Kesimpulan dan Saran
METODE PRAKTIKUM
B. isolasi mikroba
1. Siapkan cawan petri yang sudah di sterilkan.
2. Keluarkan tabung reaksi dan erlemeyer yang di sterilkan dari autoklaf.
3. Bersihkan tangan dan meja dengan alkohol 70 %
4. Nyalakan api bunsen, sterilkan pinggiran pada cawan petri.
5. Sterilakan mulut erlemeyer
6. Buka celah sedikit pada cawan, tuangkan media dari erlemeyer ke cawan, usahakan dekat
dengan bunsen agar mematikan mikroba di sekitar.
7. Sterilkan kembali pinggiran cawan dengan bunsen.
8. Ratakan dengan menggeserkan cawan pada meja dengan membentuk angka ‘8’
9. Diamkan.
10. Masukkan cawan petri, erlemeyer, dan tabung reaksi ke dalam kulkas. Untuk tabung digunakan media slant (miring).
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
kelompok Media Kontaminasi
Kelompok 1 PDA -
Kelompok 2 TEA Khamir
Kelompok 3 NA Khamir
No Ciri fisik Agar kaldu pepton
PDA alami
TEA NA PDA
sintesis
1 Warna Kuning
pucat
Putih Kuning Kuning terang
2 Padat/cair Cair Cair Cair Cair
3 Jernih/keruh Jernih Keruh Jernih Jernih
4 Kontaminasi - Ya Ya Ya
5 Jenis mikroba khamir khamir Khamir khamir
B. Pembahasan
Medium pertumbuhan jasad renik adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran bahan makanan yang mengandung nutrien untuk pertmbuhan jasad renik tersebut. Medium digunakan untuk mikroorganisme tumbuh, untuk isolasi.
Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat berikut :
 Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh
mikroorganisme.
 Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.
 Medium harus steril.
 Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll.
Untuk membuat medium diperlukan bahan-bahan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
1. Bahan dasar
a. Air
b. Agar (berasal dari rumput laut) tidak terurai oelh mikroba, membekupada suhu 15oc dan mencair
pada suhu relatif rendah 45oc
c. Gelatin, yaitu protein yang dapat diurai oleh mikroba, sifatnya seperti agar.
Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusu untuk menumbuhkan mikroba bersifat autotrof obligat.
2. Unsur nutrisi atau makanan
a. Sumber karbon, contoh : karbohidrat, lemak, asam organik.
b. Sumber nitrogen, contoh : pepton, protein.
c. Garam-garam mineral, contoh : K,Na, Fe, Mg
d. Vitamin
e. Bahan alami, contoh : sari buah, eksract sayur, susu, darah.
3. Bahan tambahan, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan kedalam medium untuk tujuan tertentu,
seperti : bahan indicator (phenol red), antibiotik.
Klasifikasi medium di bagi menjadi 2 :
 Klasifikasi medium menurut bahan yang di gunakan :
a. Medium alamiah : medium yang bahan dasarnya berupa substrat bahan alam, seperti : sari buah
wortel,jagung, sari buah anggur.
b. Medium semi alamiah : medium alamiah di tambahkan ke dalamnya senyawa kimia seperti
medium : PDA, TEA
c. Medium buatan atau medium sintesis adalah mediun yang komposisinya telah di tentukan dan
terdiri dari bahan kimia, contoh : Czapeks Dox Agar.
 Klasifikasi medium menurut kegunaanya :
a. Medium umum : medium yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum. Contoh
:SDA (Saubouround Dextrose Agar), TEA, PDA dll.
b. Medium selektif : medium yang komposisinya di atur sedemikian rupa sehingga hanya ada jenis
mikroorganisme tertentu yang dapat tumbuh. Contoh : SSA (salmonella Shigella Agar), BGLB ( Brilliant Green Lactose Broth).
c. Medium differensial : medium yang digunakan untuk membedakan jenis mikroorganisme yang satu dengan yang lainnya. Contoh : Blood Agar, EMBA (Eosin Methylene Blue Agar).
d. Medium pengkayaan (Enrichment Medium) : medium untuk menumbuhkan mikroorganisme
tertentu yang diharapkan memiliki jumlah sel yang lebih banyak untuk tujuan tertentu, seperti YMA (Yeast Malt Agar) medium pertumbuhan yang baik untuk sel khamir.
