• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGS

Dalam dokumen upload dokumen (Halaman 45-49)

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Permasalahan pembangunan daerah adalah gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan di buat. Permasalahan pembangunan pada umumnya terjadi disebabkan oleh faktor internal pelaksanaan pembangunan yang terjadi dan faktor eksternal yang mempengaruhi jalannya pembangunan di suatu daerah. Permasalahan internal dapat terjadi antara lain karena tidak teroptimalkannya sumberdaya pembangunan yang tersedia dan tidak teratasinya kelemahan yang membuat kinerja pembangunan tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Sedangkan faktor eksternal dapat terjadi pada umumnya disebabkan oleh adanya ancaman yang tidak terantisipasi dan mempengaruhi kinerja pembangunan serta adanya peluang yang tidak termanfaatkan sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan.

Permasalahan yang muncul berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Balitbang antara lain yaitu:

1. Belum terpenuhinya kuantitas dan kualitas SDM kelitbangan untuk memaksimalkan peran Balitbang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Hasil penelitian dan pengembangan belum sepenuhnya dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan daerah.

3. Belum optimalnya sinergi antara Balitbang dengan kalangan akademisi, bisnis, pemerintah dan masyarakat.

3.1.1. Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Balitbangda

Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diuraikan menurut bidang urusan

RENSTRA BALITBANGDA I - 46 memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang

urusan lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang

terkait dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab penyelenggaraan

pemerintah daerah guna menentukan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah

daerah.

Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program

pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

- Kinerja kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi sangat ditentukan oleh ketersediaan SDM, prasarana dan sarana yang memadai dan berkualitas. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang idealnya dilaksanakan oleh pejabat fungsional peneliti dan perekayasa. Kondisi internal kelembagaan menunjukkan bahwa hingga saat ini pejabat fungsional peneliti dan perekayasa di Balitbangda Kabupaten Maros belum ada. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar kegiatan penelitian dan pengembangan masih dikerjasamakan dengan lembaga penelitian dari perguruan tinggi dan organisasi litbang lainnya.

- Jumlah anggaran penelitian dan pengembangan yang dialokasikan selama ini masih belum mencukupi untuk mencakup keseluruhan isu-isu strategis serta penyediaan data dan informasi dalam rangka perumusan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Sedangkan kondisi minimal yang diinginkan adalah sebesar 1 (satu) persen dari total APBD Kabupaten Maros.

- Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi-instansi pemerintah di daerah yang dapat mengakibatkan tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah.

- Masih adanya batasan-batasan virtual yang ada selama ini memposisikan lingkup kerja kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi pada Balitbangda Kabupaten Maros pada ruang lingkup penyediaan data dan informasi kebijakan semata. Batasan-batasan tersebut telah menyebabkan

RENSTRA BALITBANGDA I - 47 orientasi kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi pada Balitbangda Kabupaten Maros berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang pada kegiatan terapan (applied research).

3.1.2. Identifikasi Permasalahan untuk Pemenuhan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Dengan keterbatasan kapasitas keuangan daerah dan karakteristik alokasi belanja daerah, tidak semua penyelenggaraan urusan dapat diprioritaskan atau terkait dengan sasaran pokok (RPJPD) dan tujuan serta sasaran pembangunan daerah (RPJMD) dalam suatu periode. Namun demikian, tidak berarti bahwa urusan dimaksud tidak diselenggarakan. Secara operasional, urusan-urusan tersebut tetapharus dilaksanakan untuk menjaga kinerja yang telah dicapai dimasa-masa lalu atau memenuhi standar layanan bagi masyarakat.

maka langkah–langkah untuk mengatasi masalah tersebut adalah :

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kelitbangan melalui perekrutan CPNS Peneliti, Sosialisasi Jabatan Fungsional Peneliti, Pelatihan, Peningkatan Kapasitas SDM Peneliti.

2. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan melalui :

a) Pelaksanaan penelitian tematik sesuai dengan permasalahan pembangunan daerah untuk mencapai sasarn RPJMD

b) Melaksanakan penelitian yang berdaya saing sesuai dengan kebutuhan masyarakat

3. Meningkatkan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan dengan institusi kelitbangan yang ada di Kabupaten Maros

4. Meningkatkan kerjasama dengan kalangan akademisi, bussines dan goverment dalam perencanaan program dan kegiatan kelitbangan

RENSTRA BALITBANGDA I - 48 Visi Pembangunan dalam RPJMD adalah Visi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Visi

tersebut memberikan gambaran mengenai arah pembangunan atau kondisi masa depan

yang akan dicapai dalam masa jabatan yang diembannya.

Proses Analisis terhadap suatu persoalan yang muncul atau diperkirakan akan

terdapat dalam dinamika pencapaian suatu Visi dan Misi merupakan langkah awal secara

teknokratik dalam suatu perumusan rencana kerja. Pelaksanaan analisis terhadap suatu

persoalan yang didahului dengan perumusan masalah baik yang telah, sedang, dan akan

terjadi menjadi sesuatu hal yang tidak dapat dihindari untuk menjaga korelasi yang positif

antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan, Utamanya terhadap isu – isu strategis baik yang skala lokal, regional, maupun Nasional yang berimplikasi terhadap

kesejahteraan masyarakat Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan,

tantangan, peluang, dan budaya yang terdapat di Kabupaten Maros.

3.2.1. VISI

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan Visi dan Misi dalam RPJMD Kabupaten

Maros periode 2017 – 2022 dilakukan dengan mempertimbangkan arah dan tahapan pembangunan jangka panjang sebagaimana yang terdapat dalam RPJPD Kabupaten Maros

periode 2005 – 2025, hasil – hasil yang telah dicapai pada periode RPJMD yang lalu (2010 – 2015), serta isu – isu strategis yang berkembang, maka Visi Pemerintah Kabupaten Maros Periode 2016 – 2021, adalah: MAROS LEBIH SEJAHTERA . Adapun penjabaran makna dan pokok dari Visi tersebut adalah sebagai berikut:

RENSTRA BALITBANGDA I - 49 Penjabaran Pokok – Pokok VISI RPJMD Kabupaten Maros Periode 2016 – 2021

POKOK – POKOK VISI PENJELASAN

Dalam dokumen upload dokumen (Halaman 45-49)

Dokumen terkait