• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

5. Instrumen Angket Self-Efficacy (SE) Siswa terhadap Matematika

Angket self-efficacy ini disusun mengacu pada kisi-kisi skala self-efficacy sebagaimana lampiran 2. Angket skala SE terdiri dari 55 item yang dijabarkan dan dieksplorasi dari 4 (empat) domain yakni: (1) domain motivasi, (2) domain kognisi, (3) domain perilaku (behavior) dan (4) domain emosi. Untuk meminimalisir timbulnya perbedaan penafsiran siswa terhadap redaksional dan maksud yang ingin diungkap dari setiap item angket, maka angket tersebut diminta untuk dibaca dan diisi oleh siswa. Siswa yang diminta untuk membaca dan mengisi angket ini adalah siswa kelas VIII.10 SMP 6 Kota Gorontalo. Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada 6 (enam) orang siswa untuk mengungkap apakah mereka memahami dan mengerti isi angket dimaksud. Setelah peneliti meyakini bahwa siswa telah memahami dan mengerti isi angket, angket tersebut kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VIII.8 SMP 6 Kota Gorontalo, yang berjumlah 33 orang siswa.

Data hasil ujicoba untuk angket SE (pada lampiran 2) ini di samping digunakan untuk melihat validitas da reliabilitas angket SE, juga digunakan untuk menetapkan bobot setiap pilihan pada setiap item instrumen angket. Seperti telah diuraikan sebelumnya penskoran untuk 4 (empat) butir pilihan jawaban yakni pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), ditentukan secara empirik atau aposteriori yaitu berdasarkan distribusi

jawaban responden yang direkam pada saat ujicoba instrumen angket skala self-efficacy yakni menentukan nilai skala dengan deviasi normal. Dengan cara ini jawaban favorable (respon setuju) responden terhadap pernyataan positif dan jawaban tidak favorable (respon tidak setuju) terhadap pernyataan negatif akan memperoleh bobot/ skor tertinggi, sedangkan jawaban favorable (respon setuju) responden terhadap pernyataan negatif dan jawaban tidak favorable (respon tidak setuju) terhadap pernyataan positif akan memperoleh bobot/ skor terendah (Azwar, 2012). Hasil uji coba tes diolah lebih lanjut untuk menentukan bobot setiap butir pilihan pada item skala self-efficacy, sesuai pedoman menentukan nilai skala dengan deviasi normal. Dengan menggunakan cara ini, skor pilihan jawaban dari setiap pernyataan dapat berbeda-beda tergantung pada distribusi respon siswa.

Cuplikan proses perhitungan (Tabel 3.15) untuk menentukan nilai skala dari butir pilihan jawaban setiap pernyataan, dengan deviasi normal, yang melibatkan responden sebanyak 33 orang siswa diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.15

Cuplikan Distribusi Pilihan Jawaban Siswa pada Skala SE

Pernyataan Jumlah Siswa yang Memilih

Untuk tiap Butir Jawaban Jumlah Siswa

Nomor Sifat SS S TS STS

17 + 5 13 15 0 33

35 – 5 7 13 8 33

Proses perhitungan untuk kedua pernyataan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.16 untuk penyataan positif dan Tabel 3.17 untuk pernyataan negatif.

Nilai-nilai di atas diperoleh melalui proses perhitungan sebagai berikut:

1. n menyatakan banyaknya responden (dalam hal ini ada 33 siswa responden) 2. Untuk pernyataan positif: proporsi kumulatif (pk) dari suatu kategori

ditentukan dengan rumus (pk) = proporsi (p) dari suatu kategori respon (yang di cari pk nya tersebut) ditambah dengan jumlah proporsi dari semua kategori di sebelah kirinya, sebagai contoh 1,00 = 0,152 + 0,394 + 0,455 + 0,000; sedangkan untuk pernyataan negatif: proporsi kumulatif (pk) dari suatu kategori ditentukan dengan rumus (pk) = proporsi (p) dari suatu kategori respon (yang di cari pk nya tersebut) ditambah dengan jumlah proporsi dari semua kategori di sebelah kanannya.

Tabel 3.16

Perhitungan Skor Skala SE untuk Pernyataan Positif Nomor

Item Entitas Yang Di Hitung

Pembobotan Kategori Respon

SS S TS STS 17 Frekuensi (f) 5 13 15 0 Proporsi (p) = f/n 0,152 0,394 0,455 0,000 Proporsi Kumulatif (pk) 1,00 0,85 0,45 0,000 pk tengah 0,924 0,652 0,227 0,000 Z 1,434 0,39 -0,75 -3,49 Z + Z* 4,92 3,88 2,74 0,00 Pembulatan 5 4 3 0 Tabel 3.17

Perhitungan Skor Skala SE untuk Pernyataan Negatif Nomor

Item Entitas Yang Di Hitung

Pembobotan Kategori Respon

SS S TS STS 35 Frekuensi (f) 5 7 13 8 Proporsi (p) = f/n 0,152 0,212 0,394 0,242 Proporsi Kumulatif (pk) 0,15 0,36 0,76 1,00 pk tengah 0,076 0,258 0,561 0,879 Z -1,43 -0,65 0,153 1,17 Z + Z* 0,00 0,78 1,59 2,60 Pembulatan 0 1 2 3