 Preparasi medium dalam tabung dan cawan ada 3 yaitu :
a. Agar miring/slant
Medium agar miring dibuat dengan memasukkan 3-5 ml (4ml) medium ke dalam tabung reaksi, kemudian disterilisasi pada autoklaf suhu 121o selama 15 menit. Setelah di autoklaf baru dimiringkan sesuai dengan sudut kemiringan yang diinginkan, biarkan hingga mengeras.
b. Agar tegak / deep
Medium yang dibuat dimasukkan ke dalam rak tabung reaksi 3-5ml (4ml) di autoklaf, setelah itu segera simpan di rak tabung biarkan mengeras.
c. Agar cawan
dari medium yang dibuat dimasukkan ke dalam labu ukur erlemeyer kemudian di sterilisasi dengan autoklaf. Setelah itu tunggu hingga medium hangat kuku dan segera tuang ke dalam cawan petri steril secara aseptis, proses penuangan harus segera dilakukan menghindari bekunyaa medium.
Medium TEA
Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:
- Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
- Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.
- Agar, sebagai bahan pemadat medium.
- Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Nutrien Agar (NA)
Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring atau tegak.
Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA
miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:
- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
- Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin, dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
- Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.
- Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.
Potato Dekstrose Agar (PDA)
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan kapang dan jamur.
Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah non-sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk medium padat karena dalam pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan pemadat. Berdasarkan fungsinya, medium PDA ini termasuk medium umum karena dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan medium PDA adalah:
- Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.
- Dextrose sebagai sumber enegi dan sebagai sumber karbon.
- Agar, sebagai bahan pemadat medium.
- Akuades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber O2.
Kontaminasi
Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat terhadap zat lain yang tidak diinginkan.
Dalam praktikum ini bila pengerjaan proses praktikum tidak steril maka akan tercemar oleh mikroba seperti khamir dan kapang.
Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Carlile & Watkinson menyatakan bahwa jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Menurut Moncalvo dan Kuhn & Ghannoum, sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.
Khamir adalah fungi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis). Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk ragi.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang dan kahamir terutama akan menyerang saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang
paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup (Curtis et al. 2004; Mazur et al. 2006). Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan, atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillus pada saluran pernapasan (Soubani &
Chandrasekar 2002). Selain genus Aspergillus, beberapa spesies dari genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.
Selama penyimpanan, makanan atau bahan makanan sangat mudah ditumbuhi oleh kapang. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia dengan curah hujan, suhu dan kelembaban yang tinggi sangat mendukung pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin. Kontaminasi mikotoksin tidak hanya menurunkan kualitas bahan pangan/pakan dan mempengaruhi nilai ekonomis, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Berbagai penyakit dapat ditimbulkan oleh mikotoksin, seperti kanker hati yang disebabkan oleh aflatoksin, salah satu jenis mikotoksin yang paling banyak ditemukan di negara beriklim tropis. Karena adanya kontaminasi mikotoksin tidak kasat mata, terlebih lagi pada makanan olahan, maka diperlu kewaspadaan dalam memilih makanan terutama bahan makanan atau makanan olahan yang telah disimpan dalam waktu lama.
Destruksi
Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian. Proses destruksi ini penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat alat yang telah digunakan pada saat percobaan. Karena kita tidak dapat memastikan bahwa alat
alat itu bersih sebelum di destruksi, bisa saja terdapat bakteri atau mikroorganisme yang dapat membahayakan diri kita. Proses ini umumnya di lakukan dengan memasukkan semua wadah atau alat hasil percobaan (yang sudah d kontakan dengan mikroorganisme) ke dalam autoklaf, kemudian di aktifkan pada suhu 121 derajat celcius selama 30 menit. Bila telah selesai, wadah yang mengandung media dan mikroba hasil percobaan (yang telah cair) dapat di buang ke pembuangan umum, kemudian alat dicuci bersih dengan air sabun.