• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

33 Pencahayaan yang digunakan dalam perancangan interior music center ini yaitu pencahayaan buatan. Persyaratan secara

umum pencahayaan adalah mudah pemasangan, mudah

perawatan, tahan lama, dan sesuai tema. Tingkat penerangan

disesuaikan dengan kegiatan dalam masing-masing ruang.

Bentuk pencahayaan juga sesuai dengan fungsi dan kegiatan ruang. Sebagai tujuan adanya sumber cahaya didalam ruang, dijelaskan sebagai berikut.

1). Cahaya memungkinkan penghuni bergerak dan berjalan

secara mudah dan aman.

2). Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan

penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan tepat.

3). Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik terhadap prestasi.

(Kusudiajo Hadinoto , 1978:37)

Yang dimaksud dengan pencahayaan buatan ialah penerangan yang berasal dari cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu. (J.Pamudji Suptandar , 1999:225)

Pada umumnya sumber cahaya buatan yang kita gunakan dalam perencanaan interior adalah pencahayaan lampu listrik. Seperti dijelaskan dalam Human Faktor Design Hand book bahwa, “Cahaya buatan dipakai apabila tidak cukup cahaya alami untuk dapat digunakan melihat pekerjaan yang diinginkan dan

commit to user

34 atau apabila untuk mengendalikan warna cahaya pada suatu ruangan tertentu”. (Wesly E woodson, 981:149)

Pencahayaan lampu tersebut dapat digunakan sebagai sumber cahaya bagi kegiatan sehari-hari dan menciptakan unsur

keindahan dalam desain suatu ruangan. Kita banyak

menggunakan cahaya buatan pada perancangan interior suatu bangunan untuk menciptakan suatu kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan kebutuhan dan fungci ruangan tersebut, agar menimbulkan kenyamanan bagi penghuninya.

Contoh sumber cahaya buatan antara lain adalah: 1). Lampu Pijar (incandescent)

Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifusikan cahaya.

2). Lampu Fluorescent

Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp) maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah.

commit to user

35 Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.

Gambar 2.8 Lampu Fluorescent

(Sumber : http://elektronika-dasar.web.id)

3). Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps)

Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit (untuk menguapkan merkuri) sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal-halida.

commit to user

36 Gambar 2.9

Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps) (Sumber : http://www.lightingever.de/)

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam

pencahayaan, dipakai beberapa type lampu antara lain yaitu: 1). Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan

sebesar 100o – 180o

2). LED Strip Light, lampu ini mirip seperti kabel roll menyala. Lampu ini dapat dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan. 3). Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang menyebar,

sehingga tidak banyak menimbulkan bayangan.

4). Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari 100o

5). Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan pengoperasian.

commit to user

37 7). Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa

reflector.

8). Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut

pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki

9). Effects Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan obyeknya

10). Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya.

Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan (iluminasi) yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi :

1). Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting )

Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena

itu sistem ini mengakibatkan penyinaran efektif,

menimbulkan kontras dan bayangan, terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan.

2). Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct lighting )

commit to user

38 Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya

menerangi langit-langit dan dinding yang juga

memantulkan cahaya karena obyek tersebut. 3). Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting )

Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut.

4). Sistem pencahyaan setengah tak langsung ( semi indirect lighting )

Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil.

5). Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting )

Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan

commit to user

39 cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan: penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan, tidak menyilaukan.

Ditinjau dari sistem perletakannya, perletakan sumber cahaya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

1). Cornice, adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara ceiling dan dinding. Sumber cahaya dihasilkan dari flourescent tube (sebagai sumber cahaya pantul).

2). Recessed in ceiling, adalah suatu sumber pencahayaan yang difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber cahaya dihasilkan dari incandescen lamp.

3). Attached to ceiling, adalah penempatan lampu pada

permukaan ceiling sebagai penerangan umum.

4). Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara digantung berfungsi sbagai penerangan umum.

5). Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup dengan screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent lamp.

6). Soffit adalah suatu pencahayaan yang dipakai sebagai penerangan pada lekukan dinding yang penerangannya dari flourescent lamp.

commit to user

40 7). Cove lighting merupakan suatu pencahayaan yang dipakai

sebagai efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang diarahkan ke permukaan ceiling.

8). Valance lighting adalah suatu pencahayaan yang

pemasangannya pada dinding yang penyinarannya diarahkan ke permukaan ceiling secara langsung. Sumber cahaya jenis flourescent lamp yang disembunyikan dibalik frame.

9). Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang dipasang pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau dekorasi.

b. Penghawaan

Penghawaan mempunyai peranan penting pada kebutuhan udara yang optimal dalam ruangan termasuk kelembaban udara dalam ruang. Seperti dijelaskan bahwa “Penanganan sistem ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor kelambapan agar

memenuhi unsur kenyamanan dalam ruang”. (Pamudji

Suptandar , 1982:62 ).

Penghawaan dalam music center ini menggunakan penghawaan buatan atau ventilasi buatan. Pengertian dari ventilasi buatan yaitu “penghawaan yang diperoleh secara buatan atau mengalami proses mekanisme”. (Pamudji Suptandar, 1982:83)

Ventilasi buatan ini terdiri dari dua macam, sepeti dijelaskan Pamudji Suptandar di bawah ini .

commit to user

41 1). Exhoust yaitu mekanisme dari kipas angin dengan sisitim

menggerakkan udara denagan tidak mengurangi

kelembapan udara alam.

2). A.C. yaitu sisitim mekanisme memasukkan udara segar dengan termperatur maupun kelembapan tertentu. A.C.

dipakai apabila ventilasi alam tidak memenuhi

persyaratan; polusi udara, polus suara, dan apabila ingin mendapatkan kelembapan udara yang konstan.

3). Selanjutnya dijelaskan pengertian jenis A.C tersebut oleh Pamudji Suptandar dalam bukunya interior desain yang menyebutkan .

4). Window unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan pada ruang-ruang kecil dimana sistim mekaniknya terdapat pada satu unit yang kompak. Pemasangan unit tersebut bisa pada jendela bagian atas maupun bawah pada dinding sebagai ornamen hiasan.

5). Split unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan untuk satu atau beberapa ruang, sedangkan perlengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang. Unit ini berdiri sendiri pada lantai dengan bentuknya yang indah sepadan dengan furniture lain yang merupakan ornamen.

6). Package Unit yaitu Jenis AC yang dipergunakan dalam satu ruang yang cukup luas seperti restoran, super market dan sebagainya. Perlengkapan evaporator dan condensor

commit to user

42 terpisah dan tersendiri. Unit ini bisa berdiri sendiri atau built-in, sehingga dapat menambah keserasian dalam ruangan.

7). Central Unit yaitu, jenis yang dipergunakan untuk ruang yang luas sekali seperti restoran pekantoran, gedung teater, shopping center. Perlengkapan keseluruhan terletak di luar ruangan kemudian didistribusikan ke masing-masing ruang melalui ducting dan berahkir dengan diffuser.

(Pamudji Suptandar, 1982:83) c. Akustik

Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana suatu ruang/medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri yang sensasinya dirasakan oleh telinga.

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Akustik pada bangunan dengan fungsi sebagai auditorium konser memiliki sejumlah persyaratan dengan memperhatikan

commit to user

43 tingkat acoustic pressure level, perlu tidaknya isolasi suara/bunyi, dan konsep dari masing-masing ruang yang ada.

Pengaturan bunyi sangatlah penting dalam sebuah auditorium karena untuk meredam suara supaya tidak keluar dari ruangan dan tidak mengganggu. Dengan mempergunakan bahan penyerap bunyi pada lantai,dinding,dan ceiling yang sesuai dengan kebutuhan ruang.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung, bunyi pantul dan bunyi serap.

1). Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran. 2). Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara

yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang pantul.

3). Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi.

(Prasasto Satwiko, 2004:129)

Klasifikasi bahan penyerap bunyi yang sering digunakan pada auditorium, diantaranya adalah :

1). Bahan Berpori

Contoh: fiber board, mineral wood, dan soft plester. 2). Penyerap Panel

commit to user

44 Contoh : panel kayu, plastic board, langit-langit, plesteran yang digantung, lantai kayu, plat logam.

6. Sistem Keamanan

Sistem keamanan adalah sistem yang mendukung tingkat kenyamanan fugsi bangunan/ruang. Sistem keamanan diperhatikan pada dua aspek, yaitu sistem keamanan dari tindak kriminal dan keamanan dari bencana seperti kebakaran. Masing-masing aspek memiliki jalan keluarnya. Sistem keamanan dari tindak kriminal menggunakan pos keamanan, kamera CCTV, adanya tombol panik/tombol darurat dan sebagainya. Untuk keamanan bencana dengan adanya pintu darurat, jalur evakuasi, sirine, detektor api dan pemadam api.

Dokumen terkait