• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Instrumen Penelitian

1. Keterampilan berpikir kreatif

Tes keterampilan berpikir kreatif diberikan kepada siswa sebelum dan setelah pemanfaatan Bangka Botanical Garden (BBG) melalui kegiatan field trip berbasis inkuiri terbimbing. Tes keterampilan berpikir kreatif dibuat dalam bentuk soal uraian berjumlah 20 butir soal yang dikembangkan oleh peneliti. Soal yang dibuat berdasarkan setiap indikator keterampilan berpikir kreatif yaitu antara lain : keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), keterampilan berpikir merinci (elaboration) dan keterampilan berpikir menilai (evaluation). Penyekoran soal keterampilan berpikir kreatif berskala antara 1-5. Tes ini bertujuan untuk untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pemanfaatan

Bangka Botanical Garden (BBG) melalui kegiatan field trip berbasis inkuiri

terbimbing dilaksanakan.

Sebelum digunakan dalam penelitian, seperangkat butir soal tersebut dilakukan judgement oleh ahli, kemudian soal-soal tersebut diujicobakan kepada siswa kelas VIII. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran, validitas, reliabilitas, dan daya pembeda. Hasil ujicoba dianalisis menggunakan program komputer Anates V4. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, maka diperoleh 10 soal esai yang digunakan dalam penelitian. Distribusi soal untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif disajikan pada Tabel 3.3 berikut :

Mutiara Zanzibar, 2015

Tabel 3.3 Distribusi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif

No Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

Nomor dan Bentuk Soal Jumlah Soal Nomor Soal Bentuk Soal

1. Keterampilan berpikir lancar (fluency)

1,2 Essai 2

2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility)

3,4 Essai 2

3. Keterampilan berpikir orisinil (originality) 5,6 Essai 2 4. Keterampilan berpikir merinci (elaboration) 7,8 Essai 2 5. Keterampilan berpikir menilai (evaluation) 9,10 Essai 2 Total 10

Sebelum digunakan dalam penelitian, dilakukan uji validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda dan tingkat kesukaran terhadap soal keterampilan berpikir kreatif.

a. Validitas butir soal

Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria (criteria related validity). Uji validitas isi dilakukan melalui validasi oleh dosen yang memiliki keahlian di bidang materi dan evaluasi, untuk melihat kesesuain isi materi dengan fungsi berpikir kreatif yang ada dalam instrumen tes. Sementara uji validitas kriteria dihitung menggunakan bantuan program komputer analisis butir soal Anates V4. Penafsiran besarnya korelasi validitas tes didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) seperti disajikan pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Koefieien Validitas Soal

Nilai rxy Interpretasi

0,80< rxy≤1,00 Validitas sangat tinggi 0,60< rxy≤0,80 Validitas tinggi 0,40< rxy≤0,60 Validitas cukup 0,20< rxy≤0,40 Validitas rendah

0,o0< rxy≤0,20 Validitas sangat rendah

Berdasarkan perhitungan uji validitas soal untuk uji coba instrumen dari 20 soal keterampilan berpikir kreatif (esai) diketahui bahwa nilai koefisien korelasi berada pada rentang 0,33 hingga 0,81, jika diinterpretasikan nilai ini mulai dari rendah (6 soal), cukup (5 soal), tinggi (9 soal). Rekapitulasi hasil pengolahan uji validitas soal selengkapnya disajikan pada lampiran A.11.

b. Reliabiltas Tes

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang digunakan. Penafsiran derajat reliabilitas tes didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) seperti disajikan pada Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

0,90< r11≤1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70< r11≤0,90 Reliabilitas tinggi 0,40< r11≤0,70 Reliabilitas sedang 0,20< r11≤0,40 Reliabilitas rendah

r11<0,20 Reliabilitas sangat rendah

Hasil perhitungan menggunakan bantuan program komputer Anates V4 menunjukkan koefisien reliabilitas tes sebesar 0,96 yang dapat diartikan bahwa reliabilitas soal termasuk kategori sangat tinggi.

c. Analisis daya pembeda

Daya pembeda soal bertujuan untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan Anates V4. Penafsiran untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria menurut Arikunto (2012) seperti disajikan pada Tabel 3.6 berikut.

