• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti ada beberapa macam, di antaranya adalah:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh peneliti yang bekerja sama dengan guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 serta disesuaikan dengan proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari

5 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2× 40 menit atau sama dengan 80 menit.

Secara garis besar alokasi waktu pada setiap Kompetensi Dasar adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Pedoman alokasi waktu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap Kompetensi Dasar

No Kompetensi Dasar Alokasi Waktu 1. 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, dan

bagian-bagiannya.

2× 40 menit 2. 5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok. 2× 40 menit 3. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume

kubus dan balok.

6× 40 menit

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara menyeluruh untuk setiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk

mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat (Azhar, 1993). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan fasilitas yang diberikan oleh guru sebagai media dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ini. Masalah yang disajikan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) dikemas sedemikian rupa sehingga mengacu pada indikator komunikasi matematik siswa yang diteliti yaitu kemampuan memberikan alasan yang rasional terhadap suatu ide atau gagasan, kemampuan merancang bentuk uraian ke dalam model matematika, kemampuan merancang ide dan gagasan ke dalam model matematika, dan kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika menggunakan model matematika.

Lembar Kerja Siswa (LKS) ini disusun sesuai dengan pedoman penyusunan masalah pada LKS (kisi-kisi). Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dilihat pada lampiran. Pedoman penyusunan masalah dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman penyusunan LKS No Kegiatan Kisi-kisi

LKS pertemuan pertama

Kegiatan 1 Menentukan nama-nama bangun ruang dengan melihat gambar

Kegiatan 2 Menentukan sisi, rusuk, dan titik sudut kubus maupun balok

Kegiatan 3 Menentukan rusuk-rusuk yang sejajar pada bangun ruang (kubus dan balok)

Kegiatan 4 Menentukan diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal

Kegiatan 5 Menentukan sifat-sifat kubus dan balok LKS pertemuan kedua

Kegiatan 2 Mengenal model kerangka kubus dan balok, membuat model jaring-jaring kubus dan balok

LKS pertemuan ketiga

Kegiatan 1 Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok Kegiatan 2 Menghitung luas permukaan kubus dan balok

LKS pertemuan keempat

Kegiatan 1 Menemukan rumus volume kubus dan balok Kegiatan 2 Menghitung volume kubus dan balok

LKS pertemuan kelima

Kegiatan 1 Menentukan rumus luas permukaan dan volume kubus serta balok jika ukurannya berubah Kegiatan 2 Menghitung luas permukaan dan volume kubus

serta balok jika ukurannya berubah

2. Tes Tertulis (Tes Prestasi Belajar Siswa)

Amir dalam Arikunto (2015: 46) mengatakan tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Teknik pengumpulan data dengan tes tertulis ini digunakan untuk memperoleh nilai hasil ulangan harian siswa atau nilai tes prestasi belajar siswa yang kemudian digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes ini diberikan untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Berikut ini merupakan kisi-kisi tes prestasi belajar siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan:

Standar kompetesi:

5. Memahami sifat sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar:

5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok. Tabel 3.3 Kisi-kisi tes prestasi belajar siswa

No Indikator Tingkat Kesukaran No Soal Mudah Sedang Sukar

1. 5.1.1 Menentukan nama berbagai macam bangun

ruang

1.a

2. 5.1.2 Menentukan sisi, rusuk, dan titik sudut kubus maupun balok.

1.b

1.c

3. 5.1.5 Menentukan diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal.

1.d

1.e

4. 5.2.2 Menghitung panjang seluruh rusuk kubus dan balok.

2

5. 5.3.1 Menghitung luas permukaan kubus dan balok.

3

4

6. 5.3.2 Menghitung volume kubus dan balok.

5

6

7. 5.3.3 Menghitung luas permukaan kubus dan balok jika ukuran rusuknya berubah.

