• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jala Tebar 1) Deskripsi

Dalam dokumen 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN (Halaman 37-43)

Jala tebar merupakan alat tangkap yang umum dan hampir dapat dijumpai dimana-mana. Bentuk jala seperti kerucut, terdiri dari bagian-bagian jaring yang sekaligus merupakan kantong, cincin pemberat yang terbuat dari timah yang dirangkai membentuk rantai dan yang diikat disekeliling mulut, dan tali yang diikat pada bagian ujung jala agar tidak terlepas pada saat jala dioperasikan (Subani dan Barus, 1989).

2) Konstruksi

Bagian-bagian dari jala tebar yaitu badan jaring, pemberat dan tali pengikat. Jala tebar yang dioperasikan di Kabupaten Subang mempunyai keliling 4 meter, tinggi 2,5 - 3 meter, dan dengan ukuran mata 1,5 meter. Konstruksi dari jala tebar dapat dilihat pada Gambar 29.

Gambar 29 Konstruksi jala tebar 3) Metode pengoperasian

Alat tangkap ini dirancang sedemikian rupa sehingga seakan-akan membentuk kantong di bagian dalam mulut jaring dan memerangkap ikan dan udang. Penangkapan dilakukan di daerah yang relatif dangkal (pantai) yang kedalamannya tidak melebihi tinggi dada si nelayan. Pada saat alat tangkap ini dioperasikan, jaring dilemparkan ditempat-tempat yang mungkin terdapat ikannya, kemudian pemberat akan menutup dan membuat mulut jaring seolah-olah menjadi kantong yang memerangkap ikan atau udang yang ada di dalamnya. Hasil tangkapan utama alat tangkap jala tebar ini adalah udang peci, udang PK. Adapun hasil tangkapan sampingannya adalah ikan belanak, bandeng, dan lain-lain.

4.3.3 Nelayan

Nelayan merupakan salah satu bagian penting dari unit penangkapan ikan. Dalam aktivitas penangkapan ikan mereka terjun langsung untuk melakukan penangkapan ikan. Usaha perikanan telah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Hal ini ditandai dengan jumlah RTP dan RTPB yang selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya, yaitu

antara tahun 1998 – 2001, yang berarti bahwa minat masyarakat pada sektor perikanan meningkat.

Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan, nelayan di Kabupaten Subang terbagi atas nelayan pemilik dan nelayan buruh. Jumlah total warga Desa Mayangan yang berprofesi sebagai sebagai nelayan tercatat sebanyak 184 orang. Dari jumlah tersebut terbagi lagi menjadi nelayan pemilik sebanyak 42 orang dan nelayan buruh sebanyak 142 orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi untuk kawasan Kecamatan Legonkulon. Data mengenai jumlah nelayan di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah nelayan di Kabupaten Subang

N

o Kecamatan/Desa Nelaya

n Nelayan Jumlah Persentase Pemilik Buruh (orang

) (%) A Kecamatan Blanakan

Desa Cilamaya Girang 24 132 156 4,55 Desa Rawameneng 57 124 181 5,28 Desa Blanakan 219 1.024 1243 36,37 Desa Muara Ciasem 146 735 881 25,71 Desa Tanjung Tiga 65 256 3321 9,37 B Kecamatan Legonkulon Desa Pangarengan 32 87 119 3,47 Desa Tegalurung 28 102 130 3,79 Desa Mayangan 42 142 184 5,37 Desa Legonwetan 16 78 94 2,74 Desa Anggasari 8 51 59 1,72 C Kecamatan Pusakanagara Desa Patimban 8 51 59 1,72 Jumlah 649 2778 3427 100

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang, 2003 4.4 Potensi dan Produksi Perikanan

Kabupaten Subang memiliki potensi perikanan yang cukup besar, baik untuk perikanan darat maupun perikanan lautnya. Perairan laut Kabupaten Subang

mencapai 68 km terdapat di wilayah pantura (pantai utara Jawa) dengan laut yang dapat dimanfaatkan seluas 4 mil dari garis pantai ke arah laut. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang tahun 2003, Kabupaten Subang memiliki potensi areal penangkapan di perairan umum yang cukup luas, yaitu sungai yang melewati 17 kecamatan dengan panjang 714 km dan jumlah situ sebanyak 25 lokasi yang berada di 15 kecamatan dengan luas area 231,9 km2, dan rawa yang terdapat di 3 kecamatan dengan luas area 12,6 km2. Untuk budidaya, luas tambak 10.000 Ha dan yang baru dimanfaatkan 8.254,28 Ha, kolam air tenang 900 Ha, kolam pembenihan 33,07 Ha, kolam air deras 372 unit dan sawah untuk mina padi 13.000 Ha yang baru dimanfaatkan 7.050 Ha (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang, 2003). Potensi perikanan di Kabupaten Subang secara lebih rinci disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Potensi perikanan Kabupaten Subang Tahun 2003

