• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.10. Prasarana Jalan

2.10.1. Jalur Lalu Lintas

Jalur lalu lintas disebut juga dengan travelled way atau carringe way adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas kendaraan yang terdiri atas beberapa jalur (line) kendaraan.

Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan untuk dilewati oleh satu rangkaian beroda empat atau lebih dalam satu arah. Jumlah lajur minimal untuk jalan 2 arah adalah 2 lajur yang disebut jalan dua lajur dua arah, sedangkan untuk jalan satu arah minimal terdiri dari satu lajur lalu lintas. Jumlah jalur yang dibutuhkan sangat tergantung pada volume lalu lintas yang akan memakai jalan tersebut dan tingkat pelayanan yang diharapkan.

2.10.2. Median

Median adalah suatu jalur yang memisahkan dua jalur lalu lintas yang berlawanan arah. Untuk jalan yang memiliki empat lajur atau lebih pada lalu lintas dua arah diperlukan median.

Fungsi median :

▪ Menyediakan daerah netral yang diperlukan bagi kendaraan dalam keadaan bahaya agar dapat mengontrol kendaraannya,

▪ Menyediakan ruang untuk berputar pada arah yang berlawanan (U-turn), ▪ Menyediakan ruang untuk perlindungan bagi pejalan kaki,

▪ Mengurangi silaunya sinar lampu dari kandaraan yang berlawanan arah, ▪ Memberikan kenyamanan bagi kendaran dalam hal kebebasan samping.

Median serta batas-batasnya harus nyata oleh setiap mata pengemudi baik siang maupun malam hari dan segala cuaca. Lebar median bervariasi antara 1,0 sampai dengan 1,2 meter, lebar median sampai 5 meter sebaiknya ditinggikan. Semakin lebar median semakin baik, namun tidak ekonomis

2.11. TCT ( TRAFFIC CONFLICT TECNIQUE )

TCT merupakan metode untuk meningkatkan keselamatan penggunakan jalan dengan menggunakan / menganalisa tentang terjadinya konflik. Metode ini untuk mengobservasi, dimana kecelakaan yang hampir terjadi ( near-accident ) didata dan digunakan untuk memperkirakan kecelakan dan untuk mempelajari kejadian penyebab kecelakaan. Inti dari TCT adalah untuk mengidentifikasi dan mendata ”konflik-konflik serius” dengan bantuan survey. Setiap kejadian dapat dikarakteristikan menurut tabrakan yang hampir terjadi.

Berdasarkan metode TCT ini maka dapat diketahui kecelakaan dari : 1. Pengendara

Kelemahan dari analisa kecelakaan dapat dikaitkan dengan analisa perilaku penggunaan jhalan. Hubungan antara kecelakaan dengan perilaku penggunaan jalan merupakan informasi penting dalam meningkatkan keselamatan. Traffic Conflict Technique ( TCT ) menggunakan hubungan antara perilaku dengan kecelakaan. Dari sisi perilaku dilakukan monitoring dan klasifikasi perilaku apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik serius. Disisi kecelakaan dilakukan identifikasi terhadap kejadian hampir kecelakaan yang berhubungan dekat dengan kecelakaan.

2. Kendaraan

Kendaraan merupakan sarana angkutan yang penting dalam kehidupan modern ini, karena dapat membantu manusia dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya serta memudahkan manusia dalam mencapai tujuannya dengan cepat, selamat dan hemat dan sekaligus menunjang nilai aman dan nyaman.

Kendaraan harus siap pakai, oleh sebab itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik.

Dengan pemelihara kendaraan tersebut diharapkan dapat :

 Mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas

 Mengurangi jumlah kecelakaan pada pemakaian jalan lainnya 2.12. Kajian Terdahulu

TCT merupakan metode untuk meningkatkan keselamatan penguna jalan dengan menggunakan/menganalisa tentang terjadinya konflik. Metode ini untuk mengobservasi, dimana kecelakaan yang hampir terjadi (near-acciden) didata dan digunakan untuk memperkirakan kecelakaan dan untuk mempelajari kejadian penyebab kecelakaan. Inti dari TCT adalah untuk mengidentifikasikan dan mendata “konflik-konflik serius” dengan bantun survey. Setiap kejadian dapat dikarakteristikkan menurut tabrakan yang hampir terjadi.

Penganalisaan konflik berarti juga penganalisaan kecelakaan. Perbedaan yang utama adalah lebih mengutamakan kejadian yang mengawali terjadinya konflik, sehingga harus diobservasi secara langsung oleh surveyor. “Konflik serius” menunjukan batas antara prilaku yang biasa (umum) dengan perilaku yang buruk

perangkat penting untuk mengurangi kecelakaan dengan cara memprediksikan resiko kecelakaan, pembentukan pribadi pengemudi dan peningkatan efektifitas dari solusi-solusi yang telah ada.

Kajian terdahulu membahas Analisis Potensi Kecelakaan dengan TCT (Traffic Conflict Tehnique) dan Penayangannya dengan lokasi ruas jalan tersebut. Dari hasil pembahasan kajian terdahulu dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penentuan titik pengamatan dapat diasumsikan / ditentukan berdasarkan data kecelakaan yang telah terekam. Dimana dalam pembahasan tugas akhir ini terlihat jelas bahwa yang berpeluang besar terjadinya banyak kecelakaan disebabkan karena terlalu banyaknya kendaraan yang melakukan percepatan baik dari luar jalan maupun dari dalam jalan.

2. Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai penilaian untuk di perhatikan dengan mengunakan metode TCT (Traffic Conflict Technique) yang berkaitan dengan analisa kecelakaan diantaranya:

a. Pengereman/perlambatan b. Percepatan (acceleration), dan c. Menyiap (swerving)

Tetapi dengan memantau setiap segmen ( dengan panjang persegmen 15-30 meter ) sepanjang ruas jalan tesebut, kita akan mendapatkan titik-titik dimana titik tersebut berpotensi tinggi untuk terjadi kecelakaan walaupun belum ada catatan tentang kecelakaan pada titik tersebut.

3. Sehingga penerapan solusi yang diberikan dengan mengunakan metode TCT (Traffic Conflict Technique) untuk ruas jalan KH. Hasim Ashari Ciledug Raya Tangerang, berdasarkan pengamatan adalah:

a. Pembuatan U-Turn (perputaran)

b. Pembuatan garis putus-putus dan garis lurus tidak terputus untuk zona larangan menyiap

c. Pembuatan median secara fisik (bukan sekedar cat) d. Pembuatan prewarning (garis kewaspadaan), dan e. Pembuatan zebra cross untuk pejalan kaki.

Kajian terdahulu yang diambil dari survey tersebut belum sempurna untuk dapat dipakai sebagai rekomendasi dilapangan karena segmen yang diamati kurang mempresentasikan ruas jalan tersebut secara utuh. Dengan kata lain hasil ini menunjukan bahwa metode TCT (Traffic Conflict Technique) dapat dipakai untuk meningkatkan program keselamatan lalu lintas, karena dengan metode TCT dapat terlihat titik-titik pada ruas jalan yang berpotensi terjadinya kecelakaan yang selama ini tidak terdeteksi bila hanya menggunakan data-data kecelakaan yang telah terjadi. Tetapi sebagai analisa akademis survey yang dilakukan dalam skripsi ini telah mencukupi.

Dokumen terkait