• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instalasi CENTRAL STERILIZED SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)

BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUP H ADAM MALIK MEDAN

3.3 Instalasi CENTRAL STERILIZED SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor : 547/Men- Kes/SK/UI/1994, tertanggal 13 Juni 1994 Pasal 26 Instalasi CSSD berada dibawah Wadir Penunjang Medis dan Penelitian. Pada pasal 35 SK Menkes 547 tersebut di atas menyatakan bahwa Instalasi CSSD merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan Pelayanan Suci Hama.

3.3.1 Misi Organisasi

Membantu Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian untuk menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kebutuhan steril serta menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.

3.3.2 Kedudukan

- Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat (Instalasi CSSD) adalah salah seorang pelaksana yang merupakan pembantu Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian bertanggung jawab dan bertugas untuk membantu menyelenggarakan kebutuhan steril.

- Dalam melaksanakan tugasnya kepala Instalasi Sterilisasi Pusat bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian.

1. Seorang wakil kepala

2. Pokja penyediaan, pokja sterilisasi dan pokja distribusi 3. Pokja tata usaha dan rumah tangga

3.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok:

Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat bertugas membantu Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian. Sterilisasi Pusat merupakan fasilitas untuk menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur, dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kebutuhan steril serta menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.

Fungsi:

1. Menyelenggarakan penyediaan kebutuhan Instalasi Sterilisasi Pusat untuk menunjang unit-unit lain dalam pelayanan kebutuhan steril.

2. Menyelenggarakan kegiatan sterilisasi dan distribusi (pelayanan) kepada unit- unit lain yang membutuhkan perlengkapan steril.

3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang sterilisasi yang dilakukan oleh unit sterilisasi pusat maupun bekerjasama dengan unit lain.

4. Bekerjasama dalam suatu tim untuk mencegah dan mengurangi terjadinya nasokomial.

Pelayanan Sterilisasi adalah kegiatan yang memproses semua bahan, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk Pelayanan Medik di Rumah Sakit, mulai dari perencanaan, pengadaan, pencucian, pengemasan, pemberian tanda, proses sterilisasi, penyimpanan dan penyalurannya untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit.

Tujuan pelayanan CSSD adalah melayani semua kebutuhan steril dari unit yang memerlukan. Mengatur dan menyediakan kebutuhan steril dan peralatan kedokteran untuk tindakan pembedahan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pelayanan CSSD yang baik selain akan meningkatkan kinerja rumah sakit, menurunkan infeksi nosokomial, mempercepat proses penyembuhan dan mendukung pelayanan lain di rumah sakit, juga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan rumah Sakit.

Dalam menunjang tugas dan fungsi instalasi CSSD, dibentuk 3 pokja : a. Pokja Penyediaan

Pokja penyediaan ini bertugas untuk membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan penyediaan dan penerimaan kebutuhan steril di instalasi CSSD.

b. Pokja Pencucian dan Sterilisasi

Pokja pencucian dan sterilisasi ini bertugas untuk membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan pencucian dan sterilisasi kebutuhan di instalasi CSSD mulai dari pembilasan atau pencucian, pengeringan, pengemasan paket, sterilisasi dan penyimpanan.

c. Pokja Distribusi

Pokja distribusi ini bertugas dalam membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan pendistribusian kebutuhan steril untuk unit IGD, IBP, IPI, Poliklinik, Rindu A, Rindu B.

Tata Usaha bertugas membantu kepala instalasi dalam menyelenggarakan seluruh ketatausahaan dan kerumahtanggaan di instalasi CSSD.

3.4 Instalasi Gas Medis

Pada tanggal 26 Februari 2005 didirikan Instalasi Gas Medis di RSUP H. Adam Malik, sesuai dengan SK Direktur No. OT.01.01.11.173 tentang Organisasi dan Tata Kerja Gas Medis RSUP H. Adam Malik.

Tujuan didirikannya Instalasi Gas Medis adalah: Kepala CSSD Wa.Ka. Instalasi Tata Usaha Pokja Distribusi Pokja Pencucian/Sterilisasi Pokja Penyediaan

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi CENTRAL STERILIZED SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) RSUP H.Adam Malik Medan

1. Agar pelaksanaan pelayanan gas medis dapat segera dan tepat waktu sampai kepada pasien yang membutuhkannya.

2. Perkembangan teknologi berdampak pada mutu dan kualitas pelayanan.

Instalasi Gas Medis dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh seorang wakil kepala instalasi dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh dua orang

kepala pokja yang meliputi kepala pokja perbekalan dan pendistribusian gas medis dan kepala pokja pelayanan dan pemantauan penggunaan gas medis. Disamping itu, terdapat delapan orang staf yang terdiri dari empat orang PNS dan empat orang tenaga honorer. Waktu jaga dibagi dalam dua shift.

Administrasi dan pengelolaan gas medis:

1. Perencanaan Gas Medis : Instalasi Gas Medis 2. Pemesanan Sementara Gas Medis : Instalasi Gas Medis

3. Pengadaan Gas Medis : Panitia Pengadaan Barang Rumah Sakit 4. Penerimaan Gas Medis : Panitia Penerima Barang Rumah Sakit 5. Pendistribusian Gas Medis : Instalasi Gas Medis

6. Monitoring dan Evaluasi : Instalasi Gas Medis

Sistem pelayanan gas medis dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan menggunakan oxygen gas cylinder (cara konvensional), misalnya tabung 6 m3. Cara kedua adalah dengan menggunakan instalasi gas medis tangki (oksigen cair), merupakan tangki double wall yang dilengkapi dengan sistem vacum

sehingga tidak terjadi perpindahan panas dari luar tangki ke dalam tangki.

