• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan data sekunder di lapangan sangat diperlukan untuk melengkapi penelitian ini diantaranya jenis vegetasi umum yang ada di lapangan, tindakan konservasi yang pernah dilakukan, dan data penggunaan lahannya.

Parameter yang Diukur

Perhitungan erosi menggunakan persamaan USLE, parameter yang akan diamati diantaranya :

1. Permeabilitas tanah

2. Kadar C-Organik tanah (Metode Walkey and Black) 3. Tekstur tanah (Metode Hydrometer)

4. Struktur tanah (Metode By Feeling) 5. Kemiringan lereng (Klinometer)

Perhitungan (Prediksi) Laju Erosi Metode USLE

Prediksi erosi pada sebidang tanah dapat dilakukan menggunakan model

Arsyad, 2006) yang diberi nama Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan persamaan sebagai berikut:

A = R x K x LS x C x P……….. (1) dimana :

A = banyaknya tanah yang tereosi (ton/ha/thn) R = faktor curah hujan dan aliran permukaan

K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R) untuk suatu tanah yang di dapat dari petak percobaan standar

LS= faktor panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah dengan suatu panjang lereng ditentukan terhadap erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22,1 meter) dibawah keadaan yang identik. Faktor kecuraman lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9% dibawah keadaan yang identik.

C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengolahan tanaman yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu tanah dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap erosi dari tanah yang identik tanpa tanah.

P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah (pengolahan dan penanaman menurut kontur,penanaman dalam strip, guludan, teras menurut kontur), yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah diberi perlakuan tindakan konservasi khusus tersebut terhadap erosi dari tanah yang di olah searah lereng, dalam kedaan yang identik.

a. Faktor Erosivitas Hujan (R)

Erosivitas hujan diperoleh dari data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan lokasi penelitian, selama 10 tahun terakhir. Rumus yang dipergunakan adalah :

EI30 = -8,79 + (7,01 x R) dimana: EI30 = erosivitas hujan

R = hujan rata-rata bulanan (cm) (Utomo, 1989 dalam Herawati, 2010). b. Faktor Erodibilitas Tanah (K)

Faktor erodibilitas tanah (K) atau faktor kepekaan erosi tanah dihitung dengan persamaan Wischmeier dan Smith (1978) :

(2,713M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)) K=

100 Dimana :

K = Faktor erodibilitas tanah

M = Parameter ukuran partikel yaitu (% debu + % pasir sangat halus) (100 - % liat) jika data tekstur yang tersedia hanya data % debu, % pasir, dan %liat, maka %liat sangat halus dapat diperoleh dengan sepertiga dari persentase pasir (Hammer, 1978 dalam Hardoamidjojo dan Sukartaatmadja, 2008)

a = bahan organik tanah (% C x 1,724) b = kelas struktur tanah (Tabel 6)

Tabel 5. Kelas Struktur Tanah

Struktur Tanah (Ukuran diameter) Kelas Granular sangat halus

Granular halus

Granular sedang sampai kasar Gumpal, lempeng, pejal

1 2 3 4 Sumber: Arsyad (1989)

Tabel 6. Kelas Permeabilitas Tanah

Kecepatan Permeabilitas Tanah Kelas Sangat lambat (<0,5 cm/jam)

Lambat (0,5-2,0 cm/jam)

Lambat sampai sedang (2,0-6,3 cm/jam) Sedang (6,3-12,7 cm/jam)

Sedang sampai cepat (12,7-25,4 cm/jam) Cepat (>25,4 cm/jam) 6 5 4 3 2 1 Sumber: Arsyad (1989) c. Faktor Topografi (LS)

Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan lereng. Faktor S adalah rasio kehilangan tanah per satuan luas di lapangan terhadap kehilangan tanah pada lereng eksperimental sepanjang 22,1 m (72,6 ft) dengan kemiringan lereng 9%. Persamaan yang diusulkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) dapat digunakan untuk menghitung LS :

LS= L1/2(0,00138S2+0,00965S+0.0318)……….(3) Dengan : S = Kemiringan lereng (%)

L = Panjang lereng (m)

Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman. Untuk jenis tanaman dengan rotasi tanaman tertentu atau dengan cara pengelolaan pertanian dapat menggunakan Tabel 10 karena faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah (C) serta faktor teknik konservasi tanah (P) diprediksi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi yang identik.

Tabel 7. Nilai Faktor Penutup Vegetasi (C) Untuk Berbagai Tipe Pengelolaan Tanaman

No .

