• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Teori

C. Input, Proses, dan output sistem Full Day school

2. Input SDM Fds

a) Kualifikasi

Kualifikasi kepala sekolah/madrasah terdiri atas kualifikasi umum, dan kualifikasi khusus.

Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D- IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;

b) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi- tingginya 56 tahun;

c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak- kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

d) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.25

Kualifikasi khusus Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SD/MI;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah26

Tabel 1. Kompetensi Kepala Sekolah27

No Dimensi

Kompeten si

Kompetensi

1 Kepribadian 1.1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi 1.2 Memiliki integritas kepribadian

1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala 1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi.

1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala 1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan

sebagai pemimpin pendidikan. 2 Manajerial 2.1 Menyusun perencanaan

ekolah/madrasah untuk berbagai 2.2 Mengembangkan organisasi

sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

25

Kementerian Pendidikan. Lampiran peraturan Menteri tentang standar kriteria kepala sekolah, No 13 tahun 2007

2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ 2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi 2.5.Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi 2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara 2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah. 2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

2.11 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.

2.13 Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. 2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

2.15 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3 Kewirausahaan 3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4 Supervisi 4.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

4.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

5 Sosial 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah

5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

b. Pendidik

1) Kualifikasi Akademik GuruSD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.28

28

Kementerian Pendidikan. Lampiran peraturan Menteri tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, No 16 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007. h.1

Tabel 2. Standar Kompetensi guru SD/MI29

No Kompetensi Inti guru Kompetensi guru kelas Kompetensi Pedagogik

1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip

29

yang mendidik. pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI. 2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal SD/MI.

3 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2 Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.

3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata pelajaran SD/MI

3.4 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran. 4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan.

4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan

karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang.

5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran

6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.

6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.

empatik, dan santun dengan peserta didik. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya

8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.

proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil

belajar secara

berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaranuntuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI.

tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

c. Peserta Didik

Merujuk kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang terdapat dalam BAB I Pasal 1 poin keempat, dijelaskan bahwa peserta didik itu adalah anggota masyarakat yang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 30

Berdasarkan keterangan di atas amat sangat jelas terlihat peserta didik itu maknanya tidaklah hanya dalam tataran pendidikan formal saja, juga tidak memberi batasan usia, dan bahkan tekanannya sangat mejemuk dengan tidak melihat bentuk perbedaan karena mengacu kepada sebuah kesadaran akan kemajemukan bangsa Indonesia itu sendiri.Namun, yang yaling terpenting dalam pengertian itu adalah istilah “berusaha mengembangkan potensi”, itu artinya lewat pendidikan atau proses pembelajaran yang terarah dan positif diharapkan dapat untuk mengoptimalkan potensi para peserta didik itu, baik dalam wilayah pendidikan formal, non formal, informal dan juga pada tataran jenis dan bentuk pendidikannya.31

Sejalan dengan apa yang termuat dalam UU SISDIKNAS RI No. 20 Tahun 2003, pendapat yang dikemukakan oleh Moh. Roqib, bahwa

30

Musaddad Harahap, Esensi Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam,(Universitas

IslamRiau, 2016), h.141 31

peserta didik adalah semua manusia, yang mana pada saat yang sama dapat menjadi pendidik sekaligus peserta didik. Dengan demikian semakin jelaslah apa yang dimaksudkan dengan peserta didik, yaitu manusia seutuhnya yang berusaha untuk mengasah potensi supaya lebih potensial dengan bantuan pendidik atau orang dewasa.

Setelah mendapatkan gambaran apa yang dimaksud peserta didik, kiranya perlu juga untuk dijelaskan sepintas bahwa kata kunci peserta didik dikalangan masyarakat kita sangat variatif, hal ini dipahami sebagai penjabaran dari SISDIKNAS, misalkan: siswa/siswi“

istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”, Mahasiswa/Mahasiswi“ istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi yaitu perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi”, Warga belajar “istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan nonformal. Misalnya, seperti warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional”,Pelajar“ istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah”, Murid “istilah lain peserta didik”, “Santri“

istilah bagi peserta didik diPesantren atau sekolah-sekolah salafiyah yang dijiwai oleh ajaran Islam”.

Adapun ciri-ciri peserta didik ialah: (a) kelemahan dan ketakberdayaannya; (b) berkemauan keras untuk berkembang; dan (c) ingin menjadi diri sendiri (memperoleh kemampuan). 32

Dokumen terkait