Jenis Kegiatan Perikanan Potensi Pemanfaatan Penangkapan Laut Sungai Situ Rawa Budidaya Tambak

Kolam Air Tenang (KAT) Kolam Pembenihan Kolam Air Deras (KAD) Sawah Minapadi

Kolam Ikan Hias

Jalur I, II dan III 714 km 231,9 Ha 12,6 Ha 10.000 Ha 900 Ha 33,07 Ha 511 unit 13.000 Ha 5 Ha Jalur I, II dan sebagian jalur III Belum dimanfaatkan secara optimal (dikelola sederhana) 8.254,28 Ha 689 Ha 20,2 Ha 372 Unit 7.050 Ha 1,2 Ha Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang tahun 2003 Kabupaten Subang memiliki nilai produksi perikanan yang cukup besar, hal ini sebanding dengan potensi perikanan yang dimilikinya. Pada tahun 2006 sampai 2008 nilai produksi mengalami peningkatan secara signifikan. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya usaha intensifikasi dan ekstensifikasi di sektor perikanan dan kelautan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Subang. Setiap tahunnya produksi perikanan mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan rata-rata produksi perikanan tahun 2006-2008 sebesar 55,5 %. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya armada kapal dan alat tangkap yang ada di Kabupaten Subang. Data perkembangan nilai produksi perikanan di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 7.

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang Tahun 2008

Produksi perikanan tiap daerah di Kabupaten Subang memiliki produktivitas yang berbeda khususnya pada empat kecamatan yang terletak dekat pesisir. Produksi perikanan terbesar pada tahun 2007 terdapat pada Desa Blanakan Kecamatan Blanakan dengan nilai produksi sebesar 10.124,50 ton/tahun. Adapun Desa Mayangan memiliki produksi terbesar pada Kecamatan Legonkulon dengan nilai produksi sebesar 650,15 ton/tahun (Tabel 8).

Jenis Usaha

Produksi

(Ton) Rata-rata (%) Peningkatan 2006 2007 2008 Penangkapan 1. Laut 2. Perairan Umum Budidaya 1. Tambak

2. Kolam air tenang 3. Sawah

4. Kolam air deras

18.308,0 17.753,5 554,5 18.273,9 9.940,7 4.406,3 3.407,8 519,1 18.451,9 17.914,1 537,8 18.658,5 9.947,6 4.827,5 2.895,3 998,1 19.647,5 19.097,4 550,0 19.698,9 10.089,9 5.591,6 3.311,7 705,7 3.6 3.7 -0.4 3.9 0.8 12.7 -0.4 31.5 Total 36.581,9 37.110,4 39.346,3 55.5

Tabel 8 Produksi Ikan Laut Kabupaten Subang Tahun 2007 No Kecamatan / Kabupaten

(Terletak di Pesisir)

Hasil Ikan Laut (Ton) I KECAMATAN BLANAKAN 1. Cilamaya Girang 2. Rawa Meneung 3. Blanakan 4. Muara 5. Tanjung Tiga 6. Langensari 7. Jayamukti 427,60 315,20 10.124,50 4.015,20 251,30 tidak ada data tidak ada data II KECAMATAN LEGON KULON

1. Pangarengan 2. Tegalurung 3. Mayangan 4. Legon Wetan 5. Legon Kulon 372,50 129,25 650,15 tidak ada data tidak ada data III KECAMATAN SUKASARI

1.

Sukamaju

2.

Batangsari

3.

Anggasari

tidak ada data tidak ada data tidak ada data IV KECAMATAN PUSAKANAGARA

1. Patimban 1.628,40

Jumlah 17.914,10

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang Tahun 2007

4.5 Musim dan Daerah Penangkapan

Kabupaten Subang dipengaruhi oleh angin muson yang mengakibatkan dua musim, yaitu Musim Barat dan Musim Timur dengan kecepatan angin rata-rata 3 – 6 m/det. Pada saat Musim Barat, pergerakan arus umumnya menuju kea rah timur atau arus timur dengan kecepatan berkisar antara 3 – 14 mil/hari. Adapun Musim Timur bergerak sebaliknya, yaitu menuju arah barat dengan kecepatan antara 1 – 13 mil/hari.

Nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Subang menentukan daerah penangkapan ikan umumnya berdasarkan kebiasaan atau pengalaman nelayan yang melakukan trip sebelumnya. Apabila hasil tangkapan pada trip sebelumnya banyak, maka nelayan akan melakukan kegiatan penangkapan pada fishing

ground yang sama. Sebaliknya, nelayan akan mencari daerah penangkapan yang

baru apabila hasil tangkapan pada trip sebelumnya sedikit. Daerah penangkapan ikan nelayan pesisir Kabupaten Subang tersebar di sekitar Utara Laut Jawa.

Dalam dokumen 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN (Halaman 37-43)

Dokumen terkait