• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intelijen Negara

Mengeluarkan orang-orang yang berada di tingkat

manajerial yang bekerja tidak berdasarkan tujuan atau diluar parameter pengaturan yang baru.

Studi Kasus: Reformasi Dinas Intelijen di Eropa

Timur - Pengawasan Publik atas Dinas Intelijen di

Rumania

54

Rumania, pada tahun 1991, meloloskan Hukum Keamanan Nasional yang memungkinkan para warga negara untuk mengajukan keluhan terhadap jaksa penuntut yang mengeluarkan surat perintah untuk mengesahkan akitivitas-aktivitas yang secara tidak adil disasarkan kepada warga negara. Lebih jauh, ditetapkan pula bahwa setiap warga negara ‘yang merasa bahwa hak-hak atau kebebasannya telah dirusak melalui penggunaan cara-cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dapat memberitahukan pada komisi permanen untuk pertahanan dan tatanan publik pada kedua majelis parlemen.55 Warga negara juga memiliki kemungkinan untuk mengajukan keberatan langsung kepada Dinas Intelijen Rumania (SRI). Hanya berselang dua tahun sejak hukum diloloskan, komite menangani beberapa keluhan dan melakuka investigasi terkait. Sebagai hasilnya, beberapa personil SRI diajukan ke pengadilan. Namun demikian, media di Rumania seringkali enggan/ragu untuk memulai investigasi internal dan komite SRI. Peran mereka juga problematis karena mereka tidak memiliki strategi profesional dan sebagai suatu institusi yang masih muda yang didominasi oleh fokus kepentingan ekonomi. Media dipengaruhi lebih jauh oleh para pejabat Kantor Keamanan (Securitate),

11. Studi Kasus di Eropa

Ibid. 52

Ibid. 53

Watts, Larry L., ‘Control and Oversight of Security Intelligence in Romania.’

54 In Democratic Control of Intelligence Services –

Containing Rogue Elephants, edited by Hans Born and Marina Caparini. Burlington: Ashgate, 2007. Ibid. 55 Ibid. 56 Ibid. 57

Lihat Tool 6 Tentang

Reformasi Intelijen dan Badan

yang setelah revolusi memasuki pers atau sebenarnya memperoleh koran-koran. Di beberapa kasus, mereka mengajarkan penipuan, disinformasi, dan pemerasan. Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) mengidentifikasikan hal yang terakhir sebagai masalah utama media di Rumania. Baik pengamat dari barat atau dalam Rumania sendiri mengkritik standar reportase yang rendah dari media cetak. ‘Dalam suatu studi komparatif tahun 1999 terhadap pers Albania, Bulgaria, Krosia dan Rumania, IFJ menilai media cetak Rumani yang paling tidak bertanggung jawab dan paling tidak profesional.56

Walaupun SRI mulai mengembangkan sebuah situs-web pada akhir 1990an, proyek tersebut dipeti-eskan sampai 2001. Dewasa ini, situs tersebut berisi komunike SRI dan informasi tentang SRI, sejarah dan kreditnya, sistem pendidikan dan peluang karir, juga sebagian besar liputan pers. Bahkan versi tidak rahasia dari laporan tahunan SRI dan laporan spesial untuk komite pengawasan disediakan di situs-web begitu dikeluarkan oleh parlemen.

Kepemimpinan SRI paska-2000 mengidentifikasikan kekurangan besar akan ekspertis dalam bidang keamanan yang berkaitan dengan intelijen dan fungsi legitimnya di tengah-tengah masyarakat sipil sebagai unsur pembentuk salah satu tantangan paling siginifikan bagi performasi efektif SRI.57

Permasalahannya berhubungan dekat dengan kekurangan ahli pertahanan sipil. Untuk menangani masalah ini, SRI menciptakan Kolese Keamanan Nasional Tinggi (HNSC –Higher National Security

College) yang didirikan di atas basis Kolese Pertahanan

Nasional (National Defence College) untuk membantu menciptakan suatu komunitas pertahanan sipil. ‘HNSC menentukan instruksi tentang isu-isu keamanan dan intelijen kepada otoritas publik dan anggota parlemen, struktur intelijen lainnya, organisasi sipil, (terutama mereka yang peduli dengan pertahanan dan keamanan), jurnalis, dan analis independen.58

Dalam 2003, SRI bahkan mendukung pendirian suatu Pusat Informasi bagi Komunitas Keamanan yang menyediakan informasi publik tentang persyaratan keamanan dan standar kenaggotaan NATO.

