• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Instalasi jaringan

Setelah melakukan simulasi konsep, dilakukan instalasi langsung di M M 2100. proses ini terdiri dari 2 tahap, yaitu instalasi perangkat keras dan instalasi perangkat lunak. Berikut penjelasan proses instalasi :

1. Instalasi perangkat keras

Instalasi perangkat awal dimulai dari Base station, di sisi Base station hanya menambahkan manageable switch dalam sistem susunan hardware yang sudah ada. Susunan hardware yang ada sebelum terpasang manageable switch bias dilihat di gambar 4.38

Gambar 4.38 Susunan Hardware POP Tanpa Manageable Switch Gambar diatas menjelaskan susunan hardware yang ada di Base station. Dimulai dari jaringan backbone dari kantor pusat PT.NTT Indonesia, jaringan FO ini masuk ke converter dan langsung dilanjutkan ke router dengan kabel RJ-45. Router ini merupakan pintu masuk utama bagi seluruh jaringan PT.NTT Indonesia yang ada di kawasan industri MM2100.

Router kemudian tersambung dengan Manageable switch, dimana didalam switch tersebut, telah terintegrasi VPN untuk semua pelanggan NTT yang ada di MM 2100. Pelanggan tidak saling terhubung dengan pelanggan yang lain walaupun mereka di dalam 1 jaringan, ini semua karena fungsi VPN yang ada di dalam switch tersebut.

Diatas switch, ada Subscriber unit untuk konversi dari data digital ke data analog. Ini dilakukan agar data dapat dikirim melalui transmisi radio wireless. Dari subscriber unit ini, tersambung 3 radio, 2 sectoral dan 1 omnidirectional, serta beberapa radio backup yang standby bila terjadi kerusakan pada radio utama.

Pada sisi pelanggan, sesuai dengan konsep jaringan yang telah dirancang, penambahan beberapa perangkat keras. Selain manageable switch, juga diinstall beberapa radio baru untuk jaringan interkoneksi antar pengguna. Jaringan ini nantinya akan berfungsi sebagai jalur backup untuk jalur backbone yang dimiliki pelanggan. Untuk lebih jelas nya dapat di lihat di gambar

Susunan Hardware pada customer sebelum di tambahkan manageable switch dan radio sebagai jalur cadangan :

Gambar 4.39 Susunan Hardware User Tanpa Manageable Switch

Susunan Hardware pada Pelanggan setelah ditambahkan manageable switch dan radio sebagai jalur cadangan:

Gambar 4.40 Susunan Hardware User dengan Manageable Switch

Susunan diatas juga disesuaikan dengan posisi pelanggan dalam sector mesh mereka. Ada beberapa yang menggunakan 3 radio, dan sisa nya hanya menggunakan 2 radio saja. Manageable switch disini berfungsi untuk menambah masukan radio lebih dari satu sehingga dapat dibuat suatu jalur cadangan bila jalur utama terjadi gangguan.

2. Instalasi Perangkat Lunak

Instalasi perangkat lunak akan dilakukan pada radio pelanggan yang dikhususkan sebagai jalur cadangan, pada router pelanggan untuk

3. Instalasi pada Radio transmitter

Pada radio yang mikrotik, sebagai transmitter, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain ( konfigurasi ini berlaku untuk 26 pelanggan, yang membedakan konfigurasi antar pelanggan adalah IP addressnya, nama SSID nya ):

• Pengalamatan IP address

IP address yang akan diberikan adalah 192.168.40.2

• Nama SSID

Nama SSID nya adalah Node 1 ke 2 • Frekuensi dan Band

Frekuensinya menggunakan 2412 dan bandnya 2,4 Ghz B/G

• Mode Wireless

Mode wireless yang digunakan sebagai transmitter adalah Ap Bridge.

• Range Scan List

Dikonfigurasikan pada frekuensi 2400-2500

Ringkasan kofigurasi pada radio dapat dilihat pada Tabel 4.11

IP Address 192.168.40.2

SSID Node1ke2

Frekuensi 2412

Band 2,4 Ghz B/G

Mode Wireless AP Bridge (transmitter) Range Scan List 2400-2500

Tabel 4.11 Konfigurasi Radio

4. Instalasi pada Radio receiver

Pada radio yang mikrotik, sebagai receiver, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain ( konfigurasi ini berlaku untuk 26 pelanggan, yang membedakan konfigurasi antar pelanggan adalah IP addressnya, nama SSID nya ):

• Pengalamatan IP address

IP address yang akan diberikan adalah 192.168.40.3

• Nama SSID

Nama SSID nya adalah Node1ke2 • Frekuensi dan Band

Frekuensinya menggunakan 2412 dan bandnya 2,4 Ghz B/G

• Mode Wireless

Mode wireless yang digunakan sebagai receiver adalah Station WDS.

