Aset segmen 1.621.238 3.205.724 (648.682) 4.178.280 Aset yang tidak dapat dialokasi 354.019
Jumlah aset 4.532.299
Kewajiban segmen 1.997.573 2.690.904 (648.682) 4.039.795 Kewajiban yang tidak dapat dialokasi 977.726
Kaca lembaran,
2009 Keramik botol dan gelas Eliminasi Konsolidasi Juta Juta Juta Juta
PENJUALAN BERSIH
Penjualan bersih ekstern 1.401.310 2.824.241 (1.060.860) 3.164.691 Penjualan bersih antar segmen - 45 (45) -Jumlah penjualan bersih 1.401.310 2.824.286 (1.060.905) 3.164.691
HASIL SEGMEN
Hasil segmen 20.404 69.669 5.828 95.901 Beban yang tidak dapat dialokasikan (58.677)
Laba usaha 37.224
Keuntungan kurs mata
uang asing - bersih 991.869
Keuntungan pembelian kembali
hutang jangka panjang 443.294
Penghasilan bunga 8.605
Beban bunga dan keuangan (5.213)
Lain-lain - bersih (39.415)
Laba sebelum pajak 1.436.364
Manfaat pajak 5.657
Laba bersih 1.442.021
INFORMASI LAINNYA
Aset segmen 825.026 2.558.198 (943.861) 2.439.363 Aset yang tidak dapat dialokasi 799.230
Jumlah aset 3.238.593
Kewajiban segmen 580.888 916.563 (943.861) 553.590 Kewajiban yang tidak dapat dialokasi 6.205.006
Jumlah kewajiban 6.758.596
Segmen Geografis
Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi di satu lokasi, Propinsi Jawa Barat, sedangkan produk dipasarkan ke berbagai pasar geografis. Berikut ini adalah jumlah penjualan berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat diproduksinya barang.
Pasar geografis 2010 2009 Indonesia 2.502.766.538 2.278.014.588 Asia 679.274.579 583.542.087 Australia 91.986.369 111.813.624 Amerika 44.270.027 61.727.033 Eropa 39.724.763 88.409.803 Afrika 22.744.369 41.184.032 Jumlah 3.380.766.645 3.164.691.167
27. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal neraca, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata Uang Ekuivalen Mata Uang Ekuivalen
Asing Rp Asing Rp
Aset
Kas dan setara kas US$ 4.698.817 42.247.060 14.385.323 135.222.035
AUD 360.519 3.296.045 522.241 4.403.537
EURO 32.053 383.214 4.079 55.104
SGD 2.000 13.961 2.000 13.397
Investasi jangka pendek US$ 2.050.565 18.436.631 2.730.432 25.666.060
EURO 32.402 387.391 3.873.722 52.333.989
GBP 13.950 193.819 -
-Piutang usaha US$ 13.080.346 117.610.794 11.700.853 109.988.022
AUD 104.395 954.485 157.107 1.324.724
Rekening bank dibatasi
penggunaannya US$ 2.000 17.982 6.476 60.874
Piutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa US$ - - 780.599 7.337.639
Jumlah Aset 183.541.382 336.405.381
Kewajiban
Hutang usaha US$ 8.362.629 75.188.398 7.791.370 73.238.880
EURO 310.876 3.716.766 707.344 9.556.217
SGD 178.150 1.243.593 240.503 1.611.130
Lainnya - 5.154.113 - 17.743
Hutang lain-lain kepada pihak
ketiga US$ - - 116.660 1.096.609
Biaya yang masih harus dibayar US$ 13.026.006 117.116.822 229.061.100 2.153.174.344
JPY 94.959 1.047.255 9.336.863 952.360 EURO 479.293 5.730.332 799.646 10.803.222 SGD 93.291 455.849 66.821 447.632 GBP 32.810 651.226 5.474 82.733 HKD 83.204 96.136 - -AUD - - 4.020 33.900 MYR - - 1.807 4.963
Hutang jangka panjang US$ 454.222.690 4.083.916.206 431.806.077 4.058.972.633
Jumlah Kewajiban 4.294.316.696 6.309.992.366
Jumlah Kewajiban - Bersih 4.110.775.314 5.973.586.985
2009 2010
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009 Mata Uang 1 US$ 8.991 9.400 1 GBP 13.894 15.114 1 EURO 11.956 13.510 1 AUD 9.143 8.432 1 SGD 6.981 6.699 1 MYR 2.916 2.747 1 JPY 110 102 1 HKD 1.155 1.212 31 Desember
Keuntungan kurs mata uang asing - bersih masing-masing sebesar Rp 210.261.002 ribu tahun 2010 dan Rp 991.869.198 ribu tahun 2009.
28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Manajemen menelaah dan mengeluarkan kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko. Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan dan anak perusahaan. Berikut ini ringkasan kebijakan dan pengelolaan manajemen risiko tersebut:
Manajemen risiko kredit
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan dengan pelanggan yang mempunyai reputasi yang baik. Untuk aset keuangan seperti kas dan bank dan dana yang dibatasi penggunaannya, Perusahaan dan anak perusahaan meminimalkan risiko kredit dengan melakukan penempatan pada pihak-pihak bereputasi.
Perusahaan dan anak perusahaan bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit. Karena itu, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kebijakan untuk memastikan bertransaksi dengan pelanggan yang mempunyai sejarah atau reputasi kredit yang baik dan memonitor piutang usaha secara terus menerus untuk mengurangi eksposur risiko kredit. Pada tanggal pelaporan tidak terdapat konsentrasi yang signifikan atas risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan dan piutang. Jumlah tercatat yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan eksposur maksimum risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang.
