• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.3 Karakteristik Sampel Dalam Penelitian

4.3.2 Jabatan Responden

Adapun Jabatan responden yang diwakilkan oleh responden di daerah penelitian Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo bervariasi dari Ketua CU, Penyelia Kreditdan Baitul Maal Wa Tamwi. Jabatan responden yang diwakilkan oleh responden adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan responden yang diwakilkan

No. Jabatan Respnden Jumlah(Jiwa) Persentase(%)

1 PenyeliaKredit 16 19

2 Ketua CU 36 44

3 Pemilik Kredit Pribadi 30 37

Jumlah 82 100 %

Sumber :Data diolah dari lampiran 1 dan lampiran 2

Tabel 13 diatas dapat dilihat Jabatan responden yang diwakilkan responden yang terbesar berada pada jabatan Ketua CU dengan jumlah 36 jiwa atau 44 % dan yang terkecil pada jabatan Penyelia Kredit dengan jumlah 16 jiwa atau 19 %.

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Preferensi Lembaga Kredit Formal terhadap Kombinasi Atribut Kredit Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi lembaga kredit formal terhadap atribut kredit untuk menganalisis urutan atribut yang paling penting dari produk kredit dan untuk mengetahui tingkat keakuratan prediksi antara hasil estimasi dengan hasil aktual pada proses conjoint. Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan proses analisis conjoint. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari overall statistics pada SPSS.

Tabel 14. Hasil Analisis Conjoint PreferensiLembaga Kredit Formal terhadap Kredit

No. Atribut Level / Taraf NilaiKegunaan (Utility values) Nilai Kepentingan Relatif (%) (Importance values)

1 Agunan Surat Tanah -1.341

54.547% BarangBergerak -.363 Tanpa Agunan 1.704 2 Prosedur Peminjaman Susah .037 6.896% Sedang -.052 Mudah .015 3 Persyaratan Peminjaman Susah -1.94 3.953% Sedang .025 Mudah 1.57

4 Plafon Kredit Kecil .059

4.370%

Sedang -.096

Besar .037

5 Tenggang Waktu Lama .015 2.731% Sedang .059 Cepat -.074 6 Lokasi Lembaga Kredit Dekat -.074 5.692% Sedang .037 Jauh .037 7 Tingkat Suku Bunga Tinggi .037 6.314% Sedang -.119 Rendah .081 8 Biaya Administrasi Mahal -.096 4.749% Sedang .015 Murah .081 9 Jangka Waktu Pengembalian Lama .015 5.897% Sedang .059 Cepat -.074 10 Prosedur Cicilan Kaku -.074 4.850% Sedang .037 Fleksibel .037

Kredit yang menjadi preferensi lembaga kredit formal dapat dilihat dari nilai kegunaan (utility values) yang paling besar diantara level / taraf pada masing – masing atribut. Berdasarkan hasil penelitian spesifikasi kredit yang disukai oleh lembaga kredit formal yaitu ditinjau dari :

1. Agunan

Agunan yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan surat tanah. Agunan surat tanah dapat berupa surat tanah bangunan atau surat tanah usaha tani yang diusahakan. Agunan surat tanah lebih dipilih lembaga kredit

45

formal daripada barang bergerak dan tanpa agunan karena nilai tanah yang terus naik sehingga lebih menguntungkan lembaga kredit formal ketika agunan tersebut harus dilelang. Sedangkan agunan barang bergerak nilainya terus turun sehingga nilainya akan turun ketika dilelang oleh lembaga kredit formal sehingga tidak begitu disukai oleh lembaga kredit formal. Sedangkan tanpa agunan tidak dapat dipilih oleh Lembaga Kredit Formal karena resiko usahatani yang sangat besar sehingga tidak mungkin lembaga kredit formal memberikan kredit dengan tanpa agunan.

Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. dimana pada atribut agunan, surat tanah memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -1.341. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut agunan kredit pada analisis conjoint :

Gambar 2. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Agunan Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

2. Prosedur Peminjaman

Prosedur Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan prosedur peminjaman sedang. Prosedur peminjaman kredit sedang karena prosedur yang harus dipenuhi tidak tergolong banyak dan sedikit sehingga digolongkan sebagai prosedur peminjaman sedang atau dapat dikatakan prosedur kredit yang harus dipenuhi terdiri atas 5-7 syarat. Dalam hal ini syarat wajib sudah terpenuhi yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan.

