• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri atas lembar test tertulis, LKS dan lembar observasi.

1. Lembar tes tertulis

Lembar tes ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir logis dan berpikir kritis siswa.

a. Soal Tes Berpikir Logis

Bentuk tes keterampilan berpikir logis dibuat sesuai dengan jenis-jenis penalaran berpikir logis yang dikemukakan oleh Piaget, meliputi; penalaran proporsional, pengontrolan variabel, penalaran probabilitas, penalaran korelasional dan penalaran kombinatorial. Untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan berpikir logis siswa digunakan soal standar yang dikembangkan oleh Tobin and Capie dan diterjemahkan oleh Firman (2006) berupa satu paket soal TOLT (Test Of Logical Thinking) dengan jumlah butir soal 10 soal. Tes ini diberikan dalam bentuk pilihan ganda beralasan sesudah dan sebelum perlakuan/ penerapan pembelajaran. Kriteria penskoran TOLT adalah jika jawaban benar dan alasan benar diberi skor 1 dan jika jawaban benar dan alasan salah diberi skor 0, begitupun jika jawaban salah dan alasan benar maka diberi skor 0. Dari hasil

55

Siti Solihah, 2012

Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perhitungan menunjukkan realibilitas soal ini adalah 0,64 (termasuk ke dalam kategori tinggi). Secara lengkap tes tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.2. Kisi-kisi test tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1.Kisi-kisi Soal Tes kemampuan berpikir logis Jenis keterampilan berpikir logis Nomor soal

Penalaran proporsional 1, 2

Pengontrolan variabel 3, 4

Penalaran probabilitas 5, 6

Penalaran korelasional 7, 8

Penalaran kombinatorial 9, 10

b. Soal Tes Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis disesuaikan dengan sub indikator berpikir kritis menurut Ennis. Keterampilan berpikir kritis yang diukur terdiri dari Sembilan sub indikator, meliputi: kemampuan mengidentifikasi atau merumuskan masalah, memberikan penjelasan sederhana, menyebutkan contoh, melaporkan hasil observasi, mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen, menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki, menerapkan konsep dan mengklasifikasikan. Tes ini berbentuk pilihan ganda beralasan terbuka sebanyak 20 soal dengan jumlah option (pilihan jawaban) terdiri dari lima pilihan. Dengan kriteria penskoran, jika option pilihan ganda benar dan alasan tepat maka diberi skor 3, jika option pilihan ganda benar dan alasan salah maka diberi skor 1, jika option pilihan ganda benar dan alasan kurang tepat maka diberi skor 2, dan jika option pilihan ganda dan alasannya salah maka diberi skor 0. Secara lengkap tes tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.3. Kisi-kisi tes tersebut adalah sebagai berikut:

56

Siti Solihah, 2012

Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sub Indikator Berpikir Kritis Nomor Soal Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan 8 , 15

Memberikan penjelasan sederhana 5, 7

Menyebutkan contoh 6, 9, 17

Melaporkan hasil observasi 2, 10

Mengemukakan hipotesis 4, 11

Merancang eksperimen 12, 19

Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki 1, 3

Menerapkan konsep 13, 14

mengklasifikasikan 16, 18,20

Untuk butir soal kemampuan berpikir kritis, divalidasi dan diuji realibilitasnya. a. Uji Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila dapat mengukur pada yang hendak diukur. Dalam hal ini validasi butir soal dilakukan berdasarkan pertimbangan (judgement) dari dosen ahli dengan menganalisis kesesuaian butir soal dengan pencapaian indikator keterampilan berpikir kritis yang hendak diukur. Pada awalnya soal yang diajukan kepada dosen ahli sebanyak 34 soal, tetapi ada beberapa soal yang tidak sesuai dengan sub indikator yang hendak diukur, sebagian ada yang kurang tepat dalam penyusunan kalimat dan pilihan jawaban. Dari hasil validasi dan perbaikan, diperoleh 20 soal yang mewakili tiap sub indikator yang ingin diteliti.

57

Siti Solihah, 2012

Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan rumusan sebagai berikut:

dengan, n = jumlah soal

= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

Nilai reliabilitas selanjutnya ditafsirkan sesuai klasifikasi reliabilitas yang dikemukakan Arikunto (2006) seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.Kriteria Reliabilitas Soal Koef Reliabilitas Kriteria 0,00 sampai 0,19 0,20 sampai 0,39 0,40 sampai 0,59 0,60 sampai 0,79 0,80 sampai 1,00 sangat rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi

Nilai reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa soal yang digunakan akan memberikan hasil yang tepat dalam suatu tes. Berdasarkan hasil uji tes diperoleh bahwa nilai reliabilitas untuk 20 butir soal yang telah digunakan adalah sebesar 0,71 (Hasil uji realibilitas dapat dilihat pada lampiran C). Hal ini menunjukkan soal

r

II

=

1  n n

[ 1 –

]

58

Siti Solihah, 2012

Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut mempunyai reliabilitas tinggi untuk dapat mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) selain digunakan sebagai salah satu media dalam pelaksanaan pembelajaran juga digunakan sebagai instrumen untuk mengukur keterlaksanaan dari pembelajaran yang dilakukan terhadap subjek penelitian. LKS penelitian ini berisi langkah-langkah atau kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Rubrik LKS juga disusun agar dapat menilai hasil yang diperoleh siswa selama praktikum sehingga dapat dilihat keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan (LKS dapat dilihat pada lampiran B). LKS berbasis inkuiri didasarkan pada kriteria komponen yang harus ada dalam LKS dilengkapi dengan tahapan inkuiri yang telah ditentukan. Optimalisasi LKS juga dilakukan untuk menentukan waktu serta alat dan bahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan praktikum (Hasil optimalisasi dapat dilihat pada lampiran A).

3. Format observasi kegiatan

Format observasi kegiatan digunakan untuk mengamati keterlaksanaan dan aktivitas yang dilakukan siswa ketika praktikum berlangsung dan guru ketika melaksanakan tahapan pembelajaran.

Dokumen terkait