalau mau bantu orangtua dek”.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana status rumah tempat Bapak tinggali sekarang. Rudi menuturkan sudah milik sendiri dan permanen.

“ kalau yang ditenmpati sekarang udah punya sendiri dek, udah lumayanlah hasil irit selama kerja jadi aron ” .

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Bapak memenuhi kebutuhan sumber air bersih di rumah. Rudi menuturkan bahwa rumah mereka mudah memperoleh air bersih karena dekat dengan pegunungan.

“ rumah kitakan masih deket-deket gunung jadi air masih bersih dan mudah

banget ditemukan dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Bapak memeperoleh penerangan. Rudi menuturkan bahwa mereka menggunakan tenaga listrik.

“ kita pake listrik dek, kadang-kadang melonjak harganya, tapi ya gak

Referensi

Dokumen terkait

Komunitas Tombo Ati adalah sebuah per kum pulan yang tidak formal namun cenderung sakral karena di dalamnya terdapat aktivitas keagamaan yang bernuansa Islam seperti wirid dan

Frekuensi relatif tertinggi (FR) di Stasiun I yaitu jenis Rhizophora mucronata untuk kategori pohon, pancang dan semai yaitu dengan nilai frekuensi relatif

Teori modernisasi dapat dipakai untuk menjelaskan pemikir- an dan gerakan modernisasi (tajdid) yang terjadi di dunia Islam. Modernisasi Islam di Indonesia secara historis tidak

Variabel SHARIAH SHARE merupakan sebuah variabel yang bergerak di dekat garis x , hal ini menunjukkan bahwa goncangan dari tingkat bunga PUAB mempunyai pengaruh yang relatif

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemilihan Lahan Tembakau di Kabupaten Jember Berbasis Web Menggunakan Metode

Kesimpulan hasil wawancara dilakukan kepada tiga subjek dengan lama merantau selama kurang lebih 3 tahun diketahui bahwa dukungan yang diperoleh dari teman sebaya

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

2 / 2 FORMULIR TERKAIT Kronologis kejadian : ………. Demikian Laporan Kehilangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat diketahui oleh pihak keamanan RS