BAB 3 METODE PENELITIAN
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data agar data yang diperlukan dalam penelitian dapat dipenuhi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada uji inderawi adalah panelis agak terlatih dan pada uji organoleptik atau uji kesukaan adalah panelis tidak terlatih.
3.4.1 Panelis Agak Terlatih
Panelis agak terlatih adalah panelis yang sebelum melakukan kegiatan penilaian terlebih dahulu dilatih, dengan tujuan agar panelis dapat mengetahui sifat-sifat atau karakteristik suatu bahan. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan latihan, kelompok ini sudah dapat berfungsi sebagai alat analisis (Bambang Kartika, 1988:18).
“Committee on sensory evaluation of the institute of food technologist” (1964) memberikan rekomendasi jumlah panelis sebagai berikut:
Untuk uji perbedaan: panelis terlatih (3-10 orang), agak terlatih (18-25 orang). Untuk uji kesenangan mempergunakan panelis tidak terlatih minimal 80 orang. (dikutip dari Bambang Kartika 1988:32).
Uji inderawi merupakan cara-cara pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, peraba, pembau, perasa dan pendengaran (Bambang Kartika, 1988: 2).
Karakteristik pengujian inderawi :
1) Penguji melakukan penginderaan dengan perasaan. 2) Metode pengujian yang dipergunakan telah pasti.
3) Pada umumnya penguji telah melalui seleksi dan latihan sebelum pengujian.
4) Subjektifitas penguji relatif kecil karena penguji bekerja seperti sebuah alat penganalisa.
5) Pengujian dilakukan dalam bilik - bilik laboratorium pengujian inderawi dan hasil pengujian inderawi dianalisa dengan metode statistik.
Panelis agak terlatih yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri Semarang. Penggunaan panelis tersebut dilakukan dengan pertimbangan kesempatan bertemu dapat diatur, sehingga memudahkan peneliti memperoleh data penelitian.
Untuk mendapatkan panelis agak terlatih maka instrumen yang digunakan harus valid dan reliabel. Panelis disebut valid dan reliabel apabila panelis tersebut dapat menunjukkan kepekaan dan ketelitian dalam menilai suatu produk. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh instrumen yang valid dan realiabel adalah melalui tahap-tahap seleksi panelis atau tahap-tahap validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.
1. Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2010:363) validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen ditunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Oleh karena itu, instrumen dalam penelitian harus memenuhi validitas internal dan validitas isi.
a. Validitas Internal
Validitas internal adalah upaya yang dilakukan untuk membuat kondisi internal calon panelis menjadi valid. Dalam penelitian ini, validitas internal menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan dari kondisi internal panelis berupa faktor dari dalam, yaitu: kesediaan panelis, kondisi kesehatan panelis, pengalaman panelis, dan pengetahuan tentang produk. Usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan validitas internal adalah melalui wawancara. Menurut Bambang Kartika (1988:20), wawancara dapat dilakukan secara lisan atau dengan mengisi kuesioner. Dalam penelitian ini panelis menggunakan wawancara tidak lisan yaitu dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan prasyarat (kesediaan menjadi panelis dan keadaan kesehatan) serta pengetahuan panelis tentang chiffon cake, tepung singkong dan tepung kacang hijau. Ketentuan penilaian adalah panelis dikatakan lolos apabila panelis dapat menjawab semua pertanyaan prasayarat yang disajikan dengan benar. Calon panelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi PKK Konsentrasi Tata Boga sebanyak 30 orang. Dari hasil wawancara akan mendapatkan kualifikasi calon yang berpotensi untuk pengujian, calon yang tidak berfungsi, dan calon yang siap untuk melakukan tahap seleksi berikutnya. Beberapa orang yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu validitas isi dan reliabilitas instrumen.
b. Validitas Isi
Validitas isi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan atau kesahihan calon panelis yang mampu menilai karakteristik mutu pangan dengan benar dan tepat. Upaya untuk memenuhi validitas isi dari instrumen yaitu melakukan seleksi penilaian yang diterima dari validitas internal. Validitas isi dapat dilakukan dengan cara penyaringan. Dalam penelitian ini penyaringan bertujuan untuk menguji kemampuan calon panelis dalam memberikan penilaian terhadap produk chiffon cake. Penilaian sampel dilakukan
sebanyak 6 kali dalam waktu yang berbeda. Kemudian hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method, dengan kualifikasi:
1 range Jumlah jumlah Range
Jika , maka calon panelis kepekaannya dapat diandalkan atau validitas isinya memenuhi syarat untuk dilatih lebih intensif agar dapat menilai secara tepat. 1 range Jumlah jumlah Range
Jika , maka calon panelis validitas isinya tidak memenuhi syarat untuk dilatih lebih intensif (Bambang Kartika, 1988: 24).
2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2010 : 173), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Panelis akan mempunyai tingkat reliabilitas apabila panelis mempuyai keajegan dalam menilai produk pada waktu yang berbeda. Untuk memperoleh realibilitas instrumen, calon panelis dievaluasi kemampuannya sebanyak 6 kali dalam waktu yang berbeda.
Untuk mendapatkan panelis yang reliabel calon panelis yang diterima pada tahap penyaringan selanjutnya dilakukan tahap latihan. Pada tahap latihan panelis melakukan penilaian pada produk chiffon cake sebanyak 6 kali pada waktu yang berbeda, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakanrange method, syarat minimal panelis agak terlatih yang reliabel adalah apabila total skor dalam range > 60%. Sedangkan apabila panelis yang total skor dalam range <60 % maka calon panelis tidak dapat diandalkan menjadi panelis agak terlatih (Bambang Kartika, 1988:22).
3.4.2 Panelis Tidak Terlatih
Panelis tidak terlatih digunakan untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu produk ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu produk (Bambang Kartika 1988:18). Karena menyangkut tingkat kesukaan terhadap suatu produk makanan maka semakin banyak jumlah anggota panelis, maka hasilnya akan semakin baik. Jumlah panelis tidak terlatih minimal 80 orang (Bambang Kartika, dkk, 1988:32).
Panelis tidak terlatih yang digunakan adalah panelis yang dapat mengenal produk chiffon cake eksperimen dan tidak perlu melakukan latihan penilaian. Panelis tidak terlatih didasarkan pada golongan umur. Untuk mendapatkan jumlah panelis tidak terlatih yang mewakili kelompok konsumen berdasarkan golongan umur tersebut, maka panelis akan dibagi dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
a) Remaja putri (12 - 20 tahun) = 20 orang b) Remaja putra (12 - 20 tahun) = 20 orang c) Dewasa putri (21 – 55 tahun) = 20 orang d) Dewasa putra (21 - 55 tahun) = 20 orang