Jenis Tanaman/Penggunaan Lahan Nilai Faktor C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ubi kayu Kentang Kacang tanah Kacang Hijau Kopi rakyat Kopi perkebunan

Kopi dengan penutup tanah Kelapa sawit

Kelapa sawit rakyat Kelapa sawit perkebunan Karet

Kebun campuran - Kerapatan tingi - Kerapatan sedang - Kerapatan rendah Pohon tanpa semak

Lahan kritis, tanpa vegetasi Semak belukar 0,65 0,45 0,452 0,35 0,60 0,60 0,2 0,5 0,55 0,55 0,85 0,1 0,3 0,5 0,32 0,95 0,3 Sumber : Arsyad (1989)

Tabel 8. Nilai Faktor P Untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 12. 13. 14. 15. 16.

Tanpa tindakan pengendalian erosi Teras bangku

Konstruksi baik Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik Teras tradisional Strip tanaman Rumput bahia Clotararia Dengan kontur Teras tradisional

Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur

Kemiringan 0-8 % Kemiringan 8-20 % Kemiringan > 20 % Penggunaan sistem kontur

Penggunaan sistem strip(2-4 m lebar) Penggunaan mulsa jerami

1 ton/ha 3 ton/ha 6 ton/ha

Penggunaan pemantap tanah(60 gr/1/m2 (CURASOL)

Padang rumput (sementara)

Strip cropping dengan clotataria(lebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m)

Penggunaan sistem strip(lebar 2 m-4 m) Penggunaan mulsa jerami(4-6 ton/ha)

Penggunaan mulsa kadang-kadang(4-6 ton/ha)

1,00 0,04 0,15 0,35 0,40 0,40 0,64 0,20 0.40 0,50 0,75 0,90 0,10-0,020 0,10-0,30 0,8 0,5 0,3 0,20-0,50 0,10-0,50 0,64 0,20 0,06-0,20 0,20-0,40 Sumber : Suripin (2002)

Untuk menghitung nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransikan dipergunakan rumus Hammer (1981), sebagai berikut:

EqD

T = x Bd x 10 RL

Dimana :

T = Laju erosi dapat ditoleransi (ton/ha.thn)

EqD = faktor jenis tanah x kedalaman efektif tanah (cm) RL = Resource life (300 dan 400 tahun) (tahun) Bd = Bulk density (kerapatan massa) (gr/cm3)

Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah sampai sejauh mana tanah dapatdi tumbuhi akar dan menyimpan cukup air. Nilai faktor kedalaman tanah dipengaruhi oleh jenis tanah seperti disajikan pada Tabel 9.

No USDA Sub Order dan Kode Faktor Kedalaman Tanah 1 Aqualfs (AQ) 0.9 2 Udalfs (AD) 0.9 3 Ustalfs (AU) 0.9 4 Aquents (EQ) 0.9 5 Arents (ER) 1 6 Fluvents (EV) 1 7 Orthents (EO) 1 8 Psamments (ES) 1 9 Andepts (IN) 1 10 Aquepts (IQ) 0.95 11 Tropepts (IT) 1 12 Alballs (MW) 0.75 13 Aqualls (MQ) 0.9 14 Rendolls (MR) 0.9 15 Udolls (MD) 1 16 Ustolls (MU) 1 17 Aquox (OQ) 0.9 18 Humox (OH) 1 19 Orthox (OO) 0.9 20 Ustox (OU) 0.9 21 Aquods (SQ) 0.9 22 Ferrods (SI) 0.95 23 Hummods (SH) 1 24 Arthods (SO) 0.95 25 Aquults (UQ) 0.8 26 Humults (UH) 1 27 Udults (UD) 0.8 28 Ustults (UU) 0.8 29 Uderts (VD) 1 30 Ustearts (VU) 1 Sumber : Hummer (1981)

Tingkat Bahaya Erosi (TBE) ditentukan dengan membandingkan erosi aktual (A) dengan erosi yang masih dapat ditoleransikan (T) di daerah itu dengan rumus (Hammer, 1981):

TBE = A/T………(4) Tabel 10. Kriteria Tingkat Bahaya Erosi

Kelas Tingkat Bahaya Erosi Kehilangan Tanah Kriteria

I <15 Sangat ringan

II 15 – 60 Ringan

III 60– 180 Sedang

IV 180-480 Berat

V >480 Sangat Berat

Finney and Morgan (1984) dalam Dewi, dkk (2012)

Hasil

Kajian erosi tanah diperoleh dari perhitungan masing-masing faktor yang mempengaruhi erosi yaitu faktor iklim, faktor tanah, faktor kemiringan atau topografi, faktor vegetasi serta faktor aktifitas manusia. Kelima faktor ini dihitung berdasarkan metode USLE.

Faktor Erosivitas (R)

Nilai erosivitas (R) diperoleh dari data curah hujan 10 tahun terakhir. Besarnya erosivitas dihitung dengan menggunakan persamaan Bols (1978) dalam Arsyad (1989).

