• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, isu strategis adalah kondisi/hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah. Kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisiapsi akan menimbulkan kerugian lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik isu strategis adalah kondisi/hal bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan dimasa yang akan datang.

Mengingat permasalahan pembangunan sangat banyak dan kompleks seperti telah diuraikan diatas, maka untuk menentukan permasalahan yang akan dijadikan bahan isu strategis perlu dirumuskan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats) sebagai berikut :

4.2.1 Kekuatan (Strength)

Kekuatan Kabupaten Karawang yang merupakan potensi dalam pembangunan antara lain :

1. Kondisi keamanan yang kondusif;

2. Letak geografis yang strategis;

3. Memiliki potensi basis dalam perekonomian;

4. Memiliki potensi sumberdaya alam;

5. Memiliki faktor produksi unggulan (tenaga kerja, SDA);

6. Tersedianya lahan budidaya (pertanian dan industri);

7. Di dominasi penduduk usia produktif;

8. Pertumbuhan ekonomi yang baik;

9. Tersedianya sarana dan prasarana publik;

10. Tersedianya kelengkapan jenjang pendidikan hingga Perguruan Tinggi;

11. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan;

12. Tersedianya perangkat aparatur pemerintah daerah yang berkompetensi;

13. Tersedianya dokumen perencanaan.

4.2.2 Kelemahan (Weakness)

Kelemahan Kabupaten Karawang yang merupakan kendala dalam pembangunan, antara lain :

1. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Karawang pada tahun 2014 sebesar 10,15%;

2. Persentase kemandirian fiskal daerah di Kabupaten Karawang pada tahun 2015 sebesar 29,23% ;

194 3. Persentase pengangguran di Kabupaten Karawang pada tahun 2015

sebesar 11,88% dari jumlah angkatan kerja;

4. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dipemerintahan dan UMKM;

5. Belum optimalnya sosialisasi terkait mendapatkan akses modal usaha bagi masyarakat;

6. Terdapat kesenjangan pembangunan antar kawasan kota dengan wilayah pedesaan;

7. Belum tersedianya sarana/moda transportasi publik yang memadai;

8. Masih terdapatnya rumah yang tidak layak huni;

9. Belum optimalnya upaya mitigasi bencana dan menurunnya kualitas lingkungan hidup;

10. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi;

11. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara fasilitas pelayanan publik;

12. Belum tuntasnya pelaksanaan program nasional wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun;

13. Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM);

14. Belum optimalnya penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang bersih dan berwibawa;

15. Masih lemahnya penerapan Peraturan Daerah;

16. Pengembangan kewirausahaan di masyarakat.

4.2.3 Peluang (Opportunity)

Secara eksternal, terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan dalam percepatan pembanguan di Kabupaten Karawang, antara lain :

1. Potensi ekonomi daerah sebagai daerah industri dapat mendukung perekonomian daerah;

2. Perpres Nomor 32 Tahun 2011 tentang MP3EI dan Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;

3. Adanya permintaan yang cukup tinggi dari pasar domestik dan internasional terhadap hasil pertanian, perikanan dan peternakan untuk dapat dipenuhi oleh para pelaku ekonomi lokal;

4. Tersedianya lembaga dan aparatur yang dapat menjaga keberlangsungan stabilitas keamanan;

5. Jarak antara desa terjauh dengan ibu kota kabupaten relatif dekat;

6. Dilalui oleh jalan jalan nasional dan jalur kereta api lintas pulau Jawa;

7. Penerapan Standar Mutu (ISO).

195 4.2.4 Ancaman (Threath)

Ancaman yang dihadapi oleh Kabupaten Karawang antara lain adalah : 1. Masuk dalam kategori rawan bencana banjir, longsor, dan puting

beliung;

2. Kerusakan lingkungan hidup.

3. Kerjasama ekonomi dan kawasan perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN dan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA);

4. Persaingan sumberdaya manusia secara global;

5. Kompetensi lulusan pendidikan tidak memenuhi kebutuhan tuntutan dunia kerja;

6. Perubahan iklim global (climate change);

7. Infiltrasi budaya asing yang negatif;

8. Migrasi dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi;

9. Permasalahan UMK dan demo buruh;

10. Kurangnya minat generasi muda untuk menjadi petani.

4.2.5 Isu Strategis Kabupaten Karawang

Berdasarkan hasil analisis SWOT, didapatkan isu-isu strategis Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 sebagai berikut :

A. Bidang Infrastruktur, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

1. Jumlah Pertambahan Penduduk dan Dampak Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Permukiman;

2. Kemantapan Infrastruktur Jalan, Jembatan dan Pengairan Yang Belum Memenuhi Standar Pelayanan Minimal;

3. Infrastruktur jaringan irigasi banyak yang rusak: panjang sal primer 78,97 km (rusak 49,99 %), panjang sal sekunder 451,41 km (rusak 29,91 %), panjang sal tertier 1.791 km (rusak 34 %);

4. Panjang jalan usaha tani 919 km (rusak 46 %);

5. Penurunan Kapasitas Saluran Pembuang dan Muara Sebagai Akibat Sedimentasi;

6. Kondisi Perkembangan Historis Geografis (Daratan, Sungai, Saluran Pembuang, Pesawahan dan Garis Pantai);

7. Dampak Perubahan Tata Ruang Internal Maupun Eksternal (macet, crowded dan banjir);

8. Karawang Bagian Dari Pengembangan BODEBEKARPUR Sebagai Twin Metropolitan (Jakarta);

9. Peraturan Presiden RI Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Api Cepat Jakarta dan Bandung ; Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (Untuk Bandara Internasional Karawang) dan Rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II;

