• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

E. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu : kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 137). Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara, dan berbagai sumber, bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Adapun proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: Proses memasuki lokasi penelitian (getting in), ketika berada dilokasi penelitian (getting along) dan tahap pengumpulan data (logging

the data). Untuk mendapatkan hasil yang optimal selama penelitian (sekitar 3

bulan) peneliti berada dilokasi penelitian untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Data dikumpulkan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu: observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pegamatan dan ingatan.

Nasution dalam Sugiyono (2011:226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data. Yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu : place (tempat), actor (pelaku) dan activities (aktivitas).

Lebih lanjut Sugiyono (2011) mengklasifikasikan observasi menjadi beberapa bagian yang diantaranya observasi berpartisipasi (participant), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan convert

observation) dan observasi yang tidak berstruktur (unstructured observation).

Proses observasi ini dilakukan secara cermat dengan tujuan untuk memperoleh tingkat validitas (keabsahan) dan realibilitas (ketepatan) hasil pengamatan yang lebih baik.

Observasi (pengamatan) yang dilakukan adalah proses dimana peneliti memasuki latar atau suasana tertentu dengan tujuan untuk melakukan pengamatan tentang bagaimana monitoring dan supervisi kepala sekolah yang dilakukan pengawas di SDN No. 014727 Perupuk Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Menurut Sugiyono (2011: 146) observasi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu, observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan bagaimana tempatnya. Sedangkan, observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi.

Menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono (2011: 228) dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut :

1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik dan menyeluruh.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jika tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif

membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

3. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berbeda dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” karena itu tidak akan terungkap di dalam wawancara.

4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugkan nama lembaga.

5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. 6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang

kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengamatan dengan terjun langsung di SDN No. 014727 Perupuk guna mengetahui kebenaran tentang bagaimana pelaksanaan monitoring dan supervisi kepala sekolah terhadap dalam meningkatkan kinerja tersebut. Sehingga dengan pengamatan terlibat ini peneliti bisa mengetahui tentang bukti kemajuan yang ada di SDN No. 014727 Perupuk dan juga peneliti dapat melihat langsung secara objektif, apakah sudah sesuai dengan informan-informan yang didapat peneliti atau tidak.

Teknik ini digunakan untuk mempelajari secara langsung permasalahan yang sedang diteliti, sehingga dapat diketahui secara empiris fenomena apa yang akan terjadi dalam kaitannya dengan persoalan yang dikaji. Fungsi teknik ini selain untuk mencari data juga sekaligus untuk mengadakan Cross check terhadap data lain, sehingga hasil pengamatan dapat dimaknai dan diinterprestasikan lebih lanjut berdasarkan teori yang akan menjadi acuan dalam memahami penelitian tersebut. 2. Wawancara

Menurut Patton dalam Rullan Ahmadi ( 2005:71) cara utama yang dilakukan oleh para ahli penelitian kualitaif untuk memahami persepsi, perasaan dan pengetahuan orang-orang adalah wawancara mendalam dan intensif. Yang dimaksud dengan wawancara mendalam menurut beliau adalah upaya menemukan pengalaman-pengalaman informasi dari topik tertentu atau situasi spesifik yang dikaji. Oleh karena itu, dalam melaksanakan wawancara untuk

mencari data digunakan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa informasi.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 231) bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada didalamnya.

Dalam wawancara ini, peneliti mengambil beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa informasi yang dibutuhkan guna mengetahui secara rinci dan mendalam tentang bagaimana informasi yang berkaitan dengan persoalan yang sedang diteliti. Adapun yang diambil dalam teknik ini adalah topik-topik yang berkaitan dengan yang diteliti oleh peneliti. yaitu hal yang berkaitan dengan monitoring dan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tersebut.

Wawancara mendalam dapat berfungsi sebagai strategi utama dalam pengumpulan data dan sebagai penunjang teknik lain dalam pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi pengumpulan data. Teknik ini akan memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk bertanya langsung kepada responden. Untuk merekam data wawancara ini, selain dicatat manual dengan buku catatan, juga direkam melalui hand phone. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah proses penelitian yang akan dialami oleh peneliti itu sendiri. Demi didapatkannya data yang alamiah dan akurat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang informasi yang berkaitan dengan persoalan monitoring dan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja yang menjadi persoalan yang sedang diteliti. Dalam hal ini jajaran SDN No. 014727 Perupuk adalah orang yang paling esensial dan dianggap dapat memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yang akan dikaji. Alasan lain, peneliti beranggapan bahwa informan lebih mengetahui berbagai informasi tentang monitoring dan supervisi kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja, sebab mereka terlibat langsung disamping mengetahui seluk beluk monitoring dan supervisi, sehingga lebih refresentatif untuk memberikan informasi secara akurat. 3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono, 2011 : 240)

Sejalan dengan pendapat diatas Rullan Ahmadi (2005: 114) juga menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan dokumen adalah mengacu kepada material (bahan) seperti potografi, video, flim, memo, surat, diary, rekaman kasus klinis, dan sejenisnya yang dapat digunakan sebagai informasi siplemen sebagai bagian dari kajian kasus yang bersuber data utamanya adalah observasi partisipan atau wawancara . Dokumen dapat pula berupa usulan, kode etik, buku tahunan, selembaran berita, surat pembaca, (surat kabar, majalah) dan karangan dari surat kabar.

Dalam memperoleh informasi dan data melalui instrumen dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh dan melengkapi data dan informasi serta data-data tambahan yang berkaitan dengan monitoring dan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guna memperoleh keabsahan data. Dengan bukti yang diambil oleh peneliti selama di lapangan. Hal ini dapat terlihat nantinya melalui visi dan misi SDN NO. 014727 Perupuk serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Serta foto-foto kegiatan, dan faktor yang dapat mendukung serta menjadi bukti penelitian penulis.