Prosedur peminjaman sedang lebih dipilih daripada prosedur peminjaman mudah dan prosedur peminjaman susah karena prosedur peminjaman yang susah akan membuat petani kesulitan karena banyaknya syarat yang harus dipenuhi oleh petani untuk memperoleh kredit sehingga sulit bagi petani memperoleh kredit sehingga petani akan malas meminjam di lembaga kredit formal tersebut.

Sebaliknya prosedur peminjaman mudah akan membuat petani terlalu mudah memperoleh kredit tanpa harus memenuhi syarat-syarat yang merupakan suatu jaminan bagi lembaga kredit formal terhadap kredit yang diberikan kepada petani. Selain itu apabila prosedur peminjaman mudah, faktor keamanan kredit tersebut lebih tidak terjamin. Oleh karena itu maka lembaga kredit formal lebih memilih prosedur peminjaman sedang daripada prosedur peminjaman mudah dan prosedur peminjaman susah. Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. Dimana pada atribut prosedur peminjaman sedang memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.052.

47

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut prosedur pinjaman kredit pada analisis conjoint :

Gambar 3. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Prosedur Pinjaman Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

3. Persyaratan Peminjaman

Persyaratan Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan persyaratan peminjaman susah. Persyaratan peminjaman susah yaitu Lembaga kredit mewajibkan petani untuk menjadi anggota lembaga kredit tersebut. Artinya petani dalam meminjam kredit harus menjadi anggota lembaga kredit tersebut.

Persyaratan peminjaman susah lebih dipilih daripada persyaratan peminjaman mudah dan persyaratan peminjaman sedang karena untuk meminjamkan kredit lembaga kredit formal mewajibkan petani untuk menjadi anggota. Dengan

menjadi anggota maka akan lebih mudah bagi lembaga kredit formal melacak keberadaan petani jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selain itu sudah merupakan sistem dari lembaga kredit formal yang bersangkutan artinya proses pembayaran kredit dengan debet pinjaman ke rekening, agar mempunyai rekening maka diwajibkan menjadi nasabah.

Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. Dimana pada atribut prosedur peminjaman susah memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -1.94.

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut persyaratan pinjaman kredit pada analisis conjoint :

Gambar 4. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Persyaratan Pinjaman Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

4. Plafon Kredit

Plafon Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan plafon kredit sedang. Plafon kredit sedang apabila dana yang dikeluarkan oleh

49

lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang sedang atau jika dinyatakan dengan angka sebesar Rp.100-200 juta.

Plafon kredit sedang lebih dipilih lembaga kredit formal karena plafon kredit yang besar akan berisiko tinggi bagi lembaga kredit formal dalam memberikan kredit. Sedangkan plafon kredit yang kecil tidak dipilih oleh lembaga kredit formal karena dengan plafon kredit kecil akan sulit mencapai target yang besar karena jumlah pegawai yang terbatas. Sehinga lembaga kredit formal lebih memilih plafon kredit sedang.

Hasil ini dapat dilihat di Tabel 14. Dimana pada atribut platform agunan sedang memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.096. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut persyaratan pinjaman kredit pada analisis conjoint :

Gambar 5. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Plafon Agunan Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

5. Tenggang Waktu

Tenggang Waktu yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan tenggang waktu cepat. Cepat, yaitu waktu yang dibutuhkan lembaga kredit untuk menyetujui kredit yang diajukan oleh petani yang dimulai dari proses pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara 1, on the spot, wawancara 2, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, realisasi kredit dan penyaluran dana membutuhkan waktu yang cepat yaitu membutuhkan waktu 1-2 hari.

Dalam Tenggang Waktu Antara Pemohon dan Realisasi Kredit Lembaga kredit formal lebih memilih tenggang waktu cepat karena waktu yang cepat tentu saja akan membuat pekerjaan mereka lebih cepat selesai sehingga target dapat lebih mudah dicapai. Selain itu waktu yang cepat akan membuat petani merasa puas karena waktu yang cepat dalam proses pencairan uang.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut tenggang waktu cepat memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074.

51

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut tenggang waktu kredit pada analisis conjoint :

Gambar 6. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Tenggang Waktu Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

6. Lokasi Lembaga Kredit

Lokasi Lembaga Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan lokasi lembaga kredit dekat. Lokasi lembaga kredit dekat merupakan jarak lembaga kredit tersebut dekat dari petani sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pengawasan kepada petani atau sekitar 0-2 km dari petani.

