• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air Limbah Permukiman

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM4.3

6.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman

6.4.1 Air Limbah

6.4.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air Limbah Permukiman

Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman A.

Untuk melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan

identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten Musi Rawas , Renstra Dinas, SPPIP, SSK dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis pengembangan air limbah sesuai dengan karakteristik di Kabupaten Musi Rawas.

Tujuan dari bagian ini adalah:

Teridentifikasinya rumusan isu strategis pengelolaan air limbah di Kabupaten Musi o

Rawas;

tereviewnya isu strategis pengembangan air limbah dari dokumen terkait o

Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia antara lain :

Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman 1.

Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah dengan sistem terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah)

Peran Masyarakat 2.

Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum

diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah serta terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis masyarakat.

Peraturan perundang-undangan 3.

Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam system pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.

Kelembagaan 4.

meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah.

Pendanaan 5.

Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan

pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.

Kabupaten Musi Rawas wajib merumuskan isu strategis yang ada di daerah nya. Isu strategis dalam pengembangan air limbah menjadi dasar dalam pengembangan

infrastrukturair limbah dan akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.

Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman B.

Kabupaten Musi Rawas wajib menyajikan gambaran secara umum kondisi eksisting system pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten Musi Rawas baik pada aspek teknis maupun pada aspek non teknis pendukung Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Musi Rawas , perlu diuraikan hal-hal berikut ini :

Aspek teknis a.

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air limbah yang mencakup:

Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/ on-site, system o

terpusat/off-site);

jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air limbah; o

tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah o

Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut :

Tabel 6.29

Kapasitas Pelayanan Eksisting Prasarana

dan Sarana Jumlah Kapasitas

Sistem Pengolahan Lembaga Pengelola Keterangan Kondisi

Truk Tinja 4 unit 6 m3

*)

*)

*)

IPLT

*)

*)

*)

*)

*)

IPAL

*)

*)

*)

*)

*)

Tabel 6.30

Cakupan Pelayanan Sistem Onsite

No Kecamatan Jumlah PS Sanitasi Sistem Onsite

Pengumpulan Pengolahan

Jamban

Keluarga MCK Lainnya

Septik

Tank Cubluk Lainnya 1 Rawas Ulu *) *) *) *) *) *) 02. Ulu Rawas *) *) *) *) *) *) 03. Rupit *) *) *) *) *) *) 04 Karang Jaya *) *) *) *) *) *) 05 STL Ulu *) *) *) *) *) *) 06 Selangit *) *) *) *) *) *) 07 Sumber Harta *) *) *) *) *) *) 08 Tugumulyo *) *) *) *) *) *) 09 Purwodadi *) *) *) *) *) *) 10 Muara Beliti *) *) *) *) *) *)

11 TP. Kepungut *) *) *) *) *) *) 12 Jayaloka *) *) *) *) *) *) 13 Suka Karya *) *) *) *) *) *) 14 Muara Kelingi *) *) *) *) *) *) 15 BTS Ulu *) *) *) *) *) *) 16 Tuah Negeri *) *) *) *) *) *) 17 Muara Lakitan *) *) *) *) *) *) 18 Megang Sakti *) *) *) *) *) *) 19 Rawas Ilir *) *) *) *) *) *) 20 Karang Dapo *) *) *) *) *) *) 21 *) *) *) *) *) *)

Nibung *) Dalam Proses Pendataan

Tabel 6.31

Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat

No. Lokasi/ Tempat MCK ++ IPAL Komunal Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi 1. - *) *) *) *) *) 2. - *) *) *) *) *)

*) Dalam Proses Pendataan

Tabel 6.32

Cakupan Pelayanan air limbah Sistem Off-site

No. Nama IPAL Sistem Dibangun

Tahun Kondisi

1. *) *) *)

2. - *) *) *)

*) Dalam Proses Pendataan

Tabel 6.33

No. Uraian Besaran Keterangan

Karakteristik Fisik Kota 1. Jumlah Penduduk Tingkat Kepadatan - Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar) - Tinggi (300-400 jiwa/hektar) …………. Ha - Sedang (200-300 jiwa/hektar) …………. Ha - Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha 2. Tipe Bangunan Rumah

Tangga

- Permanen …….%KK atau unit - Semi Permanen …….%KK atau unit - Tidak Permanen …….%KK atau unit 3. Badan Air

- Nama Sungai - Peruntukan - Tidak Permanen

- Debit ……….Liter/detik - kualitas ……….BOD Mg/liter

……….COD Mg/liter *) Dalam Proses Pendataan

Pendanaan b.

