• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yakni skala penilaian dan observasi. Skala penilaian digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif melalui penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Skala penilaian ini berisi kriteria-kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya skor yang dicapai siswa dalam berbicara.

Penilaian yang dilakukan merujuk kepada pendapat Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) ditinjau dari keefektifan berbicara, yakni meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dan tes berbicara oleh Djiwandono. Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) menyatakan bahwa keefektifan berbicara dipengaruhi oleh faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Adapun yang dimaksud dengan faktor kebahasaan adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah bahasa, yang seharusnya dipenuhi pada waktu seseorang menjadi pembicara. Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi (1) ketepatan pengucapan/lafal; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi/intonasi; (3) pilihan kata/diksi; dan (4) pemakaian kalimat. Selanjutnya, yang dimaksud dengan faktor nonkebahasaan, yaitu aspek yang menentukan

43

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keberhasilan seseorang dalam berbicara yang tidak berkaitan dengan masalah bahasa. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) sikap yang tenang, wajar, dan tidak kaku; (2) pandangan/penguasaan medan; (3) kesediaan menghargai pendapat orang lain; (4) gerak-gerik dan mimik; (5) kenyaringan suara; (6) kelancaran; (7) relevansi atau penalaran; dan (8) penguasaan topik. Selain itu, menurut Djiwandono (2011: 119) sasaran tes berbicara meliputi (a) relevansi dan kejelasan isi pesan, masalah, atau topik, (b) kejelasan dan kerapian pengorganisasian isi, dan (c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan isi, tujuan wacana, keadaan nyata termasuk pendengar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pedoman penilaian berbicara pada penelitian ini merupakan pengembangan dari pendapat para ahli tersebut. Aspek-aspek kemampuan berbicara siswa yang dinilai dalam penelitian ini terdiri atas (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal, dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap, serta penguasaan medan.

Selanjutnya, disusunlah pedoman skoring dan deskripsi kriteria penilaian dengan beberapa hal yang disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Adapun pedoman skoring dalam bentuk yang sudah ditetapkan dalam matriks perencanaan, yakni skala penilaian. Skala penilaian dapat dilihat pada tabel. Deskripsi masing-masing komponen berbicara (kemampuan menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif) dalam skala 4. Di dalam penskoran ini digunakan empat kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang dengan dilengkapi bobot masing-masing komponen. Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

44

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4.1 Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan kemampuan akhir (posttest) siswa dalam kemampuan berbicara setelah proses belajar mengajar berlangsung. Bentuk tes secara lisan, pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Aspek-aspek yang diukur meliputi isi, organisasi, bahasa, dan performa. Berikut ini pedoman penilaian kemampuan berbicara dan kriteria penilaiannya.

45

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara

Aspek yang Dinilai Bobot

Skala Nilai

Skor

1 2 3 4

A.Isi

1) kesesuaian isi dengan

tema 3 2) keorisinalan ide 2 3) penguasaan materi 2 B.Organisasi 1) sistematika 2 2) kelogisan 2 3) kohesi dan koherensi 1

C.Bahasa

1) pilihan kata/diksi 3 2) kalimat 3 3) gaya verbal 1

D.Performa

1) pelafalan dan intonasi 2 2) gerak-gerik dan mimik 2

3) sikap 1

4) penguasaan medan 1

Skor Maksimal 25

Keterangan:

1 = kurang, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik Nilai akhir =

46

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perbedaan pembobotan pada tiap subaspek dari keempat aspek tersebut menunjukkan bahwa subaspek yang memiliki bobot tinggi dibandingkan sub aspek lainnya adalah dititikberatkan berdasarkan kompetensi dasarnya, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Oleh karena itu, subaspek pilihan kata dan kalimat memiliki bobot tinggi. Demikian juga pada subaspek kesesuaian isi dengan tema memiliki bobot tinggi karena pengalaman yang diceritakan dikehendaki sesuai dengan temanya, yakni budaya lokal.

