KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 pengkajian
3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa : Ansietas berat b.d. prestasi sekolah yang buruk dimanifestasikan dg denial dan rasionalisasi yang berlebihan.
Tujuan umum : : memberi dukungan, melindungi, dan menurunkan tingkat ansietas berat pada klien.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).
b. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. 2. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Rasional : dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih
memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.
Tindakan :
a) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
b) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
c) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya ansietas.
d) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin). Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk ansietasnya 3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
Rasional : penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.
Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.
b. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
c. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
d. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar. 4. Klien dapat dukungan dari keluarga.
Rasional : dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.
Tindakan:
a. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:
gejala ansietas, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
b. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
3.4 Implementasi
3.4.1 Strategi Pelaksanaan untuk Pasien ansietas
1. Strategi pelaksanaan pada Pasien
a. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi b. Melatih pasien memenuhi kebutuhannya
Contoh komunikasi yang dapat di praktekkan pada pasien: 1) Orientasi
a) salam Teraupetik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi dek! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, saya suster Cicilia, adik S bisa memanggil saya suster Cici saja. Saya mahasiswa dari stikes ABI. Nama Ibuk siapa?
e) “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang adik
rasakan sekarang?”
f) “Berapa lama mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?”
g) “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”
2) Kerja
a) “Nah...sekarang coba adik ceritakan apa yang adik rasakan saat ini”
b) “kenapa, adik. Coba adik ceritakan pada suster?
c) “Tenang adik. Adik ceritakan pelan-pelan ada apa dengan guru dan teman-teman adik?
d) “iya adik. Yang perlu adik ketahui adalah adik saat ini berada pada tingkat kecemasan yang berat. Kalau masalah ini tidak diatasi, dapat mengganggu kondisi adik nantinya. Untuk itu, adik perlu melakukan terapi disaat adik merasakan perasaan cemas yang sedang. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan adik
e) “Baiklah adik, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan adik dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang adik rasakan. Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, adik perhatikan saya, lalu adik bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya adik
f) “adik silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, adik tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu adik hembuskan udara melalui mulut dengan meniup
udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba adik praktikkan.?”
g) “Wah bagus sekali, adik sudah mampu melakukannya. adik bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai adik merasa relaks atau santai”
3) Terminasi
a) ”Bagaimana perasaan adik setelah kita ngobrol tentang masalah yang adik rasakan dan latihan relaksasi? Coba adik ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari,
b) Bagaimana perasaan adik setelah berbincang-bincang
dengan saya?”
c) ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
3.4.1 Strategi Pelaksanaan untuk Keluarga Pasien ansietas
2. Strategi pelaksanaan pada keluarga Pasien
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala ansietas.
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien ansietas
Contoh komunikasi yang dapat di terapkan pada keluarga klien 1) Orientasi:
a) “Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya
perawat yang dinas di ruang melati ini. Saya yang merawat adik S selama ini. Nama bapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
b) “Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang
masalah adik S dan cara merawat adik S di rumah?”
2) Kerja
a) pertama: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia
melakukan hal-hal yang baik.”
b) “Kedua: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B”
c) “Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang
kebutuhan yang diinginkan B, misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan“ (kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak)
d) “Ketiga: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
e) “Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya
CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.
3) Terminasi
a) “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat B di rumah?” b) “Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu
datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita tadi”
c) “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
d) “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
3.5 Evaluasi
a. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi ansietas
b. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg kecemasannya
saat ini
c. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol ansietas
d. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
e. Klien menggunakan obat sesuai program.
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas merupakan suatu sensasi distress psikologis (buku keperawatan jiwa edisi 5 hal 144). Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak tahuan dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998)
Ada berbagai macam tingkat ansietas yaitu ingkat ansietas Ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat, ansietas panic selain itu gangguan terkait ansietas pun sangat beragam diantaranya agoraphobia, gangguan ansietas umum dan gangguan obsesif kompulsif
4.2 Saran
Dalam mengatasi ansieta tidak hanya terapi farmakologis yang diberikan akan tetapi efek terepeutik dari perawat sangat membantu dalam proses kesembuhan klien dengan ansietas. Agar efek dari ansietas dapat konstruktif individu hasrus dapat menggunakan koping yang efektif sehingga efek destruktif dari ansietas dapat dihindari.