• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK

MORA YANTI. Tingkat Ketahanan Padi Varietas Hibrida dan Beberapa Galur Harapan (GH) terhadap Rice Tungro Virus. Dibimbing oleh ENDANG NURHAYATI.

Penyakit tungro disebabkan oleh infeksi ganda dari dua virus yang berbeda yaitu Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical waikavirus (RTSV) yang ditularkan terutama oleh wereng hijau Nephotettix virescens secara semipersisten. Gejala utama pada tanaman yang terinfeksi virus tungro adalah perubahan warna daun menjadi kuning-oranye, kerdil, dan penurunan jumlah anakan. Penggunaan varietas tahan virus tungro merupakan salah satu komponen pengendalian penyakit tungro. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat ketahanan padi varietas hibrida dan beberapa galur harapan (GH) terhadap Rice tungro virus. Varietas padi yang digunakan dalam penelitian ini adalah HIPA4, galur-galur harapan IPB97-F-13-1-1, IPB97-F-15-1-1, IPB97- F-20-2-1, IPB97-F-31-1-1, IPB97-F-44-2-1, IPB120-F-92-1-1, dan sebagai pembanding IR64 (rentan) dan Tukad Petanu (tahan). Padi IR64 digunakan untuk perbanyakan wereng N. virescens dan perbanyakan inokulum virus tungro.Isolat virus tungro berasal dari padi IR64 yang terserang virus tungro di daerah Situ Gede, Bogor. Penularan virus tungro pada tanaman padi menggunakan vektor N. virescens Distant (Hemiptera: Cicadellidae). Pengamatan dilakukan terhadap tipe gejala yang muncul, masa inkubasi penyakit tungro, jumlah tanaman terinfeksi, tinggi tanaman, dan masa berbunga. Pengamatan penyakit tungro di lahan Situ Gede dilakukan pada tanaman padi varietas IR64 sebagai pembanding varietas yang rentan dan varietas Santana sebagai varietas yang tahan terhadap virus tungro. Infeksi virus tungro menunjukkan tingkat ketahanan yang beragam pada tanaman padi yang diuji. Galur IPB97-F-13-1-1, IPB97-F-31-1-1, IPB97-F-44-2-1, dan IPB102-F-92-1-1, dan varietas HIPA 4 menunjukkan tingkat ketahanan yang moderat terhadap infeksi virus tungro, sedangkan galur IPB97-F-15-1-1 dan IPB97-F-20-2-1 menunjukkan tingkat ketahanan yang sama dengan varietas IR64 sebagai pembanding varietas yang peka terhadap penyakit tungro yaitu rentan. Perbedaan gejala infeksi virus tungro menunjukkan adanya interaksi yang berbeda antara patogen, inang, dan lingkungan di rumah kaca dan di lapangan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Penyebaran penyakit tungro tidak hanya di Indonesia tetapi di beberapa negara Asia lainnya seperti India, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand (Ling 1979).

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dua virus yaitu Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical waikavirus (RTSV). Kedua virus tersebut ditularkan secara semipersisten terutama oleh wereng hijau Nephotettix virescens Distant (Hemiptera: Cicadellidae) (Hibino 1987). Tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukkan gejala perubahan warna pada daun muda menjadi kuning-oranye dimulai dari ujung daun, tanaman kerdil, jumlah anakan sedikit, dan pertumbuhan tanaman terhambat. Berat dan ringannya gejala yang ditimbulkan menunjukkan tingkat keparahan penyakit pada tanaman yang terinfeksi virus tungro. Tingkat keparahan penyakit tergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan umur tanaman pada saat terinfeksi. Tanaman muda lebih rentan terhadap infeksi virus tungro dibandingkan tanaman tua (Said dan Widiarta 2007).

Penyakit tungro menyebabkan kerugian yang cukup tinggi pada pertanaman padi bila dibandingkan penyakit lainnya. Pada tahun 1972/1973 terjadi ledakan penyakit tungro mencapai 43.151 ha yang tersebar di Kabupaten Pinrang, Sidrap, Luwu, dan Polmas, Sulawesi Selatan (Halteren dan Sama 1973). Selanjutnya pada tahun 1988/1999 ledakan penyakit tungro mencapai 15 ha di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (Widiarta dan Daradjat 2000). Pada akhir tahun 1995 di wilayah Surakarta, Jawa Tengah ledakan penyakit tungro mengakibatkan sekitar 12.340 ha sawah puso, dan nilai kehilangan hasil akibat penyakit tersebut diperkirakan setara dengan Rp 25 milyar. Secara nasional pada periode 1996-2002, luas ledakan virus tungro pada tanaman padi rata-rata 16.477 ha sawah dan menyebabkan tanaman puso seluas 1.027 ha. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyebutkan bahwa penyakit yang seringkali merusak tanaman padi

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir salah satunya penyakit tungro dengan luas serangan mencapai 12.078 ha/tahun (BBPT Padi 2008b).

Penggunaan varietas tahan virus tungro/Rice tungro virus (RTV) merupakan salah satu komponen pengendalian penyakit tungro (Widiarta 2011). Varietas tahan penyakit tungro dikelompokkan sebagai varietas yang tahan terhadap wereng hijau sebagai penular (vektor) patogen dan tahan terhadap virus yang merupakan patogen penyebab penyakit tungro (Said dan Widiarta 2007).

Penggunaan varietas unggul telah menyebar cukup luas di Indonesia. Penyebaran varietas unggul diperkirakan sekitar 90% areal tanaman padi di Indonesia telah ditanami dengan varietas unggul (Swasti et al. 2008). Beberapa varietas unggul yang berproduksi tinggi telah dikembangkan namun rentan terhadap virus tungro maupun wereng hijau. Varietas tersebut apabila ditanam di daerah endemis akan tertular tungro dan akan menyebabkan kehilangan hasil (Yasin dan Bastian 2008).

Perkembangan teknologi pertanian menunjukkan bahwa penggunaan varietas unggul padi mampu mendorong peningkatan produksi beras, sehingga pada tahun 1984 Indonesia berhasil berswasembada beras. Walaupun demikian dalam beberapa tahun terakhir produktivitas padi cenderung menurun. Hal ini diakibatkan antara lain oleh menurunnya ketahanan varietas yang ada untuk berproduksi maksimal (Bastian et al. 2006). Varietas unggul padi yang berdaya hasil tinggi sangat penting dalam peningkatan produksi padi dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan terutama beras (Aswidinnoor et al. 2008). Peningkatan produktivitas padi nasional dapat dilakukan melalui pengembangan dan perakitan galur harapan padi tipe baru (PTB) (Halimah 2010).

Pembentukan dan pengembangan varietas unggul padi merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan untuk mendapatkan suatu varietas yang berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, dan berkualitas. Varietas unggul padi dihasilkan dari pembentukan dan pengembangan PTB yang berupa adaptasi galur-galur harapan yang kemudian dilepas menjadi varietas baru (Abdullah et al. 2008).

Namun pengembangan dan perakitan varietas padi unggul tersebut kadang tidak disertai dengan teknologi untuk mendapatkan tanaman yang tahan terhadap

penyakit tungro. Oleh karena itu, penelitian mengenai tingkat ketahanan padi hibrida dan galur harapan terhadap virus tungro sangat bermanfaat sebagai sumber informasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan padi varietas hibrida dan beberapa galur harapan (GH) terhadap Rice tungro virus.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai tingkat ketahanan padi varietas hibrida dan beberapa galur harapan (GH) terhadap Rice tungro virus sehingga dapat digunakan untuk membantu menyusun strategi pengendalian RTV.

Dokumen terkait