• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN

MAULANA WIJAYA. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dan Zeolit Terhadap Sifat-Sifat Kimia Tanah dan Kadar Unsur pada Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.). Dibawah bimbingan HERMANU WIDJAJA dan SUWARDI

Produktifitas kelapa sawit Indonesia saat ini masih tergolong rendah, yang antara lain disebabkan oleh faktor pengelolaan yang masih kurang baik serta masalah sifat dan karakteristik tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit. Tanah yang ditanami kelapa sawit umumnya mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) dan kandungan bahan organik tanah yang rendah sehingga kemampuan tanah dalam menyimpan unsur hara dan air rendah. Salah satu usaha untuk memperbaiki masalah pada tanah tersebut dilakukan dengan pemberian bahan humat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan humat dengan carrier zeolit terhadap perubahan sifat kimia tanah dan kandungan unsur hara dalam tanaman kelapa sawit.

Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII, Cimulang, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dua faktor. Pemberian bahan humat sebagai faktor pertama, dengan dosis bahan humat: 0 liter/ha (H0), 5 liter/ha (H1), 10 liter/ha (H2), 15 liter/ha (H3), sedangkan zeolit digunakan sebagai carrier diberikan dengan dosis: 0 kg/liter bahan humat (Z0), 10 kg/liter bahan humat (Z1), dan 20 kg/liter bahan humat (Z2).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian bahan humat dan zeolit tidak berpengaruh nyata dalam memperbaiki sifat kimia tanah. Namun demikian, pemberian bahan humat cenderung meningkatkan C-organik, KTK, P-tersedia dan N-total tanah. Peningkatan P-P-tersedia diduga terjadi karena kemampuan bahan humat dalam membebaskan fosfor dari ikatan dengan Al dan Fe. Sedangkan pemberian zeolit cenderung meningkatkan nilai KTK dan N-total tanah.

Pemberian bahan humat dan zeolit tidak berpengaruh nyata terhadap kadar unsur pada tanaman kelapa sawit, tetapi pemberian bahan humat cenderung meningkatkan kadar nitrogen dan fosfor tanaman. Hal ini diduga sebagai akibat adanya peningkatan ketersediaan fosfor dan N-total tanah, serta kemampuan bahan humat dalam merangsang aktivitas perakaran.

Peningkatan produksi kelapa sawit hingga enam bulan setelah pemberian bahan humat dengan carrier zeolit cenderung terjadi pada komponen produksi bobot tandan kelapa sawit. Hal ini diduga sebagai akibat dari kemampuan bahan humat dalam memperbaiki beberapa sifat kimia tanah dan peningkatan respon tanaman dalam menyerap beberapa unsur esensial dari tanah.

Chemical Characteristics and Element Content of Oil Palm (Elaeis Guineensis Jacq). Under Supervision of HERMANU WIDJAJA and SUWARDI

Indonesian oil palm productivity is still relatively low, which among others caused by factors that are still lacking good management and the nature of matter and soil characteristics in oil palm plantations. Land planted with oil palms generally have cation exchange capacity (CEC) and soil organic matter content is low, so the ability of soil nutrients and low water. One attempt to fix the problem on the ground done by setting the humic substance. This research was conducted with the aim to determine the effect of humic substance with zeolite carriers to changes in soil chemical properties and nutrient content in oil palm plantations.

The research was conducted in oil palm plantations PTPN VIII, Cimulang, Rancabungur district, Bogor regency. Experiments using completely randomized factorial design with two factors. Provision of humic substance as the first factor, with a dose of humic materials: 0 liters / ha (H0), 5 liters / ha (H1), 10 liters / ha (H2), 15 liters / ha (H3), while the zeolite is used as administered dose carrier: 0 kg / liter humic substance (Z0), 10 kg / liter humic substance (Z1), and 20 kg / liter humic substance (Z2).