Dari Lampiran 5. besarnya nilai erosivitas pada lokasi penelitian dalam kurun waktu 10 tahun adalah sebesar 19607,03 mm/tahun. Faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Besarnya curah hujan intensitas, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan kerusakan erosi.

Erosi Potensial (A)

Nilai erosi dapat dihitung berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan terhadap faktor erosivitas (R), erodibilitas (K), topografi (LS), vegetasi (C) serta teknik konservasi (P). Nilai erosi potensial pada lokasi penelitian tertera pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Erosi Potensial (A) di Kecamatan Raya

Sampel

Kemiringan

Lereng (%) R K LS C P

A (ton/ha/tahun)

A1 30 1960.734 0.20 7.73 0.30 0.04 36.50 A2 30 1960.734 0.22 7.73 0.30 0.04 39.30 A3 30 1960.734 0.21 7.73 0.30 0.04 38.92 A4 30 1960.734 0.22 7.73 0.30 0.04 39.23 A5 30 1960.734 0.23 7.73 0.30 0.04 41.05 A6 30 1960.734 0.20 7.73 0.30 0.04 35.61 A7 30 1960.734 0.23 7.73 0.30 0.04 41.92 A8 30 1960.734 0.20 7.73 0.30 0.04 36.47 A9 30 1960.734 0.22 7.73 0.30 0.04 39.88 A10 30 1960.734 0.24 7.73 0.30 0.04 43.79 B1 15.4 1960.734 0.30 2.45 0.60 1.00 87.25 B2 15.4 1960.734 0.10 2.45 0.60 1.00 27.70 B3 15.4 1960.734 0.28 2.45 0.60 1.00 81.28 B4 15.4 1960.734 0.19 2.45 0.60 1.00 54.21 B5 15.4 1960.734 0.17 2.45 0.60 1.00 49.61 B6 15.4 1960.734 0.19 2.45 0.60 1.00 53.83 B7 15.4 1960.734 0.15 2.45 0.60 1.00 44.08 B8 15.4 1960.734 0.18 2.45 0.60 1.00 51.50 B9 15.4 1960.734 0.18 2.45 0.60 1.00 52.81 B10 15.4 1960.734 0.20 2.45 0.60 1.00 57.98

Dari hasil perhitungan tekstur, struktur, permeabilitas dan bahan organik (Lampiran 1.), diperoleh nilai erodibilitas tertinggi pada kemiringan 30% vegetasi jeruk dan rumput sebesar 0,24, sedangkan terendah 0,20. Pada pada kemiringan 15,4% vegetasi kopi tanpa penutup tanah, erodibilitas tertinggi yaitu sebesar 0,30 dan terendah yaitu sebesar 0,10.

Nilai topografi (LS) di Kecamatan Raya dengan kemiringan 30% sebesar 7,73 sedangkan kemiringan 15,4 % sebesar 2,45. Hasil penelitian menunjukkan nilai faktor vegetasi (C) pada vegetasi jeruk sebesar 0,30 dan pada vegetasi kopi sebesar 0,5. Faktor teknik konservasi (P) yang memiliki penutup tanah rumput sebesar 0,04 dan teknik konservasi penutup tanah 1.

Dari Tabel 11. diperoleh nilai erosi tanah pada kemiringan 30% vegetasi jeruk dan rumput yang tertinggi sebesar 45,79 ton/ha/tahun dan terendah sebesar

235,61 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 15,4% vegetasi kopi tanpa tanaman penutup tanah, nilai erosi tertinggi sebesar 87,25 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 27,70 ton/ha/tahun.

Tabel 12. Nilai Erosi Potensial (A) di Kecamatan Tapian Dolok

Sampel Kemiringan Lereng (%) R K LS C P A (ton/ha/tahun) C1 10 1960.734 0.28 1.24 0.55 0.40 15.14 C2 10 1960.734 0.22 1.24 0.55 0.40 11.65 C3 10 1960.734 0.21 1.24 0.55 0.40 11.43 C4 10 1960.734 0.19 1.24 0.55 0.40 10.33 C5 10 1960.734 0.21 1.24 0.55 0.40 11.37 C6 10 1960.734 0.22 1.24 0.55 0.40 11.58 C7 10 1960.734 0.23 1.24 0.55 0.40 12.31 C8 10 1960.734 0.08 1.24 0.55 0.40 4.16 C9 10 1960.734 0.21 1.24 0.55 0.40 11.09 C10 10 1960.734 0.21 1.24 0.55 0.40 11.40 D1 14.6 1960.734 0.20 2.24 0.55 0.50 23.64 D2 14.6 1960.734 0.18 2.24 0.55 0.50 21.22 D3 14.6 1960.734 0.20 2.24 0.55 0.50 24.65 D4 14.6 1960.734 0.20 2.24 0.55 0.50 23.61 D5 14.6 1960.734 0.12 2.24 0.55 0.50 14.43 D6 14.6 1960.734 0.11 2.24 0.55 0.50 13.20 D7 14.6 1960.734 0.12 2.24 0.55 0.50 14.89 D8 14.6 1960.734 0.14 2.24 0.55 0.50 16.46 D9 14.6 1960.734 0.18 2.24 0.55 0.50 22.22 D10 14.6 1960.734 0.14 2.24 0.55 0.50 17.21

