• Tidak ada hasil yang ditemukan

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sendiri telah memiliki instalasi CSSD sebagai pusat sterilisasi rumah sakit. Sejak tahun 2005 CSSD terpisah dari instalasi farmasi dan berdiri sendiri. Instalasi CSSD dipimpin oleh kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Kepala instalasi CSSD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah seorang apoteker yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga lain seperti asisten apoteker, perawat, administrasi dan teknisi. Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu:

Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali dalam keadaan steril kepada ruangan yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah poliklinik atau ruang perawatan yang membutuhkan.

b. Sistem distribusi

Memproses penyediaan dan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusian. Kamar bedah yang dilayani adalah IBS, KBE (Kamar Bedah Emergensi), kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit.

Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

1. Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat

2. Direndam dengan larutan desinfektan selama 30 menit 3. Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih

4. Direndam di alat ultrasonik dengan larutan scabimit selama 30 menit 5. Dibilas di alat ultrasonik dengan air panas

6. Dikeringkan di alat ultrasonik

7. Alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi 8. Diberi tanda (indikator paper)

9. Sterilkan pada suhu 132oC, selama 15 menit 10.Didistribusikan ke bagian yang membutuhkan

11.Selama proses sterilisasi dilakukan uji kualitas sterilitas yaitu dengan menggunakan: 3M Bowie-Dick Test Pack 1233, 3M Bowie-Dick Test

Sheet 1227, 3M Attest BI Steam 1262 atau 3M Autoclave Tape untuk steam.

BAB IV PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah Rumah Sakit milik pemerintah. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit pendidikan yang terakreditasi B.

Pimpinan Rumah Sakit ini adalah seorang dokter yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga wakil direktur yaitu: wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan, serta wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan adalah instalasi yang telah menerapkan sistem swakelola. Instalasi Farmasi Rumah sakit (IFRS) memiliki 3 sub instalasi yaitu farmasi klinis, perlengkapan, dan distribusi. Dimana setiap bagian tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

Pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan menggunakan sistem Dana Bergulir (Revolving Fund Sistem) artinya, pemerintah meminjamkan modal awal sebagai suatu pinjaman, selanjutnya instalasi farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan instalasi farmasi.

Instalasi Farmasi di rumah sakit ini masih menuju sistem satu pintu. Masih ada apotek lain yang berada di lingkungan rumah sakit yang melayani kebutuhan pasien. Apotek tersebut adalah apotek Husada Farma yang melayani pasien Askes rawat jalan dan Apotek Kimia Farma yang sudah di bawah koordinasi dari

Sebagai standar penulisan resep oleh dokter, RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki Formularium Rumah Sakit yang disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi dibawah komite medis yang terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional (SMF) serta apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium ini direvisi setiap 3 tahun sekali dengan mempertimbangkan perkembangan pola penyakit di masyarakat serta kemajuan dibidang obat-obatan dan kedokteran. Formularium yang digunakan saat ini adalah formularium rumah sakit tahun 2007.

Untuk perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, kapas dan alat/bahan habis pakai, dibuat dalam sistem unit cost yang akan dikenakan kepada pasien rawat inap, rawat jalan, tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost ditentukan untuk tiap-tiap tindakan berbeda yang dibuat dalam suatu surat keputusan. Setiap bulan hasil perhitungan unit cost dimasukkan ke dalam neraca Rugi/Laba bulanan. Selanjutnya neraca Rugi/Laba ini akan dimasukkan ke dalam neraca Rugi/Laba tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh rumah sakit. Apabila dari hasil perhitungan instalasi farmasi memperoleh keuntungan, maka sistem administrasi yang dijalankan akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Apabila mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian yang berlebihan.

Perbekalan farmasi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sudah didistribusikan dengan baik. Untuk pasien rawat jalan Jamkesmas, Pemprovsau dan Medan Sehat dilakukan dengan kartu kendali yang disimpan di pelayanan farmasi tersebut. Kartu ini akan memudahkan petugas untuk memonitor penggunaan obat terutama untuk pasien yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya pasien TBC dan penyakit degeneratif. Untuk pasien rawat jalan umum obat diberikan menggunaan individual prescription dimana obat sesuai dengan jumlah yang tertera dalam resep yang diberikan dokter. Pada pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Pemprovsu, dan Medan Sehat pendistribusian perbekalan kesehatan dilakukan dengan sistem One Day Dose Dispensing (ODDD) dan dikendalikan dengan menggunakan CPO (Catatan Pemberian Obat) dan Kartu Obat. Hal ini memungkinkan untuk peresepan obat dengan dosis dan jumlah yang tepat sehingga lebih efektif bagi pasien. Untuk pasien umum tidak menggunakan CPO (Catatan Pemberian Obat) hanya menggunakan Resep/kartu obat. Selain itu tersedia juga Floor Stock (ada di lemari-lemari emergency di ruangan) yang dapat memenuhi kebutuhan pasien akan obat sesegera mungkin.

Pembagian pelayanan pasien atas beberapa depo dimaksudkan untuk memudahkan pelayanan kepada pasien. Depo farmasi untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pemprovsu rawat inap terletak di lantai 3. Untuk pasien Askes rawat inap yang berada dilantai 5 sampai 8 perbekalan farmasinya dilayani oleh depo farmasi yang terletak di lantai 5. Untuk pasien Jamkesmas, Medan Sehat dan Pemprovsu rawat jalan dilayani oleh depo farmasi rawat jalan Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pemprovsu. Untuk pasien umum rawat

jalan/rawat inap depo berada di lantai 1 berdekatan dengan poliklinik. Depo farmasi unit IBS (Instalasi Bedah Sentral) yang terletak di lantai 3 untuk melayani pasien-pasien bedah elektive (terencana). Sedangkan untuk pasien bedah emergency perbekalan farmasi dilayani depo farmasi IGD. Demikian juga untuk pasien yang masuk ke ruang gawat darurat. Dengan demikian diharapkan pelayanan obat kepada pasien akan lebih maksimal.

Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi sudah baik karena semua sistem sudah melibatkan komputerisasi yang terhubung ke setiap bagian sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal proses penagihan dan pembayaran langsung pasien, pengecekan perbekalan farmasi dan lain-lain.

Di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan terdapat Instalasi CSSD (Central Steril Supply Department) yaitu pusat sterilisasi dan penyediaan alat-alat steril untuk keperluan rumah sakit. Misalnya alat-alat untuk keperluan operasi sesuai dengan jenis operasi yang dilakukan, kasa steril dan lain-lain. Instalasi ini telah terpisah dari Instalasi Farmasi sejak tahun 2005. Selain menyediakan kebutuhan alat-alat steril, CSSD juga berperan dalam proses sterilisasi ruangan, misalnya ruang bedah serta penyediaan desinfektan.

Pelaksanaan farmasi klinis di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi pemberian informasi obat, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan lainnya. Selain itu juga dilakukan konseling bagi penderita, pengkajian kerasionalan pemberian obat dan penggunaan obat, penanganan sitostatika serta analisa efektifitas biaya. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) juga secara rutin

dilaksanakan. Sedangkan pelaksanaan farmasi klinis lain seperti, pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrition (TPN) masih belum telaksana karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait