• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Pengambilan Informasi dari Citra

Di dalam pengambilan informasi dari citra terdapat 5 kategori sebagai berikut.

a) Klasifikasi, yaitu suatu proses untuk mengklasifikasi informasi berdasarkan sifat-sifat spektral, spasial, dan temporal dari citra. b) Deteksi perubahan, berdasar atas pengambilan citra dalam waktu yang

berbeda.

c) Ekstraksi dari keadaan kuantitas sifat-sifat fisik citra, yaitu ekstraksi informasi berdasar hasil pengukuran kuantitas sifat fisik citra, seperti temperatur dan elevasi dari keadaan spektral, stereo, dan sebagainya.

d) Ekstraksi dari aplikasi penerapan metode baru pada citra. Informasi didapat dengan menerapkan metode komputasi baru penentuan indeks seperti indeks vegetasi dari citra satelit.

e) Aplikasi untuk pendeteksian topik khusus. Pengkhususan topik dari hasil identifikasi unsur-unsur yang mempunyai sifat spesifik, seperti arkeologi, bencana, dan sebagainya.

2) Interpretasi Citra Secara Visual

Interprestasi citra secara visual, yaitu penafsiran secara intensif atas suatu citra yang dilaksanakan secara menyeluruh untuk mengidentifikasi, menginterpretasi, dan menyimpulkan hasil penafsiran kenampakan dari unsur-unsur pada citra tersebut. Selanjutnya, kenampakan citra dipergunakan untuk memberikan informasi guna mengenal daerah cakupan citra tersebut.

3) Proses Interpretasi Citra

Proses interpretasi citra adalah proses pengambilan informasi, baik kualitatif maupun kuantitatif dari citra. Caranya dengan memperhatikan

pengetahuan maupun pengalaman untuk mengenal sifat-sifat unsur yang terkandung dengan menerapkan kunci-kunci pengenalan objek (rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, bayangan, pola, dan asosiasi).

a) Rona dan warna

Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. Rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.

Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Contohnya, objek tampak biru karena memantulkan saluran biru. Bila objek menyerap sinar biru, maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah.

Rona hanya menyajikan tingkat kegelapan di dalam wujud hitam putih, sedangkan warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka, yaitu tingkat kegelapan di dalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga dan lainnya. Itulah sebabnya rona dan warna sangat penting di dalam mengenali objek.

Tiap objek tampak pertama kali pada citra berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkan rona atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran, dan bayangannya.

b) Ukuran

Ukuran adalah atribut yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan vol-ume. Di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya. Contohnya:

(1) ukuran rumah mukim dicirikan lebih kecil bila dibanding dengan kantor atau industri;

(2) lapangan olahraga dicirikan bentuknya segi empat dan ukurannya adalah:

(a) lapangan sepak bola 80 m x 100 m; (b) lapangan tenis 15 m x 30 m; (c) lapangan bulu tangkis 8 m x 15 m. c) Bentuk

Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja. Contoh:

(1) gedung sekolah umumnya berbentuk huruf I, L, U, atau berbentuk empat dan segi panjang;

(2) tajuk pohon kelapa, palma berbentuk bintang, tajuk pohon bambu berbentuk buku-buku; tajuk pohon pinus berbentuk kerucut;

d) Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan istilah kasar dan halus. Contohnya, hutan bertekstur kasar, sedangkan tanaman padi bertekstur halus.

e) Bayangan

Objek atau gejala yang berletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar. Bayangan merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru lebih tampak dari bayangannya. Contoh:

(1) cerobong, menara tinggi, lebih tampak dari bayangannya; (2) gawang sepak bola, lebih tampak dari bayangannya. f) Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri bagi banyak objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh:

(1) pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis tanah; (2) permukiman transmigrasi dicirikan dengan pola teratur, ukuran rumah

dan jaraknya seragam. g) Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lain. Contoh:

(1) stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api; (2) gedung sekolah dengan asosiasinya lapangan olahraga.