3. Untuk pernyataan positif: pk tengah adalah proporsi titik tengah kumulatif yang ditentukan dengan rumus: pk tengah = p + pkb dengan, p = proporsi dari suatu kategori respon (yang di cari pk tengah-nya tersebut); pkb = proporsi kumulatif (pk) dari satu kategori yang berdekatan tepat disebelah kiri dari proporsi kumulatif (pk) kategori respon yang di cari pk tengah-nya. Contoh: 0,227 = 0,455/2 + 0,000; sedangkan untuk pernyataan negatif: pk tengah adalah proporsi titik tengah kumulatif yang ditentukan dengan rumus: pk tengah = p + pkb dengan, p = proporsi dari suatu kategori respon (yang di cari pk tengah-nya tersebut); pkb = proporsi kumulatif (pk) dari satu kategori yang berdekatan tepat di sebelah kanan dari proporsi kumulatif (pk) kategori respon yang di cari pk tengah-nya.

4. Nilai Z merupakan nilai yang telah dikonsultasikan dengan tabel deviasi normal untuk masing-masing pk tengah

5. Nilai Z*merupakanbilangan pembuat angka Z terkecil (pada baris Z) menjadi bernilai nol.

6. Nilai pembulatan adalah pembulatan nilai dari (Z + Z*) ke bilangan bulat terdekat. Nilai-nilai pembulatan inilah yang merupakan bobot/ skor untuk setiap kategori respon pada item yang tersebut.

Hasil lengkap untuk proses perhitungan pembobotan butir jawaban dari setiap item pernyataan angket SE terdapat pada lampiran 1 yang dihitung dengan menggunakan bantuan program apliksi MS Excel for Windows 2010.

Data hasil uji coba angket SE (pada lampiran 2), dimanfaatkan juga untuk melihat validitas dan reliabilitas angket SE. Teknis dan prosedur validasi

empiris untuk angket SE sama seperti melakukan validasi empiris untuk tes kemampuan pada uraian sebelumnya.

Statistik uji untuk analisis item menggunakan analisis korelasi bivariat Pearson. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : tidak ada hubungan yang signifikan antara skor item angket SE dengan skor totalnya, yang berarti angka korelasi = 0

H1 : ada hubungan yang signifikan antara skor item angket SE dengan skor totalnya, yang berarti angka korelasi ≠ 0

Kriteria pengujian: jika nilai probabilitas (sig.) lebih dari  = 0,05, maka H0 diterima, dan dalam hal sebaliknya, H0 ditolak. Rangkuman output hasil uji validitas sebagaimana terdapat pada lampiran 1. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan terdapat 6 (enam) item soal yang tidak valid karena nilai probabilitas (sig) kurang dari  = 0,05. Nomor item yang tidak valid adalah item nomor 6, 12, 15, 22, 36 dan 52. Dengan demikian item angket SE yang valid hanya sejumlah 49 item dari 55 item yang diujicobakan. Selanjutnya hasil uji coba angket SE ini ditindaklanjuti dengan pengujian reliabilitasnya. Dengan analisis reliabilitas Cronbach-Alpha sebagaimana yang terdapat pada lampiran 1, diperoleh nilai reliabilitas angket SE sebesar 0,942, yang berarti reliabilitasnya sangat tinggi. Dari hasil uji coba yang dipaparkan di atas, disimpuilkan bahwa angket SE yang layak digunakan lebih lanjut dalam penelitian ini adalah sejumlah 49 item, dengan bobot pilihan jawaban untuk kategori tertinggi 5 dan kategori terendah 0, serta skor ideal angket SE sebesar 176.

6. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melengkapi dan memperjelas deskripsi analisis data dan pembahasan. Obyek wawancara akan ditelusuri dari hasil tes jawaban siswa yang mengindikasikan adanya hal yang berbeda dengan jawaban siswa yang lain atau adanya masalah dalam proses pembelajaran. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang memperlihatkan kinerja yang agak berbeda dengan siswa yang lain baik di lihat dari capaian tes maupun dilihat dari perilaku atau sikap selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Agar diperoleh gambaran struktur proses berpikir siswa dan sikap siswa selama mengerjakan tes atau selama kegiatan pembelajaran berlangsung, maka wawancara akan dilaksanakan secara terstruktur berdasarkan permasalahan yang muncul, misalnya dengan menanyakan kembali hasil kerja siswa, menanyakan bagaimana sikap/ perilaku mereka dengan siswa atau teman lain dalam proses pembelajaran berlangsung dan diluar proses pembelajaran, dan hal-hal lain yang akan berkembang dalam tanya jawab tersebut. Dalam penelitian ini siswa yang diwawancari dianggap mewakili permasalahan dan tipe yang sama dengan siswa lain.

Dokumen terkait