• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi Daerah terhadap Pertumbuhan ekonomi pada 22 Kabupaten dan Kota Propinsi Sumatera Utara

perairan darat seluas 1.362 kilometer persegi atau 1,9 persen, areal permukiman seluas 1.479 kilometer persegi atau 1,7 persen, areal tandus dan lainnya seluas

5.1.3. Hasil Persamaan Regresi

5.1.3.5 Investasi Daerah terhadap Pertumbuhan ekonomi pada 22 Kabupaten dan Kota Propinsi Sumatera Utara

Investasi daerah pada 22 kabupaten dan kota di Sumatera Utara mempunyai pengaruh positif terhadap Pertumbuhan ekonomi dan koefisiennya sebesar 0.457085 artinya apabila investasi daerah naik sebesar Rp. 1.000.000, maka Pertumbuhan ekonomi pada 22 kabupaten dan kota di Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar Rp. 457.085 ceteris paribus. Artinya investasi daerah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di 22 kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Semakin tinggi besaran investasi daerah maka pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi pula. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi antarkabupaten dan kota.

Maka dapat diambil kesimpulan berdsarkan hasil Random Effect Model (REM) per daerah yaitu:

a. Kota Medan

PE_Medan = 0.519876 + 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kota Medan menunjukkan angka sebesar 0.519876 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Medan pada tahun antara 2006-2008.

b. Kabupaten Deli Serdang

PE_Deli Serdang = 0.345097 + 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Deli Serdang menunjukkan angka sebesar 0.345097 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang pada tahun antara 2006-2008.

c. Kota Binjai

PE_Binjai = 0.369870+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Binjai.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kota Binjai menunjukkan angka sebesar 0.369870 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Binjai pada tahun antara 2006-2008.

d. Kota Tebing

PE_Tebing = 0.176543+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

2. Nilai coefficient pada random effect model Kota Tebing menunjukkan angka sebesar 0.176543 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Tebing pada tahun antara 2006-2008.

e.Kabupaten Langkat

PE_Langkat = 0.150865+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat. 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Langkat menunjukkan angka sebesar

0.150865 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat pada tahun antara 2006-2008.

f.Kabupaten Karo

PE_Karo = 0.150865+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karo. 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Karo menunjukkan angka sebesar

0.080765 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karo pada tahun antara 2006-2008.

g. Kota Siantar

PE_Siantar = 0.068654+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Siantar.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kota Siantar menunjukkan angka sebesar 0.068654 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Siantar pada tahun antara 2006-2008.

h. Kabupaten Simalungun

PE_Simalungun = 0.057864+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Simalungun menunjukkan angka sebesar 0.057864 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun pada tahun antara 2006-2008.

i. Kota Sibolga

PE_Sibolga = 0.053098+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Sibolga.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Simalungun menunjukkan angka sebesar 0.053098 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Sibolga pada tahun antara 2006-2008.

PE_Tapteng = 0.055098+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapteng. 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Tapteng menunjukkan angka sebesar

0.055098 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapteng pada tahun antara 2006-2008.

k. Kabupaten Tapsel

PE_Tapsel = 0.064998+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapsel. 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Tapsel menunjukkan angka sebesar

0.064998 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapsel pada tahun antara 2006-2008.

l. Kota Padang Sidimpuan

PE_Padang = 0.067098+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Padang Sidimpuan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kota Padang Sidimpuan menunjukkan angka sebesar 0.067098 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Padang Sidimpuan pada tahun antara 2006-2008.

m.Kabupaten Labuhan Batu

PE_Labuhan = 0.060335+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhan Batu.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Labuhan Batu menunjukkan angka sebesar 0.060335 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhan Batu pada tahun antara 2006-2008.

n. Kabupaten Asahan

PE_Asahan= 0.078643+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan. 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Asahan menunjukkan angka sebesar

0.078643 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan pada tahun antara 2006-2008.

o. Kota Tanjung Balai

PE_Tanjung= 0.044097+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

2. Nilai coefficient pada random effect model Kota Tanjung Balai menunjukkan angka sebesar 0.044097 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Tanjung Balai pada tahun antara 2006-2008.

p. Kabupaten Dairi

PE_Dairi= 0.047933+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Dairi 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Dairi menunjukkan angka sebesar

0.047933 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Dairi pada tahun antara 2006-2008.

q. Kabupaten Humbang Hasundutan

PE_Humbang= 0.479033+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukkan angka sebesar 0.479033 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun antara 2006-2008.

r. Kabupaten Nias

PE_Nias= 0.034025+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias. 2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Nias menunjukkan angka sebesar

0.034025 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias pada tahun antara 2006-2008.

s. Kabupaten Serdang Bedagai

PE_Serdang= 0.099822+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan angka sebesar 0.099822 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun antara 2006-2008.

t. Kabupaten Tapanuli Utara

PE_Taput= 0.050985+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan angka sebesar 0.050985 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun antara 2006-2008.

u. Kabupaten Toba Samosir

PE_Tobasa= 0.047835+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Toba Samosir.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Toba Samosir menunjukkan angka sebesar 0.047835 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Toba Samosir pada tahun antara 2006-2008.

v. Kabupaten Mandailing Natal

PE_Madina= 0.084678+ 0.687890 + 0.578890 PAD+ 0.524690 DAU + 0.510876DAK+ 0.478907 DBH+ 0.457085 ID

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh variabel berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mandailing Natal.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Mandailing Natal menunjukkan angka sebesar 0.084678 yang mengandung arti bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mandailing Natal pada tahun antara 2006-2008.