Lembaga kredit formal lebih memilih lokasi lembaga kredit dekat karena dengan lokasi lembaga kredit yang dekat akan memudahkan bagi petani untuk mengakses lembaga kredit tersebut sehingga lebih menghemat biaya dan waktu petani sehinnga petani lebih memilih lembaga kredit tersebut. Selain itu lokasi lembaga

kredit yang dekat akan lebih memudahkan lembaga kredit formal untuk melakukan pengawasan terhadap kredit yang dipinjam oleh petani.

Hasil ini dapat pada Tabel 14. Dimana pada atribut lokasi lembaga kredit dekat memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut lokasi lembaga kredit pada analisis conjoint :

Gambar 7. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Lokasi Lembaga Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

7. Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan tingkat suku bunga sedang. Tingkat suku bunga sedang yaitu tingkat suku bunga dalam kredit mampu memberikan pendapatan dan keuntungan yang tidak

53

tinggi dan juga tidak rendah kepada lembaga kredit atau suku bunga tersebut terdapat di antara 1%-7%.

Tingkat suku bunga sedang lebih dipilih lembaga kredit daripada tingkat suku bunga rendah dan tigkat suku bunga tinggi karena tingkat suku bunga yang rendah akan merugikan lembaga kredit karena sedikitnya pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dari pemberian kredit tersebut. Sebaiknya tingkat suku bunga tinggi tidak terjangkau oleh petani, sehingga petani tidak meminjam di lembaga kredit formal tersebut. Hal ini tentu saja merugikan lembaga kredit formal tersebut. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut tingkat suku bunga sedang memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.119. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut tingkat suku bunga kredit pada analisis conjoint :

Gambar 8. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Tingkat Suku Bunga Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

8. Biaya Administrasi

Biaya administrasi yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan biaya administrasi mahal. Mahal yaitu biaya administrasi dalam kredit mampu memberikan tambahan pendapatan dan keuntungan yang tinggi kepada lembaga kredit atau biaya administrasi tersebut sebesar > Rp. 5.000.000.

Biaya administrasi mahal lebih dipilih daripada biaya administrasi murah dan sedang karena dengan biaya administrasi yang mahal maka semakin banyak pendapatan yang diperoleh oleh lembaga kredit formal tersebut.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut biaya administrasi mahal memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.096. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut biaya administrasi kredit pada analisis conjoint :

Gambar 9. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Biaya Administrasi Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

55

9. Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Jangka waktu pengembalian kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan jangka waktu pengembalian kredit cepat. Jangka waktu pengembalian kredit cepat yaitu waktu yang disepakati oleh lembaga kredit dan petani untuk mengembalikan kredit di mana waktu tersebut dimulai dari ketika lembaga kredit mengeluarkan kredit sampai uang tersebut kembali kepada lembaga kredit membutuhkan waktu cepat atau sekitar <2 tahun.

Jangka waktu pengembalian kredit cepat lebih dipilih daripada jangka waktu karena semakin cepat uang tersebut dikembalikan oleh petani maka uang tersebut dapat diputarkan lagi untuk dipinjam oleh petani lainnya dan juga untuk mengurangi resiko uang tersebut tidak kembali.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut jangka waktu pengembalian kredit cepat memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074.

Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut jangka waktu pengembalian kredit pada analisis conjoint :

Gambar 10. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Jangka Waktu Pengembalian Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

10. Prosedur Cicilan Kredit

Prosedur cicilan kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan Prosedur cicilan kredit kaku. Prosedur cicilan kredit kaku yaitu kebijakan yang dikeluarkan lembaga kredit dimana petani membayar cicilan kredit kepada lembaga kredit harus mengikuti pola cicilan yang diinginkan lembaga kredit misalnya dibayar secara mingguan,bulanan dan harian.

Prosedur cicilan kredit kaku lebih dipilih karena prosedur cicilan tersebut sudah merupakan kebijakan yang dibuat oleh lembaga kredit pusat. Alasan lain adalah untuk mengurangi resiko karena dengan sistem pembayaran bulanan atau harian

57

maka resiko pertanian yang besar tersebut dapat ditekan. Selain itu sistem pembayaran cicilan harian atau bulanan lebih memudahkan perputaran uang dari kredit tersebut.

Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana pada atribut prosedur cicilan kredit kaku memiliki nilai kegunaan (utility values) terkecil diantara taraf yang lain yaitu sebesar -0.074. Berikut ini grafik nilai kegunaan atribut prosedur cicilan kredit pada analisis conjoint :

Gambar 11. Grafik Nilai Kegunaan Taraf Prosedur Cicilan Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

Dengan demikian kredit yang menjadi preferensi lembaga kredit formal yakni kredit dengan spesifikasi agunan surat tanah, prosedur peminjaman sedang, persyaratan peminjaman sedang, platform agunan sedang, tenggang waktu cepat, lokasi lembaga kredit dekat, tingkat suku bunga sedang, biaya administrasi mahal, jangka waktu pengembalian kredit cepat dan prosedur cicilan kredit kaku.