• Range Scan List

Dikonfigurasikan pada frekuensi 2400-2500

Ringkasan konfigurasi pada radio dapat dilihat pada table 4.12

IP Address 192.168.40.3

SSID Node1ke2

Frekuensi 2412

Band 2,4 Ghz B/G

Mode Wireless Station WDS (receiver) Range Scan List 2400-2500

Tabel 4.12 Ringkasan konfigurasi pada radio

5. Instalasi pada Router Blok 1

Pada blok 1 terdiri dari 3 perusahaan yang masing – masing mempunyai 1 router. Pada 3 router tersebut, akan dikonfigurasikan (konfigurasi ini berlaku untuk 8 blok yang masing – masing bloknya terdiri dari 3 – 4 router ) :

1. Router 1 (node 1)

Pada router node 1, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain:

• Pengalamatan ip address

Ip address yang akan diberikan pada interfaces yang terhubung ke jaringan LAN pelanggan adalah ip private 192.168.10.1, sedangkan pada interfaces yang terhubung ke jaringan luar adalah ip public

212.171.1.202.

• Konfigurasi password

Konfigurasi password untuk masuk ke mode console dan juga untuk telnet.

• Konfigurasi NAT ( Network Address Translation ) Konfigurasi NAT pada router, merubah banyak ip private pelanggan kedalam ip public agar dapat mengakses internet.

• Konfigurasi access list

Konfigurasi access list pada router untuk membatasi hak akses.

• Konfigurasi routing protocol

Konfigurasi routing protocol dengan menggunakan OSPF (Open Shortest Path First) multi area, tiap blok menggunakan area yang berbeda.

• Konfigurasi enkripsi

Konfigurasi enkripsi menggunakan M D5.

Ringkasan konfigurasi pada router node 1 dapat dilihat pada table 4.13

IP address pada jaringan LAN pelanggan (IP Private)

192.168.10.1

IP address pada jaringan Luar (IP Publik)

212.171.1.202

Password Telnet Password Password Console Password Network Address

Translation (NAT)

192.168.10.1 –

192.168.10.254 diubah ke 212.171.1.201

Access List Diperbolehkan untuk mengakses jaringan sendiri dan ip public sendiri, tidak

diperbolehkan mengakses jaringan pelanggan lain. Routing Protocol OSPF (Open Shortest

Path First) area 0 Enkripsi MD5

2. Router 2 (node 2)

Pada router node 2, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain:

• Pengalamatan ip address

Ip address yang akan diberikan pada interfaces yang terhubung ke jaringan LAN pelanggan adalah ip private 192.168.11.1, sedangkan pada interfaces yang terhubung ke jaringan luar adalah ip public

212.171.1.206.

• Konfigurasi password

Konfigurasi password untuk masuk ke mode console dan juga untuk telnet.

• Konfigurasi NAT ( Network Address Translation ) Konfigurasi NAT pada router, merubah banyak ip private pelanggan kedalam ip public agar dapat mengakses internet.

• Konfigurasi access list

Konfigurasi access list pada router untuk membatasi hak akses.

• Konfigurasi routing protocol

Konfigurasi routing protocol dengan menggunakan OSPF (Open Shortest Path First) multi area, tiap blok menggunakan area yang berbeda.

• Konfigurasi enkripsi

Konfigurasi enkripsi menggunakan M D5.

Ringkasan konfigurasi pada router node 2 dapat dilihat pada table 4.14

IP address pada jaringan LAN pelanggan (IP Private)

192.168.11.1

IP address pada jaringan Luar (IP Publik)

212.171.1.206

Password Telnet Password Password Console Password Network Address

Translation (NAT)

192.168.11.1 –

192.168.11.254 diubah ke 212.171.1.206

Access List Diperbolehkan untuk mengakses jaringan sendiri dan ip public sendiri, tidak

diperbolehkan mengakses jaringan pelanggan lain. Routing Protocol OSPF (Open Shortest Path

First) area 0

Enkripsi MD5 Tabel 4.14 Ringkasan konfigurasi pada router node 2

3. Router 3 (node 3)

Pada router node 3, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain:

• Pengalamatan ip address

Ip address yang akan diberikan pada interfaces yang terhubung ke jaringan LAN pelanggan adalah ip private 192.168.12.1, sedangkan pada interfaces yang terhubung ke jaringan luar adalah ip public

212.171.1.210.

• Konfigurasi password

Konfigurasi password untuk masuk ke mode console dan juga untuk telnet.

