• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang dugunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar matematika dan lembar observasi aktivitas siswa.

1. Tes Hasil Belajar Matematika

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berbentuk soal uraian pada pokok bahasan garis singgung lingkaran dan kubus. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

a. Validitas soal

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2008:65). Validasi terhadap perangkat tes dilakukan dengan tujuan agar diperoleh perangkat tes yang memenuhi validitas isi. Untuk mendapatkan perangkat tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut.

1) Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator. 2) Membuat soal berdasarkan kisi-kisi.

3) Meminta pertimbangan kepada guru mitra yang dipandang ahli mengenai kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal

4) Memperbaiki soal berdasarkan saran dari ahli

Hasil penilaian terhadap soal tes oleh guru mitra menunjukkan bahwa soal tes garis singgung lingkaran yang digunakan untuk mengambil data perlu direvisi. Setelah direvisi, soal tes telah disetujui dan memenuhi validitas isi. Soal tes kubus tidak di revisi karena telah memenuhi validitas isi.

b. Reliabilitas

sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila diteskan berkali-kali atau dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut tidak berubah-ubah atau menunjukkan ketetapan/keajegan hasil. Menurut Sudijono (2008: 207) bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu :

Keterangan:

11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 2

Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item Si2 = Varians total

Sudijono (2008:207) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika r11lebih dari atau sama dengan 0,70. Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai r11= 0,77 untuk uji instrumen garis singgung lingkaran dan r11= 0,71 untuk uji instrumen kubus. Berdasarkan pendapat Sudijono tersebut, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan untuk mengumpulkan data.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2008:211). Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai

2 2 11 1 1 Si Si n n r

siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 20% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 20% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Untuk menghitung daya beda digunakan rumus:

DP =

Keterangan :

U = jumlah skor kelompok atas L = jumlah skor kelompok bawah N = jumlah siswa kelompok atas/bawah.

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0,00 0,19 Buruk

0,20-0,39 Cukup

0,40-0,69 Baik

0,70-1,00 Sangat Baik

Bertanda negatif Buruk sekali

(Masmud,2009)

Nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,40 0,69 yaitu soal yang memiliki daya pembeda yang baik. Setelah menghitung daya beda butir soal pada instrumen garis singgung lingkaran, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1

memiliki nilai 0,68 sehingga termasuk interpretasi yang baik, soal nomor 2 dan 3 memiliki nilai 0,46 sehingga termasuk interpretasi yang baik, soal nomor 4 miliki nilai 0,48 sehingga termasuk interpretasi yang baik, dan soal nomor 5 me-miliki nilai 0,52 sehingga termasuk interpretasi yang baik.

Sedangkan dari perhitungan tes uji coba yang kedua pada materi kubus diperoleh hasil daya beda sebagai berikut.

Tabel 3.3 Daya Beda Uji Instrumen Kubus

No Soal Daya Pembeda

1 0,64 (baik) 2a 0,54 (baik) 2b 0,64 (baik) 3 0,61 (baik) 4 0,67 (baik) 5 0,48 (baik) d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Masmud (2009) mengungkapkan bahwa untuk menghitung tingkat kesu-karan suatu butir soal digunakan rumus berikut.

=

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

B = Jumlah skor semua siswa untuk masing-masing soal N = Jumlah siswa

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya TK Interpretasi

Kurang dari 0,2 Sangat Sukar

0,20-0,39 Sukar

0,4 0,8 Sedang

Lebih dari 0,81 Mudah

(Masmud,2009)

Menurut Masmud untuk sebuah butir tes yang ideal, tingkat kesukaran butir berkisar antara 0,4 hingga 0,8. Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,63 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,78 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 3 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,60 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,45 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, dan soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,41 sehingga termasuk kategori soal yang sedang.

Sedangkan dari perhitungan tes uji coba yang kedua pada materi kubus diperoleh hasil tingkat kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Kubus

No Soal Tingkat Kesukaran

1 0,59 (sedang)

2a 0,77 (sedang)

2b 0,65 (sedang)

3 0,79 (sedang)

5 0,75 (sedang)

Dari hasil perhitungan uji coba tes hasil belajar yang telah dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut:

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Garis Singgung Lingkaran

No

Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0.77 (Reliabel)

0.68 (baik) 0.63 (sedang)

2 Valid 0.46 (baik) 0.78 (sedang)

3 Valid 0.46 (baik) 0.60 (sedang)

4 Valid 0.48 (baik) 0.45 (sedang)

5 Valid 0.52 (baik) 0.41 (sedang)

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1 dan C.2

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Kubus

No

Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0.71 (Reliabel)

0,64 (baik) 0,59 (sedang)

2a Valid 0,54 (baik) 0,77 (sedang)

2b Valid 0,64 (baik) 0,65 (sedang)

3 Valid 0,61 (baik) 0,79 (sedang)

4 Valid 0,67 (baik) 0,77 (sedang)

5 Valid 0,48 (baik) 0,75 (sedang)

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 dan C.6

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Ketentuan teknis pengisian lembar observasi aktivitas siswa ini adalah sebagai berikut.

a. Siswa mendapat tanda check list (skor 1) jika melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

b. Siswa tidak mendapat tanda check list (skor 0) jika tidak melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

Tabel 3.8 Data Aktivitas Siswa

Kelompok Nama Siswa Aktivitas Belajar skor A% Kriteria

1 2 3 4 5 6

Keterangan:

1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Diskusi antara siswa dengan guru 3. Diskusi antar siswa dalam kelompok 4. Membaca buku dan mengerjakan latihan 5. Menanggapi/bertanya pada saat presentasi 6. Menyimpulkan materi pelajaran

Dokumen terkait