Hasil perhitungan bahan organik dan sifat fisik tanah yaitu struktur, tekstur, dan permeabilitas tanah (Lampiran 2.) di Kecamatan Tapian Dolok, diperoleh erodibilitas tertinggi pada kemiringan 14,6% vegetasi kelapa sawit ™ dengan hanya sebagian tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 0,20 sedangkan terendah 0,13. Pada kemiringan 10% dengan vegetasi kelapa sawit menggunakan teras bangku, erodibilitas tertinggi sebesar 0,26 dan terendah 0,05.

Nilai faktor topografi (LS) di Kecamatan Tapian Dolok dengan kemiringan 14,6% sebesar 2,24 dan dengan kemiringan 10% sebesar 1,24. Nilai faktor vegetasi (C) pada vegetasi kelapa sawit ™ sebesar 0,04. Faktor teknik konservasi (P) yang terdapat pada kemiringan 10% adalah teras bangku sehingga nilai faktor P sebesar 0,55. Pada kemiringan 15,4% teknik konservasi yang sipakai adalah dengan sebagian penutup tanah yang bernilai 0,50.

Nilai erosi potensial di Kecamatan Tapian Dolok pada kemiringan 14,6% vegetasi kelapa sawit ™ dengan teknik konservasi teras bangku tertinggi sebesar 23,64 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 13,20 ton/ha/tahun. Nilai erosi potensial pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ hanya sebagian tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 15,14 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 4,16 ton/ha/tahun.

Tabel 13. Nilai Erosi Potensial (A) di Kecamatan Bandar Marsilam

Sampel

Kemiringan

Lereng (%) R K LS C P

A (ton/ha/tahun)

E1 10 1960.73 0.28 1.24 0.55 0.10 3.69 E2 10 1960.73 0.26 1.24 0.55 0.10 3.45 E3 10 1960.73 0.26 1.24 0.55 0.10 3.47 E4 15 1960.73 0.29 2.35 0.55 0.10 7.21 E5 15 1960.73 0.28 2.35 0.55 0.10 7.17 E6 15 1960.73 0.29 2.35 0.55 0.10 7.27 E7 15 1960.73 0.26 2.35 0.55 0.10 6.63 E8 10 1960.73 0.29 1.24 0.55 0.10 3.86 E9 10 1960.73 0.28 1.24 0.55 0.10 3.75 E10 10 1960.73 0.29 1.24 0.55 0.10 3.95 F1 4 1960.73 0.26 0.37 0.55 1.00 10.24 F2 4 1960.73 0.26 0.37 0.55 1.00 10.36 F3 4 1960.73 0.27 0.37 0.55 1.00 10.87 F4 3 1960.73 0.24 0.28 0.55 1.00 7.08 F5 3 1960.73 0.32 0.28 0.55 1.00 9.63 F6 4 1960.73 0.27 0.37 0.55 1.00 10.71 F7 4 1960.73 0.25 0.37 0.55 1.00 10.05 F8 5 1960.73 0.27 0.48 0.55 1.00 14.13 F9 5 1960.73 0.27 0.48 0.55 1.00 13.90 F10 5 1960.73 0.26 0.48 0.55 1.00 13.75

Nilai erodibilitas tanah atau kepekaan erosi tanah diperoleh dari unsur-unsur dalam Lampiran 3. Pendugaan nilai erosibilitas tanah di Kecamatan Bandar Marsilam pada kemiringan 15% vegetasi kelapa sawit ™ dengan hanya sebagain tanaman penutup tanah diperoleh terbesar adalah 0,287, sedangkan terendah adalah 0,262. Nilai K pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ hanya sebagaian tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 0,294 dan terendah sebesar 0,257. Pada kemiringan 5% vegetasi kelapa sawit ™ tanpa penutup tanah, nilai K tertinggi sebesar 0,271 dan terendah sebesar 0,264. Pada kemiringan 4% vegetasi kelapa saawit ™ tanpa penutup tanah tertinggi sebesar 0,270 dan terendah sebesar 0,250. Pada kemiringan 3% bervegetasi kelapa sawit ™ tanpa penutup tanah tertinggi sebesar 0,323 dan terendah 0,237. Tekstur tanah mempengaruhi

terjadinya erodibilitas tanah. Semakin besar nilai M maka erodibilitas tanah yang dihasilkanpun akan semakin tinggi.

