• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi, 2006: 160). Dalam penelitian ini instrumen yang dibuat meliputi penggalan silabus, rencana pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa, soal pre test-post test, lembar observasi psikomotorik dan afektif, serta angket tanggapan siswa. Uraian tentang instrumen penelitian yang dimaksud sebagai berikut:

3.5.1 Penggalan Silabus

Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus bervisi SETS, yaitu silabus yang memuat visi SETS. Peneliti dalam hal ini tidak membuat silabus baru atau pun mengubah silabus yang telah ada, melainkan peneliti mengembangkan silabus yang telah ada menjadi silabus bervisi SETS. Pengembangan silabus dilakukan dengan cara : (1) memodifikasi kompetensi dasar yang dimuati dengan visi SETS; (2) indikator pencapaian lebih operasional; (3) penambahan produk belajar yang berisi hasil kegiatan pembelajaran bervisi SETS yang diharapkan diperoleh. Pada kolom pengalaman belajar yang menjadi fokus aktivitas dari pembelajaran yaitu siswa (student center). Pada silabus yang telah dikembangkan peneliti, siswa melakukan diskusi dan demonstrasi sederhana secara kelompok untuk memecahkan kasus yang diberikan. Kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus pada umumnya yaitu memprediksi

terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan. Namun peneliti menambah satu kompetensi dasar, yaitu menjelaskan contoh implikasi atau produk penerapan konsep kelarutan dan Ksp dalam konteks SETS. Meskipun pada pertemuan ke-1 sampai ke-4 siswa sudah mempelajari aplikasi konsep kelarutan dalam konteks SETS, tetapi peneliti menambahkan kompetensi dasar yang khusus membahas aplikasi dan produk penerapan dalam konteks SETS sehingga dapat menambah pengetahuan siswa.

3.5.2. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran (RP) digunakan sebagai panduan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pengembangan RP bervisi SETS terdapat pada bagian inti, yang melibatkan siswa aktif, yaitu (1) mengeksplorasi informasi yang luas dalam materi kelarutan dan Ksp; (2) elaborasi siswa dalam pembelajaran kooperatif, kolaboratif, diskusi, dan menyajikan hasil kerja siswa; (3) konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber dan sebagai umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa. Kompetensi dasar yang pertama pada silabus, diuraikan ke dalam beberapa indikator pencapaian yaitu menjelaskan pengertian kelarutan dan Ksp, kesetimbangan dalam larutan jenuh, penulisan ungkapan Ksp, hubungan kelarutan dan Ksp, menghitung kelarutan suatu elektrolit, pengaruh ion senama dan pH terhadap kelarutan, menentukan pH dari harga Ksp, dan memperkirakan terbentuknya endapan. Sedangkan pada KD kedua atau KD tambahan, memuat indikator

menjelaskan contoh penerapan konsep kelarutan dan Ksp dalam kehidupan sehari-hari, penerapan kelarutan dan hasil kali kelarutan (sains) dalam konteks SETS, dan kelebihan dan kekurangan implikasi atau produk penerapan yang dihasilkan bagi lingkungan dan masyarakat. Rencana pembelajaran terdiri atas 6 rencana. Pada pertemuan ke-1 pembelajaran dilakukan di dalam kelas dengan diskusi yang membahas kelarutan dan Ksp serta aplikasinya pada produk minuman isotonik. Pertemuan ke-2 dan ke-3 dilakukan di dalam kelas dengan demonstrasi dan diskusi. Pertemuan ke-2 membahas pengaruh ion senama dan aplikasinya pada penghilangan kesadahan air. Pertemuan ke-3 membahas pengaruh pH terhadap kelarutan dan aplikasinya pada penembahan fluoida dalam pasta gigi. Pertemuan ke-4 pembelajaran dilakukan di laboratorium dengan praktikum pada bahasan reaksi pengendapan. Pada pertemuan ke-5 dan ke-6 siswa membuat makalah mengenai aplikasi konsep kelarutan pada kehidupan sehari-hari dalam konteks SETS. Setiap kelompok mendapatkan topik yang berbeda dan mempresentasikan di depan kelas secara kelompok.

3.5.3. Bahan Ajar

Bahan ajar digunakan sebagai panduan belajar baik dalam proses pembelajaran maupun belajar mandiri. Bahan ajar memuat materi-materi esensial yang diajarkan selama penelitian dan uraian materi dalam konteks keterkaitan unsur-unsur sains, teknologi, masyarakat, dan lingkungan. Materi yang terdapat pada bahan ajar meliputi: kelarutan dan Ksp, pengaruh ion senama dan pH terhadap kelarutan, reaksi pengendapan, minuman

isotonik, kesadahan air, penambahan fluorida dalam pasta gigi, dan pembentukan batu ginjal.