5.2 Urutan Atribut Kredit yang Paling Penting menurut Preferensi Lembaga Kredit Formal

Berdasarkan hasil analisis conjoint diketahui bahwa urutan atribut kredit yang paling penting menurut lembaga kredit formal dimulai dari agunan (54.547 %), prosedur pinjaman (6.896 %), tingkat suku bunga (6.314 %), jangka waktu pengembalian (5.897 %), lokasi lembaga kredit (5.692 %), prosedur cicilan (4.850 %), biaya administrasi (4.749 %), plafon kredit (4.370 %), persyaratan pinjaman (3.953 %), serta tenggang waktu (2.731 %).

Tabel 15. Nilai Kepentingan (importance values) Atribut Kredit Importance Values Agunan 54.547 Prosedur pinjaman 6.896 Persyaratan pinjaman 3.953 Plafon kredit 4.370 Tenggang waktu 2.731

Lokasi lembaga kredit 5.692

Tingkat suku bunga 6.314

Biaya administrasi 4.749

Jangka waktu pengembalian 5.897

Prosedur cicilan 4.850

Averaged Importance Score

Sumber : Analisis Data Primer, 2016

Terlihat bahwa atribut agunan memiliki nilai kepentingan tertinggi kemudian dibawahnya berturut – turut atribut prosedur pinjaman, tingkat suku bunga, jangka waktu pengembalian, lokasi lembaga kredit, prosedur cicilan, biaya administrasi, plafon kredit serta persyaratan pinjaman dan yang terakhir tenggang waktu. Hal ini menandakan bahwa lembaga kredit formal menganggap atribut agunan sebagai faktor yang terpenting dalam mengambil keputusan untuk

59

memberikan kredit sedangkan atribut yang tidak begitu penting dalam memberikan kredit ialah tenggang waktu. Berikut adalah grafik nilai kepentingan atribut lembaga kredit formal hasil analisis conjoint :

Gambar 12. Grafik Nilai Kepentingan Atribut Kredit Sumber : Analisis Data Primer, 2016

5.3. Tingkat Keakuratan Prediksi Model Hasil Analisis Conjoint

Untuk mengetahui tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint dapat dilihat melalui nilai korelasi Pearson’s R dan Kendall’s Tau.

Tabel 16. Nilai Korelasi Hasil Proses Conjoint Correlations(A) Value Sig. Pearson's R Kendall's Tau .999 .000 .894 .000

A Correlations Between Observed And Estimated Preferences Sumber : Analisis Data Primer, 2014

Uji Keakuratan (predictive accuracy):

H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau tidak ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual,

atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. Keterangan:

Jika Signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika Signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Pada Tabel 16. terlihat angka korelasi yang dihasilkan tinggi (di atas 0,5) baik pada nilai korelasi Pearson’s (0.999) maupun Kendall’s Tau (0,894) dan kedua korelasi tersebut adalah signifikan karena angka signifikansi keduanya di bawah 0,05.

Berdasarkan nilai signifikansi Pearson’s dan Kendall’s Tau yang sama – sama bernilai 0.000 dimana 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga interpretasinya adalah adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses

conjoint.maka dapat dikatakan bahwa proses conjoint yang menggunakan sampel

tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi lembaga kredit formal. Ini berarti bahwa kredit yang menjadi preferensi lembaga kredit formal sampel dapat menggambarkan preferensi lembaga kredit formal secara keseluruhan (populasi).