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai

penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan tanki septik, retribusi air limbah sistem komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman.

Kelembagaan c.

Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan sumber daya

manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola air limbah saat ini.

Peraturan Perundangan d.

dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten Musi Rawas misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SK

walikota/kabupaten, SK Direktur).

Peran Serta Swasta dan Masyarakat e.

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat

Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah, perilaku masyarakat dalam BAB, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.

Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah C.

i. Identifikasi Permasalahan Air Limbah

Setiap Kab/Kota wajib menguraikan besaran masalah yang dihadapi di Kab./Kota masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.

Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasi permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor air limbah. Hasil identifikasi permasalahan

dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel 6.34

Tabel 6.34. Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

Aspek Non-Teknis

No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Dihadapi

Tindakan Yang

Yang Sudah Dilakukan Sedang Dilakukan A. Kelembagaan: *) *) *) - Bentuk Organisasi *) *) *)

- Tata Laksana (Tupoksi, SOP,dll) - -

- Kualitas dan Kuantitas SDM *) *) *)

B. Perundangan terkait sektor air limbah (Perda, Pergub, Perwali,dst)

*) *) *)

C. Pembiayaan:

- Sumber-sumber pembiayaan (APBD Prov/Kabkota/swasta/masyarakat/dll) - Retribusi

*) *) *)

D. Peran serta Masyarakat dan swasta Kurangnya Kepedulian Terhadap Pengelolaan Air Limbah Penyuluhan akan arti penting pengelolaan air limbah yang benar Penyuluhan akan arti penting pengelolaan air limbah yang benar Aspek Teknis

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Dihadapi

Tindakan

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Dihadapi

Yang Sudah Dilakukan

Yang Sedang Dilakukan

E. 1.

2.

Teknis Operasional: Sistem On-Site Sanitation: - MCK

- Jamban keluarga/cubluk/septik tank - Septik tank komunal

- PS sanitasi berbasis masyarakat - Truk tinja

- IPLT

Sistem Off Site Sanitation: - Sambungan rumah

- Sistem jaringan pengumpul

- Sistem sanitasi berbasis masyarakat - IPAL Kurangnya mobil Tinja Pengadaan dan Pemeliharaan mobil tinja Pengadaan dan Pemeliharaan mobil tinja

Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Kabupaten Musi Rawas secara umum adalah:

(1) Belum optimalnya penanganan air limbah

(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah (3) Belum optimalnya manajemen air limbah:

Belum optimalnya perencanaan; o

belum memadainya penyelenggaraan air limbah o

ii. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

Kabupaten Musi Rawas wajib menguraikan tantangan dan peluang sesuai karakteristik Kabupaten Musi Rawas terkait pembangunan sektor air limbah Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015.

Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah Kabupaten Musi Rawas . Target pelayanan dasar

yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPIJM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah Target pelayanan dasar bidang Air Limbah sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 4.37

Tabel 6.35

Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu

Pencapaian Ket Jenis Pelayanan Dasar Indikator Nilai Batas Waktu

Ket Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi Lingkungan dan Persampahan) Air Limbah Permu- kiman

Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.

Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/kota 60% 5% 2014 2014 Dinas yg membidangi PU Dinas yg membidangi PU

Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2012

Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya kewajiban

penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan perlindungan sumber air baku dalam tataran undang-undang sampai dengan peraturan daerah. Peraturan perundangan juga telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah permukiman.

6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah

Dokumen terkait