4) Jenis Data Penginderaan Jauh

Data penginderaan jauh, meliputi sebagai berikut.

a) Data digital, yaitu data dalam bentuk angka sehingga kadang-kadang disebut data numerik. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan komputer.

b) Data analog, yaitu data dalam bentuk gambar tau foto.

Citra data digital (digital image data), yaitu citra yang terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam grup. Sel-sel tersebut dinamai pixel yang mempunyai nilai intensitas dari bagian target dalam bentuk bilangan integer. Perubahan nilai keabuan untuk menjadi grup sel-sel dengan bilangan integer disebut sampling. Grup sel-sel inilah yang disebut digi-tal image. Untuk mendapatkan data analog menjadi integer data, disebut proses kuantiti (quantization). Integer adalah bilangan atau angka bulat.

5) Format Data

Citra satelit umumnya terdiri dari beberapa band dalam grup yang terdiri dari jumlah pixel dan line (kolom & baris). Untuk data dengan multiband ada 3 jenis format yang umum, yaitu sebagai berikut.

a) Format BSQ (Band Sequential). Masing-masing band (band 1, 2, dan 3 ...n) dalam grup pixel dan line yang terpisah.

b) Format BIL (Band Interleaved by Line), yaitu band 1, band 2, band 3 dan band n disusun dalam masing-masing baris.

c) Format BIP (Band Interleaved by Pixel), yaitu beberapa band data yang disajikan dalam susunan masing-masing pixel dan band dalam susunan kolom.

6) Data Masukan

Masukan data digital citra umum-nya direkam dalam media CCT (Com-puter Compatible Tape), seperti SPOT, Landsat-TM, NOAA-HVHR, dan sebagainya. Selain itu juga direkam dalam media CD- ROM (Compact Disk-Read Only Memory). Adapun konversi data analog (berupa foto citra) discan dengan alat penyiam (scanner).

7) Inderaja Aktif

Radar (Radio Detection and Ranging) adalah suatu alat yang dapat mengirim dan menerima energi gelombang elektromagnetik (EL). Dikarenakan radar dapat mengirim energi tersebut maka disebut inderaja aktif. Radar mendeteksi objek berdasarkan jarak tempuh gelombang dan posisi objek. Karena gelombang elektromagnetik (EL) yang dipergunakan adalah gelombang panjang, maka radar dapat menembus awan (butir awan lebih pendek dari panjang gelombang radar).

4. Langkah-Langkah untuk Mendapatkan Data

Geografi dari Hasil Penginderaan Jauh

Ada beberapa langkah untuk mendapatkan data geografi dari hasil penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut.

CCT CD

Room Gambar 2.15 CCT dan CD Room

a. Deteksi (Pengamatan terhadap Suatu Objek)

Untuk mendeteksi gejala yang terdapat pada benda di sekitar kita, penginderaannya tidak dilakukan secara langsung terhadap benda, melainkan dengan mengkaji hasil rekamannya (foto udara atau foto satelit). Misalnya, pada gambaran bangunan sebuah sekolah di sebelahnya ada gambar segi empat.

b. Identifikasi (Pengejaan Ciri-Ciri Benda)

Identifikasi adalah upaya mencirikan objek yang telah dideteksi. Benda yang tergambar pada citra dibedakan berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor.

Ada tiga ciri utama identifikasi, yaitu sebagai berikut.

1) Spektral ialah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan benda. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna.

2) Spasial ialah ciri yang terkait dengan ruang. Misalnya, bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi. Setelah dideteksi terhadap bentuk, ukuran, dan letaknya, ternyata objek di dekat bangunan sekolah tersebut adalah lapangan sepakbola.

3) Temporal ialah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman. Misalnya, pada usia hingga satu bulan, tanaman jagung sulit dibedakan terhadap tanaman tebu. Setelah tanaman jagung berusia lebih dari 2,5 bulan, kedua-duanya baru dapat dibedakan.

Air tampak gelap pada musim kemarau (karena jernih airnya) dan tampak cerah pada musim penghujan (karena keruh airnya).