Jenis gas medis yang sering dilayani di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan meliputi:

- Gas O2 (silinder dan liquid) - Gas N2O

- Gas N2 - Gas CO2

Gambar 3. Struktur Organisasi Instalasi Gas Medis RSUP. H. Adam Malik

Gambar 3. Struktur Organisasi Instalasi Gas Medis RSUP. H. Adam Malik

Dalam menunjang tugas dan fungsi Instalasi Gas Medis, dibentuk 2 pokja yaitu:

Dalam menunjang tugas dan fungsi Instalasi Gas Medis, dibentuk 2 pokja yaitu:

Pokja Pelayanan & Pemantauan Penggunaan Gas Medis Pokja Perbekalan &

Pendistribusian Gas Medis

Tata Usaha Gas Medis Wa.Ka. Instalasi Gas Medis

Ka. Instalasi Gas Medis Wadir Penunjang Medis & Penelitian

1. Pokja Perbekalan dan Pendistribusian Gas Medis 1. Pokja Perbekalan dan Pendistribusian Gas Medis

Pokja ini mempunyai tugas: Pokja ini mempunyai tugas:

a. Merencanakan kebutuhan gas medis. a. Merencanakan kebutuhan gas medis. b. Menerima dan menyimpan gas medis. b. Menerima dan menyimpan gas medis.

c. Menyalurkan gas medis ke unit kerja yang membutuhkan. c. Menyalurkan gas medis ke unit kerja yang membutuhkan. d. Mengawasi dan memonitor penyaluran gas medis.

d. Mengawasi dan memonitor penyaluran gas medis.

e. Mengevaluasi dan membuat laporan tentang penerimaan dan penyaluran gas medis.

e. Mengevaluasi dan membuat laporan tentang penerimaan dan penyaluran gas medis.

2. Pokja Pelayanan dan Pemantauan Gas Medis 2. Pokja Pelayanan dan Pemantauan Gas Medis

Pokja ini mempunyai tugas: Pokja ini mempunyai tugas:

a. Melaksanakan koordinasi dengan dokter dan perawat tentang pengaturan pemakaian gas medis oleh pasien.

b. Bekerja sama dengan perawat dalam pendataan pasien yang menggunakan gas medis.

c. Mencatat setiap pemakaian gas medis oleh pasien.

d. Melaksanakan koordinasi dengan Pokja Perbekalan dan Pendistribusian gas medis tentang kebutuhan gas medis.

e. Memberikan data pemakaian gas medis oleh pasien kepada petugas verifikasi guna penagihan biaya pemakaian gas medis.

f. Membuat laporan tentang penggunaan gas medis oleh pasien.

g. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan diklat dan litbang di lingkungan Instalasi Gas Medis.

3.4.1 Prosedur Pemesanan Gas Medis

Memesan gas medis dengan surat pesanan sementara melalui fax dan telepon

Diterima oleh panitia penerima

Dilaporkan kepada panitia pengadaan barang Instalasi Gas Medis

Gas Medis datang

3.4.2 Prosedur Pendistribusian Gas Medis

Pemesanan dilakukan oleh perawat melalui telepon dari ruang perawat ke nomor 645, dan telepon diterima oleh petugas Instalasi Gas Medis, kemudian petugas medis mengkonfirmasi pemesanan gas medis tersebut lalu gas medis didistribusikan ke ruang yang membutuhkan.

3.4.3 Permasalahan Gas Medis

1. Bila order gas datang terlambat ke rumah sakit dan mempengaruhi pelayanan kesehatan.

2. Bila stok kosong (untuk N2O) di PT. Aneka Gas Industri Medan pelayanan di kamar operasi akan terganggu.

3. Untuk O2 cair, jika gas sudah dipesan tetapi stok dari pabrik tidak cukup untuk didistribusikan ke seluruh wilayah kota Medan dan harus berbagi dengan rumah sakit lain.

4. Untuk O2 silinder: tabung 1m3 dan 2m3 rumah sakit belum memiliki buffer stok tabung kecil yang sesuai dengan yang diinginkan dan petugas cenderung memberanikan diri untuk memindahkan isi tabung 6 m3 ke tabung 1m3 dan 2m3

3.4.4 Prosedur Tetap Instalasi Gas Medis

1. Pemesanan gas medis harian.

2. Pemesanan gas medis dalam tabung 6m3. 3. Penyimpanan gas medis.

4. Pendistribusian gas medis. 5. Pengembalian tabung kosong.

6. Penerimaan oksigen cair. 7. Pelaporan gas medis.

8. Pencatatan penggunaan gas medis sentral dan tabung 6m3 di ruangan. 9. Penggunaan tabung oksigen kecil.

10. Evaluasi pelayanan gas medis.

11. Pemesanan gas medis dari ruang instalasi.

12. Penggunaan tabung kecil (selama pasien ditransfer).

13. Pemesanan oksigen (tabung kecil) dari kemotoran (Ambulance) atau untuk Kejadian Luar Biasa (KLB)

14. Penagihan Biaya Penggunaan gas medis oleh pasien 15. Pemeliharaan regulator oksigen pada tabung dan outlet

3.4.5 Monitoring Gas Medis

1. Pemantauan rutin harus selalu dilakukan setiap pukul 08.00 WIB oleh petugas untuk melihat level minimum dan gas medis harus sudah dipesan kemudian dicatat pada buku laporan.

2. Kondisi Instalasi Gas Medis sebaiknya lebih representatif dan fasilitas dilengkapi.

3. Buffer stok bentuk tabung harus diadakan oleh pihak Direksi. 4. Instalasi Gas Medis dilibatkan sebagai panitia pengadaan.

Dokumen terkait