Transformasi Dinas Rahasia Polandia

59

Sejarah dinas rahasia Polandia paska 1989 dicirikan oleh skandal, kebocoran, falsifikasi, manipulasi, dan dan tindakan yang dipertanyakan legalitasnya. Dinas tersebut tidak hanya dituduh mengacaukan dan mencampuri aktivitas politik individu dan organisasi, tetapi juga mengorganisir dan merepresi partai-partai politik, menyulut beragam peran media, menyebarkan rumor fitnah, mengilhamkan dan/atau menghalangi pengaturan legal dan menyulut aktivitas ekonomi yang tidak jelas. Dinas tersebut tidak hanya menginfiltrasi kelompok politik, tetapi juga menggunakan unsur-unsur sektor media untuk tujuannya sendiri. Walaupun beberapa politisi terkemuka menuduh dinas tersebut sudah keliru dan investigasi untuknya diluncurkan, hukuman jarang sekali tercapai. Sayangnya, Polandia tidak memiliki kebijakan intelijen yang benar-benar merefleksikan kepentingan masyarakat. Bukannya sitem tata-kelola yang baik, disana terdapat suatu sistem non-akuntabilitas yang terinstitusionalisasi. Ini juga dapat dianggap sebagai negara lunak, yaitu

Ibid. 58

Zybertowicz, Andrzej. ‘Transformation of the Polish Secret Services: From Authoritarian to Informal Power Networks.’

59 In Democratic

Control of Intelligence Services – Containing Rogue Elephants, edited by Hans Born and Marina Caparini. Burlington: Ashgate, 2007. [..’Transformasi Dinas Rahasia Polandia: Dri Otoritaran ke jaringan Kekuasaan Informal.’ Dalam Kontrol Demokratis atas Dinas Intelijen – Membendung Gajah-Gajah Beringas.]

Bozhilov, Nikolai. ‘Reforming the Intelligence Services in Bulgaria: The Experience of 1989-2005.’ In Democratic Control of 60

Intelligence Services – Containing Rogue Elephants, edited by Hans Born and Marina Caparini. Burlington: Ashgate, 2007. Ibid.

negara yang tidak mampu memulai jalannya sendiri akan pertumbuhan. Saat ini, tidak jelas apakah dinas tersebut berada di bawah mekanisme pengawasan demokratis oleh para pemimpin demokratis, atau justru dinas tersebut masih menjalankan kontrol yang besar terhadap sistem. Pertanyaannya tinggal apakah sistem Polandia akan menjadi suatu demokrasi yang benar-benar mampu yang didasari oleh masyarakat sipil yang kuat, atau apakah ia akan tetap menjadi suatu sistem kekuasaan yang formalistik, diatur hanya atas dasar pendekatan top-down.

Mereformasi Dinas Intelijen di Bulgaria

60

Dinas intelijen Bulgaria mengadapi tantangan berat dalam proses rekonstruksinya. Beberapa metode yang diterapkannya sejak dari masa Perang Dingin da korupsi masih menjadi permasalahan serius di agensi tertentu. Kerja operasional agensi perlu ditingkatkan menuju keamanan informasi yang lebih baik dan menjaga jarak dari infiltrasi kepentingan korporat. Selain itu, suatu landasan hukum yang memadai perlu dibentuk yang menjamin akses anggota masyarakat ke informasi dasar. Sayangnya, kebanyakan agensi masih sangat enggan untuk berkolaborasi dengan LSM dan akademisi. Agen intelijen Bulgaria menghadapi kekurangan diskusi dan debat dengan ekspertis dari kalangan sipil tentang topik intelijen dan kekurangan parah akan kontak dengan organisasi intelijen barat. Personil intelijen masih tidak mendapatkan kesempatan untuk berlatih di markas intelijen gabungan atau dalam operasi intelijen gabungan. Berkaitan dengan hubungan sektor intelijen dan masyarakat, faktor-faktor komunikasi memerlukan perhatian khusus. ‘Komunikasi dengan masyarakat secara keseluruhan telah senantiasa menjadi permasalahan bagi agensi intelijen Bulgaria.’61

Masalah ini tidak terutama behubungan dengan sifat rahasia aktivitas agensi tersebut, tetapi dengan keengganan para pemimpinnya untuk mengizinkan

masyarakat/publik memperoleh pendangan yang lebih baik tentang apa yang dilakukan oleh dinas dan membuat aktivitas mereka lebih akuntabel.

