• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELABORASI TEMA

III.7 Interpretasi Tema

Beberapa Interpretasi tema dan pemahaman akan arsitektur ekologi dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut:

1. Ecological Design oleh Sym Van der Ryn (1996) a. Solutions grow from place

Ecological design begins with the intimate knowledge of a particular place. Therefore, it is small-scale and direct, responsive to both local conditions and local people. If we are sensitive to the nuances of place, we can inhabit without destroying.

b. Ecological accounting informs design

Trace the environmental impacts of existing on proposed designs. Use this information to determine the most ecologically sound design possibility.

c. Design with nature

By working with living processes, we respect the needs of all species while meeting our own. Engaging in processes that regenerate rather than deplate, we become more alive.

d. Everyone is a designer

Listen to every choice in the design process. No one is participant only or designer only: everyone is a participant-designer. Honor the special knowledge that each person brings. As people work together to heal their places, they also heal themselves.

070406037 |Bane Doli Simanjuntak e. Make nature visible

De-nature environments ignore our need and our potential of learning. Making natural cycles and processes visible brings the designed environment back to life. Effective design helps inform us of our place within nature.

2. Ecological Design oleh Ken Yeang (1995)

Ecological design is a design process in which the designer comprehensively minimizes the anticipated adverse effects that the product of that design process has upon the earth’s ecosystems and resources, and simultaneously gives the priority to the continued elimination and minimization of these adverse effects.

a. Hemat Energi

… lowering of costs as a result of decreasing energy consumption in the operation of the building …

… reduction of the overall energy consumption of the building by the use of passive (non-mechanical) structural devices …

b. Humanisme

… enhance its users’ sense of well being while enabling them to be aware of and to experience the external climate of the place …

c. Estetika natural dan kebebasan ekspresi

socio-economic and political conditions may change almost recognizably over a period of, as my visual taste and aesthetic sensibility, climate remains more or less unchanged in its cyclical course …

… provides us eith a set of theoretical principles for shaping buildings which must eventually allow for a permissiveness in poetic interpretation by design … … created a layered building-façade. They also soften the impact of the flat and hard faces of the built systems on its external environmental and provide semi-enclosed and in between shaded areas at the upper parts of the buildings … … this environmental factor could also provide new opportunities for sculpting design features …

070406037 |Bane Doli Simanjuntak d. Integrasi vegetasi horizontal dan vertical

… the starting premise is that vegetation is an important indigenous aspect of place and should therefore be an important regionalist design factor, besides being acologically vitas …

… vegetation needs to be introduced into the built environment in far greater abundance that is currently common …

e. Pengudaraan natural

… the creation of variable deep air zones at the facades of buildings, either as transitional spaces, or as residual spaces. These can be in the form of large open-to-the sky naturally ventilated atriums with overhead louvred-coverings, or recessed balconies, or large skycourts …

f. Tanggap orientasi matahari

… explorations into the layering of the external wall from the inside to the outside environment, interfaced through transitional spaces, led to air concern for a variable wall design. There followed a series of studies on the external wall as a varied skin that changes its sectional profile depending on its solar orientation

3. Kriteria arah pembangunan ekologis menurut Heinz Frick ( 1999) a. menghemat energy

Memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang terdapat disekitar kawasan perencanaan untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan ( sumber energy, penyediaan air ),

b. kesehatan penghuni

Bangunan yang sehat artinya yang tidak memberi dampak negatiif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembingkaran. Didalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan suasana yang sehat.

070406037 |Bane Doli Simanjuntak c. Psikospiritual

Bangunan yang nyaman bagi kondisi thermal, audial, maupun visual dalam cara-cara alamiah. Untuk itu bangunan harus tanggap terhadap masalah dan potensi iklim dan konteks lingkungan setempat sehingga menghasilkan system bangunan yang alamiah dan hemat energy.

d. Fungsi, pembentukan, dan kesenian

Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk citra bangunan.

Selain itu, menurut Heinz Frick, pola perencanaan Eko-Arsitektur yang holistis selalu memanfaatkan peredaran alam sebagai berikut :

Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat

Menghemat sumber energy alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat penghuni energy

Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam

Mengurangi ketergantungan kepada system pusat energy (listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah)

Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan

Tempat kerja dan pemukiman dekat

Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari-hari Penggunaan teknologi sederhana

Intensitas energy baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin

Kulit (dinding pada atap) sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi ke timur-barat dengan bagian utara-selatan menerima cahaya alami tanpa kesilauan

Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Bangunan yang memperhatikan penyagaran udara secara alami bisa menghemat energy

Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran secara alami yang memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk

Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara

Alam sebagai pola perencanaan Arsitektur Ekologi dapat disimpulkan dengan persyaratan sebagai berikut:

Dampak positif terhadap lingkungan yang dapat dicapai semakin besar, semakin banyak tuntutan ekologis pada tempat tertentu yang dapat diperoleh

t sumber energy alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.

