• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Komposisi Musik dalam Kesenian Opak Abang .1 Tangganada

4.3.2 Instrumen/ Alat Musik

Menurut keterangan Bapak Itos Budi Santoso (wawancara 8 Maret 2013), alat musik yang digunakan untuk iringan musik dalam Kesenian Opak Abang adalah rebana (terbang), jidur, biola dan beberapa alat musik dari gamelan. Rebana sebagai perkusi, dan biola sebagai melodi dengan pola melodi yang sama dengan yang digunakan waranggana.

70

Menurut keterangan Bapak Kiswanto (wawancara 10 Maret 2013), alat musik yang digunakan sebagai iringan musik dalam Kesenian Opak Abang adalah rebana (terbang) yang lebih tepatnya terbang genjring yang dahulunya berjumlah 3 sekarang disempurnakan menjadi 4 pemain, ketipung, biola, gemung, saron, bonang, dan waranggana. Penggunaan alat musik biola disebabkan oleh keterbatasan yang ada pada daerah tersebut, pada saat itu, yang ada di daerah pasigitan adalah seorang violis tradisional, sehingga biola jadi salah satu alat yang berperan sebagai melodi dalam iringan musik yang terdapat dalam Kesenian Opak Abang.

Menurut keterangan Bapak Aris Salamun (wawancara 8 Maret 2013), alat musik yang digunakan sebagai iringan musik dalam Kesenian Opak Abang adalah rebana (terbang), ketipung, jidur, biola, dan waranggana.

Berdasarkan video pertunjukan Kesenian Opak Abang yang berjudul Pandansari Pahlawan Kalpataru di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta pada tanggal 6 Juni 2004, musik iringan yang dipakai dalam Kesenian Opak Abang adalah 4 rebana, 1 ketipung, 1 jidur, 1 biola, 1 organ (keyboard), 3 orang waranggana, dan 2 orang wira swara.

Berdasarkan data dari narasumber dan dokumentasi yang terkumpul, menyimpulkan bahwa alat musik yang dipakai sebagai iringan dalam Kesenian Opak Abang adalah rebana (terbang), ketipung, biola, jidur, dan waranggana. Sedangkan beberapa alat musik seperti saron, keyboard, dan saxophone lebih cenderung bersifat sebagai

71

pelengkap dan pendukung komposisi musik asli Kesenian Opak Abang. Jumlah musik pengiring ataupun formasi musik pengiring yang dipakai dalam Kesenian Opak Abang tergolong conditional, tergantung situasi dan kondisi pada saat pertunjukan. Walaupun ada beberapa perbedaan mengenai jumlah pemain musik pengiring antara pertunjukan Kesenian Opak Abang yang satu dengan yang lain, akan tetapi pemain alat musik rebana selalu mendominasi baik secara jumlah ataupun dinamik dalam memainkannya.

4.3.2.1 Rebana (terbang)

Rebana (terbang) adalah alat musik yang mirip gendang berbentuk bundar dan pipih, berbentuk bingkai lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing.

Alat musik terbang hampir serupa dengan bedug dan gendang, jika bedug bagian badannya cenderung lebih besar dan panjang, gendang bagian badannya cenderung kecil dan sedikit panjang, sedangkan terbang bagian badannya sedang dan pendek.

Terbang genjring mempunyai tiga pasang logam (besi putih) pada bagian pinggirnya, yang oleh masyarakat umum biasa disebut dengan kecrek atau genjring atau kencer, sehingga apabila terbang tersebut dimainkan, tidak hanya mengeluarkan suara yang berasal dari kulit, akan tetapi juga mengeluarkan suara gemerincing yang berasal dari gesekan antar logam dari genjring tersebut.

72

Gambar 4.8 Terbang Genjring

(Foto: Rezali Canggih Sukma, 9 Maret 2013)

4.3.2.2 Biola

Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berada satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Dalam keluarga biola, yaitu viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Kertas para nada yang dipakai untuk alat musik biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G. Sebuah nama yang lazim yang dipakai untuk biola adalah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional. Pemain biola biasa disebut dengan violist atau violinist.