Sayangnya, pimpinan intelijen tidak pernah menuntut setidaknya suatu laporan yang setidaknya teratur walaupun terbatas kepada masyarakat. Namun demikian, media telah memperlihatkan suatu kepentingan yang kuat atas kerja agensi intelijen. Amat disayangkan, prosedur investigasi dan pelaporan mereka seriingkali cacat dan tidak bertanggung jawab, yang mengakibatkan agen intelijen tersebut menjadi sangat berhati-hati dalam hubungannya dengan media.

Pada poin ini, penting ditekankan bahwa kerjasama internasional bagi agensi intelijen merupakan pendorong perubahan yang paling kuat. Intelijen Bulgaria bersama-sama dengan NATO, yang dimulai semenjak krisis Kososvo, telah menjadi salah satu komponen terpenting bagi integrasi Bulgaria di masa yang akan datang ke dalam Aliansi Atlantik-Eropa. Masuknya Bulgaria ke NATO pada 2004 merupakan permulaan penataan-ulang sistem intelijen Bulgaria di masa yang akan datang.

12. Daftar Pustaka

Africa, Sandy dan Siyabulela Mlombile. Transforming the Intelligence Services: Some Reflections on the South African Experience. Proyek Universitas Harvard tentang Keadilan di Masa-Masa Peralihan. 15 Oktober 2001

Born, H., Fluri dan Ph., Johnsson, A. (Ed.). Parliamentary Oversight of the Security Sector; Principles, Mechanisms and Practices (Pengawasan Parlementer atas sektor Keamanan; Prinsip, Mekanisme dan Praktik). Jenewa: IPU/DCAF, 2003.

Daftar Istilah UNDP. Tersedia di: http://www.undp.org/ bdp/pm/chapters/glossary.pdf

Dasar-Dasar Keamanan Nasional Lithuania, 1996 Hänggi, H. “Making Sense of Security Sector

Governance (Memahami Tata-Kelola Sektor Keamanan)”. Dalam Hänggi, H., Winkler, T. (Ed.). Challenges of Security Sector Governance Tantangan Tata-Kelola Sektor Keamanan. Berlin/ Brunswick, NJ: LIT Publishers, 2003.

Hukum Agensi Intelijen dan Keamanan Bosnia Herzegovina

Hukum tentang Pertahanan Slovenia, 28 Desember 1994

Jerman Bundestag Secretariat of the Parliamentary Control Commission ([Sekretariat DPR/lower house Jerman dari Komisi Kontrol Parlementer, PKGR). Parliamentary Control of the Intelligence Services in Germany (Kontrol Parlementer atas Dinas Intelijen di Jerman). Berlin: Bundespresseamt, 2001. Komite Intelijen dan Keamanan Inggris. Laporan

Tahunan 2001-2

Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa

Laporan dari Pengawas Finansial dan Auditor-Jenderal tersebut, Thames House and Vauxhall Cross, Periode HC 1999-2000, 18 Februari 2000. Tersedia di: http://www.nao.org.uk/publications/ nao_reports/9900236.pdf

Laporan Komite Intelijen dan Keamanan Inggris 2002-2003

Laporan Tahunan Dewan Keamanan dan Intelijen

Belanda (2003), tersedia di:http://www.minbzk. nl/contents/pages/9459/annual_report_2003_ aivd.pdf

Leigh, I. “More Closely Watching the Spies: Three Decades of Experiences (Lebih Dekat Mengamati Para Pengintai: Pengalaman Tiga Dekade)”. Dalam Born, H., Johnson, L., Leigh, I. Who’s watching the Spies? Establishing Intelligence Service Accountability (Siapa yang Mengamati para Pengintai? Membangun Akuntabilitas Dinas Intelijen). Dulles, V.A: Potomac Books, INC., 2005 Lillich, R. B. “The Paris Minimum Standards of Human

Rights Norms in a State of Emergency”. American Journal of International Law. Vol. 79. 1985

Lustgarten, L, Leigh, I. In From the Cold: National Security and Parliamentary Democracy. Oxford: Oxford University Press, 1994.

