• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan metode yang digunakan. Sesuai dengan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, maka instrument yang digunakan untuk mengungkap tingkat motivasi berprestasi siswa dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Adapun penyusunan kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2002 :134-135) adalah sebagai berikut:

48

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, sub variabel.

Dalam penelitian ini tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk mengungkap tingkat motivasi berprestasi siswa untuk nantinya dikomparasikan antara siswa KMS dan siswa Regular. Dengan demikian, maka variabel dari penelitian ini adalah motivasi berprestasi siswa.

Pengembangan instrumen penelitian ini berdasarkan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh Mulyanie (1995) dan dimodifikasi oleh peneliti. Skala Motivasi Berprestasi ini memuat enam aspek yaitu :

a. Mencapai sukses

b. Mengantisipasi kegagalan

c. Mengungguli prestasi sendiri yang pernah dicapai d. Mengungguli prestasi orang lain

e. Kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas f. Kepercayaan pada diri sendiri

Bentuk pertanyaan bersifat tertutup, artinya subyek hanya memilih beberapa alternatif jawaban yang disediakan, dengan memberi tanda cek list. System penilaian dengan menggunakan skala Likert, yang dimodifikasi menjadi empat alternative jawaban dengan menghilangkan alternatif jawaban netral, dengan alasan untuk menghindari jawaban subyek yang mengelompok di tengah, maka pilihan jawaban yang dipergunakan jumlahnya genap (Hadi, 1987: 45).

49

Item-item yang dibagi menjadi item favorable dan unfavorable.

Kategori jawaban untuk favorable dengan skor seperti : sangat sesuai (4), sesuai (3), tidak sesuai (2), dan sangat tidak sesuai (1). Begitu pula sebaliknya, untuk pemberian skor pada pernyataan yang unfavorable seperti berikut : sangat sesuai (1), sesuai (2), tidak sesuai (3), sangat tidak sesuai (4).

Tingginya skor motivasi berprestasi dapat diketahui dengan terlebih dahulu total skor dari jawaban Skala Motivasi Berprestasi. Total skor yang diperoleh dari skala motivasi berprestasi menunjukan tingginya motivasi berprestasi. Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek maka semakin besar motivasi berprestasi yang dimiliki individu

Tabel 2. Kisi–kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi Sebelum Uji coba

Aspek – Aspek Nomor item Total item

Favorable Unfavorable 1. Mencapai sukses 1,2,7,15,20* 5*,6,8,59,60 10 2. Mengantisipasi kegagalan 3,4,9*,11,12 16*,27,31,35, 51 10 3. Mengungguli prestasi

sendiri yang pernah dicapai 10,13,17,24, 34* 23,25,43,45,5 2* 10 4. Mengungguli prestasi orang lain 14,18,19*,21, 26 38*,47,56,57, 58 10 5. Kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas. 28,30,32*,39, 46 33,37,44*,48, 54 10

6. Kepercayaan pada diri sendiri 40,41,42,49*, 50 22*,29,36,53, 55 10 Total 30 30 60

50 2. Penulisan butir soal atau item kuesioner

Setelah menentukan sub variabel dan membuat kisi-kisi angket, maka tahap selanjutnya adalah penulisan item atau butir soal. Dalam penulisan item atau butir soal ini, menurut Sutrisno Hadi (2000: 186) ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan, antara lain :

a. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap b. Gunakan kalimat yang sederhana dan jelas

c. Hindari penggunaan kata-kata yang tidak ada gunanya

d. Item yang dimasukan harus diterapkan pada situasi dari kaca mata responden

e. Hindari menanyakan pendapat responden, kecualu jika pendapat itulah yang hendak diteliti.

f. Hindari kata-kata yang terlalu kuat (sugestif, menggiring) dan yang terlalu lemah.

g. Susun pertanyaan-pertanyaan yang tidak mengandung tekanan-tekanan sosial.

h. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan multiple respon bila hanya satu jawaban yang diinginkan.

i. Pertanyaan-pertanyaan harus diajukan sedemikian rupa sehingga dapat membebaskan responden dari berpikir terlalu kompleks.

Adapun butir soal dalam instrumen penelitian ini disertakan dalam lampiran.

51 3. Instruksi Pengerjaan

Tahap yang dilakukan untuk melengkapi instrumen yaitu dengan menambahkan petunjuk mengerjakan dan pengantar. Dalam pengantar perlu dihindari kalimat yang egosentrik, sedangkan dalam petunjuk mengerjakan perlu dihindari kata-kata yang mengandung perintah atau permintaan memaksa.