Mutiara Zanzibar, 2015

Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

0,00< Dp≤0,20 Jelek

0,21< Dp≤0,40 Cukup

0,41< Dp≤0,70 Baik

0,71< Dp≤1,00 Baik sekali

Berdasarkan hasil perhitungan uji instrumen, didapatkan bahwa daya pembeda soal berada pada rentang D 0,07 hingga 0,47. Jika diinterpretasikan nilai D ini mulai dari jelek (9 soal), cukup (5 soal) hingga baik (6 soal).

d. Tingkat kesukaran

Uji atau analisis tingkat kesukaran soal dihitung menggunakan bantuan program analisis butir soal Anates. Penafsiran tingkat kesukaran butir soal didasarkan pada kriteria menurut Arikunto (2012) seperti disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai TK Interpretasi

0,00<TK≤0,30 Soal sukar 0,31<TK≤0,70 Soal sedang 0,71<TK≤1,00 Soal mudah

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dari 20 soal keterampilan berpikir kreatif (esai) hasil uji coba instrumen, soal-soal ini berada pada rentang nilai TK 0,29 hingga 0,62. Jika diinterpretasikan nilai TK ini mulai dari terlalu mudah (1 soal), sedang (13 soal), hingga sukar (6 soal).

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran tersebut, maka soal keterampilan berpikir kreatif yang dipakai dalam penelitian digunakan sebanyak 10 (sepuluh) soal. Adapun rekapitulasi hasil

pengolahan uji coba soal uraian keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Uji Coba Soal Keterampilan Berpikir Kreatif

No Validitas Taraf

kesukaran

Daya pembeda

Reliabilitas Keputusan

1 Signifikan Sedang Baik 0,96 (kategori

sangat tinggi)

Dipakai

2 Signifikan Sedang Baik Dipakai

3 Tidak signifikan sukar Jelek Tidak dipakai 4 Tidak signifikan Sedang Cukup Tidak dipakai 5 Tidak signifikan Sedang Jelek Tidak dipakai

6 Tidak signifikan sukar Jelek Tidak dipakai

7 Signifikan Sedang Cukup Tidak dipakai

8 Tidak signifikan Sukar Jelek Tidak dipakai

9 Signifikan Sedang Baik Dipakai

10 Signifikan Sedang Cukup Tidak dipakai

11 Signifikan Sedang Baik Dipakai

12 Signifikan Sukar Jelek Revisi & Pakai

13 Signifikan Sedang Baik Dipakai

14 Signifikan Sangat mudah

Jelek Revisi & Pakai

15 Tidak signifikan Sukar Jelek Tidak dipakai

16 Signifikan Sedang Baik Dipakai

17 Signifikan Sedang Jelek Tidak dipakai

18 Signifikan Sedang Baik Dipakai

19 Signifikan Sukar Jelek Tidak dipakai

Mutiara Zanzibar, 2015 2. Angket

Angket atau kuesioner diberikan kepada siswa setelah pemanfaatan Bangka

Botanical Garden (BBG) melalui kegiatan field trip berbasis inkuiri terbimbing

dilaksanakan. Angket ini digunakan untuk menggali informasi dari siswa mengenai tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Angket yang digunakan berupa sebuah daftar pertanyaan yang dibuat dalam bentuk daftar

check list dengan pilihan jawabam “ya” atau “tidak”.

Langkah penyusunan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran adalah menyusun kisi-kisi angket dan konsultasi dengan dosen ahli. Konsultasi dengan dosen ahli dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator dengan butir pernyataan tanggapan siswa dan aspek bahasa. Pernyataan dalam angket ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang tanggapan siswa pemanfaatan Bangka Botanical Garden (BBG) melalui kegiatan field trip berbasis inkuiri terbimbing. Teknik pengolahan data angket dengan menggunakan persentase jumlah tanggapan siswa.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa yang dibuat merupakan lembar kegiatan praktikum inkuiri terbimbing. LKS ini disusun oleh peneliti yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen ahli. Konsultasi dengan dosen ahli dilakukan untuk mendapatkan validitas dari lembar kerja siswa yang telah dibuat. Kemudian LKS diujicobkan ke sekolah untuk mengetahui keterlaksanaan LKS dilapangan. Selanjutnya dilakukan revisi, kemudian LKS digunakan dalam penelitian.