Nilai faktor LS pada Kecamatan Bandar Marsilam menunjukkan pada , pada kemiringan 15% sebesar nilai faktor LS 2,35, pada kemiringan 10% sebesar 1,24, pada kemiringan 5% sebesar 0,48, pada kemiringan 4% sebesar 0,37 dan pada kemiringan 3% sebesar 0,28. Vegetasi yang berada di Kecamatan ini adalah vegetasi kelapa sawit ™ sehingga diperoleh nilai faktor C sebesar 0,55. Teknik konservasi yang digunakan pada kemiringan 14% dan 10% adaalh teknik konservasi dengan penutup tanah yang bernilai 0,1, sedangkan pada kemiringan 5%, 4%, dan 3% tanpa teknik konservasi yang bernilai 1.

Tabel 13. menunjukkan nilai erosi potensial (A) tertinggi pada kemiringan 15% vegetasi kelapa sawit ™ dengan tanaman penutup tanah berada pada 7,27 ton/ha/tahun dan terendah 7,17 ton/ha/tahun. Nilai A pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ dengan tanaman penutup tanah tertinggi berada pada 3,95 ton/ha/tahun dan terendah 3,45 ton/ha/tahun. Nilai A pada kemiringan 5% vegetasi kelapa sawit ™ tanpa tanaman penutup tanah tertinggi berada pada 14,3 ton/ha/tahun dan terendah berada pada 13,75 ton/ha/tahun. Dengan vegetasi yang sama pada kemiringan 4%, nilai A tertinggi berada pada 10,87 ton/ha/tahun dan terendah 10,05 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 3% masing-masing nilai A berada pada 7,08 ton/ha/tahun dan 9,63 ton/ha/tahun.

Sampel Kemiringan Lereng (%) R K LS C P A (ton/ha/tahun) G1 15 1960.73 0.21 2.35 0.85 1.00 83.15 G2 15 1960.73 0.22 2.35 0.85 1.00 85.71 G3 4 1960.73 0.23 0.37 0.85 1.00 14.03 G4 3 1960.73 0.21 0.28 0.85 1.00 9.46 G5 4 1960.73 0.23 0.37 0.85 1.00 14.09 G6 3 1960.73 0.31 0.28 0.85 1.00 14.14 G7 3 1960.73 0.20 0.28 0.85 1.00 9.04

Dari perhitungan nilai erodibilias tanah (Lampiran 4.), erodibilitas di Kecamatan Dolok Batu Nanggar pada kemiringan 15% vegetasi karet ™ tanpa penutup tanah masing-masing sebesar 0,212 dan 0,219. Nilai erodibilitas tanah pada kemiringan 4% vegetasi karet ™ tanpa penutup tanah masing-masing sebesar 0,226 dan 0,203, sedangkan dengan vegetasi yang sama di kemiringan 3% dihasilkan erodibilitas tertinggi sebesar 0,307 dan terendah sebesar 0,916. Kemiringan lereng pada lokasi ini mempengaruhi ketersediaan bahan organik tanah. Kemiringan lereng cenderung memperbesar kapasitas air limpasan untuk

memecah dan mengangkut bahan-bahan tanah (Suharto dan Soekodarmodjo, 1988).

Pengambilan sampel tanah diambil dari 3 kemiringan yaitu kemiringan 15% yang memiliki nilai LS sebesar 2,35, kemiringan 4% yang memiliki nilai sebesar 0,37 dan kemiringan 3% yang memiliki nilai sebesar 0,28. Vegetasi yang berada di dalamnya adalah vegetasi karet untuk semua kemiringan sehingga nilai faktor C yang diperoleh sebesar 0,85. Lokasi ini tidak memiliki teknik konservasi tanah sehingga diperoleh nilai faktor P sebesar 1.

Besarnya erosi potensial (A) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar yang memiliki vegetasi yang sama yaitu karet ™ tanpa penutup tanah pada kemiringan 15% adalah 83,15 ton/ha/tahun dan 85,71 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 4%

masing-masing dihasilkan besar A adalah 14,03 ton/ha/tahun dan 14,09 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 3 %, besar A tertinggi sebesar 14,14 ton/ha/tahun dan terendah 9,04 ton/ha/tahun.

Tingkat Bahaya Erosi (TBE)

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi pada beberapa kemiringan dan vegetasi maka diperoleh nilai pendugaan erosi tanah. Tingkat bahaya erosi diperoleh dari perbandingan antara nilai erosi aktual (A) dengan erosi yang mesih diperbolehkan (T/Edp). Besarnya nilai tingkat erosi tanah serta kriterinya tertera pada Tabel 15.