Energi yang dapat diperbaharui berhubungan dengan teknologi baru kurang membebani lingkungan alam jika dibandingkan dengan sumber energy yang terbatas. Penggunaan energy surya, angin, arus air sungai, atau ombak laut dapat diintegrasikan dalam proyek Eco-Technology.

Setiap kegiatan manusia dapat dicegah agar tidak merusak sebagian dari lingkungannya dan mencemari udara (gas buangan, asap, kebisingan), tanah (jalan raya dan gedung mengganti lahan rumput), dan air (pencemaran udara mengakibatkan air hujan asap, perembesan air kotor mencemari sumber air minum).

Karena semua ekosistem dapat dimengerti sebagai peredaran alam, harus diperhatikan agar kegiatan manusia tidak hanya merusaknya. Semua kegiatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rantai bahannya dapat berfungsi sebagai peredaran.

070406037 |Bane Doli Simanjuntak III.8 Patokan Hunian Ekologi

070406037 |Bane Doli Simanjuntak III.9 Sistem Penerapan Tema pada Bangunan

Terdapat beberapa fitur system ekologi yang dapat diterapkan kedalam bangunan, antara lain sebagai berikut:

1. Photovoltaic Solar System

Usaha mendapatkan listrik dari tenaga matahari adalah dengan menggunakan teknologi Photovoltaic / PV dengan bantua sel surya (Solar Cell) yang mengubah langsung radiasi matahari menjadi listrik.

070406037 |Bane Doli Simanjuntak 2. Roof Garden

Roof Garden tau taman diatas atap merupakan bentuk nyata dari konsep sustainable dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita pakai dari alam kedalam bangunan. Roof Garden menjadi solusi peningkatan area hijau tanpa mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.

3. Rainwater Harvesting

Rainwater Harvesting adalah satu cara yang sangat natural untuk menyelamatkan air. Rainwater Harvesting menangkap dan menyimpan air hujan dalam kuantitas besar untuk digunakan pada toilet, mesin cuci dan kebun. Sistemnya sangat gampang dan cepat untuk dipasang.

Dengan system ini dapat diprediksikan menyelamatkan konsumsi air sebesar 50%. Sebagai rata-rata seseorang menghabiskan setidaknya 140 liter air per hari, dan akan menghemat 70

Gambar III.1 Solar Panel Sistem

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

liter air minum per hari untuk perorang. Semua penggunaan air akan hemat dengan air hujan yang tersaring.

4. Waste Management

Sebagian Sampah dari pasar diproses agar menjadi energy biogas untuk memasak bagi kedai makanan yang ada di pasar. Mengaplikasikan desentralisasi proses sampah dapat mengurangi sampah kota.

Gambar III.3 Rainway Harvesting

070406037 |Bane Doli Simanjuntak III.10 Studi Banding Tema Sejenis

1. The Chong Qing Tower, China

Gambar III.5 Tampak depan the Chong Qing Tower

Chong Qing Tower didesain untuk mengakomodasi kantor pusat dari perusahaan Jian She Industry Corporation Ltd di Chong Qing, China. Pada podium bangunan ini terdapat sebuah exhibition hall yang luas. Eco-cell didesain pada ramp dibagian podium, sehingga membentuk spiral yang ditanami tanaman dimulai dari lantai basement sampai ke atap dari podium untuk mentransfer cahaya dan angin ke bagian dalam dari podium. Terdapat juga sebuah kolam yang dinamakan bioswale untuk menampung air hujan, terdapat juga solar thermal collector dan panel photovoltaic.

Hampir pada keseluruhan site tertutup oleh tanaman dari level tanah sampai kelevel atas gedung. Hal ini sangat mendukung konsep green architecture. Air hujan yang telah difilter dimanfaatkan untuk WC, penyiraman taman atap, taman site, dan lain-lain.

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Gambar III.6. The Chong Qing Tower Rainwater Harvesting System

2. Edge Green Complex, Singapura

Firma arsitektur Foster + Partners memenangkan kompetisi internasional untuk merancang sebuah kompleks hijau yang akan mengisi seluruh blok di pusat kota Singapura. Kompleks ini akan menjadi pionir terkemuka dalam rancangan hijau (green design).

Bangunan ini akan menggabungkan array dari solar sel dalam tembok luar gedung. Pita seperti canopies (juga ditutup dengan thin-film solar cells) akan mulai dibangun pada pangkal bangunan, dan memunculkan ketinggian timur dan barat dari menara, di mana mereka membentuk sebuah rangkaian jalur hiasan pada jendela vertikal. Ini akan menyaring sinar matahari dan akan mengubah menara ke dalam rangkaian yang terhubung secara vertikal dengan ruang hijau.

Banyak elemen hijau lainnya yang dimasukkan ke dalam kompleks ini: ada sistem pengumpul air hujan, sistem pemanas panas bumi, dingin dan langit-langit balok, dan sistem penyimpanan es besar untuk pendinginan.

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Gambar III.7 Sistem Penyaring sinar matahari pada Edge Green Complex

070406037 |Bane Doli Simanjuntak BAB IV

ANALISIS

V.3 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan

Dokumen terkait