5.2 Pembahasan

Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa variabel Belanja Pegawai dan Belanja Modal tidak dapat digunakan sebagai faktor pembentuk Pertumbuhan Ekonomi sedangkan yang layak digunakan adalah hanya 5 (lima) variabel yaitu PAD, DAU, DAK, DBH dan Investasi Daerah. Hal ini terlihat dari nilai korelasi masing-masing faktor yaitu untuk variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki nilai korelasi sebesar 0,764, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 0,635, Dana ALokasi Khusus (DAK) sebesar 0,656, Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 0,584, Investasi Daerah sebesar 0,546, Belanja Pegawai (BP) sebesar 0,469, dan Belanja Modal (BM) sebesar 0,398. Sehingga berdasarkan hasil tersebut bahwa Belanja Pegawai dan Belanja Modal tidak dapat digunakan sebagai faktor pembentuk Pertumbuhan Ekonomi.

Seluruh variabel pada 22 Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pertumbuhan Ekonomi yang paling besar berada di Kota Medan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi adalah 0,51 dan yang paling kecil adalah daerah Nias adalah sebesar 0,03.

Perbandingan dengan peneliti terdahulu:

1. Ismi Rizky Fitriyanti dan Suryo Pratolo (2009)

Penelitian ini mempelajari hubungan antara pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pembangunan Terhadap Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi (Studi pada Kota dan Kabupaten di Propinsi di DIY). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh APBD tahun 1999-2005, Rasio Kemandirian tahun 2000-2006 dan PDRB tahun 2001-2007. Penelitian ini menggunakan penelitian sensus dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan, dimana yang diteliti adalah keseluruhan elemen dari populasi, yaitu seluruh Kota, Kabupaten dan Propinsi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Propinsi DIY.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara PAD terhadap Rasio Kemandirian, terdapat pengaruh yang signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Rasio Kemandirian, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Kemandirian terhadap Pertumbuhan Ekonomi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Rasio Kemandirian, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Rasio Kemandirian.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismi Rizky dan Suryo Pratolo, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa seluruh variabel yang menjadi variabel penelitian di dalam penelitian ini yaitu pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil dan investasi daerah berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kelima variabel tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi di kabupaten dan kota propinsi sumatera utara pada tahun amatan yaitu sekitar tahun 2006-2008.

2. Ardi Hamzah (2009)

Penelitian ini mempelajari hubungan antara pengaruh PendapatanAsli Daerah, Dana Perimbangan dan Belanja Publik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur (Studi Pada 38 Kota/Kabupaten di Propinsi Jawa

Timur Periode 2001-2006) Penelitian ini menggunakan sample pada 38 daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah PAD dan Dana Perimbangan secara langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Publik, PAD dan Dana Perimbangan secara langsung dan tidak langsung melalui Belanja Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Publik secara langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan secara tidak langsung melalui Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan dan penggangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi secara langsung berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggangguran.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardi Hamzah, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa seluruh variabel yang menjadi variabel penelitian di dalam penelitian ini yaitu pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil dan investasi daerah berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kelima variabel tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi di kabupaten dan kota propinsi sumatera utara pada tahun amatan yaitu sekitar tahun 2006-2008.

3. Joko Waluyo (2007)

Penelitian ini adalah studi tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan antar Propinsi, dan kawasan sejak diberlakunya otonomi daerah di Indonesia (tahun 2001-2005). Metode Penelitian yang digunakan adalah metode ekonometrika persamaan simultan dengan menggunakan data panel antar propinsi. Ketimpangan pendapatan antardaerah didekati dengan menggunakan indeks tertimbang Williamson.

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Desentralisasi fiskal berdampak meningkatkan pertumbuhan ekonomi relatif lebih tinggi di daerah pusat bisnis dan daerah yang kaya sumber daya alam daripada daerah bukan pusat bisnis dan miskin sumber daya.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko Waluyo, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa seluruh variabel yang menjadi variabel penelitian di dalam penelitian ini yaitu pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil dan investasi daerah berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kelima variabel tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi di kabupaten dan kota propinsi sumatera utara pada tahun amatan yaitu sekitar tahun 2006-2008.

BAB VI

Dokumen terkait