Tabel 15. Nilai Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Kecamatan Raya

Sampel Kemiringan Lereng (%) A T / Edp TBE Kriteria A1 30 3041.78 12.70 239.55 Berat A2 30 3274.99 12.70 257.92 Berat A3 30 3243.34 12.74 254.57 Berat A4 30 3268.86 12.79 255.54 Berat A5 30 3420.52 12.15 281.60 Berat A6 30 2967.67 12.17 243.89 Berat A7 30 3492.95 12.15 287.56 Berat A8 30 3039.22 12.17 249.77 Berat A9 30 3323.69 11.92 278.74 Berat A10 30 3649.15 11.96 305.11 Berat B1 15.4 1454.16 12.90 112.70 Sedang B2 15.4 461.66 12.90 35.79 Ringan B3 15.4 1354.73 11.95 113.32 Sedang B4 15.4 903.43 12.00 75.29 Sedang B5 15.4 826.88 11.84 69.82 Sedang B6 15.4 897.09 11.80 76.02 Sedang B7 15.4 734.67 11.05 66.50 Sedang B8 15.4 858.39 11.00 78.04 Sedang B9 15.4 880.19 12.49 70.44 Sedang B10 15.4 966.33 12.50 77.31 Sedang

Besar nilai erosi aktual yang diperoleh pada Tabel di atas menunjukkan besar erosi aktual pada kemiringan 30% yang tertinggi adalah 3649,15 ton/ha/tahun dan yang terendah adalah 2967,67 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 15,4% besar erosi aktual yang tertinggi sebesar 1454,16 ton/ha/tahun dan terendah 461,66 ton/ha/tahun.

Berdasarkan perhitungan nilai erosi yang diperbolehkan (T), diperoleh nilai laju erosi yang diperbolehkan tertinggi di Kecamatan Raya pada kemiringan 30% vegetasi jeruk dan rumput sebesar 12,79 ton/ha/tahun, sedangkan terendah 11,92 ton/ha/tahun. Nilai laju erosi yang diperbolehkan tertinggi pada kemiringan 15,4% vegetasi kopi tanpa penutup tanah sebesar 12,90 ton/ha/tahun dan terendah 11,00 ton/ha/tahun. Nilai laju erosi yang diperbolehkan dipengaruhi oleh jenis tanah kedalam serta bulk density tanah.

Hasil perhitungan tingkat bahaya erosi menunjukkan di Kecamatan Raya tingkat bahaya erosi tertinggi pada kemiringan 30% bervegetasi jeruk dan rumput sebesar 305,11 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 239,55 ton/ha/tahun dengan kriteria keduanya berat. Pada kemiringan 15,4% vegetasi kopi tanpa tanaman penutup tanah, tingkat bahaya erosi yang diperoleh tertinggi sebesar 112,70 ton/ha/tahun dengan kriteria sedang dan terendah sebesar 35,79 ton/ha/tahun dengan kriteria ringan.

Tingkat bahaya erosi di Kecamatan Raya pada kemiringan 30% vegetasi jeruk dan rumput berada pada kriteria berat. Pada kemiringan 15,4% vegetasi jeruk tanpa tanaman penutup tanah berada pada kriteria sedang dan ringan.

Tabel 16. Nilai Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Kecamatan Tapian Dolok Sampel Kemiringan Lereng (%) A T / Edp TBE Kriteria

C1 10 688.19 23.91 28.79 Ringan C2 10 529.45 23.81 22.23 Ringan C3 10 519.65 20.83 24.95 Ringan C4 10 469.67 20.81 22.57 Ringan C5 10 516.72 20.77 24.88 Ringan C6 10 526.35 20.81 25.29 Ringan C7 10 559.73 24.04 23.28 Ringan C8 10 188.92 24.00 7.87 Sangat Ringan C9 10 503.89 16.74 30.10 Ringan C10 10 518.32 16.69 31.06 Ringan D1 14.6 859.78 21.21 40.54 Ringan D2 14.6 771.66 21.19 36.42 Ringan D3 14.6 896.31 25.08 35.74 Ringan D4 14.6 858.47 25.13 34.17 Ringan D5 14.6 524.70 26.30 19.95 Ringan D6 14.6 480.03 26.25 18.29 Ringan D7 14.6 541.30 24.15 22.42 Ringan D8 14.6 598.57 24.19 24.75 Ringan D9 14.6 808.00 24.91 32.43 Ringan D10 14.6 625.75 24.94 25.09 Ringan Besar nilai erosi aktual menunjukkan pada kemiringan 14,6% yang tertinggi adalah 896,31 ton/ha/tahun dan terendah 480,03 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 10% nilai erosi aktual tertinggi adalah 688,19 ton/ha/tahun dan terendah adalah 188,92 ton/ha/tahun.