3.5.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan untuk membelajarkan dan mengidentifikasi kemampuan dalam menyelesaikan soal dan mengkonstruk konsep/prosedur/cara yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi. LKS digunakan di dalam kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan yang diberikan kepada siswa secara berkelas. LKS berisi pertanyaan-pertanyaan yang didalamnya ada keterkaitan antara unsur-unsur dalam SETS sebagai evaluasi pada setiap pertemuan.

LKS digunakan pada kelas eksperimen maupun kelas eksperimen kontrol, pembedanya ada pada jenis pertanyaannya. Jenis pertanyaan LKS pada kelas eksperimen berupa kasus yang lebih cenderung masalah terbuka (open-ended problem) berwawasan SETS. Jenis pertanyaan pada kelas kontrol berupa masalah tertutup (close-ended problem) berwawasan SETS.

Silabus, RP, dan LKS telah divalidasi sehingga layak digunakan untuk penelitian. Validasi dilakukan dengan mengkonsultasikannya kepada ahli/pakar di bidangnya (expert validity), yaitu dua dosen pembimbing peneliti. Pembimbing peneliti yaitu Prof.Drs.Achmad Binadja, A.Pt, M.S, Ph.D dan Drs. Nurwachid Budi Santosa, M.Si. Sedangkan soal tes untuk mengevaluasi kemampuan hasil belajar kognitif, selain dikonsultasikan dengan expert validity, juga dilakukan uji coba.

3.5.5 Soal pre test-post test (Tes Hasil Belajar Kognitif)

Tes hasil belajar kognitif digunakan untuk mengukur dan menilai penguasaan siswa. Tes hasil belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat dan soal uraian. Soal ini terdiri atas 25 soal obyektif (berasal dari 50 buah soal yang diujicobakan) dan 5 soal uraian (berasal dari 10 soal yang diujicobakan) . Jenjang soal terdiri atas soal C1 (jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C4 (jenjang kemampuan analisis), soal C5 (jenjang kemampuan sintesis) dan soal C6 (jenjang kemapuan evaluasi). Langkah-langkah penyusunan instrumen

1) Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan kurikulum. Dalam hal ini materi bidang studi kimia pada kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2) Menyusun instrumen penelitian, yaitu : soal pre test - post test.

3) Merancang soal uji coba.

4) Merancang jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah soal yang diujicobakan 60 butir dengan alokasi waktu 90 menit. Desain rincian, 50 soal pilihan ganda, dan 10 soal uraian.

5) Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang diujicobakan pilihan ganda dan uraian. Soal yang diujicobakan terdiri dari soal untuk pre test dan post test, dengan bobot soal sama.

6) Menentukan komposisi jenjang. Soal yang diujicobakan meliputi 6 jenjang yaitu C1, C2 , C3, C4, C5 dan C6.

7) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal. 8) Menyusun butir-butir soal dan mengujicobakan.

9) Menganalisis hasil uji coba pre test dan post test, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda perangkat tes yang digunakan.

10) Menyusunsoal pre test dan post test

Soal pre test dan post test disusun setelah dilakukan analisis uji coba. Kemudian dibuat kisi-kisi butir soal yang akan digunakan untuk instrum. Hal ini untuk mengetahui apakah soal yang digunakan sudah mencakup semua tujuan pembelajaran.

3.5.6 Lembar observasi Psikomotorik dan Afektif

Lembar observasi hasil belajar psikomotorik digunakan untuk mengukur dan menilai ketrampilan siswa. Penilaian aspek psikomotorik ini dilakukan pada saat diskusi dan praktikum. Lembar observasi psikomotorik diskusi terdiri atas enam aspek/indikator. Sedangkan lembar observasi psikomotorik terdiri dari sembilan aspek/indikator.

Lembar observasi hasil belajar afektif digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Terdiri atas sembilan aspek/indikator.

Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar observasi (baik afektif maupun psikomotorik) dari skor 1 (satu) sampai 5 (lima).

Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu 5.

3.5.7 Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Terdiri dari sebelas aspek. Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor dari 1 (satu) sampai 5 (lima). Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek (sangat tidak setuju) diberi skor terendah, yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi (sangat setuju) diberi skor tertinggi, yaitu 5.

Dokumen terkait