• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu: 1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan empat kali pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 2x40 menit, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kuis. Penyusunan instrumen tersebut mengacu pada pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran

Pertemuan ke- Materi yang akan diajarkan

I

-Pelaksanaan Tes Kemampuan Awal (TKA) dengan sumber materi persamaan linear satu variabel (PLSV). -Penjelasan singkat mengenai metode kooperatif tipe STAD.

II

-Memahami pengertian dan perbedaan PLDV dan SPLDV

-Mengenal metode penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi

III -Mengenal metode penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi

IV

-Pelaksanaan Tes Hasil Belajar (THB) dengan sumber materi penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi.

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Non Tes

1) Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lembar keterlaksanaan RPP digunakan untuk mengamati keterlaksanaan jalannya penerapan model kooperatif tipe STAD. Lembar tersebut berisi tentang langkah- langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang telah disusun peneliti dan diisi oleh tiga observer. Observer bertugas untuk mengamati jalannya pembelajaran kemudian memberikan tanda cek (√) di kolom “ya” jika terlaksana, dan

“tidak” jika tidak terlaksana. Berikut salah satu contoh

Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan RPP pertemuan ke-I

No Kegiatan Pembelajaran Ya Tidak

1. Pembukaaan

Guru mengucap salam dan mengabsen siswa. 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

-Guru mengajak siswa untuk menumbuhkan sikap jujur, mandiri dan tanggung jawab dalam pengerjaan soal tes kemampuan awal. Elaborasi

-Guru memberikan soal tes kemampuan awal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

Konfirmasi

-Guru memberikan peneguhan kesimpulan dan siswa diharapkan dapat memperhatikan dengan baik.

3. Penutup

-Setelah siswa selesai mengerjakan soal tes kemampuan awal, guru memberikan pengantar tentang prosedur pelaksanaan metode kooperatif tipe STAD yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

-Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar dirumah tentang sistem persamaan linear dua variabel.

-Guru mengucap salam penutup.

2) Skala efikasi diri.

Menurut teori Bandura, efikasi diri merupakan faktor paling penting dalam penentu kesuksesan prestasi seseorang. Sehingga seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi dapat terlihat dari tingkah lakunya dalam meraih sukses. Efikasi diri tidak cukup ditentukan melalui pengamatan saja, dikarenakan efikasi diri seseorang cakupannya lebih dalam dan menjurus pada konsep diri seseorang (Drs. Saifuddin Azwar, MA, 2003:5). Sehingga penilaian efikasi diri dilakukan dengan menggunakan skala psikologi.

Skala psikologi efikasi diri terdiri dari 20 soal yang akan dikerjakan oleh masing-masing peserta didik dengan alokasi waktu kurang lebih 20 menit. Berikut aspek-aspek efikasi diri berdasarkan indikator-indikator efikasi diri yang dapat diukur:

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen efikasi diri

No Aspek Indikator Perilaku Jumlah

Soal

1. Aspek keyakinan diri merupakan kemampuan untuk menilai diri sendiri secara positif dalam hal potensi yang dimiliki untuk melakukan suatu tugas, kendala, atau tuntutan sosial.

-Merasa mampu untuk melakukan tugas yang diemban dengan baik.

-Menganggap kesulitan dalam tugas pembelajaran adalah cobaan yang bisa ia lalui.

-Merasa mampu menghadapi kendala yang terjadi dengan baik.

-Memiliki keyakinan bahwa ia mampu meraih hasil yang ia harapkan dari sesuatu yang ia harapkan untuk diri sendiri dan orang lain.

15

2. Aspek Afeksi

Merupakan kemampuan untuk mengelola dan mengekpresikan isyarat atau gejolak mental, termasuk perasaan, emosi, maupun suasana hati.

-Menghindari mengatakan, memikirkan hal-hal yang bermotif kegagalan. -Merasa tidak ada gunanya meratapi nasib hidup yang hanya akan membuat sedih.

6

3. Aspek Motivasional

Merupakan keinginan untuk melakukan suatu tugas, kendala, maupun tuntutan sosial dalam rangka pencapaian hasil yang maksimal.

-Lebih menonjolkan kisah-kisah keberhasilan dirinya ketimbang kegagalan.

-Mampu melihat gambaran sisi kehidupan secara positive thinking. -Menganggap kegagalan dalam prestasi sebagai motivasi untuk lebih maju. -Merasa kesuksesan orang lain sebagai cambuk untuk membuat dirinya lebih berprestasi.

-Mampu melihat saran dan kritik dari orang sekitar sebagai pendukungnya dalam meraih sukses.

4. Aspek Seleksi

Kemampuan untuk memilah situasi sosial yang dihadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi tersebut secara tepat.

-Bersemangat dalam menghadapi tugas yang dirasakan cukup berat.

-Jika menghadapi tugas yang sulit cenderung memikirkan cara-cara untuk meraih kesuksesan.

7

3) Keaktifan (terkait keterlaksanaan model STAD)

Keterlaksanaan model pembelajaran tersebut dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok dengan teman sebayanya. Lembar keaktifan digunakan untuk mencatat setiap perilaku aktif yang dilakukan siswa saat diskusi kelompok pada proses pembelajaran tersebut. Pengamatan dilakukan oleh tiga observer dengan memberikan tanda turus setiap 10 menit pada kolom yang tersedia pada masing-masing kelompok. Adapun aspek-aspek keaktifan berdasarkan indikator-indikator yang dapat diukur adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen keaktifan siswa

No Aspek Indikator

A Bertanya 1. Siswa mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok. 2. Siswa mengajukan pertanyaan pada guru atau pembimbing. B Menjawab atau menanggapi 1. Siswa menjawab pertanyaaan dari guru/ kelompok.

2. Siswa memberikan kritik/ saran kepada kelompok atau guru atas pembahasan pelajaran yang keliru.

C Perhatian Siswa mencatat hal-hal penting yang diajarkan oleh guru/pembimbing.

Contoh lembar observasi keaktifan siswa terdapat pada

b. Tes

Tes tertulis ini sebagai intrumen pengumpulan data keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD):

1) Kuis

Kuis diberikan kepada siswa di akhir pembelajaran di tiap sesi dimana hal ini bertujuan untuk melihat sampai dimana pemahaman siswa akan materi, juga sebagai pedoman peneliti dalam menentukan penghargaan kelompok sesuai peningkatan kemampuan mereka. Kuis ini terdiri dari dua soal uraian yang disusun sendiri oleh peneliti. Berikut salah satu contoh pada kuis 1 dan kuis 2 :

a) Kuis 1

Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut dengan metode substitusi (skor total 10)

b) Kuis 2

Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut dengan metode eliminasi (skor total 10)

2) Tes kemampuan awal

Diberikan kepada siswa untuk mengetahui tolok ukur pemahaman para siswa sebelum dikenai model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Tes ini juga digunakan dalam membagi siswa menjadi kelompok heterogen yang diperuntukkan dalam penerapan model pembelajaran tersebut. Adapun kisi-kisi soal Tes Kemampuan Awal (TKA) terdapat pada Lampiran A.5.

3) Tes hasil belajar

Untuk mengetahui peningkatan belajar siswa setelah dikenai model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) maka peneliti mengadakan tes

hasil belajar siswa yang berupa soal-soal sesuai dengan indikator dan kisi-kisi yang telah ditentukan peneliti. Adapun kisi-kisi soal Tes Hasil Belajar (THB) terdapat pada Lampiran A.6.

Dokumen terkait