• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN KERANGKA BERFIKIR

2.3. Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran 2..3.1 Inovasi Pendidikan 2..3.1 Inovasi Pendidikan

2.3.2 Inovasi Pembelajaran

Inovasi pembelajaran berasal dari kata inovasi dan pembelajaran. Kata Inovasi sendiri berasal dari bahasa Inggris Innovation yang sering diterjemahkan sebagai sesuatu yang baru atau pembaharuan, dapat diartikan juga sebagai perubahan yang baru ke arah perbaikan atau ke arah yang berbeda dari yang sebelumnya, dan dilakukakan dengan sengaja dan berencana (Idriyani, 2015).

Pembelajaran yang merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Implikasinya bahwa pembelajaran sebagai suatu proses harus dirancang, dikembangkan dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.

Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif, dan inovatif. Pembelajaran merupakan sesuatu yang kompleks, artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.

Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Rusmono (2012:6) mengartikan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Dijelaskan oleh Hamalik (2009:45) pembelajaran sebagai suatu sistem artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi dan berinterelasi antara satu sama lain dan keseluruhan itu terdiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Beberapa komponen dimaksud terdiri atas: (1) siswa, (2) Guru, (3) Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi, dan (8) Lingkungan/konteks.

Senada dengan Sanjaya (2012:12) proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari analisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Dimana sistem merupakan satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi menurut para ahli tentang pembelajaran, dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling berinterksi sehingga terjadi proses belajar mengajar. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman terhadap suatu konsep, sehingga dalam proses pembelajaran siswa merupakan sentral kegiatan, pelaku utama dan pengajar hanya menciptakan suasana yang dapat mendorong timbulnya motivasi belajar pada siswa.

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatau lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi siswa pada proses pembelajaran. Menurut Sahertian (2000: 134), mengelola pembelajaran meliputi: “merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, menilai proses dan hasil, serta mengembangkan manajemen kelas”. Senada dengan Sanjaya (2013:24) guru sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer) berperan dalam menciptakan iklim belajar memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.

Guru Sebagai salah satu komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk itu perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga pendidik. Hal ini diungkapkan oleh Purnama dalam jurnalnya (2016) “Untuk meningkatkan

profesionalisme guru dan tenaga administrasi dapat dilakukan melalui: 1) Mengikut sertakan dalam pelatihan baik yang dilaksanakan di sekolah (in house training), 2) sekolah menyediakan buku-buku atau refereni yang memeadai bagi guru/tenaga administrasi, dan 3)mendorong dan memfasilitasi guru/tenaga administrasi melalui kegiatan MGMP atau MGBK baik di tingkat sekolah atau kabupaten/kota. Bentuk upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga administrasi, misalnya dengan pelatihan tentang kurikulum, pengembangan media pembelajaran, keterampilan menggunakan komputer, pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi, kearsipan, perputakaan, pengelolaan laboratorium dan lain-lain.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat menentukan minat dan partisipasi siswa dalam belajar. Melalui model pembelajaran yang tepat diharapkan siswa tidak hanya dapat pengetahuan tentang bidang pelajar yang diajarkan, namun juga memiliki kesan yang mendalam tentang materi pembelajaran, sehingga dapat mendorong siswa untuk mengimplementasikan konsep nilai-nilai pembelajaran dalam kehidupan sehari-sehari.

Menurut Shoimin (2014:21) diperlukan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran untuk penguasaan terhadap materi yang dikelola dan ditampilkan secara profesional, selain itu pembelajaran juga harus dibuat bervariasi dengan menciptakan suatu metode pembelajaran yang baru atau dengan kata lain inovasi. Senada dengan Khaimar (2015) mengatakan bahwa “Teaching with technology

engages students with different kinds of stimuli- involve in activity based

learning. Technology makes material more interesting. It makes students and

teachers more media literate. Technolgy is a means to justify the end of

composition outcomes and become a seamless extention of the curriculum in the

classroom.

Berdasarkan uraian tersebut, dijelaskan bahwa mengajar dengan menggunakan inovasi atau tehnologi dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Selain itu mengajar dengan inovasi dan tehnologi membuat materi dan pembelajaran semakin menarik. Inovasi pembelajaran juga merupakan salah satu aspek dalam meningkatkan mutu sekolah. Senada dengan yang diungkapkan oleh Riyanta (2016) “Pengembangan Budaya Mutu di sekolah dilaksanakan melalui program

pengembangan budaya dan karakter peserta didik, dan pengembanagn prestasi akademik dan non akdemik (partisipasi warga sekolah).

Adapun Nurulwati dalam Shoimin (2014:23) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktifitas mengajar. Hal ini berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan konsep bagi guru untuk mengajar. Menurut Mansyur (2016) Penerapan kegiatan pembelajaran yang inovatif akan menciptakan atmosfer kelas yang tidak terpasung pada suasana yang kaku dan monoton.

Salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran adalah diberlakukaknnya kurikulum 2013. Dalam implementasi kurikulum 2013 proses pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Tugas pokok guru dalam implementasi kurikulum 2013 adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menilai atau memonitor hasil pembelajaran.

Tahap perencanaan merupakan tolak ukur serta pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Permendikubud No 103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa komponen yang harus ada dalam dalam RPP, mencakup identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, media/alat, bahan/sumber.

Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiuatan penutup. Ketiga kegiatan tersebut merupakan serangkaian langkah-langkah pembelajaran yang saling berkaitan dalam menentukan jalannya pembelajaran. Selanjutnya adalah tahap penialaian, penialian merupakan kegiatan akhir ndari kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan peserta didik dalam jangka waktu tertentu dan berkesinambungan selama mengikuti proses pembelajaran. Ada dua jenis penialian yang dilakukan guru dalam kurikuylum 2013 yaitu penilian proses dan penilaian hasil.

2.4 Manajemen

Dokumen terkait