Nilai erosi yang diperbolehkan di lokasi penelitian pada kemiringan 14,6% dengan vegetasi kelapa sawit ™ sebagian penutup tanah yaitu sebesar 26,30 ton/ha/tahun dan terendah yaitu sebesar 21,19 ton/ha/tahun. Nilai erosi yang diperbolehkan tertinggi pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ dengan tindak konservasi teras bangku yaitu sebesar 24,04 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 16,69 ton/ha/tahun.

Dari Tabel 16. di atas diperoleh nilai tingkat bahaya erosi di Kecamatan Tapian Dolok pada kemiringan 14,6% vegetasi kelapa sawit ™ berteras bangku tertinggi sebesar 40,54 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 18,29 ton/ha/tahun masing-masing berada pada kriteria ringan. Tingkat bahaya erosi pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ hanya sebagian tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 31,06 ton/ha/tahun pada kriteria rinagn dan terendah sebesar 7,81 ton/ha/tahun berada pada kriteria sangat ringan.

Kriteria tingkat bahaya erosi di lokasi penelitian ini pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ dan menggunakan teknik konservasi teras bangku adalah kriteria ringan dan sangat ringan. Sebaliknya, pada kemiringan 14,6% vegetasi kelapa sawit ™ yang memiliki hanya sebagian tanaman penutup tanah berada pada kriteria ringan.

Tabel 17. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Kecamatan Bandar Marsilam

Sampel Kemiringan Lereng (%) A T / Edp TBE Kriteria

E1 10 671.70 24.38 27.55 Ringan E2 10 627.01 29.12 21.53 Ringan E3 10 631.22 24.38 25.89 Ringan E4 15 1310.99 23.89 54.89 Ringan E5 15 1302.98 23.85 54.64 Ringan E6 15 1321.45 21.44 61.64 Sedang E7 15 1204.85 21.44 56.20 Ringan E8 10 701.56 24.63 28.48 Ringan E9 10 681.92 23.81 28.64 Ringan E10 10 717.70 18.33 39.16 Ringan F1 4 186.26 27.25 6.84 Sangat Ringan F2 4 188.39 26.56 7.09 Sangat Ringan F3 4 197.71 26.83 7.37 Sangat Ringan F4 3 128.67 26.77 4.81 Sangat Ringan F5 3 175.11 28.11 6.23 Sangat Ringan F6 4 194.78 26.43 7.37 Sangat Ringan F7 4 182.64 27.19 6.72 Sangat Ringan F8 5 256.87 26.79 9.59 Sangat Ringan F9 5 252.77 27.46 9.21 Sangat Ringan F10 5 249.99 27.78 9.00 Sangat Ringan

Tabel 17. menunjukkan besar erosi aktual yang terdapat di lokasi penelitian pada kemiringan 15% yang tertinggi sebesar 1321,45 ton/ha/tahun dan terendah 1204,85 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 10% besar erosi aktual yang tertinggi sebesar 717,70 ton/ha/tahun dan terendah 627,01 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 5% besar erosi aktual tertinggi sebesar 256,87 ton/ha/tahun dan terendah 249,99 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 4% besar erosi aktual tertinggi sebesar 197,71 ton/ha/tahun dan terendah 186,26 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 3% besar erosi aktual masing-masing sebesar 175,11 ton/ha/tahun dan 128,67 ton/ha/tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai laju erosi yang diperbolehkan di Kecamatan Bandar Marsilam pada kemiringan 15% vegetasi kelapa sawit ™

dengan tanaman penutup tanah, hasil tertinggi yaitu sebesar 23,89 ton/ha/tahun, sedangkan terendah 21,43 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 10 % bervegetasi kelapa sawit ™ dengan tanaman penutup tanah laju erosi yang diperbolehkan yang tertinggi yaitu sebesar 29,12 ton/ha/tahun dan terendah yaitu sebesar 18,33 ton/ha/tahun. Nilai laju erosi diperbolehkan pada kemiringan 5% vegetasi kelapa sawit ™ tanpa tanaman penutup tanah tertinggi yaitu sebesar 27,78 ton/ha/tahun dan terendah yaitu sebesar 26,79 ton/ha/tahun. Dengan vegetasi yang sama pada kemiringan 4%, nilai laju erosi yang diperbolehkan tertinggi yaitu sebesar 27,25 ton/ha/tahun dan terendah yaitu sebesar 26,43 ton/ha/tahun, sedangkan pada kemiringan 3% masing-masing sebesar 28,11 ton/ha/tahun dan 26,77 ton/ha/tahun.