Schreier, Fred. Hans Born dan Marina Caparini (Editor). The Need for Efficient and Legitimate Intelligence, in Democratic Control of Intelligence Services: Containing Rogue Elephants (Perlunya intelijen yang Efisien dan Legal dalam Kontrol Demokratis atas Dinas Intelijen: Membendung Gajah Merah). Hampshire: Ashgate , 2007.

Parliamentary Assembly of the Council of Europe. Recommendation 1402. Laporan tersedia online di: http://assembly.coe.int/Documents/AdoptedText/ ta99/EREC1402.htm

OSCE. Code of Conduct on Politico-Military Aspects of Security (Kode Etik tentang Aspek-Aspek Politiko-Militer Kemanan). 1994.

OECD. Development Assistance Committee, Development Co-operation Report 2000 (Komite Asisten Pembangunan, Laporan Kerjasama Pembangunan 2000). Laporan tersedia online di: http://www.oecd.org/home/

Siracusa Principles on the Limitation and Derogation Provisions dalam International Covenant on Civil and Political Rights. UN Doc, E/CN.4/1985/Annex 4. Tersedia di: http://www1.umn.edu/humanrts/ instree/siracusaprinciples.html

Situs Dinas Intelijen Jerman (Bundesnachrichtendienst) di http://www.bundesnachrichtendienst.de/ auftrag/kontrolle.htmBundeshaushaltsordnung

UNDP. Development Report 2002: Deepening Democracy in a Fragmented World (Laporan Pembangunan 2002, Memperdalam Demokrasi di Dunia yang Terfragmentasi). Laporan tersedia online di: http://hdr.undp.org/reports/global/2002/en Undang-Undang Otoritas Keamanan Estonia diloloskan

pada 20 Desember 2000

Undang-Undang Agensi Intelijen dan Kemanan Belanda 2002

Undang-Undang Intelijen Strategis Nasional 1994 dari Republik Afrika Selatan.

Undang-Undang Inspektur-Jenderal Keamanan dan Intelijen 1986.

Born, Hans & Ian Leigh. 2007. Mendorong Akuntabilitas Intelijen: Dasar Hukum dan Praktik Terbaik dari Pengawsan Intelijen. Jakarta: DCAF, FES & Kementeriaan Luar Negeri Republik Federal Jerman.

Born, H., Fluri, Ph., Johnsson, A. (peny.) 2003. Parliamentary Oversight of the Security Sector; Principles, Mechanisms and Practices. Geneva: IPU/DCAF.

Hänggi, H., Winkler, T. (peny.) 2003. Challenges of Security Sector Governance. Berlin/Brunswick, NJ: LIT Publishers.

Leigh, I. 2005. ‘More Closely Watching the Spies: Three Decades of Experiences’, dalam: Born, H., Johnson, L., Leigh, I., Who’s watching the Spies? Establishing Intelligence Service Accountability. Dulles, V.A.: Potomac Books, INC.

Lillich, R. B., 1989. ‘The Paris Minimum Standards of Human Rights Norms in a State of Emergency’, American Journal of International Law, Vol. 79. Lustgarten, L, Leigh, I, 1994. In From the Cold: National

Security and Parliamentary Democracy. Oxford: Oxford University Press.

Schreier, Fred. 2007. The Need for Efficient and Legitimate Intelligence, in Democratic Control of Intelligence Services. Containing Rogue Elephants, edited by Hans Born and marina Caparini, Hampshire, Ashgate.

Siracusa Principles on the Limitation and Derogation Provisions dalam International Covenant on Civil and Political Rights (UN Doc, E/CN.4/1985/Annex 4), tersedia di: http://www1.umn.edu/humanrts/ instree/siracusaprinciples.html

OECD, Development Assistance Committee, Development Co-operation Report 2000. Laporan tersedia di: http://www.oecd.org/home/

OSCE, Code of Conduct on Politico-Military Aspects of Security, 1994.

UNDP, Development Report 2002, Deepening democracy in a fragmented world. Laporan tersedia online di: http://hdr.undp.org/reports/ global/2002/en

Dokumen terkait