Manajemen risiko nilai tukar mata uang asing
Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional dari Perusahaan dan anak perusahaan yang terutama disebabkan karena volatilitas atau fluktuasi nilai tukar mata uang asing tersebut. Seluruh pinjaman anak perusahaan dalam valuta asing. Sehubungan dengan hal ini, apabila terjadi fluktuasi yang tajam pada nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah, maka hal tersebut akan memberikan pengaruh yang signifikan pada pendapatan dan kondisi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan.
Perusahaan dan anak perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin penerimaan dan pambayaran dalam masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal neraca diungkapkan dalam Catatan 27. Saat ini Perusahaan dan anak perusahaan tidak menggunakan instrumen derivatif atau lindung nilai untuk mengurangi risiko ini.
Manajemen risiko suku bunga
Anak perusahaan terekspos terhadap tingkat bunga karena memiliki pinjaman yang mempunyai tingkat bunga tetap yang akan berpengaruh apabila bunga pasar menurun. Pinjaman anak perusahaan yang terekspos terhadap risiko nilai wajar dijelaskan dalam Catatan 14.
Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko tingkat bunga dengan melakukan pengamatan terhadap pergerakan suku bunga sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat apabila diperlukan untuk mengurangi risiko tingkat bunga.
Manajemen risiko likuiditas
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
Perusahaan dan anak perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.
Risiko likuiditas Perusahaan dan anak perusahaan timbul terutama dari persyaratan pendanaan untuk membayar kewajiban dan mendukung kegiatan usaha. Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan melalui pembiayaan publik, swasta atau sumber lainnya.
b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Terkecuali untuk hutang jangka panjang, Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasi mendekati nilai wajarnya karena jatuh tempo dalam jangka pendek atau menggunakan suku bunga pasar yang berlaku. Hutang jangka panjang dengan nilai tercatat sebesar US$ 454.222.690 dan nilai wajar sebesar US$ 443.835.741 pada tanggal 31 Desember 2010.
Nilai wajar dari hutang jangka panjang dihitung berdasarkan metode penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis arus kas yang didiskontokan.
29. IKATAN
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Distributor No. SPj.2010.001/DIR SMEC-FSCM & Business Development tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan melakukan kerjasama dengan PT Bank International Indonesia Tbk (BII) untuk memberikan fasilitas kredit kepada para distributor Perusahaan di seluruh Indonesia yang hanya dapat digunakan untuk membiayai pembelian produk dari Perusahaan.
Jenis kredit yang diberikan oleh BII kepada distributor dari Perusahaan adalah dalam bentuk pinjaman rekening koran (overdraft loan) dengan platfon kredit sebesar Rp 180 milyar untuk seluruh distributor dan Rp 25 milyar untuk masing-masing distributor, dengan bunga sebesar 12% per tahun.
30. KELANGSUNGAN USAHA
Laporan keuangan disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Perusahaan dan anak perusahaan telah mengalami defisiensi modal sebesar Rp 485.221.516 ribu dan Rp 3.520.003.621 ribu masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 karena kerugian berulang yang dialami Perusahaan dan anak perusahaan sebelum tahun 2009. Kerugian tersebut terutama disebabkan kerugian kurs mata uang asing dan beban bunga. Tingginya nilai tukar mata uang asing yang terjadi sejak tahun 1997 (krisis keuangan Asia) telah menyebabkan pinjaman Perusahaan dan anak perusahaan meningkat secara substansial yang mengakibatkan Perusahaan dan anak perusahan mengalami kesulitan keuangan untuk menyelesaikan kewajibannya. Pada tanggal 9 Desember 2010, anak perusahaan telah berhasil menandatangani Debt Restructuring Facility (Perjanjian Fasilitas) sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 14.
Untuk menghasilkan arus kas yang memadai dari aktivitas operasi untuk membayar pokok dan bunga pinjaman yang telah direstrukturisasi, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan volume dan harga penjualan terutama untuk pasar ekspor dan domestik, selain itu Perusahaan dan anak perusahaan juga melakukan
customer reprofiling dan product reprofiling dengan memproduksi produk-produk yang dapat diterima oleh pasar domestik maupun pasar ekspor dengan margin yang lebih baik serta berusaha dalam penghematan biaya. Laporan keuangan konsolidasi belum mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut.
31. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun di laporan keuangan tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2010.
Sebelum Sesudah reklasifikasi reklasifikasi Rp Rp ASET Aset tetap 1.690.584.778 1.709.065.695 Aset lain-lain 20.461.978 1.981.061 2009
32. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan
Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010: PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman
PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Menurut PSAK 26 (revisi 2008), biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan set kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Penerapan standar ini tidak berpengaruh terhadap jumlah periode lalu dan sekarang, tetapi mempengaruhi jumlah biaya pinjaman masa mendatang.
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Perusahaan dan anak perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan. Karena PSAK ini diterapkan secara prospektif, penerapan awal tidak memiliki pengaruh atas jumlah yang dilaporkan di tahun 2009.
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan i. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi
PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan pihak-pihak berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 19 (revisi 2010), Aset Takberwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan
PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja
PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan
PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010),Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Sahamnya.
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:
Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.
33. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Laporan keuangan konsolidasi dari halaman 3 sampai dengan halaman 45 telah disetujui Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2011.