Hasil perhitungan tingkat bahaya erosi di Kecamatan Bandar Marsilam pada kemiringan 15% vegetasi kelapa sawit dengan tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 61,64 ton/ha/tahun kriteria sedang, sedangkan terendah sebesar 54,87 ton/ha/tahun masing-masing kriteria ringan. Tingkat bahaya erosi pada kemiringan 10% vegetasi kelapa sawit ™ dengan tanaman penutup tanah sebesar 39,16 ton/ha/tahun, sedangkan terendah sebesar 21,53 ton/ha/tahun masing-masing kriteria ringan. Tingkat bahaya erosi pada kemiringan 5% vegetasi kelapa sawit ™ tanpa tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 9,59 ton/ha//tahun, sedangkan terendah sebesar 9,00 ton/ha/tahun kriteria sangat ringan. Tingkat bahaya erosi pada kemiringan 4% vegetasi kelapa sawit ™ tanpa tanaman penutup tanah tertinggi sebesar 7,37 ton/ha/tahun, sedangkan terendah sebesar 6,72 ton/ha/tahun masing-masing kriteria sangat ringan. Tingkat bahaya erosi pada

kemiringgan 3% vegetasi kelapa sawit ™ tanpa tanaman penutup tanah sebesar 4,81 ton /ha/tahun dan 6,23 ton/ha/tahun masing-masing kriteria sangat ringan.

Kriteria tingkat bahaya erosi di Kecamatan Bandar Marsilam pada kemiringan 15 % dengan vegetasi kelapa sawit ™ dengan teknik konservasi penutup tanah adalah kriteria sedang. Tingkat bahaya erosi pada setiap kemiringan 10%, 5%, 4% dan 3% dan vegetasi berada pada kriteria rendah.

Tabel 18. Nilai Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar Sampel Kemiringan Lereng (%) A T / Edp TBE Kriteria

G1 15 978.26 35.43 27.61 Ringan G2 15 1008.32 34.78 28.99 Ringan G3 4 165.04 36.26 4.55 Sangat Ringan G4 3 111.31 32.33 3.44 Sangat Ringan G5 4 165.75 35.42 4.68 Sangat Ringan G6 3 166.32 32.68 5.09 Sangat Ringan G7 3 106.30 22.84 4.65 Sangat Ringan

Besar erosi aktual yang diperoleh di vegetasi yang sama yaitu vegetasi karet ™ tanpa penutup tanah pada kemiringan 15% masing-masing sebesar 1008,32 ton/ha/tahun dan 978,26 ton/ha/tahun. Pada kemiringan 4% besar erosi aktual sebesar 165,04 ton/ha/tahun, 165,75 ton/ha/tahun. Sedangkan pada kemiringan 3% masing-masing adalah 166,32 ton/ha/tahun, 111,31 ton/ha/tahun dan 106,30 ton/ha/tahun.

Dari Tabel 18. dapat dilihat bahwa laju erosi yang diperbolehkan tertinggi pada kemiringan 15% vegetasi karet ™ tanpa penutup tanah masing-masing sebesar 35,43 ton/ha/tahun dan 34,78 ton/ha/tahun. Dengan vegetasi yang sama, pada kemiringan 3% diperoleh laju erosi yang diperbolehkan tertinggi sebesar 32,83 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 22,84 ton/ha/tahun, sedangkan pada

kemiringan 4% masing-masing sebesar 36,26 ton/ha/tahun dan 35,42 ton/ha/tahun.

Nilai tingkat bahaya erosi yang tertera pada Tabel 18. menunjukkan tingkat bahaya erosi di Kecamatan Dolok Batu Nanggar pada kemiringan 15% vegetasi karet ™ tanpa tanaman penutup tanah sebesar 27,61 ton/ha/tahun dan 28,99 ton/ha/tahun masing-masing berada pada kriteria ringan. Pada kemiringan 4% vegetasi tanaman karet tanpa penutup tanah tingkat bahaya erosi yang dihasilkan sebesar 4,55 ton/ha/tahun dan 4,68 ton/ha/tahun kriteria sangat ringan. Pada kemiringan 3% vegetasi tanaman karet ™ tanpa penutup tanah tingkat bahaya erosi yang dihasilkan tertinggi sebesar 5,09 ton/ha/tahun dan terendah sebesar 5,09 ton/ha/tahun masing-masing pada kriteria sangat ringan.

Tingkat bahaya erosi di Kecamatan ini pada kemiringan 15% memiliki kriteria ringan dan pada kemiringan 4% dan 3% pada vegetasi yang sama yaitu karet ™ tanpa penutup tanah yang sama berada pada kriteria sangat ringan.

Pembahasan

Gambaran Lokasi Penelitian

Pada umumnya kondisi masing-masing lokasi penelitian yaitu Kecamatan Raya, Tapian Dolok, Bandar Marsilam dan Dolok Batu Nanggar hampir sama. Ini dapat dilihat dari kemiringan lereng serta vegetasi yang di dalamnya.

Kecamatan Raya merupakan salah satu bagian dari hulu DAS Padang. Kondisi wilayah pada daerah ini bervariasi mulai dari datar, bergelombang,

Dokumen terkait