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian

Aspek Subaspek Skor dan Kriteria

(1) (2) (3)

Isi 1) kesesuaian isi dengan tema

4 = Isi cerita menunjukkan empat kriteria, yakni sesuai dengan pokok-pokok cerita yang disusun, sesuai topik, gagasan/ide yang dikemukakan sesuai topik, dan mengandung wujud/unsur budaya lokal.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria. 2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria. 1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria. 2) keorisinalan ide 4 = Pengalaman yang diceritakan

menunjukkan empat kriteria, yakni berbeda dengan teman, faktual, aktual, dan kreatif.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria. 2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria. 1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria. 3) penguasaan

materi

4 = Cerita yang disampaikan pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni disampaikan dengan lancar,

sistematis, berdasarkan pengalaman, dan mencerminkan pemahaman terhadap budaya lokal.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria. 2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria. 1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria.

47

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Organisasi 1) sistematika 4 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan empat kriteria, yakni sistematis, terdapat pendahuluan, isi, dan penutup.

3 = Cerita yang disampaikan menunjukkan tiga kriteria. 2 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan dua kriteria. 1 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan satu kriteria.

2) kelogisan 4 = Cerita pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni dapat diterima nalar, relevan, faktual, dan aktual.

3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Cerita pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Cerita pembicara menunjukkan satu kriteria.

3) kohesi dan koherensi

4 = Cerita pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni penggunaan konjungsi tepat, utuh, padu, dan sistematis. 3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga

kriteria.

2 = Cerita pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Cerita pembicara menunjukkan satu kriteria.

48

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Bahasa 1) pilihan kata/diksi 4 = Pilihan kata/diksi pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni tepat, jelas, bervariasi, dan konkret. 3 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan tiga kriteria. 2 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan dua kriteria. 1 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan satu kriteria.

2) kalimat 4 = Kalimat pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni keutuhan, perpautan, kehematan, dan hubungan yang logis.

3 = Kalimat pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Kalimat pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Kalimat pembicara menunjukkan satu kriteria.

3) gaya verbal 4 = Gaya verbal pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni percaya diri, tegas, lugas, dan tanpa banyak basa-basi.

3 = Pembicara menunjukkan tiga kriteria. 2 = Pembicara menunjukkan dua kriteria. 1 = Pembicara menunjukkan satu kriteria.

49

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Performa 1) pelafalan dan intonasi

4 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni jelas, tepat, tinggi-rendah nada tepat, dan keras-lemah suara pun tepat. 3 = Pelafalan dan intonasi pembicara

menunjukkan tiga kriteria.

2 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan satu kriteria. 2) gerak-gerik dan

mimik

4 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni mendukung cerita, sesuai, wajar, dan ekspresif.

3 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan satu kriteria.

3) sikap 4 = Sikap pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni wajar, tenang, tidak kaku, dan tidak gugup.

3 = Sikap pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Sikap pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Sikap pembicara menunjukkan satu kriteria.

4) penguasaan medan

4 = Pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni pandangan tidak menunduk/tertuju pada satu arah, pandangan menyebar, menarik perhatian, dan menguasai situasi. 3 = Pembicara menunjukkan tiga kriteria. 2 = Pembicara menunjukkan dua kriteria. 1 = Pembicara menunjukkan satu kriteria.

50

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Format Penilaian Kemampuan Berbicara

Tema : Budaya Lokal Cirebon Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan) Pengajar : Ibu Hj. Memunah, S.Pd. Kelas : VII

Evaluator : Bapak Tukiran, S.Pd.

Bapak Deden Sutrisna, S.Pd. Marfuah, S.Pd.

Tabel 3.3

Nomor Subjek

Aspek yang Dinilai

Isi Organisasi Bahasa Performa Nilai

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata Keterangan:

Isi Organisasi Bahasa Performa

1 = kesesuaian isi dengan tema (bobot = 3) 2 = keorisinalan ide (bobot = 2) 3 = penguasaan materi (bobot = 2) 1 = sistematika (bobot = 2) 2 = kelogisan (bobot = 2) 3 = kohesi dan koherensi (bobot = 1) 1 = pilihan kata/diksi (bobot = 3) 2 = kalimat (bobot = 3) 3 = gaya verbal (bobot = 1) 1 = pelafalan dan intonasi (bobot = 2) 2 = gerak-gerik dan mimik (bobot = 2) 3 = sikap (bobot = 1) 4 = penguasaan medan (bobot = 1)

51

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Contoh Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval Persentase Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan 1 – 4 D – A 86 – 100 4 A Baik Sekali 76 – 85 3 B Baik 56 – 75 2 C Cukup 10 – 55 1 D Kurang Sumber: Nurgiyantoro (2012: 253) 3.4.2 Observasi

Observasi berupa pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Pengamatan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang sesuai dengan butir

pernyataan di lembar observasi.

