• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Pengetahuan Ibu Tentang Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 89 responden mengenai pengetahuan ibu tentang implant berada pada katagori baik sebanyak 16 responden (18,0 %), yang berpengetahuan cukup sebanyak 33 responden (37,1%) sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 40 responden (44,9 %).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Selain itu, lingkungan sekitar dimana tempat mereka tinggal juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu. Lingkungan itu sendiri merupakan tempat dimana seseorang mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang (Hendra, 2008).

SDKI 1997 menemukan bahwa pengetahuan wanita yang tidak ber-KB tentang KB dan kesehatan reproduksi masih relative rendah. Menurut Wilopo (1995) kontraindikasi, komplikasi dan efek samping alat kontrasepsi tidak terlalu banyak diketahui oleh akseptor, walaupun mereka memperoleh informasi penggunaan dan manfaat KB secara cukup.

Menurut asumsi peneliti dari hasil yang telah dilakukan terdapat kesamaan antara teori dengan yang ditemukan dilapangan. Menurut SDKI 1997 pengetahuan wanita tentang KB masih relatif rendah hal ini sejalan dengan hasil penelitian dilapangan terdapat ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (18,0 %) dari 89 responden. Minimnya pengetahuan ibu tentang implant disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh, selain itu rendahnya pendidikan ibu atau ibu yang tidak bekerja sehingga sangat terbatas informasi yang ia peroleh.

b. Motivasi Ibu Tentang Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 89 responden mengenai motivasi ibu tentang implant berada pada katagori motivasi positif sebanyak 25 responden (28,1 %), sedangkan yang mempunyai motivasi negatif sebanyak 64 responden (71,9 %).

Menurut Notoatmodjo (2010) merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Sunaryo (2004) motivasi menunjukkan pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari diri induvidu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan

Menurut Ardani sendiri dapat timbul dari pengetahuan, keyakinan atau kepercayaan akan manfaat, sarana yang ada dan adanya kebutuhan.

Pemakaian implant di Puskesmas Padang Bulan Medan masih rendah dikarenakan mayoritas pus di Puskesmas Padang Bulan Medan mempunyai motivasi negatif untuk memakai implant. Menurut asumsi peneliti, motivasi ibu memakai implant masih rendah dikarenakan tidak ada keinginan atau kebutuhan khusus dari pus untuk memakai implant yang dipengaruhi oleh besarnya rasa takut terhadap pemasangan dan efek samping alat kontrasepsi implant tersebut.

c. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014 Pada analisa Chi - Square Ho ditolak jika Chi - Square hitung < dari Chi - Square tabel, p = value (signifikansi) < α. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Chi - Square hitung (0,001) < Chi - Square tabel (5,991) dan p-value (14,272 ) > α (0,05). Dari kedua pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulannya adalah pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha=0,05 terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant.

Hasil ini sependapat dengan penelitian yang telah dilakukan terdahulu yaitu oleh Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sustanti tahun 2013 terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi ibu terhadap penggunaan kontrasepsi implant dan penelitian yang dilakukan oleh Ely Rohmawati tahun 2011 minat wanita menggunakan kontrasepsi implan belum sesuai harapan penyebabnya masyarakat masih merasa takut dikarenakan rendah pengetahuan masyarakat tentang implant.

Menurut Anantasia Marliza (2010) bahwa pengetahuan mempengaruhi rendahnya motivasi ibu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant dan penelitian yang dilakukan oleh Radita Kusumaningrum (2009), pengetahuan ibu berkaitan erat dengan pemakaian alat kontrasepsi yaitu mempunyai nilai kolerasi sebesar 0,537 ( tingkat hubungan sedang) disamping terdapat faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi yaitu umur ibu, jumlah anak, kepemilikan kartu Jamkesmas dan tingkat kependidikan ibu.

Sedangkan menurut Junita Tatarin (2009), hasil penelitian yang menggunakan analisis dengan menggunakan uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berpengaruh pada pengetahun yang mempunyai nilai (Sig=0,014) disamping itu terdapat faktor lain yang dominan pengaruhnya terhadap faktor – faktor pemakaian alat kontrasepsi pada istri pus adalah ketersediaan alat kontrasepsi (Koefisien B = 3,112).

Pengetahuan pus tentang implant di Puskesmas menunjukkan mayoritas pus berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 40 responden (44,9 %) dari 89 responden, sedangkan pada motivasi untuk memakai implant dapat dilihat bahwa pus mempunyai motivasi negatif sebanyak 64 responden (71,9 %) dari 89 responden. Oleh karena itu, pemakaian implant di Puskesmas Padang Bulan Medan masih relatif rendah.

Menurut peneliti, motivasi sangat berkaitan erat dengan pengetahuan. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri manusia untuk berperilaku atau bertindak, sedangkan pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Motivasi dapat timbul dari pengetahuan, keyakinan, atau kepercayaan akan manfaat, sarana yang ada dan adanya kebutuhan. Sehingga pengetahuan yang baik akan menimbulkan motivasi yang tinggi.

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan oleh peneliti, mayoritas ibu berpengetahuan kurang dan mayoritas pus mempunyai motivasi negatif, hal ini sangat berkaitan jika pengetahuan pus kurang maka pada motivasi pus akan negatif pula. Selain pengetahuan terdapat faktor – faktor lain yang menyebabkan motivasi pus negatif antara lain yaitu keinginan, kebutuhan, lingkungan (situasi luar) perasaan yang takut pada saat pemasangan dan efek samping dari implant.

Dokumen terkait