Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.
Struktur modal Perusahaan dan entitas anak terdiri dari utang, yang mencakup pinjaman yang dijelaskan pada Catatan 16 dan 17, kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan ekuitas pemegang saham induk, yang terdiri dari modal yang ditempatkan, tambahan modal disetor, saldo laba dan komponen ekuitas lainnya yang dijelaskan pada Catatan 5,6,20,21,22 dan 23 .
Direksi Perusahaan dan entitas anak secara berkala melakukan review struktur permodalan mereka. Sebagai bagian dari review ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
Gearing ratio pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
30 September
2011 31 Desember (Tidak diaudit) 2010
Rp'000 Rp'000 Pinjaman 1.238.669.527 1.288.582.987 Kas dan setara kas dan investasi jangka pendek 339.265.972 266.005.981 Pinjaman - bersih 899.403.555 1.022.577.006 Ekuitas 2.532.330.663 2.277.411.656 Rasio pinjaman - bersih terhadap modal 35,52% 44,90% b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan entitas anak beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
i. Manajemen Risiko Mata Uang Asing
Perusahaan dan entitas anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti penjualan ekspor, pembelian barang impor dan pinjaman dalam mata uang asing.
Perusahaan dan entitas anak mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang, dan secara periodik melakukan pengawasan terhadap pergerakan nilai tukar mata uang asing sehingga dapat mengambil tindakan yang diperlukan. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perusahaan dan entitas anak pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 32.
ii. Manajemen Risiko Tingkat Bunga
Pada tanggal 30 September 2011, nilai tercatat dari instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak yang terpapar risiko tingkat bunga, yang meliputi, tingkat suku bunga tetap yang terkena risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate) dan tingkat suku bunga mengambang yang terkena risiko tingkat suku bunga atas arus kas, dijabarkan sebagai berikut:
Bunga Bunga Tanpa
mengambang tetap bunga Jumlah
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Aset Keuangan
Kas dan setara kas 200.644.823 8.800.000 139.325 209.584.148
Investasi jangka pendek - 937.886 128.743.938 129.681.824
Piutang usaha Pihak berelasi - - 71.581.315 71.581.315 Pihak ketiga - - 313.745.626 313.745.626 Piutang lain-lain Pihak berelasi - - 1.101.359 1.101.359 Pihak ketiga - - 110.155.277 110.155.277
Piutang lain-lain kepada pihak ketiga
(tidak lancar) - 112.882.691 - 112.882.691
Liabilitas Keuangan
Utang usaha kepada pihak ketiga - - 238.579.854 238.579.854
Utang lain-lain
Pihak berelasi - - 90.384.272 90.384.272
Pihak ketiga - - 6.191.882 6.191.882
Biaya yang masih harus dibayar - - 115.291.440 115.291.440
Utang bank - 206.379.945 124.947.085 331.327.030
Wesel bayar 907.342.497 - - 907.342.497
Utang kepada pihak berelasi - 648.455.862 - 648.455.862
Rincian nilai tercatat dari utang bank jangka panjang berdasarkan tahun jatuh tempo telah diungkap dalam Catatan 16.
Eksposur risiko tingkat bunga berhubungan dengan jumlah aset atau liabilitas dimana pergerakan pada tingkat suku bunga dapat mempengaruhi laba setelah pajak. Risiko pada pendapatan bunga bersifat terbatas karena Perusahaan dan entitas anak bermaksud untuk menjaga saldo kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Dalam beban bunga, keseimbangan optimal antara utang dengan tingkat bunga tetap dan mengambang ditetapkan di muka. Perusahaan dan entitas anak memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan kombinasi yang sesuai tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Persetujuan dari Dewan Direksi dan Komisaris harus diperoleh sebelum Perusahaan dan entitas anak menggunakan instrumen keuangan tersebut untuk mengelola eksposur risiko suku bunga.
Untuk tingkat bunga mengambang, analisis sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah kewajiban terhutang pada saat tanggal neraca adalah yang terhutang untuk sepanjang tahun. Jika basis poin bunga lebih tinggi atau lebih rendah dari 50 dan semua variabel lainnya tetap konstan, laba Perusahaan dan entitas anak untuk tahun yang berakhir 30 September 2011 akan menurun/ meningkat sebesar Rp 4.536.712 ribu. Analisa ini mengasumsikan bahwa semua variable lain, khususnya kurs mata uang asing tetap konstan. Perubahan ini terutama disebabkan ekposur Perusahaan dan entitas anak terhadap variabel suku bunga pinjaman. iii. Manajemen risiko kredit
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan entitas anak.
Risiko kredit Perusahaan dan entitas anak terutama melekat pada rekening bank, piutang kepada pihak berelasi dan piutang usaha. Risiko kredit pada saldo bank beresiko kecil karena ditempatkan pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Eksposur Perusahaan dan entitas anak dan
counterparties dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di
antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit)
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko kredit.
iv. Manajemen risiko likuiditas
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan dan entitas anak. Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
c. Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai tercatat dan nilai wajar pada instrumen keuangan pada tanggal 30 September 2011 adalah sebagai berikut:
Nilai tercatat Nilai wajar Rp'000 Rp'000 Aset Keuangan
Kas dan setara kas 209.584.148 209.584.148 (i) Investasi jangka pendek 129.681.824 129.681.824 (i) Piutang usaha
Pihak berelasi 71.581.315 71.581.315 (i) Pihak ketiga 313.745.626 313.745.626 (i) Piutang lain-lain
Pihak berelasi 1.101.359 1.101.359 (i) Pihak ketiga 110.155.277 110.155.277 (i) Piutang lain-lain kepada pihak ketiga (tidak lancar) 112.882.691 112.882.691 (i) Liabilitas Keuangan
Utang usaha kepada pihak ketiga 238.579.854 238.579.854 (i) Utang lain-lain
Pihak berelasi 90.384.272 90.384.272 (i) Pihak ketiga 6.191.882 6.191.882 (i) Biaya yang masih harus dibayar 115.291.440 115.291.440 (i) Utang bank 331.327.030 334.061.309 (ii) Wesel bayar 907.342.497 907.342.497 (i) Utang kepada pihak berelasi 648.455.862 648.455.862 (i) (i) Nilai wajar mendekati atau setara dengan nilai tercatatnya, karena dampak dari diskonto tidak
signifikan atau akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
(ii) Nilai wajar didasarkan pada nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang di diskontokan menggunakan tingkat suku bunga pasar.