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dengan saksama selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh tiga orang, yakni Tukiran, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Cirebon, Deden Sutrisna, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Kartika Cirebon, dan penulis, yang selanjutnya disebut observer. Adapun yang berperan sebagai guru pelaksana pembelajaran, yakni guru mata pelajaran bahasa Indonesia lainnya yang bernama Hj. Maemunah, S.Pd. Aspek-aspek yang perlu diamati baik terhadap guru maupun siswa adalah sebagai berikut.

52

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Aktivitas Guru

1) kemampuan membuka pelajaran, meliputi menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi siswa, melakukan apersepsi, dan menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran;

2) performa guru dalam pembelajaran, meliputi penampilan, kejelasan suara, dan ekspresi serta gerak-gerik anggota tubuh;

3) penguasaan bahan pembelajaran, meliputi relevansi dengan tujuan pembelajaran, pengaitan dengan pengalaman siswa, dan menunjukkan kedalaman pokok bahasan;

4) proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi relevansi penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dengan tujuan pembelajaran, keterampilan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, kejelasan dalam menerangkan/memberi contoh dan instruksi, menggali pengetahuan dan pengalaman siswa berkaitan dengan budaya lokal, memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih budaya lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai materi bercerita, dan efisiensi dalam penggunaan waktu;

5) penerapan strategi, meliputi membantu siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi dan mendorong siswa untuk berpikir dan berbicara, melatih siswa dalam berbicara, dan kesesuaian pelaksanaan dengan rencana pembelajaran. 6) kemampuan menilai proses dan hasil belajar siswa, meliputi relevansi

pertanyaan-pertanyaan lisan dengan tujuan pembelajaran dan relevansi penilaian dengan yang telah direncanakan; dan

7) kemampuan dalam mengakhiri proses pembelajaran, meliputi peninjauan kembali materi pelajaran secara menyeluruh, melakukan penilaian akhir pembelajaran (posttest), dan penyampaian informasi tentang pelajaran selanjutnya.

53

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Aktivitas Siswa

1) interaksi dengan guru selama proses pembelajaran, meliputi menghormati dan menghargai guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan saksama, dan melaksanakan instruksi/perintah guru;

2) interaksi antarsesama siswa selama proses pembelajaran, meliputi menghargai pendapat teman dan berinteraksi dengan teman secara baik;

3) partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi memperhatikan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan guru, mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan, memilih budaya lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai materi bercerita, mengidentifikasi dan menyusun pokok-pokok pengalaman pribadinya berkaitan dengan budaya lokal, menceritakan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan berkaitan dengan budaya lokal, dan memberi penilaian berupa komentar, tanggapan, dan sebagainya terhadap penampilan siswa lain; dan

4) motivasi dan keantusiasan siswa dalam belajar, meliputi semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menunjukkan rasa senang dan kegembiraan dalam belajar, tertib dan tidak ribut selama kegiatan pembelajaran, dan efisiensi dalam penggunaan waktu.

3.4.3 Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara untuk mengetahui pendapatnya terhadap mutimedia yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbicara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi, penggunaan media atau model seperti apa yang biasa digunakan dalam pembelajaran berbicara, tanggapan terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal yang diterapkan dalam pembelajaran

54

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbicara, penilaian terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal, baik positif maupun negatif dalam pembelajaran berbicara, dan kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal pada pembelajaran berbicara.

3.4.4 Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Adapun butir-butir pernyataan di dalam angket, yakni sebagai berikut.

1. Saya senang belajar berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

2. Multimedia bermuatan budaya lokal yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran berbicara sangat menarik.

3. Belajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal menumbuhkan motivasi saya dalam berbicara.

4. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal membantu saya dalam berbicara.

5. Kemampuan berbicara saya meningkat setelah menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

Dokumen terkait