• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian

3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data .1Teknik Pengumpulan Data .1Teknik Pengumpulan Data

3.2.2 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar mempermudah pengolahannya, sehingga hasil olahannya lebih cermat, lengkap, dan sistematis. Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini adalah:

1) silabus IPA/Fisika;

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;

3) media Question Card;

4) lembar jawaban siswa; 5) lembar observasi; 6) kisi-kisi soal uji coba; 7) Soal pretest, dan postest.

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu diuji validatasnya kepada ahli yang dalam hal ini dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, dan guru mitra. Instrumen yang divalidasi adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan kisi-kisi soal. Sedangkan butir-butir soal yang

akan digunakan untuk pretest dan postest diuji cobakan kepada siswa kelas IX. Selanjutnya hasil uji coba tersebut diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. Kemudian menentukan item soal yang nantinya akan digunakan. 3.2.3 Analisis Data Awal

3.2.3.1 Analisis Normalitas Sampel

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan suatu sampel. Dengan menggunakan nilai UTS semester genap, peneliti menganalisis kenormalan data tersebut. Rumus yang digunakan adalah rumus uji Chi-Kuadrat yaitu :

 

k i i i i

E

E

o

1 2 2

Keterangan: 2 = chi kuadrat i O = frekuensi pengamatan i

E = frekuensi yang diharapkan

K = banyaknya kelas

Hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai Jika

< dengan dk = (n-1) dengan taraf signifikan 5% maka Ho diterima dan artinya data tersebut berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 273).

3.2.3.2 Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normaitas pada kelas VIII A dan VIII B, selanjutnya adalah uji homogenitas. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji homogenitas dua varians.

3.2.3.3 Analisis Validitas Item

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2011: 348). Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. Uji ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total.

Menurut Arikunto (2013 : 87), bahwa untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut.

∑ � ∑ � ∑

√ ∑ � ∑ � ∑ ∑

Keterangan :

: koefisien korelasi antara x dan y

� : skor tiap butir soal : jumlah peserta didik : skor total

Hasil perhitungan dikorelasikan dengan product moment dengan

taraf kesalahan 5%. Jika > butir soal yang diuji bersifat valid. Menurut

Arikunto (2007: 75) interpretasi mengenai koefisien korelasi adalah sebagai berikut.

(1) 0,80 < rxy ≤ 1,00, soal dikatakan mempunyai validitas sangat tinggi. (2) 0,60 < rxy ≤ 0,80, soal dikatakan mempunyai validitas tinggi. (3) 0,40 < rxy ≤ 0,60, soal dikatakan mempunyai validitas cukup. (4) 0,20 < rxy ≤ 0,40, soal dikatakan mempunyai validitas rendah.

(5) 0,00 ≤ rxy ≤ 0,20, soal dikatakan mempunyai validitas sangat rendah. Adapun hasil analisis validitas soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.Analisis Validitas Soal Uji Coba

No. No. Butir Soal Kriteria Keterangan

1. 1, 3, 7, 9, 12, 13, 17, dan 19 Valid Dipakai

2. 6, 16, dan 20 Valid Tidak dipakai

3. 2, 4, 5, 8, 10, 11, 14, 15, dan 18 Tidak valid Tidak dipakai

Berdasarkan tabel, terlihat ada tiga soal valid yang tidak dipakai. Hal ini dikarenakan peneliti hanya mengambil 8 soal yang sudah mewakili tiap-tiap indicator berpikir kritis. Terdapat 9 soal yang tidak valid dan tidak dipakai. Setelah dianalisis, ketidak validan 9 soal tersebut dikarenakan beberapa hal yaitu peneliti kurang pintar dalam menyampaikan maksud soal dan peneliti kurang jeli memperhatikan tujuan dari soal-soal tersebut.

3.2.3.4 Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Menurut Arikunto (2013: 122-123), untuk mencari reliabilitas soal bentuk uraian digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

Keterangan :

: reliabilitas yang dicari

∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total

: banyak item

Varians dicari dengan rumus:

Harga selanjutnya dikorelasikan dengan product moment dengan

taraf kesalahan 5%. Jika > maka item tes yang diuji cobakan reliabel.

3.2.3.5 Analisis Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal. Klasifikasi taraf kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.4. Menurut Arifin (2012: 148), rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran adalah:

Keterangan :

TK : tingkat kesukaran

Mean : rata-rata skor peserta didik

Tabel 3.4. Klasifikasi Taraf Kesukaran (Arikunto 2013: 225)

Interval Kriteria

0,3 ≤ TK 0,70 Sedang

TK 0,30 Sukar

TK 1,00 Mudah

Adapun hasil analisis soal berdasarkan taraf kesukaran ditunjukkan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba

No. No. Butir Soal Kriteria Keterangan

1. 1, dan 16 Mudah Dipakai

2. 6, 7, 8, 9, dan 10 Mudah Dibuang

3. 3, 7, 12, 13, 17, dan 19 Sedang Dipakai

4. 2, 4, 5, 11, 14, 15, dan 18 Sedang Dibuang

5. - Sukar Dipakai

6. - Sukar Dibuang

Soal yang dipakai untuk soal evaluasi adalah soal yang memenuhi kriteria mudah, sedang maupun sukar. Berdasarkan tabel di atas, terdapat soal mudah yang dibuang dan kategori sedang yang dibuang. Hal tersebut dikarenakan soal yang termasuk dalam kategori mudah yang dipakai dan sedang yang dipakai sudah cukup banyak, selain itu juga dikarenakan beberapa soal tersebut ada yang tidak valid, dan memiliki daya pembeda jelek.

3.2.3.6 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara tes yang berkemampuan tinggi dengan tes yang berkemampuan rendah. Rumus yang dipakai dalam jenis soal uraian adalah:

Keterangan :

: daya beda

: rata-rata skor siswa atas

Mean B : rata-rata skor siswa bawah

: skor yang ada pada pedoman penskoran

Kemudian hasil perhitungan daya pembeda soal dapat dikategorikan sebagaimana dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda

Interval Kriteria

0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,30 Cukup 0,30 < DP 0,40 Baik 0,40 < DP 1,00 Sangat baik

Adapun hasil analisis soal berdasarkan daya pembeda dapat diperinci pada tabel 3.7.

Tabel 3.7.Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No. No. Butir Soal Kriteria Keterangan 1. 12, 16, dan 17 Baik sekali Dipakai

2. 14 Baik sekali Tidak dipakai

3. 3, dan 13 Baik Dipakai

4. 2, dan 4 Baik Tidak dipakai

5. 1, 7, dan 19 Cukup Dipakai

6. 6, 8 11, dan 18 Cukup Tidak dipakai

7. 5, 9, 10, 15, dan 16 Jelek Tidak dipakai

Berdasarkan tabel hasil analisis daya pembeda soal uji coba, terdapat soal dengan daya beda baik dan cukup namun dibuang. Hal tersebut dikarenakan soal yang dibuang tersebut termasuk dalam dalam kategori tidak valid.

Soal yang dipakai untuk tes kemampuan berpikir kritis merupakan soal yang memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang ditentukan. Selain itu, pengambilan soal juga memperhatikan indikator yang ditentukan untuk tes hasil belajar. Setiap indikator harus ada soal yang mewakili, sehingga kemampuan peserta didik pada indikator yang ditentukan dapat diukur melalui soal yang dipilih. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diambil 8 soal untuk soal pretest dan postest. Dari hasil perhitungan soal yang dipakai yaitu 1, 16, 3, 7, 12, 13, 17, dan 19.

Dokumen terkait