• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inside – Outside Circle

Dalam dokumen Buku Pend Sejarah Oke (Halaman 139-144)

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Bernuansa Konstruktivisme

15. Inside – Outside Circle

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, de­ ngan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.”

Langkah­langkah:

• Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan meng­ hadap keluar.

• Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar ling ka­ ran pertama, menghadap ke dalam.

• Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.

• Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.

• Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang mem­ bagi informasi. Demikian seterusnya.

16. Kuis

Langkah­langkah :

• Buat kartu dan isilah ciri­ciri atau kata­kata lainnya yang me ng arah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin di te­ bak. (dapat dimodiikasi siswa yg buat kuis).

• Siswa diberikan penjelasan atau diminta memnbaca materi ± 20an menit.

• Bacakan kartu.

• Siswa diminta menjawab.

• Terus dilanjutkan sampai satu topik materi selesai.

• Diberikan kesimpulan/penguatan.

Penerapan Pendekatan kooperaif di Kelas

Penerapan CTL dalam kelas sebenarnya cukup mudah. Secara garis besar, langkah­langkah penderepan kooperatif di kelas adalah se­ bagai berikut:

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih ber­ makna dengan cara belajar dan bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkonstruksi sendiri pengetahuan, ketrampilan dan sikap barunya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.

3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok­ke­

lom pok).

Reformulasi Pendidikan Sejarah

6. Lakukan releksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Rangkuman

Cooperative learning adalah kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, eisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif. Pembelajaran kooperatif memiliki tanda­tanda seperti berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk me­ nuntaskan materi belajarnya.

2. Susunan anggota kelompok terdiri dari siswa yang ber ke­ mampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Anggota kelompok tidak membedakan suku dan ras. 4. Penghargaan lebih bersifat kelompok daripada individu. Keunggulan yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1. Saling ketergantungan yang positif.

2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4. Suasana yang rileks dan menyenangkan.

5. Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pe­ nga laman emosi yang menyenangkan.

Keunggulan itu dilihat dari aspek siswa meliputi:

1. Memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan satu pan dangan kelompok.

2. Memungkinkan siswa dapat meraih keberhasilan dalam be­ lajar, melatih siswa memiliki keterampilan, baik kete ram pilan

berpikir maupun keterampilan sosial seperti ke te ram pilan me­ ngemukakan pendapat, menerima saran dan ma su kan dari orang lain, bekerja sama, rasa setiakawan dan mengu rangi tim bulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas.

3. Memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi se­ bagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebaya.

4. Memungkinkan siswa memiliki motivasi yang tinggi, pe­ ning katan kemampuan akademik, meningkatkan ke mam­ pu an berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, me nimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar, mengurangi tingkah laku yang ku rang baik serta membantu menghargai pokok pikiran orang lain.

Paling tidak ada 18 macam pendekatan pembelajaran kooperatif bernuansa konstruktif, antara lain reading guide, active debate, learning start with a question, group resume, student teams achievement division, jigsaw, group investigation, numbered haeds together, examples non examples, picture and picture, cooperative script, talking Stick, make a match, bertukar pasangan, cooperative script, inside­outside­circle, dan kuis.

Referensi:

• Abdul Gafur. (2001). Pedoman Umum Penyusunan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Umum. Yog ­ yakarta: Pasca Sarjana UNY

• Amirul Hadi dkk. (1992). Teknik Mengajar Secara Sistematis, terj. W. James Popham dan Eva L. Baker. Jakarta: Rineka Cipta.

Reformulasi Pendidikan Sejarah

• Arthur K, Ellis (1998). Teaching and Learning Elementary So­ cial Studies (sixth Edition). Boston: Allin and Bacon. Ind.

• Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pen ­ didikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lan­ jutan Pertama (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Tea ching and Learning (CTL)), Jakarta : Depdiknas.

• MD. Dahlan (1999). Model­Model Mengajar. Bandung: Di po ­ negoro.

• Muhammad Numan Sumantri (2001). Menggagas Pem ba­ haruan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

• Mukminan (2000). Pendidikan Ilmu Sosial, Yogyakarta: FIS­ UNY 2000

• _______, (2000). ”Pendidikan Pengetahuan Sosial di Era Global”. Makalah Disampaikan pada Seminar Regional Perkembangan Ilmu­ilmu Sosial pada Era Globalisasi, 28 Oktober 2000 di UNY. Yogyakarta: Program Pascasarjana.

• Naisbitt, John  (1990). Megatrends 2000. Alih  Bahasa:  Budijanto), Jakarta: Binarupa Aksara

• ______, (1994). Global Paradox (alih  bahasa:  Budijanto), Ja­ kar ta: Binarupa Aksara

• Nursid Sumaatmadja (1984). Perspektif Studi Sosial. Bandung: Alumni

• Nursid Sumaatmadja & Kuswaya Wihardit (1999). Perspektif Global. Jakarta

• Richard, Arend I. (1998). ”Pembelajaran Cooperative” da lam

Clasroom Instruksional and Management. Tim Restrukturisasi Kurikulum PBM IKIP Surabaya.

• Robert, Slavin E (1995). Cooperative Learning Theory, Research, and Practice, Boston: Allyn and Bacon.

• Roestiyan N.K. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

• Sardiman AM. 2000. ”Pembelajaran IPS Sejarah di Sekolah dan Pembentukan Masyarakat Madani”, dalam Seminar dan Sarasehan Forum Komunikasi IX Pim pinan FPIPS IKIP dan JPIPS se­Indonesia di Singaraja 19­21 September 1999

• _______, ”Kurikulum Ilmu Sosial Menuju Kurikulum Ber basis Kompetensi”, Makalah Seminar, Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah I HISPISI Jawa Tengah, Semarang, 25­26 September 2002.

• Winataputera, US (1992). Model­Model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Dalam dokumen Buku Pend Sejarah Oke (Halaman 139-144)