• Konfigurasi NAT ( Network Address Translation ) Konfigurasi NAT pada router, merubah banyak ip private pelanggan kedalam ip public agar dapat mengakses internet.

• Konfigurasi access list

Konfigurasi access list pada router untuk membatasi hak akses.

• Konfigurasi routing protocol

Konfigurasi routing protocol dengan menggunakan OSPF (Open Shortest Path First) multi area, tiap blok menggunakan area yang berbeda.

• Konfigurasi enkripsi

Ringkasan konfigurasi pada router node 3 dapat dilihat pada Tabel 4.15

IP address pada jaringan LAN pelanggan (IP Private)

192.168.12.1

IP address pada jaringan Luar (IP Publik)

212.171.1.210

Password Telnet Password Password Console Password Network Address

Translation (NAT)

192.168.12.1 –

192.168.12.254 diubah ke 212.171.1.210

Access List Diperbolehkan untuk mengakses jaringan sendiri dan ip public sendiri, tidak

diperbolehkan mengakses jaringan pelanggan lain. Routing Protocol OSPF (Open Shortest

Path First) area 0 Enkripsi MD5

6. Instalasi pada switch blok 1 dan BTS

Pada BTS terdapat 1 manageable switch sedangkan pada blok 1 terdiri dari 3 perusahaan yang masing – masing mempunyai 1 manageable swiitch. Pada 3 switch tersebut, akan dikonfigurasikan ( konfigurasi ini berlaku untuk 8 blok yang masing – masing bloknya terdiri dari 3 – 4 switch ) :

1. Switch 1 ( Node 1 )

Pada switch node 1, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain:

• Konfigurasi password

Konfigurasi password untuk masuk ke mode console dan juga untuk telnet.

• Konfigurasi Priority

Konfigurasi besar priority untuk menjalankan spanning tree protocol

• Konfigurasi interface

Konfigurasi interface mana yang terhubung sebagai jalur utama atau jalur cadangan

Ringkasan konfigurasi pada switch node 1 dapat dilihat pada Tabel 4.16

Password Telnet Password Password Console Password

Priority 32768 Interface fast ethernet 0/1 Jalur utama

Interface fast ethernet 0/3 Jalur cadangan

VLAN 1

Tabel 4.16 Ringkasan konfigurasi pada switch node 1

2. Switch 2 ( Node 2 )

Pada switch node 2, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain:

• Konfigurasi password

Konfigurasi password untuk masuk ke mode console dan juga untuk telnet.

• Konfigurasi Priority

Konfigurasi besar priority untuk menjalankan spanning tree protocol

• Konfigurasi interface

Konfigurasi interface mana yang terhubung sebagai jalur utama atau jalur cadangan

Ringkasan konfigurasi pada switch node 2 dapat dilihat pada table 4.17

Password Telnet Password Password Console Password

Priority 40960 Interface fast thernet 0/1 Jalur utama

Interface fast thernet 0/3 Jalur cadangan Interface fast thernet 0/4 Jalur cadangan

VLAN 2

Tabel 4.17 Ringkasan konfigurasi pada switch node 2

3. Switch 3( Node 3 )

Pada switch node 3, beberapa yang harus dikonfigurasi antara lain:

• Konfigurasi password

Konfigurasi password untuk masuk ke mode console dan juga untuk telnet.

• Konfigurasi Priority

Konfigurasi besar priority untuk menjalankan spanning tree protocol

• Konfigurasi interface

Konfigurasi interface mana yang terhubung sebagai jalur utama atau jalur cadangan

Ringkasan konfigurasi pada switch node 3 dapat dilihat pada table 4.18

Password Telnet Password Password Console Password

Priority 32768 Interface fast thernet 0/1 Jalur utama

Interface fast thernet 0/3 Jalur cadangan

VLAN 3

Tabel 4.18 Ringkasan konfigurasi pada switch node 3

4.2.5 PENGUJIAN KONEKS I

Disini akan diuji koneksi jaringan pada pelanggan 1 atau node 1, apakah jalur cadangan yang dirancang dapat bekerja dengan semestinya, begitu juga dengan konfigurasi hardwarenya apakah sudah benar sehingga koneksi dapat berjalan. M etode yang dipakai menggunakan pengiriman protocol ICM P menggunakan ping. Bila disaat koneksi jalur utama pada pelanggan 1 putus, apakah masih ada reply dari ip yang dituju, bila masih ada, maka jalur cadangan yang dirancang dapat bekerja dengan semestinya, bila tidak terdapat reply maka jalur cadangan yang dirancang tidak bekerja. Selain ping, dilakukan juga pengujian menggunakan trace route untuk melihat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Dokumen terkait