4. Lembar observasi potensi BBG

Lembar observasi potensi BBG digunakan untuk mendata berbagai potensi yang terdapat di BBG. Lembar observasi yang dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Lembar observasi ini berisi analisis potensi BBG, materi yang sesuai untuk pembelajaran biologi tingkat SMP, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai. Data lembar potensi BBG ini

digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa ketika melaksanakan kegiatan field trip. Berikut lembar observasi potensi materi BBG seperti disajikan pada Tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9 Lembar Observasi Potensi BBG

No Objek yang diamati Gejala yang diamati Potensi yang dapat dijadikan sumber belajar KI, KD Materi 5. Angket kelayakan BBG

Angket atau kuesioner kelayakan BBG diberikan kepada siswa setelah melakukan kegiatan field trip ke BBG. Angket ini diberikan kepada siswa untuk menggali informasi dari siswa mengenai tanggapan mereka terhadap kelayakan BBG sebagai sumber belajar dengan berpedoman pada beberapa kriteria kelayakan seperti: kemudahan akses, tingkat keamanan, efisiensi waktu, biaya, dan kesesuaian materi pelajaran. Angket berbentuk pernyataan dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”.

6. Rubrik proses inkuiri Siswa

Rubrik yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui proses inkuiri yang dilakukan oleh siswa selama merencanakan kegiatan inkuiri di kelas sampai pada tahap pelaksanaan observasi lapangan yaitu di Bangka Botanical

Mutiara Zanzibar, 2015

menggunakan daftar cek (checklist). Kategori sangat baik diberikan skor 4, baik diberi skor 3, cukup diberi skor 2, dan kurang diberi skor 1. Untuk mengetahui kinerja siswa secara keseluruhan dilakukan perhitungan dengan skor perolehan dari aspek yang dinilai dibandingkan dengan skor maksimum dikali 100. Indikator proses inkuiri yang dilakukan oleh siswa disajikan pada Tabel 3.10 berikut ini :

Tabel 3.10 Indikator Proses Inkuiri Siswa

No Indikator Skor 1 2 3 4 I. Merencanakan Praktikum 1 Merumuskan masalah 2 Menentukan hipotesis 3 Mengidentifikasi variabel 4 Memilih alat/bahan praktikum

5 Menuliskan langkah/prosedur praktikum

II. Melaksanakan Praktikum

1 Menggunakan alat/bahan praktikum 2 Pengelompokkan data praktikum 3 Membuat kesimpulan

4 Mengomunikasikan hasil

Diadopsi dari Rustaman (2003)

Adapun penjabaran kegiatan yang dilakukan siswa selama proses inkuiri disajikan pada Tabel 3.11 berikut :

Tabel 3.11 Rincian Kegiatan Proses Inkuiri Siswa

No Aspek Penilaian Proses Inkuiri Siswa

Penjabaran Kegiatan

A. Perencanaan kegiatan praktikum/pengamatan :

1. Membuat rumusan masalah

Setiap kelompok mendiskusikan

permasalahan yang disajikan yaitu berupa interaksi antara komponen biotik dengan abiotik dan interaksi antara komponen abiotik dengan abiotik

masalah dari permasalahan yang disajikan

2. Menentukan hipotesis Setiap kelompok menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun

3. Mengidentifikasi variabel

Setiap kelompok menentukan variabel yang akan diukur, yaitu variabel bebas dan variabel terikat pada kegiatan yang akan dilakukan

4. Memilih alat dan bahan Setiap kelompok memilih alat/bahan yang akan digunakan dalam praktikum seperti : termometer, patok kayu, jam, tali rafia, kamera, batang besi dan alat tulis

Menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pengamatan (tempat terbuka/padang rumput, tempat teduh dan tempat tertutup/bawah pot)

5. Menuliskan langkah/prosedur

Setiap kelompok mendiskusikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan di lokasi pengamatan

Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi pada LKS yang telah disiapkan oleh guru.

Dokumen terkait