73

Gambar 4.9 Biola

(Foto: Rezali Canggih Sukma, 9 Maret 2013)

4.3.2.3 Ketipung

Kendang merupakan instrumen/ alat musik dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya adalah mengatur irama. Kendang dimainkan dengan tangan tanpa alat bantu apapun. Ketipung merupakan salah satu alat musik dari keluarga kendang, ketipung merupakan keluarga kendang yang mempunyai ukuran paling kecil. Kendang yang baik, terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan benda rendah), sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan ketukan bernada tinggi).

74

Gambar 4.10 Ketipung

(Foto: Rezali Canggih Sukma, 9 Maret 2013)

4.3.2.4 Jidur

Jidur merupakan salah satu alat musik dari keluarga bedug yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan bedug pada umumnya, jidur juga lebih mudah dibawa daripada bedug yang mempunyai ukuran yang lebih besar. Bedug mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi, baik dalam acara ritual keagamaan ataupun politik. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar yang mempunyai panjang sekitar satu meter atau lebih. Bagian tengah berbentuk tabung besar, ujung batang ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai selaput gendang. Bila ditabuh, menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

75

Gambar 4.11 Jidur

(Foto: Rezali Canggih Sukma, 9 Maret 2013)

4.3.2.5 Waranggana

Pesinden merupakan sebutan bagi wanita yang bernyanyi mengiringi orkestra gamelan. Pesinden yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang. Pesinden juga biasa disebut dengan sebutan waranggana, wara yang berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan anggana berarti sendiri. Pada zaman dahulu, waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan, pada zaman sekarang, waranggana tidak hanya tampil secara solo, tetapi bisa tampil mencapai 10 orang bahkan lebih.

76

Gambar 4.12 Waranggana

(Sumber: Video Pertunjukan Kesenian Opak Abang di TMII, 6 Juni 2004)

Gambar 4.13 Data Pemain Musik dalam Kesenian Opak Abang (Sumber: Video Pertunjukan Kesenian Opak Abang di TMII, 6 Juni 2004)

77

Gambar 4.14 Sebagian Alat Musik dalam Kesenian Opak Abang (Foto: Rezali Canggih Sukma, 9 Maret 2013)

4.3.3 Syair

Menurut Bapak Itos Budi Santoso (wawancara 8 Maret 2013), menerangkan bahwa syair musik iringan yang digunakan dalam Kesenian Opak Abang berbentuk sederhana dan merupakan campuran dari bahasa Indonesia, Jawa, dan Islami.

Menurut Bapak Kiswanto (wawancara 10 Maret 2013), menerangkan bahwa syair musik iringan yang digunakan dalam Kesenian Opak Abang masih sederhana dan merupakan campuran dari bahasa Arab, Jawa dan Indonesia, dan menggunakan syair yang mudah dipahami kata-katanya, sehingga lebih mudah untuk diterima oleh para pendengar/ penikmatnya.

78

Menurut Bapak Aris Salamun (wawancara 8 Maret 2013), menerangkan bahwa syair musik iringan yang digunakan dalam Kesenian Opak Abang menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa, sedangkan penambahan nuansa Islami mulai diberikan ketika Kesenian Opak Abang mulai dipimpin oleh Bapak Aris Salamun.

Berikut ini adalah contoh syair lagu dalam Kesenian Opak Abang yang berjudul Opak-Opak:

Opak-Opak Opak-opak, onde-onde.

Gelung papak sing ayu dewe. Aduh sayang, aduh sayang. Satu kali, terbayang-bayang. Aduh sayang, aduh sayang. Satu kali, terbayang-bayang. Pring ori nggo sulingan. Cegat mburi metu iringan. Aduh sayang, aduh sayang. Satu kali, terbayang-bayang. Aduh sayang, aduh sayang. Satu kali, terbayang-bayang. Pring ampel nggo cagak pogo. Ndepepel koyo wong lola. Aduh sayang, aduh sayang. Satu kali, terbayang-bayang. Aduh sayang, aduh sayang. Satu kali, terbayang-bayang.