7

Jumlah soal 7

3. Lembar Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode tersebut ditandai oleh pengamatan tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, dan membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang diamati (Purwanto, 2009: 149). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui aktivitas guru dan siswa di dalam

kelas dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa di dalam kelas yang akan diisi oleh 4 orang observer. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa di dalam kelas terdiri dari lembar observasi untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan untuk mengamati komunikasi matematik lisan maupun tertulis pada siswa. Lembar observasi yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran berupa tabel dengan isian berbentuk checklist dengan pilihan 1 untuk “tidak terlaksana”, 2 untuk “terlaksana dengan cukup baik”, 3 untuk “terlaksana dengan baik”, dan 4 untuk “terlaksana dengan sangat baik”. Sedangkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati komunikasi matematik siswa secara lisan maupun tertulis berupa tabel dengan isian berbentuk

checklist dengan pilihan 1 untuk “tidak dilakukan”, 2 untuk “dilakukan

namun kurang tepat”, 3 untuk “dilakukan, tepat, namun belum maksimal”, dan 4 untuk “dilakukan dengan baik dan tepat”. Berikut ini merupakan kisi-kisi atau pedoman penyusunan lembar observasi aktivitas guru dan siswa di kelas.

Tabel 3.4 kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa di kelas yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran

No. Kisi-kisi Indikator 1. Aktivitas guru di dalam

kelas

Guru membuka pembelajaran dengan baik. Guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru menyiapkan siswa untuk proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Guru memberikan Lembar Kerja Siswa. Guru membimbing jalannya proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.

Guru memastikan kepemahaman siswa terkait materi kubus dan balok.

Guru menutup pembelajaran dengan baik. 2. Sikap dan tanggapan

siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa aktif dalam diskusi kelompok Siswa aktif dalam pembelajaran.

Siswa saling bekerja sama dalam kelompok. Siswa mempresentasikan hasil kerja. Siswa aktif menanggapi pendapat orang lain Siswa mengerjakan LKS.

Siswa menuliskan jawaban di papan tulis. Siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

Tabel 3.5 kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa di kelas yang digunakan untuk mengamati komunikasi matematik siswa

No Kisi-kisi Indikator 1. Komunikasi matematik

secara lisan

Siswa mengkomunikasikan ide dan gagasan nya dengan tepat dan baik.

Berdiskusi dengan kelompok dalam menentukan penyelesaian masalah.

Memahami konsep matematika yang diberikan.

2. Komunikasi matematik secara tertulis

Siswa menuliskan kalimat matematika dengan tepat.

Memahami konsep matematika yang diberikan dan mampu menuliskannya. Menuliskan penyelesaian masalah dengan menggunakan bahasa matematika yang tepat.

4. Angket Respon Siswa

Susilo Rahardjo dan Gunanto dalam Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 203) berpendapat bahwa angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara memahami siswa dengan mengadakan komunikasi

tertulis, dengan memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden secara tertulis juga. Angket respon siswa dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Data angket ini memperkuat data yang diperoleh berdasarkan observasi. Angket ini terdiri dari 20 butir pertanyaan dan siswa diminta mengisi kolom yang disediakan dengan memberi tanda (√) pada alternatif jawaban selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Pernyataan yang ada pada angket merupakan pernyataan positif dan negatif. Besar skor pada pernyataan positif yaitu 4 untuk pilihan „selalu‟, 3 untuk pilihan „sering‟, 2 untuk pilihan „jarang‟, dan 1 untuk pilihan „tidak pernah‟. Sedangkan untuk pernyataan negatif yaitu 1 untuk pilihan „selalu‟, 2 untuk pilihan „sering‟, 3 untuk pilihan „jarang‟, dan 4 untuk pilihan „tidak pernah‟.

Aspek yang ditanyakan dalam angket ini adalah sikap dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) yang di dalamnya mengandung aktivitas komunikasi

matematika secara lisan dan aktivitas komunikasi matematika secara tertulis secara umum. Sebaran item angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Rancangan Penyusunan Angket Respon Siswa

Aspek yang diamati Nomor item Positif Negatif Sikap dan tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) 3, 4, 8, 5, 11, 17, 19, 12, 9, 1 6, 14, 20, 7, 13, 15, 18, 2, 10, 16 Total 20

5. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberikan kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan (Arikunto, 2015: 44). Bentuk wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah bentuk wawancara bebas terpimpin dimana peneliti bebas memberikan pertanyaan yang mendukung untuk penelitian kepada respon sesuai dengan pedoman wawancara. Komponen wawancara yang terkait dengan permasalahan peneliti antara lain:

a. Mengetahui pendapat siswa terkait proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang

telah di lakukan.

c. Mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berkaitan dengan komunikasi matematika secara tertulis.

d. Mengetahui kesulitan siswa dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya secara lisan kepada orang lain.

e. Mengetahui kesulitan siswa dalam menanggapi ide dan gagasan orang lain.

Dokumen terkait