10. Belum memadainya Pranata Bidang Penataan Ruang khususnya Rencana Rinci Tata Ruang;

196 11. Rendahnya keterkaitan fungsional antar wilayah Perkotaan

dan Perdesaan;

12. Menurunnya ketersediaan ruang untuk ketahanan pangan dan minimnya Ruang Terbuka Hijau Publik;

13. Belum terwujudnya sinergitas koordinasi penataan ruang baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan maupun ekonomi;

14. Belum optimalnya penanganan persampahan dan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan;

15. Belum tertanganinya kawasan kumuh perkotaan;

16. Masih tingginya Jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Karawang;

17. Penyediaan infrastruktur wilayah yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal. Diantaranya berupa kemantapan, jaringan dan kualitas jalan (termasuk trotoar, marka jalan, dan rambu lalu lintas), saluran drainase, infrastruktur pengelolaan sampah dan air limbah, infrastruktur air bersih dan sanitasi, infrastruktur irigasi;

18. Penggunaan dan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan RTRW dan peraturan ketataruangan;

19. Alih fungsi lahan sawah (selama 25 tahun terakhir luas 3.550 ha) rata-rata pertahun 142 Ha

20. Tata kelola lingkungan hidup yang baik sehingga kegiatan pembangunan tidak menimbulkan dampak berupa kerusakan lingkungan dan penurunan daya dukung/degradasi lingkungan.

B. Bidang Sosial Budaya

1. Pencapaian indikator dan Standar Pelayanan Minimal dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan;

2. Pengaruh globalisasi berdampak pada kultur budaya lokal.

3. Apresiasi masyarakat terhadap seni budaya lokal belum optimal.

4. Kurangnya regenerasi seniman terhadap budaya lokal yang menjadi warisan leluhur.

5. Seni budaya lokal yang sudah populer belum memiliki hak cipta.

6. Kreativitas seniman masih kurang karena tidak didukung oleh pengetahuan/pendidikan formal.

C. Bidang Ekonomi

1. Pemberdayaan usaha mikro kecil maupun menengah yang mewakili keunikan lokal dalam pemasaran dan permodalan serta tantangan perdagangan bebas;

2. Pemantapan ketahanan pangan daerah;

3. Pengelolaan potensi destinasi pariwisata secara baik dan profesional;

197 4. Infrastruktur dan Roda transportasi menuju objek dan daya

tarik wisata masih belum memadai dan terkoneksi.

5. Prasarana dan sarana wisata di objek wisata masih belum standar, terutama pada objek dan daya tarik wisata yang berada di Kawasan Wisata

6. Keberadaan objek dan daya tarik wisata di setiap destinasi belum terintegrasi ke dalam pola perjalanan pariwisata Jawa Barat.

7. Pendekatan pengembangan pariwisata masih belum berorientasi secara tegas kedalam pola pengembangan industri pariwisata secara berkelanjutan.

8. Kesadaran dan partisipasi para pemangku kepentingan pariwisata terhadap upaya peningkatan kualitas pengalaman wisata masih belum merata dan memadai.

9. Upaya pemasaran dan promosi destinasi wisata masih belum terintegrasi, terarah, dan terukur sesuai dengan tujuan, sasaran dan target pengembangan pariwisata yang telah ditetapkan.

10. Ketersediaan pelayanan infomasi wisata, terutama di Bandara, stasiun kereta dan terminal dan simpul-simpul kawasan wisata utama belum ada.

11. Kondisi pengelolaan keamanan dan keselamatan dalam kegiatan berwisata masih minim dan belum merata di setiap destinasi wisata.

12. Kemampuan dan profesionalitas SDM di sektor pariwisata masih terbatas dan belum merata, terutama untuk pekerja yang berada pada posisi penyedia pelayanan.

13. Kandungan C organik tanah sawah di kabupaten Karawang rendah (di bawah 1 %) artinya lahan sawah dalam keadaan sakit.

14. Sering terjadi bencana alam (banjir/kekeringan) - Tahun 2013 luas puso = 8.561 ha (banjir) - Tahun 2014 luas puso = 25.630 ha (banjir) - Tahun 2015 luas puso = 1.782 ha (kekeringan) 15. Tingginya serangan hama penyakit (opt)

- Tahun 2013 serangan opt = 19.089 ha - Tahun 2014 serangan opt = 14.191 ha - Tahun 2015 serangan opt = 8.718 ha

16. Kehilangan hasil (losses) pasca panen padi sebesar 12,62

%

17. Kabupaten Karawang masih kekurangan daging sebanyak 10.130 ton (perhitungan antara jumlah penduduk dibandingkan dengan jumlah populasi hewan yang ada) 18. Lahan kritis seluas 7.483 ha (darat 2,078 ha, pantai 5,405

ha).

198 19. Jumlah petani = 281.405 kk, terdiri dari:

- Petani pemilik = 43.362 (15 %) - Petani pemilik penggarap = 80.905 (29 %) - Petani penggarap = 47.754 (17 %) - Buruh tani = 109.564 (39 %) 20. Posisi tawar hasil produk petani masih rendah.

D. Bidang Pemerintahan

1. Ketersediaan sarana dan prasarana serta SDM aparatur yang profesional berbasiskan good governance dan clean governance untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik;

Dokumen terkait