79 4.3.4 Irama/ Ritme

Menurut Joseph (2005: 53), irama dibagi menjadi 3 macam, yaitu irama rata, irama tak rata, dan irama sinkop. Irama rata adalah irama dengan pembagian yang rata atau sama atas pulsanya. Irama tak rata adalah irama dengan pembagian yang tak rata atau tak sama dengan pulsanya. Irama sinkop adalah aksen kuat yang berpindah ke pulsa yang tidak beraksen disebut irama sinkop.

Musik dalam Kesenian Opak Abang mayoritas didominasi oleh alat musik ritmis, yaitu rebana, ketipung, dan jidur. Suara yang terdengar terkesan ramai, karena pola ritme antara rebana dan alat musik ritmis lainnya tidak sama. Pola yang digunakan tiap alat musik tidak banyak, karena tiap alat musik biasanya hanya memakai pola yang sama diulang-ulang sampai lagu selesai. Seumpama ada perbedaan pola dalam satu alat musik, hanya ada perbedaan pola ketika awal dan akhir lagu saja.

Berdasarkan teori di atas, maka mayoritas irama/ ritme musik yang terdapat dalam Kesenian Opak Abang termasuk ritme yang mempunyai irama tak rata, karena pola ritme rebana satu dengan rebana lainnya tidak sama dan irama musik dalam Kesenian Opak Abang juga tergolong poliritmik. Poliritmik adalah penggunaan beberapa pola irama yang berbeda secara serempak (Joseph, 2005: 56).

Berikut adalah contoh 5 birama pertama dari irama alat musik ritmis yang terdapat pada Kesenian Opak Abang dalam lagu yang berjudul Opak-Opak:

80

Gambar 4.15 Irama Alat Musik Ritmis, Lagu Opak-Opak (Guitar Pro 5: Rezali Canggih Sukma, 15 April 2013)

4.3.5 Melodi

Gerak nada-nada dalam melodi dibagi menjadi 2 macam yaitu gerak melangkah dan gerak melompat (Joseph, 2005: 58). Gerak melangkah yaitu gerak nada ke nada lain yang berurutan, gerak nada melodi melangkah dibedakan menjadi 2 yaitu gerak melangkah naik dan turun. Gerak melodi melangkah memberikan kesan rasa tenang. Gerak melompat adalah gerak nada ke nada lain yang tidak berurutan, gerak

81

nada melodi melompat dibedakan juga menjadi 2 yaitu gerak melompat naik dan turun. Gerak melodi melompat memberikan kesan rasa tengang.

Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan di atas, maka melodi yang terdapat pada lagu Opak-Opak dalam kesenian Opak Abang merupakan campuran antara melodi gerak melompat naik dan melodi gerak melompat turun sekaligus melodi gerak melangkah naik dan melodi gerak melangkah turun.

Gambar 4.16 Melodi Vokal Waranggana, Lagu Opak-Opak (Guitar Pro 5: Rezali Canggih Sukma, 15 April 2013)

82 4.3.6 Harmoni

Macam gabungan suara dalam harmoni yaitu 2 suara, 3 suara, 4 suara, 5 suara dan 8 suara (Banoe, 2003: 180).

Harmoni dibedakan menjadi 2 yaitu open harmoni dan close harmoni (Banoe, 2003: 307). Open harmoni adalah harmoni dengan susunan akord yang nada-nadanya berjarak jauh, sedangkan close harmoni adalah harmoni dengan susunan akord yang nada-nadanya berdekatan.

Harmonisasi antar suara dalam Kesenian Opak Abang cenderung terdominasi oleh alat musik ritmis bahkan alat musik melodisnya hanya ada satu yaitu biola, dan pola melodi biola pun menggunakan pola melodi yang sama dengan waranggana, yang membedakan hanya iramanya saja. Berdasarkan teori di atas maka harmoni yang terdapat dalam Kesenian Opak Abang yaitu harmoni dengan klasifikasi close harmoni.

4.3.7 Ekspresi