The results of the analysis showed that the range of humic substance and zeolite administration are not a significant effect on the improvement of the chemical properties of soil. However, humic substance tend to increase the supply of organic carbon, CEC, P-and N-total land available. Increased P-available thought to occur because of the ability of humic materials in the release of phosphorus from the bond with Al and Fe. While giving the zeolite tends to increase soil CEC value and total-N.

Provision of humic substance and zeolite did not significantly affect the levels of elements in oil palm plantations, but the provision of humic materials tend to increase levels of nitrogen and phosphorus crop. This is presumably as a result of increased availability of phosphorus and total soil N, as well as the ability of humic materials in stimulating rooting activity.

Increased production of palm oil for up to six months after the introduction of humic substance with zeolite usually occur in the weight of bunches of oil palms. Presumably this is a result of the ability of humic material improvement in some soil chemical properties and increase the response of the plants can absorb some essential elements from the soil.

Keywords: Humic substance, Nutrient uptake, Oil palm, Soil chemical properties, Zeolites

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

ekspor non migas yang menjadi prioritas utama dalam meningkatkan devisa negara, sehingga perluasan areal perkebunan kelapa sawit masih akan terus dilakukan. Akan tetapi produksi kelapa sawit Indonesia berupa tandan buah segar (TBS) masih tergolong rendah. Rata-rata produksi TBS baru mencapai 21.5 ton/ha/tahun. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang telah mencapai 28 ton/ha/tahun. Selain karena faktor pengelolaan yang masih kurang baik, rendahnya produksi sawit Indonesia juga disebabkan oleh masalah sifat dan karakteristik tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit, beberapa permasalahan tersebut antara lain: (1) tanah yang sangat rendah kadar bahan organiknya; (2) rendahnya daya jerap tanah terhadap pupuk karena kapasitas tukar kation (KTK) nya rendah; dan (3) kelapa sawit ditanam pada daerah yang curah hujannya relatif rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu bahan yang dapat meningkatkan kandungan bahan organik sekaligus meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dan daya retensi air. Secara teoritis bahan yang dibutuhkan adalah bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan, tetapi mengingat besarnya dosis pemberian bahan organik ke tanah yang rata-rata mencapai 10 ton/ha dan luasnya lahan kebun sawit saat ini, maka pemberian bahan organik tidak memungkinkan untuk diaplikasikan.

Saat ini telah banyak digunakan bahan humat sebagai pengganti bahan organik. Bahan humat banyak mengandung asam humat dan asam fulvat yang merupakan komponen utama dalam bahan organik tanah yang berpengaruh terhadap sifat tanah. Asam humat adalah fraksi yang larut dalam alkali encer, berbobot molekul tinggi, berwarna coklat sampai hitam, mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi dan kemasaman yang lebih rendah dibandingkan asam fulvat.

Jumlah bahan humat yang relatif kecil (karena merupakan bahan aktif)

nampaknya memerlukan bahan pembawa (carrier) dalam aplikasinya. Beberapa

zeolit. Zeolit dikenal sebagai bahan amelioran berongga yang memiliki KTK sangat tinggi (Sastiono, 1993). Zeolit merupakan bahan alam yang memiliki KTK tinggi (120-180 meq/100g). Penggunaan bahan ini telah banyak dilakukan pada

tanaman padi, antara lain dapat meningkatkan efisiensi pupuk nitrogen.

Untuk mengatasi permasalahan rendahnya produksi kelapa sawit akibat rendahnya kadar bahan organik tanah, rendahnya daya jerap terhadap pupuk, dan rendahnya daya jerap tanah terhadap air, perlu dicoba dengan penambahan bahan

humat dengan carrier zeolit pada tanah yang memiliki kadar bahan organik tanah

dan daya jerap tanah terhadap pupuk rendah. 1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Melihat perubahan sifat-sifat kimia tanah dan kadar unsur pada tanaman

kelapa sawit akibat pemberian bahan humat dengan carrier zeolit.

2. Untuk menjelaskan mekanisme kerja asam humat di dalam tanah sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait