• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)

BRI secara aktif mengelola modalnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa setiap saat BRI dapat menjaga kecukupan modalnya untuk menutup risiko bawaan (inherent risk) pada kegiatan perbankan tanpa mengurangi optimalisasi nilai pemegang saham.

CAR adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), perhitungannya didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 dimana jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Selain itu bank dengan kriteria tertentu harus memasukkan risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan CAR dengan memasukan komponen modal pelengkap tambahan.

Pada tanggal 31 Desember 2013, BRI telah menerapkan PBI No. 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum berdasarkan Peringkat Profil Risiko, yang merupakan perubahan dari PBI No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Peraturan tersebut efektif diterapkan pertama kali untuk pelaporan posisi bulan Maret 2013 dengan menggunakan profil risiko bulan Desember 2012. Berdasarkan profil

risiko BRI per 30 Juni 2013, yaitu satisfactory, maka CAR minimum per 31 Desember 2013

ditetapkan sebesar 9% sampai dengan kurang dari 10%.

Penentuan kepatuhan Bank terhadap peraturan dan rasio yang berlaku didasarkan pada peraturan praktis akuntansi yang berbeda dalam beberapa hal dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Selama periode 2013 dan 2012, BRI telah memenuhi rasio sesuai yang disyaratkan BI untuk rasio kecukupan modal.

CAR BRI (Entitas Induk) pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar 17,09% untuk CAR risiko kredit dan risiko operasional dan sebesar 16,99% untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar 17,03% untuk CAR risiko kredit dan risiko operasional dan sebesar 16,95% untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang dihitung sebagai berikut:

a. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) (lanjutan) 2013 2012 Modal Modal Inti *) 65.964.040 51.593.002 Modal Pelengkap **) 3.507.996 3.540.675

Total Modal untuk Risiko Kredit, Risiko

Pasar dan Risiko Operasional 69.472.036 55.133.677

ATMR untuk Risiko Kredit setelah

memperhitungkan Risiko Spesifik ***) 331.161.598 259.490.149

ATMR untuk Risiko Operasional ****) 75.401.807 64.207.405

Total ATMR untuk Risiko Kredit dan Risiko

Operasional 406.563.405 323.697.554

ATMR untuk Risiko Pasar 2.294.988 1.654.474

Total ATMR untuk Risiko Kredit, Risiko

Operasional dan Risiko Pasar 408.858.393 325.352.028

CAR untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional ***) 17,09% 17,03% CAR untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan

Risiko Operasional ***) 16,99% 16,95%

CAR Minimum 9,00% 8,00%

*) Disajikan dengan tidak memperhitungkan dampak aset pajak tangguhan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia

No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008.

**) Disajikan setelah dikurangi amortisasi atas obligasi subordinasi selama jangka waktu obligasi subordinasi tersebut sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/18/DPB1/TPB1-3 tanggal 11 Februari 2010.

***) Risiko kredit dihitung berdasarkan SE BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011. ****) Risiko operasional dihitung berdasarkan SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009.

b. Rasio Kredit Non-Performing (NPL)

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio NPL BRI termasuk piutang dan pembiayaan syariah adalah sebagai berikut:

(i) Konsolidasian

2013 2012

Rasio NPL - kotor 1,63% 1,83%

Rasio NPL - neto 0,36% 0,38%

(ii) BRI (Entitas Induk)

2013 2012

Rasio NPL - kotor 1,55% 1,78%

Rasio NPL - neto 0,31% 0,34%

Rasio NPL - neto dihitung berdasarkan NPL setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dibagi dengan jumlah kredit yang diberikan.

c. Kegiatan Penitipan Harta dan Agen Penjual

BRI melakukan kegiatan jasa penitipan harta sejak tahun 1996 berdasarkan izin operasi melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam No. 91/PM/1996 tanggal 11 April 1996 dan telah ditunjuk

sebagai Sub Registry dalam melaksanakan transaksi obligasi Pemerintah dan penatakerjaan SBI

Scriptless oleh Bank Indonesia.

Jasa penitipan harta ini merupakan bagian dari kegiatan Divisi Treasury yang meliputi jasa-jasa

sebagai berikut:

• Jasa administrasi penyimpanan dan Portfolio Valuation;

• Jasa penyelesaian transaksi (settlement/transaction handling);

• Jasa penagihan penghasilan (income collection), termasuk pembayaran pajaknya;

• Jasa corporate action dan proxy services;

• Jasa informasi dan pelaporan (reporting services), termasuk informasi melalui web;

• Jasa Custodian Unit Link, DPLK, KIK EBA; dan

• Jasa Brokerage On Line saham BRI.

BRI memiliki 90 (sembilan puluh) dan 91 (sembilan puluh satu) nasabah (tidak diaudit) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, terutama dana pensiun, lembaga pembiayaan, perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, reksadana dan perusahaan lainnya. Jumlah pendapatan jasa penitipan harta adalah masing-masing sebesar Rp25.550 dan Rp18.015, (tidak diaudit) masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah, saat ini Kustodian BRI telah menyediakan

sistem informasi yang dapat diakses melalui Web “Customer Information E-access”, guna

memudahkan nasabah mengetahui nilai portofolionya.

BRI bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dimana BRI sebagai Bank Kustodian sedang mengembangkan produk “Unit Link” yang akan dipasarkan melalui Kantor Cabang BRI yang ditunjuk sebagai agen penjual.

d. Kegiatan Wali Amanat

BRI melakukan kegiatan jasa wali amanat sejak tahun 1990. Izin operasi BRI sebagai wali amanat telah diberikan oleh Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. 1554/KMK.013/1990 tanggal 6 Desember 1990 dan telah terdaftar di Bapepam sesuai Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat No. 08/STTD-WA/PM/1996 tanggal 11 Juni 1996.

Jasa wali amanat ini merupakan bagian dari kegiatan Divisi Treasury yang meliputi jasa-jasa

sebagai berikut:

• Wali amanat

• Agen jaminan

• Agen pembayaran

Sinking fund agent

• Agen penjual (Selling Agent) efek reksadana dan produk investasi

BRI memiliki 17 (tujuh belas) nasabah (tidak diaudit) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Jumlah obligasi yang diwaliamanati oleh BRI (tidak diaudit) adalah sebesar Rp47.006.889 dan Rp42.656.506 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

d. Kegiatan Wali Amanat (lanjutan)

Jumlah pendapatan dan komisi jasa wali amanat dan jasa lain yang terkait dengan wali amanat (agen pembayaran) (tidak diaudit) adalah sebesar Rp5.590 dan Rp5.142 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Menindaklanjuti Ketentuan Ketua Bapepam-LK No. Kep-11/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006 tentang “Perilaku Agen Penjual Efek Reksadana” maka fungsi jasa agen penjual yang sebelumnya dilaksanakan oleh kustodian beralih ke wali amanat.

Jumlah pendapatan agen penjual reksadana dan Obligasi Negara ritel (tidak diaudit) adalah sebesar Rp4.583 dan Rp2.957 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Dokumen terkait