61

5.4. Perbandingan Preferensi Pemberian Kredit Antara Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

Perbandingan Preferensi Pemberian Kredit Antara Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dapat dilihat dengan membandingkan Preferensi Lembaga Kredit Formal yang diperoleh melalui analisis conjoint kemudian dibandingkan dengan Preferensi Lembaga Kredit Nonformal. Berikut ini hasil perbandingan Antara Lembaga Kredit Formal Dan Lembaga Kredit NonFormal di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

Tabel 17. Perbandingan Preferensi Lembaga Kredit Formal dan Lembaga Kredit Non Formal

No Atribut Lembaga Kredit Formal Lembaga Kredit Non Formal

1 Agunan Surat tanah Tanpa agunan

2 Prosedur Pinjaman sedang mudah 3 Persyaratan Pinjaman susah mudah

4 Plafon Kredit sedang kecil

5 Tenggang Waktu cepat cepat

6 Lokasi Dekat dekat

7 Tingkat Suku Bunga Sedang tinggi 8 Biaya Administrasi Mahal murah 9 Jangka Waktu Pengembalian Cepat cepat 10 Prosedur Cicilan Kredit Kaku kaku

Berdasarkan hasil penelitian maka perbandingan preferensi lembaga kredit formal dan lembaga kredit non formal ditinjau dari :

1. Agunan

Agunan yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan surat tanah. Sedangkan agunan yang menjadi pilihan lembaga kredit non formal ialah kredit dengan tanpa agunan. Artinya kredit yang diberikan tanpa agunan baik surat tanah maupun barang bergerak. Lembaga kredit nonformal memberikan kredit tanpa agunan karena lembaga kredit tersebut sudah melakukan survey terlebih dahulu kepada calon peminjam kredit sehingga sudah mengenal pendapatan, kemampuan membayar dari calon peminjam kredit dan sudah memperkirakan apabila gagal membayar kredit barang/harta apa yang dimiliki calon peminjam kredit untuk menggantikan kredit tersebut. Selain itu kredit tanpa agunan untuk mendapatkan calon peminjam kredit sebanyak mungkin.

2. Prosedur Pinjaman

Prosedur Peminjaman merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh kredit pertanian. Setiap lembaga kredit memiliki prosedur peminjaman yang berbeda-beda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Prosedur peminjaman tersebut harus dipenuhi oleh petani agar dapat memperoleh kredit dari lembaga tersebut. Prosedur Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan prosedur peminjaman sedang. Sedangkan prosedur peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan prosedur peminjaman mudah. Adapun yang dimaksud dengan prosedur peminjaman kredit mudah karena syarat meminjam kredit atau prosedur kredit

63

yang harus dipenuhi mempunyai syarat <5 syarat. Artinya syarat yang dipenuhi kurang dari 5 syarat wajib yaitu fotokopi KTP, Fotokopi kartu keluarga, fotokopi akta nikah, buku tabungan dan jaminan. Artinya ada syarat wajib yang tidak dipenuhi.

Prosedur peminjaman kredit mudah bagi lembaga kredit karena sedikit prosedur kredit yang harus dipenuhi dapat dikatakan prosedur kredit yang harus dipenuhi terdiri atas 0 syarat-4 syarat. Prosedur peminjaman kredit di lembaga kredit nonformal mudah bagi petani karena meminjam kredit berdasarkan asas kepercayaan yang dibangun berdasarkan intensitas hubungan dan citra yang muncul dalam masyarakat terhadap seseorang. Selain itu prosedur peminjaman mudah agar lebih banyak petani yang meminjam di lembaga tersebut karena petani tidak menyukai prosedur peminjaman yang rumit. Selain itu, meminjam di lembaga kredit non formal tidak memerlukan syarat dan uang langsung cair pada waktu itu juga.

3. Persyaratan Peminjaman

Persyaratan Peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan persyaratan peminjaman susah. Sedangkan persyaratan peminjaman yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan persyaratan peminjaman mudah. Mudah, yaitu Lembaga kredit tidak mewajibkan petani untuk menjadi anggota lembaga kredit tersebut.

Meminjam di lembaga kredit non formal tidak harus menjadi anggota karena lembaga kredit nonformal memberikan kredit sesuai kekayaan yang dimiliki oleh petani dan tidak akan memberikan melebihi kekayaan yang dimiliki oleh petani.

Selain itu persyaratan peminjaman mudah agar lebih banyak petani yang meminjam di lembaga tersebut karena petani tidak menyukai persyaratan peminjaman yang susah.

4. Plafon Kredit

Plafon Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit formal ialah kredit dengan platform kredit sedang. Plafon Kredit yang menjadi pilihan lembaga kredit nonformal ialah kredit dengan plafon kredit kecil. Kecil, yaitu plafon kredit kecil apabila dana yang dikeluarkan oleh lembaga kredit kepada petani dalam meminjam kredit memiliki tingkat resiko yang sedang atau jika dinyatakan dengan angka sebesar <Rp.100 juta. Karena resiko yang dihadapi lembaga kredit nonformal sangat besar sehingga lembaga kredit nonformal hanya berani dengan plafon kredit kecil.

Dokumen terkait