4. Uji coba instrumen

Setelah insrumen dilemgkapi dengan pengantar dan petunjuk mengerjakan, maka tahap selanjutnya adalah uji coba instrument atau try out.

Pada penelitian ini, karena terbatasnya populasi yang digunakan, maka peneliti akan menggunakan uji coba terpakai. Uji coba terpakai memang bukan suatu teknik uji coba yang lazim digunakan, tetapi teknik ini, menurut Sutrisno Hadi, boleh digunakan dalam suatu penelitian.

Adapun yang dimaksud dengan uji coba terpakai adalah pemberian angket kepada subyek penelitian dalam rangka uji coba instrumen, untuk mengetahui item yang valid dan reliabel. Kemudian setelah diketahui item yang valid dan reliabel, angket hasil revisi tersebut dikenakan lagi kepada subyek yang sama.

5. Analisis Item

Selanjutnya untuk menjadi instrumen yang baik, menurut Suharsimi Arikunto (2002: 211), menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

52

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Uji validitas dalam instrumen penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan bantuan program computer SPSS For Windows Seri 16.0. Adapun rumusan korelasi

product moment tersebut adalah sebagai berikut :

√ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy : koefisien antara X dan Y X : skor rata-rata X

Y : skor rata-rata Y

N : banyaknya data atau jumlah sampel (Suharsimi Arikunto, 2010: 213)

Kaidah pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5%, maka instrumen dikatakan valid dan layak digunakan dalam pengambilan data. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel pada taraf signifikan 5%, maka instrumen dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan untuk pengambilan data.

Pada skala motivasi berprestasi didapatkan 48 item yang valid dari 60 item yang di uji coba dengan koefisien validitas item valid bergerak dari

53

0,229 sampai 0,0691. Ada 12 soal yang dinyatakan tidak valid yaitu item soal nomor 5, 9, 16, 19, 20, 22, 32, 34, 38, 44, 49, 52. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

Untuk uji reliabilitas, karena peneliti menggunakan instrument skala bertingkat atau rating scale, maka rumus yang digunakan adalah rumus alpha dari Cronbach dengan bantuan program computer SPSS For Windows Seri 16.0 . Rumus tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

[ ] [

]

Keterangan :

k : jumlah butir : jumlah varian butir

: jumlah varians butir : varian butir

(Suharsimi Arikunto, 2002: 223)

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 221), reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Saifuddin Azwar (2006: 83), menyatakan bahwa reabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas yang angkanya berkisar antar 0 sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien realibilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reabilitasnya. Seballiknya jika koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reabilitas nya.

54

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh kemudian di konsultasikan dengan r tabel. Apabila > r tabel, maka instrumen reliabel.

Koefisien reabilitas alpha (α) pada skala motivasi berprestasi, diperoleh nilai koefisien alpha (α) sebesar 0,935. Nilai koefisien reabilitas alpha (α) skala

motivasi berprestasi menunjukan nilai di atas 0,9, sehingga dapat diamsusikan bahwa tingkat keandalan skala ( kepercayaan skala sebagai alat ukur variabel yang diteliti) lebih besar 90% maka skala motivasi berprestasi dapat dikatakan handal dan reliable sebagai alat pengumpul data dalam penelitian. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

Dari hasil analisis item uji coba instrument yang telah diukur validitas dan reliabilitasnya, maka diperoleh jumlah item valid dari skala motivasi berprestasi sebesar 48 item dari 60 item. Tabel 3 adalah kisi-kisi instrument setelah dilakukan uji coba.

Kisi-kisi instrumen menggambarkan tentang jabaran variabel sebagai landasan perumusan item instrumen. Seperti dijelaskan di muka, item-item instrumen dengan menggunakan skala likert disusun dalam bentuk pernyataan, dengan pilihan jawaban sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Untuk pertanyaan positif (+) , jawaban diberi skor berturut-turut 4,3,2,1 dan untuk pernyataan negative (-), system penyekorannya adalah sebaliknya, secara berturut-turut 1,2,3, dan 4.

55 Tabel 3. Instrumen Motivasi Berprestasi

Aspek – Aspek Nomor item Total item

Favorable Unfavorable 1. Mencapai sukses 1,2,7,15, 6,8,59,60 8 2. Mengantisipasi kegagalan 3,4,11,12 27,31,35,51 8 3. Mengungguli prestasi sendiri yang pernah dicapai 10,13,17,24 23,25,43,45 8 4. Mengungguli prestasi orang lain

14,18,,21,26 47,56,57,58 8 5. Kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas. 28,30,39, 46 33,37,48,54 8 6. Kepercayaan pada diri sendiri 40,41,42,50 29,36,53,55 8 Total 24 24 48

Dokumen terkait